Anda di halaman 1dari 2

Ujian Tengah Semester 2

Nama : Indian Mikoyan Gurevich Bilal Dreeskandar


NIM : 010002000100
Matkul : Etika Profesi Hukum
Kelas : A1
Dosen : Dr. Metty Soletri, S.H., M.Kn.
Hari/Tanggal : Senin, 26.04.2021

1. Jelaskan menurut pemahaman Saudara, apa yang dimaksud dengan Etika, dalam
konteks hubungan sosial!
Etika mengajarkan sikap perbuatan, kewajiban, dan sebagaimana patutnya seseorang
bertindak dalam suatu keadaan tertentu. Etika memilki kesamaan dengan moral, ahklak,
atau kesusilaan. Dalam konteks hubungan sosial etika berperan untuk menetapkan
parameter kepatutan dalam masyarakat agar terjaminnya hubungan interaksi
kemasyarakatan yang lancar. Contohnya dalam komunikasi tentu jika berkomunikasi dengan
teman sebaya boleh saja menggunkaan bahasa sehari-hari, namun apabila dengan orang
yang dituakan maka harus dengan bahasa yang sopan agar lebih menghormati, kemudia
dalam beraktivitas juga ada etikanya jika sesorang beraktifitas pada malam hari tentu harus
menjaga ketenangan agar tidak menggangu waktu istirahat orang lain. Jika hal-hal
sebelumnya tidak diindahkan maka konflik dalam masyarakat dapat timbul.

2. Jelaskan pemahaman Saudara, mengapa suatu profesi harus mempunyai Etika?


Apakah Etika Profesi bisa dikaitkan dengan moral seseorang yang menjalankan
profesi tersebut?
Profesi merupakan penyedia jasa bagi masyarakat yang artinya erat dengan hubungan antar
satu individu dengan individu yang lain, untuk menjamin kelancaran hubungan ini maka
etika dalam profesi harus dipatuhi agar sesorang dapat dikatakan profesional dalam
menjalankan profesinya dan tentu dengan menjunjung profesionalitas profesi dan yang
menjalankan tersebut akan dihormati dan digemari oleh masyarakat.

Ya, tentu saja Etika Profesi memiliki hubungna yang erat dengan moral, karena etika profesi
sendiri merupakan nilai-nilai moral yang hidup kemudia dikodifikasikan menjadi sebuah
pedoman yang pelaku profesi itu harus jalankan, patuhi dan hormati serta bertindak sebagai
alat kontrol untuk menghindari perbuatan tercela yang mengatasnamakan nama profesi
tersebut yang dapat mencoret nama baik profesinya. Jadi ketika sesorang memiliki moral
yang baik maka ia akan dengan senang hati mematuhi etika profesinya karena dia sudah
pasti akan tahu untuk membedakan mana yang baik dan buruk berdasrkan hati nuraninya
saja.

3. Kasus 1
Dilihat dari perbuatanya yang menjerumuskan clientnya sendiri setelah mendapat bayar
yang lebih besar dari pihak oposisi, Tuan Napoleon sudah melanggar Etika Profesi Advokat
sebagaimana yang tertera dalam UU No.18 tahun 2003 tentang Etika Profesi Advokat.
Dalam perbuatanya Tuan Napoleon telah melanggar pasal 3f yang berbunyi “Advokat tidak
dibenarkan untuk melakukan perkerjaan lain yang dapat merugikan kebebasan, derajat, dan
martbata advokat“ karena dalam penanganan perkara ini Tuan Napoleon telah seharusnya
ia berkerja untuk kliennya (Siska) untuk menjadi pengacaranya namun ia malah berkeja
untuk pihak oposisi Siska yaitu Tuan Venus yang menyuruhnya untuk menjerumuskan Siska
agar menjadi terdakwa bersalah dan dihukum. Karena hal tidak terhormat ini pula Tuan
Napoleon juga melanggar Pasal 3g yang berbunyi “Advokat harus senantiasa menjunjung
tinggi profesi Advokat sebagai profesi terhormat (officium nobile)

4. Kasus2
Dilihat dari perbuatannya Perwira Polisi tersebut walaupun merupakan anggota polisi ia
tetap melanggar Maklumat Kapolri Nomor Mak. 2/III/2020 tentang kepatuhan terhadap
Kebijakan Pemerinthana dalam Penanganan Penyebaran Virus Corona (Covid 19) namun
tidak hanya melanggar itu karena si Polisi menggelar perkwinan dimana pastinya didatangi
banyak tamu undangan yang menjadikan besarnya kemungkinan penularan virus Covid 19
yang dapat membahyakan nyawa, si perwira polisi telah melanggar Pasal 8 Peraturan
Kepala Kepolisoan Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik
Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berbunyi „Setiap Anggota Polri wajib
mendahulukan peran, tugas, wewenang dan tanggung jawab berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan daripada status dan hak, dengan mengindahkan norma
agama, norma kesusilaan, dan nilai-nilai kearifan lokal“ karena yang telah ia dahulukan
adalah pernikahannya dan bukan kewajibannya sebagai anggota Polri yaitu mendahulukan
peran, tugas, wewenang dan tanggung jawab berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan daripada status dan hak.

Anda mungkin juga menyukai