Anda di halaman 1dari 25

1.

Fadya Ayu 010002000079 Pemerintahan


2.
Daerah
Indian MGBD 010002000100

3. Dimas Fazar Lazuardy 010002000071.

4. Hatrik Sadewa 010002000094

5. Syaida Clarissa 010002000531

6. Jessen Cornelius Hady 010002000103

7. Alberto Brian Wakman 010002000016

8. Kusuma Al Rasyied Agdar Maulana Putra


Pamungkas 010002000120

9. Ananda Putri Zulkarnaen 010002000028


PASAL 18 UUD 1945
• Pasal 18 Ayat 1 UUD 1945
• (1) “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas Daerah - daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi
atas kabupaten dan kota, yang Tiap - tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan
daerah, yang diatur dengan Undang - Undang”. Artinya negara Indonesia terdiri dari beberapa provinsi,
kabupaten dan kota sedangkan Pemerintahnya terdiri dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah.
Daerah provinsi, Kabuapten/Kota merupakan daerah yang otonom, yaitu suatu masyarakat hukum yang
mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang dan berkewajiban mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri.

• Pasal 18 ayat 2 UUD 1945


• (2) “Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
perintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan”. Dengan demikian Pemohon beranggapan
bahwa UU PEMDA Pasal 227 ayat (2) yang meletakan otonomi daerah di Provinsi DKI Jakarta hanya pada
tingkat Provinsi saja, yang berakibat tidak terdapat Pemerintahan Kota di Provinsi DKI Jakarta selain tidak
sesuai dengan UUD 1945 Pasal 5 18 ayat (1) dan ayat (2) juga telah merugikan hak dan kewenangan
konstitusional pemohon sebagaimana diatur pada Pasal 28D ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi: ”Setiap
warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan ”.
• Pasal 18 ayat 3
• (3) “Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
yang Anggota - anggotanya dipilih melalui pemilihan umum”. Dengan demikian Pemohon beranggapan
UU DKI Pasal 24 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) selain tidak sesuai dengan UUD 1945 Pasal 18 ayat
(3) juga merugikan Pemohon karena kehilangan hak dan kewenangan konstitusional untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat kota di wilayah Pemohon berdomisili.

• Pasal 18 ayat 4
• (4) “Gubernur, Bupati, dan Walikota Masing - masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi,
kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis”. Sesuai dengan Pasal 18 ayat (4) UUD 1945, kepala daerah
dipilih secara demokratis. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
diatur mengenai pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dipilih secara langsung oleh
rakyat yang diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Berdasarkan perkembangan hukum
dan politik untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih efektif dan akuntabel
sesuai dengan aspirasi masyarakat, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah perlu dilakukan
secara lebih terbuka dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Oleh karena itu penyelenggaraan
pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, perlu dilakukan perubahan dengan memberikan kesempatan
bagi calon perseorangan untuk ikut serta dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah.
• Pasal 18 Ayat 5
(5) “Pemerintahan daerah menjalankan otonomi Seluas - luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang - undang
ditentukan sebagai urusan Pemerintahan Pusat”. Menurut DPD, semangat sentralisasi perizinan dan kewenangan pemerintah pusat
dapat berpotensi merugikan pemerintah daerah. Akibatnya, dapat menghilangkan semangat otonomi daerah yang telah dirintis
sejak awal reformasi. Semangat reformasi di alam demokrasi mesti dipertahakan dengan memberikan keleluasaan kepada daerah
dalam mengelola pemerintahan di daerah masing-masing.

Pasal 18 Ayat 6
(6) “Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan Peraturan - peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan”. Penyelenggaraan pemerintahan daerah menempatkan kepala daerah sekaligus sebagai pimpinan daerah
otonom dan perpanjangan Pemerintah Pusat yang ada di daerah. Kedudukan Pemerintah Daerah yaitu dengan diberikan kewenangan
oleh Pemerintah Pusat dalam merencanakan, membahas sampai menyebarluaskan Peraturan Daerah dan aturan pelaksanaannya
yang didasarkan kepada peraturan perundang-undangan dan ketentuan hukum yang disebut jenis produk hukum daerah

Pasal 18 Ayat 7
(7) “Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam Undang - Undang”. Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.”
ketentuan Pasal 18A UUDNRI 1945 yang
terdiri dari 2 (dua) ayat menyatakan
sebagai berikut

● Hubungan wewenang antara pemerintah


pusat dan pemerintahan daerah provinsi,
kabupaten, dan kota, atau antara provinsi
dan kabupaten dan kota, diatur dengan
undang-undang dengan memperhatikan
kekhususan dan keragaman daerah.
● Hubungan keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya antara pemerintah
pusat dan pemerintahan daerah diatur
dan dilaksanakan secara adil dan selaras
berdasarkan undang-undang.
didalam pasal 18 UUD 1945 sebelum dilakukannya
perubahan pembahasan mengenai Pemerintahan
Daerah yang bersifat istimewa hanya hak-hak dan asal-
usul dalam daerah yang bersifat istimewa saja.
Sedangkan setelah adanya perubahan maka
pembahasan mengenai Pemerintahan Daerah yang
bersifat istimewa menjadi lebih lengkap dan sesuai
dengan teori otonomi daerah di Indonesia.
Pasal 18 b uud
1945

Berfokus kepada pemerintahan daerah


dan masyarakat adat
Prinsip mengakui dan menghormati Pemerintahan Daerah yang bersifat khusus dan
istimewa

(Pasal 18 B ayat (1)).


Yang dimaksud dengan “bersifat istimewa” adalah pemerintahan asli atau pemerintahan bumiputera.
Dalam Pasal 18 B, perkataan “khusus” memiliki cakupan yang lebih luas, antara lain karena
dimungkinkan membentuk pemerintahan daerah dengan otonomi khusus (Aceh, Irian Jaya). Untuk
Aceh, otonomi khusus berkaitan dengan pelaksanaan Syariat Islam, sehingga tidak berbeda dengan
status Aceh sebagai daerah istimewa. Setiap daerah dapat menuntut suatu kekhususan, semata-mata
berdasarkan faktor-faktor tertentu tanpa suatu criteria umum yang telah ditentukan dalam Undang-
Undang.
PRINSIP MENGAKUI DAN MENGHORMATI KESATUAN
MASYARAKAT HUKUM ADAT BESERTA HAK-HAK
TRADISIONALNYA.

(Pasal 18 B, ayat (2)).


Yang dimaksud dengan masyarakat hukum adat adalah
masyarakat hukum (rechtsgemeenschap) yang berdasarkan
hukum adat atau adat istiadat seperti desa, marga, nagari,
gampong, dan lain-lain. Masyarakat hukum adalah kesatuan
masyarakat yang memiliki kekayaan sendiri, memiliki warga
yang dapat dibedakan dengan warga masyarakat hukum lain
dan dapat bertindak ke dalam atau ke luar sebagai satu
kesatuan hukum (subjek hukum) yang mandiri dan memerintah
diri mereka sendiri.Dalam Pasal 18B amandemen ini,
mengandung pengakuan dan penghormatan terhadap
kesatuan masyarakat hukum adat sesuai dengan perannya
sebagai subsistem Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
maju dan modern. Selain itu, hak-hak tradisional yang meliputi
hak ulayat, hak-hak memperoleh manfaat atau kenikmatan dari
tanah air, diakui dan dijunjung tinggi.
Tugas &
kewenangan
pemerintah
daerah
SH Formil :
• UU No. 32 Tahun 2004 ttg
Pemerintahan Daearah
• UU No. 28 Tahun 1999 ttg
Penyelaggaran Negara yang Bersih
dan Bebas dari Kolusi, Korupsi, dan
Nepotisme
Tanggung Jawab
Pemerintah Daerah
Pasal 24 ayat 5 Undang-undang Nomor 32
tahun 2004 menegaskan kepala daerah
dan wakil kepala daerah dipilih secara
langsung oleh rakyat di daerah yang
bersangkutan. Kepala daerah terpilih, akan
memikul tanggung jawab kekuasaaan
dengan melandaskan diri pada asas-asas
penyelenggaraan negara.
Asas Penyelenggara
Negara
Pasal 20 ayat 1UU No. 32 Tahun 2004
1. Asas kepastian hukum.
2. Asas tertib penyelenggara negara
3. Asas kepentingan umum.
4. Asas keterbukaan.
5. Asas proporsionalitas.
6. Asas profesionalitas.
7. Asas akuntablilitas.
8. Asas efesiensi.
9. Asas efektivitas..
Pasal 21 ayat 2 UU No. 32 Tahun 2004
Hak Penyelenggara tentang hak pemerintahan daerah
Mengatur dan mengurus sendiri urusan
Pemerintahan daerah
1.
pemerintahannya.
Pasal 19 ayat 2 UU No. 32 Tahun 2004 2. Memilih pimpinan daerah.
3. Mengelola aparatur daerah.
menegaskan bahwa 4. Mengelolah kekayaan daerah.
penyelenggara pemerintah 5. Memungut pajak daerah dan retribusi
daerah.
daerah adalah pemerintah 6. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan
daerah dan DPRD. sumber daya alam dan sumber daya
lainnya yang berada di daerah.
7. Mendapatkan sumber-sumber
pendapatan lain yang sah.
8. Mendapatkan hak lainnya yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
Kewajiban 5. Meningkatkan pelayanan dasar
pendidikan.
Pemerintahan daerah 6. Menyediakan fasilitas pelayanan
kesehatan.
Pasal 2 UU No. 32 Tahun 2004
1. Melindungi masyarakat, menjaga
7. Menyediakan fasilitas sosial dan
persatuan, kesatuan , dan kerukunan fasilitas umum yang layak.
nasional, serta keutuhan Negara 8. Mengembangkan sistem jaminan
Kesatuan Republik Indonesia. sosial.
2. Meningkatkatkan kualitas kehidupan
9. Menyusun perencanaan dan tata
masyarakat. ruang daerah.
3. Mengembangkan kehidupan
10. Mengembangkan sumber daya
demokrasi. produktif di daerah.
4. Mewujudkan keadilan dan
11. Melestarikan lingkungan hidup.
pemerataan. 12. Mengelolah administrasi
kependudukan.
13. Melestarikan nilai sosial budaya.
14. Membentuk dan menerapkan
peraturan perundang-
undangan sesuai dengan
kewenangannya.
15. Kewajiban lain yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan
Rencana kerja
pemerintahan daerah
Pasal 22 dan 22 UU No. 32 Tahun 2004
Hak dan kewajiban daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal
22 diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan
dijabarkan dalam bentuk :
1. pendapatan,
2. belanja, , dan
3. pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan
daerah. Pengelolaan keuangan daerah tersebut dilakukan secara efesien,
efektif, transparan, akunrabel, tertib, adil, patut dan taat pada peraturan
perundang-undangan.
Tugas & kewewenangan 5. Mengupayakan terlaksananya kewajiban
daerah.

kepala daerah 6. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar


pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa
Pasal 25 UU No. 32 Tahun 2004 hukum untuk mewakilinya sesuai dengan
1. Memimpin penyelenggaraan peraturan perundang-undangan.
pemerintah daerah berdasarkan 7. Melaksanakan tugas dan wewenang lain
kebijakan yang ditetapkan bersama sesuai dengan peraturan perundang-
DPRD. undangan
2. Mengajukan rancangan Perda.
3. Menetapakan Perda yang telah
mendapat persetujuan bersama DPRD.
4. Menyusun dan mengajukan rancangan
Perda tentang APBD kepada DPRD
untuk dibahas dan ditetapkan
bersama.
Tugas dan kewenangan Di masa lalu tugas seorang wakil kepala
daerah hanya digariskan secara umum, yaitu
wakil kepala daerah membantu tugas kepala daerah, atau
menggantikan tugas kepala daerah apabila
kepala daerah berhalangan. Oleh karena itu
muncul ironi bahwa seorang wakil kepala
daerah hanya bertugas sebagai ban serep.
Dalam UU no. 32 tahun 2004 tugas Wakil
kepala daerah diperinci dalam pasal :
• Pasal 26 ayat (1)
• Pasal 26 ayat (2)
• Pasal 26 Ayat (3)
Pasal 26 ayat 1 UU No. 32 Tahun 2004
1. Membantu kepala daerah dalam 5. Memberikan saran dan pertimbangan
menyelenggarakan pemerinthan daerah. kepada kepala daerah dalam
2. Membantu kepala daerah dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintah
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan instansi daerah.
vertical di daerah, menindaklanjuti laporan 6. Melaksanakan tugas dan kewajiban
dan/atau temuan hasil pengawasan, pemerintahan lainnya yang diberikan oleh
melaksanakan pemberdayaan perempuan dan kepala daerah.
pemuda, serta mengupayakan pengembangan 7. Melaksanakan tugas dan wewenang kepala
dan pelestarian sosial budaya dan lingkungan daerah apabila kepala daerah berhalangan.
hidup.
3. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan
pemerintah kabupaten dan bagi wakil kepala
daerah propinsi.
4. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan
pemerintahan di wilayah kecamatan,
kelurahan/dan atau desa bagi wakil kepala
daerah kabupaten/kota.
Pasal 26 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2004

mengatur ketentuan mengenai


pertanggungjawaban tugas seorang wakil kepala
daerah. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya
seperti dirinci di atas, wakil kepala daerah
berttanggung jawab kepada kepala daerah.
Prosedur seperti itu berarti bahwa tugas-tugas
seoarang wakil kepala daerah berada dalam satu
kesatuan yang utuh dan sinergitas dengan tugas-
tugas kepala daerah, yang kelak
dipertanggungjawabkan bersama kepada DPRD.
Pasal 26 ayat (3) UU No. 32 Tahun 2004

Jika kepala daerah meninggal dunia,


berhenti, diberhentikan atau tidak dapat
melakukan kewajiban selama enam
bulan secara terus-menerus dalam masa
jabatannya, maka wakil kepala daerah
akan menggantikan kepala daearh sampai
habis masa jabatannya
Dalam melaksanakan tugas dan wewenang 5. Menaati dan menegakkan seluruh
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dan Pasal peraturan perundang-undangan.
26, kepala daerah dan wakil kepala daerah 6. Menjaga etika dan norma dalam
mempunyai kewajiban sebagai berikut: penyelenggaraan pemerintah daerah.
7. Memajukan dan mengembangkan daya
1. Memegang teguh dan mengamalkan saing daerah.
pancasila, melaksanakan Undang- 8. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan
undang Dasar Negara republik yang bersih dan baik.
Indonesia Tahun 1945 serta 9. Melaksanakan dan
mempertanggungjawabkan pengelolaan
mempertahankan dan memelihara
keuangan daerah.
keutuhan Negara kesatuan republik 10. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh
Indonesia. instansi vertikal di daerah dan semua
2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat. perangkat daerah.
3. Memelihara ketentraman dan 11. Menyampaikan rencana strategis
ketertiban masyarakat. penyelenggaraan pemerintahan daerah di
4. Melaksanakan kehidupan demokrasi hadapan rapat paripurna DPRD.
Tanggung jawab kepala daerah kepada DPRD,
gubernur, kementrian dalam negri, dan presiden
KEMENTRIAN PRESIDEN
1. penyelenggaraan pemerintahan
DALAM
daerah NEGERI
2. laporan keterangan GUBERNUR
pertanggungjawaban
MASYARAKAT
WALIKOTA
Mengapa dibuat ?
1. digunakan pemerintah sebagai dasar melakukan evaluasi
penyelenggaraan pemerintah daerah
2. sebagai bahan pembinaan lebih lanjut sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
PEMERINTAH DAERAH
UU No. 23 Tahun 2014
● UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dikeluarkan untuk menggantikan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan keadaan, ketatanegaraan. dan tuntuuan pernyelenggaraan pemerintahan daerah.

● Serangkaian UU Nomor 23 Tahun 2014 beserta perubahan-perubahannya tersebut menyebutkan


adanya perubahan susunan dan kewenangan pemerintahan daerah. Susunan pemerintahan daerah
menurut UU ini meliputi pemerintahan daerah provinsi, pemerintahan daerah kebupaten, dan DPRD.

● Pemerintahan daerah terdiri atas kepala daerah dan DPRD dibantu oleh perangkat daerah.
Pemerintahan daerah provinsi terdiri atas pemerintah daerah provinsi dan DPRD provinsi. Aadapun
pemerintah daerah kabupaten/kota terdiri atas pemerintah daerah kabupaten/kota dan DPRD
kabupaten/kota.
● Seiring berubahnya susunan pemerintahan daerah, kewenangan pemerintah daerah pun
mengalami beberapa perubahan. Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014, kewenangan
pemerintahan daerah meliputi hal-hal sebagai berikut.

1. Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan


tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya sesuai dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pemerintah daerah melaksanakan urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan oleh
pemerintah pusat menjadi dasar pelaksanaan otonomi daerah dengan berdasar atas
asas tugas pembantuan.
3. Pemerintahan daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum yang menjadi
kewenangan presiden dan pelaksanaannya dilimpahkan kepada gubernur dan
bupati/wali kota, dibiayai oleh APBN.

● UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah pada prinsipnya mengubah sistem
penyelenggaraan pemerintahan daerah, sehingga daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pelayanan, pemberdayaan
dan peran masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai