Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ANALISIS KUALITAS TANAH

Di Susun Oleh :

Kelompok 7

Nama Kelompok:

Wepiles Weya

Alichia Aprilia

Sarlota Y Arim

Darwince Yeimo

Ria D Rumaikewi

Immanuela Kaisiri
DAFTAR ISI

1.1. Bab I PENDAHULUAN………………………………………………………

1.2. Latar belakang………………………………………………………………...

1.3. Rumusan Masalah…………………………………………………………….

2.1. Bab II……………………………………………………………………………

2.1. Pembahasan…………………………………………………………………..

3.1. Bab III PENUTUP………………………………………………………………

3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………

3.2. Saran…………………………………………………………………………..

3.3. Daftar Pustaka…………………………………………………………………


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Tanah yang sehat dan subur sangat menentukan dalam keberhasilan usahatani
untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi (Gardner et al. 1999) dengan input
usahatani yang relatif rendah. Peran penting tanah sebagai faktor

produksi diantaranya sebagai media tumbuh perakaran dan penyedia unsur hara
bagi tanaman. Selainberfungsi sebagai faktor produksi, tanah juga berperan penting
dalam meningkatkan dan menjaga kualitas lingkungan baik di tingkat lokal
maupun di tingkat global melalui kemampuan tanah menyaring bahan-bahan
pencemar sehingga sumber air tidak tercemar,mengontrol pelepasan air ke badan-
badan air seperti sungai atau danau, dan menyimpan karbon untuk mengurangi
emisi gas rumah kaca (Adhikari dan Hartemink 2016). Dengan fungsinya yang
sangat kompleks dan multi dimensi tersebut, maka berbagai bentuk kerusakan
tanah/lahan sebagai akibat dari pengelolaan yang kurang bijaksana akan
berdampak pada merosotnya kualitas tanah dan hilangnya sebagaian besar fungsi
tersebut.Kegiatan penambangan, terutama penambangan terbuka (open pit mining),
mengupas tubuh tanah sampai pada kedalaman puluhan meter untuk mendapatkan

bahan mineral yang diinginkan. Kegiatan pengupasan ini menyebabkan


tercampurnya bahan batuan overburden dengan tanah pucuk (top soil)
menghasilkan hamparan tanah yang mempunyai kandungan bahan organik sangat
rendah, retensi air dan unsur hara sangat rendah, kandungan unsur-unsur yang
bersifat toksik tinggi, dan tidak berstruktur (Mulyanto 2008).Widiatmaka et al.
(2010) melaporkan bahwa pada wilayah bekas penambahan nikel, horizon
permukaan didominasi oleh overburden yang bukan tanah melainkan batuan induk
yang tidak berstruktur dan kandungan debu dan liat yang tinggi (>40%), basa-basa
didominasi oleh Mg, sedangkan Ca, Na, dan K tergolong rendah. Sedangkan pada
wilayah bekas penambangan batubara umumnya dijumpai tanah yang sangat
heterogen, porositas tanah rendah, peka erosi dan kesuburan tanah rendah jika
dibandingkan dengan tanah disekitarnya yang belum ditambang (Munawar
1999).Dampak lanjutan dari kegiatan penambangan, jika tidak dilakukan upaya
reklamasi, adalah erosi tanah, polusi air dan udara, keracunan, kehilangan potensi
sumberdaya hayati, dan kehilangan potensi ekonomi (Wong 2003, Sheoran et al.
2008). Kegiatan reklamasi diperlukan untuk mengembalikan kondisi lahan/tanah
mendekati kondisi seperti sebelum kegiatan penambangan. Secara umum, kegiatan
reklamasi meliputi penutupan lubang bekas galian, pegembalikan horizon A dan B,
perataan, dan penanaman. Lahan bekas penambangan yang sudah direklamasi
umumnya dicirikan oleh kesuburan tanah dan kandungan bahan organik yang
rendah, masalah pemadatan tanah, struktur tanah yang masif, perakaran dangkal,
retensi air rendah dan kemasaman tanah yang tinggi (Akala dan Lal 2001,
Haridjaja 1995, McSweeney dan Jansen 1984). Dengan demikian meskipun sudah
dilakukan upaya reklamasi, kualitas tanah pada daerah bekas penambangan masih
tergolong rendah untuk pertumbuhan tanaman dibanding sebelum penambangan.
Intensitas dampak penambangan terhadap kualitas tanah dan lingkungan sekitar
bervariasi tergantung jenis mineral yang ditambang, kemampuan lingkungan
sekitar dalam mengabsorbsi perubahan tersebut, bentuk lahan dan skala
penambangan. Evaluasi terhadap kualitas tanah sebagai akibat kegiatan
penambangan di suatu daerah dilakukan untuk mengetahui intensitas perubahan
sifat-sifat tanah yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan

tanaman. Hasil evaluasi kualitas tanah pasca penambangan tidak hanya berguna
untuk mengetahui kondisi eksisting sifat-sifat tanah yang dievaluasi, tapi dapat
juga dimanfaatkan sebagai dasar untuk merumuskan kebijakan yang berkaitan
dengan rencana pengguna lahan.
1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam masalah ini adalah:

a. Apa Pengertian Lingkungan Tanah


b. Perbedaan Tanah subur dan tercemar
c. Fungsi Tanah, Kualitas dan Kesehatan Tanah
d. Paramater Lingkungan Tanah
e. Pencemaran Tanah
f. Metode dan Alat Sampling Tanah

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Tanah
Dalam kehidupan sehari-hari tanah diartikan sebagai wilayah darat yang dapat
digunakan sebagai tempat berbagai usaha pertanian, peternakan, perumahan dan
sebagainya. Sedangkan dalam bidang pertanian, tanah diartikan sebagai media
tumbuh tanaman. Tanah secara ilmiah didefinisikan sebagai lapisan kerak bumi
paling atas yang merupakan hasil pelapukan bumi oleh angin, hujan dan matahari.
Menurut Hardjowigeno (1995) menyebutkan bahwa tanah adalah kumpulan dari
benda alam di permukaan bumi yang tersusun horizon dan terdiri dari campuran
bahan-bahan mineral, bahan organik, air dan udara yang merupakan media bagi
tumbuhnya tanaman.Tanah sebagai sumber daya pertanian mempunyai dua fungsi
yaitu sebagai unsur hara bagi tanaman dan sebagai tempat berpegangnya akar,
penyimpanan air tanah, dan tempat bertambahnya unsur hara dan air. Apabila
fungsi-fungsi tersebut menurun atau hilang, maka disebut sebagai kerusakan atau
degradasi tanah. Pencemaran yang terjadi dan masuk ke dalam tanah akan
mengakibatkan penurunan kualitas tanah. Parameter penggunaan tanah untuk
pertanian, perkebunan dan kehutanan yang berpengaruh yaitu :

1. Faktor fisik dan kimia tanah, meliputi : tekstur, kedalaman efektif,


permeabilitas,tebal gambut (untuk tanah gambut), batuan permukaan, drainase,
lereng, pH, salinitas, kedalaman lapisan, kandungan unsur-unsur dalam tanah dan
prosentase sodium yang dapat dipertukarkan dengan unsur lain.

2. Faktor penggunaan lahan, meliputi : persawahan, tanaman semusim,


tanamantahunan, hutan, padang pengembalaan dan lain-lain.3. Faktor iklim,
meliputi curah hujan dan ketinggian tempat.

B.Perbedaan Tanah Subur dan Tercemar

Kesuburan Tanah
Tanah yang subur adalah tanah memiliki sifat fisik, kimia dan biologis yang
mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman, karena adanya beragam
kandungan dalam tanah. Kesuburan tanah dapat dilihat dari berbagai ciri yang
nampak, serta menggunakan alat pengukur kesuburan tanah untuk menganalisa
kondisi tanah.

Ciri-Ciri Tanah Subur

 Kandungan hara tinggi


 Kadar pH netral
 Tekstur lempung
 Organisme tanah ( keberadaan cacing)
 Cocok Untuk berbagai tanaman

Sedangkan ciri ciri tanah yang tidak subur :

 Sedikit vegetasi
 pH asam atau basa
 Sedikit organisme tanah
 Rendah humus
 Tekstur keras

C.Fungsi tanah,kualitas dan kesehatan Tanah


1.Fungsi tanah

Tanah merupakan sumberdaya alam utama,tidak hanya untuk keperluan pertanian


tetapi jugauntuk berbagai aspek kebutuhan mahluk hidup lainnya

(Cihacek et al. 1996, Scott 2000). Peran multifungsi tanah digambarkan sebagai

(1) media berjangkarnya akar tanaman,

(2) penyedia kebutuhan esensial bagi keberlanjutan produksi tanaman seperti air,
hara, dan

oksigen,

(3) media berkembang biaknya organisme

tanah,

(4) pegatur siklus hidrologi dan mineral/hara

yang juga berdampak pada perubahan iklim global,

(5)detoksifikasi zat-zat organik dan an-organik sehingga

terjadi pemurnian air tanah, dan

(6) pengendalian erositanah (Contanza et al. 1992, Bastida et al. 2006, Rachman et
al. 2008).

Agus dan Husen (2005) mengelompokkan 6 fungsi pertanian yang berkaitan


langsung dengan tanah itu sendiri yaitu

(1) mitigasi banjir,

(2) pengendali erosi dan siltasi,

(3) penampung sampah organik,

(4) penyejuk dan pembersih udara,

(5)penambat karbon, dan

II.Kualitas Tanah dan kesehatan tanah


Kualitas tanah dapat didefinisikan sebagai “the

capacity of a specific kind of soil to function, within natural or

managed ecosystem boundaries, to sustain plant and animal

productivity, maintain or enhance water and air quality, and

support human health and habitation” (Doran dan Parkin

1994, Karlen et al. 1997, Arshad dan Martin 2002) yang

diterjemahkan secara bebas sebagai kemampuan suatu

tanah untuk berfungsi, dalam batas ekosistem alami

atau diolah, dalam mempertahankan produktivitas

tanaman dan hewan, memelihara dan meningkatkan

kualitas air dan udara, dan menunjang kesehatan

manusia dan lingkungannya. Dengan demikian kualitas

tanah merupakan fungsi dari faktor-faktor produksi,

lingkungan (kualitas air permukaan dan bawah tanah),

dan kesehatan (kualitas produk hasil panen) yang dapat

dapat digambarkan dengan persamaan sebagai berikut:

SQ = f (FP, AP, AT, HP) ........................................ (1)

dimana:

SQ = indeks kualitas tanah

FP = faktor produksi

AP = kualitas air permukaan

AT = kualitas air tanah

HP = kualitas hasil panen


Dari definisi tersebut terdapat 3 fungsi utama tanah yang dapat menjadi indikator
kualitas tanah secara umum yaitu fungsi produksi, lingkungan dan kesehatan.
Keterkaitan ketiga fungsi tersebut diilustrasikan pada Gambar 1 (Harris et al.
1996).Doran et al. (1996) menggambarkan tiga cara bagai-mana tanah secara
langsung mempengaruhi kualitas lingkungan, pertumbuhan tanaman dan kesehatan

hewan dan manusia.

Cara pertama adalah terdapatnya bahan beracun seperti logam-logam berat dengan

konsentrasi tinggi dalam tanah yang dapat langsung mempengaruhi kualitas air,
meracuni tanaman, hewan, dan/atau manusia. Konsentrasi bahan beracun ini
melebihi kemampuan tanah dalam menyaring atau mengadsorbsi sehingga menjadi
bebas atau tidak terikat oleh partikel tanah. Terdapatnya logam berat atau bahan
beracun lainnya dalam konsentrasi tinggi dalam tanah dapat terjadi karena aktivitas
manusia (anthropomorphic event) seperti kegiatan penambangan atau karena
proses geologi.

Cara kedua adalah tanah berfungsi sebagai penyaring berbagai bahan polutan dari
air yang melewati profil tanah, sehinggga air yang dimanfaatkan oleh hewan dan
manusia terbebas dari polutan yang berbahaya. Dalam proses penyaringan ini,
tanah berfungsi sebagai agen pengikat yang mengadsobsi bahan-bahan kimia,
khususnya kation, dari air yang melewati profil tanah sebelum menjadi air tanah.

Cara ketiga adalah tanah menyediakan media tumbuh yang mengandung unsur
hara bagi pertumbuhan tanaman. Tanah yang baik dan sehat adalah tanah yang
menyediakan unsur hara esensial maupun non-esensial dalam jumlah yang
optimum dan seimbang bagi tanaman sehingga hasil tanaman optimal dan sehat.

D.Parameter Lingkungan Tanah


Tanah adalah suatu benda padat berdimensi tiga terdiri dari panjang lebar dalam
yang merupakan bagian dari kulit bumi. Kata tanah seperti banyak kata umumnya
mempunyai beberapa pengertian. Pengertian tradisional, tanah adalah medium
alami untuk pertumbuhan tanaman dan merupakan daratan. Pengertian lain, tanah
berguna sebagai pendukung pondasi bangunan dan sebagai bahan bangunan itu
sendiri, seperti batu bata, paving blok. Faktor yang mempengaruhi daya dukung
tanah antara lain : jenis tanah, tingkat kepadatan, kadar air, dan lainlain. Tingkat
kepadatan tanah dinyatakan dalam presentase berat volume (γd) terhadap berat
volume kering maksimum (γdmaks). (Afrenia, 2014).Tanah terdiri dari tiga fase
elemen, yaitu butiran padat (solid), air dan udara, seperti yang ditunjukkan

Gambar 2.1.

memperlihatkan elemen tanah yang mempunyai volume (V) dan berat total (W).
Berikut hubungan volume-berat : V = Vs + Vv = Vs + Vw + VaVv = Vw + Va
Keterangan : Vs = Volume butiran padat Vw = Volume air 7 8 Va = Volume udara
Vv = Volume pori Apabila udara dianggap tidak mempunyai berat, maka total
berat total dari contoh tanah dapat dinyatakan dengan : W = Ws + Ww Dengan :
Ws = berat butiran padat Ww = Berat air Adapun data parameter tanah didapatkan
dari hasil pengujian laboratorium maupun dari hasil interpolasi data-data tanah
yang sudah ada. Hasil dari parameter tanah inilah yang menjadi masukan untuk
pengukuran dan anlisa selanjutnya.

E.Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah kondisi ketika tanah kehilangan komponen yang berguna
akibat bertumpuknya zat-zat berbahaya yang mengakibatkan turunnya kesuburan
tanah. Artinya, tanah yang telah tercemar tidak dapat lagi digunakan sebagai media
tanam karena telah kehilangan unsur-unsur penting untuk menutrisi tanaman.

Sebenarnya ada dua faktor yang menyebabkan mengapa tanah mengalami


pencemaran. Pertama, yang diakibatkan oleh manusia itu sendiri dan bisa juga
alam menjadi penyebabnya.

Memang, penyebab yang manusia lakukan juga bisa terbagi ke dalam dua hal,
yaitu sengaja atau tidak disengaja. Pencemaran yang manusia lakukan kita kenal
dengan sebutan antropogenik.

Ketika para petani terlalu banyak menggunakan pestisida, hal ini juga dapat
mencemari tanah. Selain itu, berbagai kegiatan industri (tekstil, obat-obatan,
minyak bumi, dll), emisi radioaktif (Radium, Thorium, Uranium, dll), limbah
rumah tangga, dapat mencemari tanah dengan kandungan zat kimia yang beracun.

Hal-hal seperti ketidaksengajaan atas kebocoran bahan kimia, kegiatan


pengecoran, pertambangan, konstruksi, kegiatan transportasi, hingga kegiatan
pembuangan limbah kimia oleh berbagai pihak juga menjadi penyebab mengapa
pencemaran tanah terjadi.Biasanya, penyebab pencemaran tanah terjadi akibat ulah
manusia karena cara pembuangan limbah yang tidak tepat.Sebenarnya, tempat-
tempat konstruksi pada perkotaan merupakan wilayah yang memiliki potensi
pencemaran tanah cukup besar. Hampir semua bahan kimia yang ada pada tempat
konstruksi memiliki potensi untuk mencemari tanah.Sedangkan, dalam kasus
pencemaran tanah yang terjadi karena adanya proses alam biasanya disebabkan
karena lingkungan tanah yang memiliki kompleksitas.

F.Metode dan Alat Sampling


Teknik Pengambilan Sampel Tanah

Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji


tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur
kadar hara,menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk
penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun,
hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal
yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan cara benar. Oleh karena itu
pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji
tanah. Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum
tanam namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan
tanah saat pengambilan sampel tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi
kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup
untuk pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan sawah sebaiknya
diambil pada kondisi basah.

A. Peralatan untuk pengambilan contoh sampel tanah

1. Alat untuk mengambil contoh tanah seperti bor tanah (auger, tabung), cangkul,

sekop.

2. Alat untuk membersihkan bor, cangkul dan sekop seperti pisau dan sendok tanah

untuk mencampur atau mengaduk

3. Ember plastic untuk mengaduk kumpulan contoh tanah individu

4. Kantong plastic agak tebal yang dapat memuat 1 kg tanah, dan kantong plastic

untuk label.

5. Kertas manila karton untuk label dan benang kasur untuk mengikat label luar

6. Spidol (water proof) untuk menulis isi label

7. Lembaran informasi contoh tanah yang diambil.

Hal- hal yang perlu diperhatikan :


1. Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah
tererosi

sekitar rumah dan jalan, bekas pembakaran sampah/ sisa tanaman/ jerami, bekas

penimbunan pupuk, kapur dan bahan organic, dan bekas penggembalaan ternak.

2. Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumput-

rumputan, sisa tanaman, bahyan organic/ serasah, dan batu- batuan atau kerikil.

3. Alat- alat yang digunakan bersih dari kotoran- kotoran dan tidak berkarat.
Kantong

plastic yang digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah dipakai untuk

keperluan lain.

B. Cara Pengambilan contoh Sampel Tanah

1. Sampel Sesaat (Grab Sample) : Sampel yng diambil secara langsung dr badan

tanah yang sedang dipantau. Sampel ini hanya menggambarkan karakteritik

tanah pada saat pengambilan sampel.

2. Sampel komposit (Compsite sample) : Sampel campuran dari beberapa waktu

pengambilan. Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan secara manual

ataupun secara otomatis dgn menggunakan peralatan yang dapat mengambil air

pada waktu-waktu tertentu. Pengambilan sampel scara otomatis hanya dilakukan

jika ingi mengetahui gambaran tentang karakteristik kualitas tanah secara terus-

menerus

3. Sampel gabungan tempat (integrated sample) : sampel gabungan yang diambil

secara terpisah dari beberpa tempat, dengan volume yang sama. Selain itu ada

juga satu metode yang biasa digunakan dalam pengammbilan sampel penelitian
yaitu:

4. Automatic Sampling (Pengambilan Contoh Otomatis), Cara ini dikembangkan

untuk memenuhi program pengamatan kualias sampel secara penyeluruh.

Peralatan memerlukan bangunan khusus dengan penampungan dan pemeliharaan

yang baik alat mengambil contoh otomatis biasanya bekerja dalam 24 jam.

Hal- hal yang perlu diperhatikan :

 Contoh tanah yang diambil dapat berbentuk contoh tanah terganggu (disturb

soil samples)

 Contoh tanah utuh atau tidak terganggu (undisturb soil samples).

 Contoh tanah utuh biasanya diperlukan untuk analisis sifat fisik tanah (bobot isi,

porisitas dan permeabilitas tanah), sedangkan contoh tanah terganggu diperlukan

untuk analisis sifat kimia tanah dan sifat fisik tanah lainnya (tekstur, kadar air

tanah/pF).

 Pengambilan contoh tanah utuh (undisturb soil samples) harus menggunakan

“ring samples”, sedangkan contoh tanah terganggu dapat diambil dengan

menggunakan alat cangkul, sekop, atau auger (bor tanah).


BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

1. Peran tanah sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan

memiliki tanah manusia dapat melakukan berbagai aktivitas yang

menunjang kelangsungan hidupnya dalam masyarakat. Negara Indonesia

sebagai negara kesejahteraan berperan untuk mengelola tanah-tanah yang

ada di Indonesia, melalui kebijakan yang dapat memberikan jaminan

kepada masyarakat untuk dapat memanfaatkan tanahnya yang diwujudkan

dengan diterbitkannya UUPA. Dalam hal tanah sudah diterbitkan sertipikat,

secara sah atas nama pembeli yang memperoleh tanah tersebut dengan

iktikad baik, maka terdapat jaminan kepastian hukum mengenai status hak

yang didaftarkan, kepastian mengenai subjek hak dan kepastian objek hak

yang didaftarkan. Di dalam sertipikat terdapat data yuridis dan data fisik,

dalam data yuridis menunjukkan mengenai pemegang hak atas tanah dan

hak atas tanah yang didaftar, sedangkan data fisik menunjukkan mengenai

lokasi tanah, luas tanah dan batas tanah, sehingga bagi pihak yang memiliki

sertipikat telah memperoleh kepastian hukum karena menurut Pasal 32 PP

Nomor 24 Tahun 1997 menyebutkan bagi pihak yang tercantum di dalam

sertipikat selama jangka waktu 5 tahun tidak ada menyangkal mengenai

data fisik dan data yuridisnya maka akan dilindungi oleh hukum.

2. Proses peralihan hak atas dapat dilakukan melalui jual beli. Di dalam jual

beli terdapat 2 pihak yaitu pihak penjual dan juga pihak pembeli, pihak penjual
memiliki kewajiban untuk menyerahkan sebidang tanah dan berhak

untuk menerima sejumlah uang, sedangkan bagi pihak pembeli berhak


untuk memperoleh sebidang tanah dan memiliki kewajiban untuk

menyerahkan sejumlah uang. Pembeli yang beriktikad baik harus

dilindungi oleh hukum karena yang pertama ia telah mematuhi persyaratan

dan tata cara yang telah diatur di dalam Undang-Undang, yang kedua telah

melakukan pendaftaran hak atas tanahnya kepada BPN RI, dan yang ketiga

ia telah membayar lunas atas sebidang tanah yang ia beli, sehingga pihak

penjual tidak dirugikan, berdasarkan hal tersebut sudah selayaknya bagi

pihak pembeli yang beriktikad baik untuk memperoleh perlindungan

hukum untuk melaksanakan haknya dalam kapasitasnya sebagai subjek

hukum, berdasarkan Pasal 32 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997

yang menyatakan bahwa pembeli yang beriktikad baik dilindungi oleh

hukum selama tidak ada yang membantah mengenai data yuridis dan data

fisik yang tercantum di dalam sertipikat selama jangka waktu 5 tahun.

B. Saran

1. Pemerintah mensosialisasikan mengenai pentingnya kepemilikan sertipikat

hak atas tanah kepada masyarakat karena keberadaan data fisik dan data

yuridis yang tercantum dalam sertipikat dapat memberikan kepastian

hukum kepada pemegang hak atas tanah dan agar pemegang hak atas tanah

dapat dengan mudah membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang

bersangkutan.

2. Masyarakat yang akan membeli tanah dan bangunan, sebelum melakukan

transaksi jual beli, lebih baik untuk melihat lokasi tanahnya secara

langsung, hal ini bertujuan untuk mengetahui bahwa tanah yang akan dibeli
sesuai dengan kebutuhannya, dan mengecek mengenai tanda bukti

kepemilikan yaitu sertipikat hak atas tanah, hal ini untuk mencegah

timbulnya sengketa, karena jangan sampai membeli tanah dan bangunan

tetapi lokasinya tidak jelas dan tidak memiliki tanda bukti kepemilikan

sehingga akan merugikan pembeli yang beriktikad baik.

3. Pihak Pengadilan sebagai lembaga yang akan menangani sengketa di

bidang pertanahanan, harus melakukan perubahan dalam proses

penyelesaian sengketa yang ditangani, hal ini untuk mencegah terjadinya

penumpukan perkara dan untuk mewujudkan proses penyelesaian sengketa

di bidang pertanahan yang efektif dan efisien.

Daftar Pusaka

Indikator_kualitas_tanah_pada_laham_beka.pdf
http://masgun.blog.unnes.ac.id/wp-content/uploads/sites/
3135/2017/12/0404517016_DEVY-LESTARI_BAKU-MUTU-TANAH.pdf

https://eprints.umm.ac.id/36917/3/jiptummpp-gdl-tatiksulis-51391-3-babii.pdf

https://repository.unair.ac.id/25630/15/15.%20Bab%203.pdf

https://idoc.pub/documents/makalah-tanah-j3nommder3ld

scribd.vdownloaders.com_pengambilan-contoh-tanah

https://www.ruparupa.com/blog/pencemaran-tanah/

Anda mungkin juga menyukai