Anda di halaman 1dari 2

Nama : M.

Abizar Nauqi

Mata Kuliah : Etika Profesi

Semester : 8-UMUM

Hari/Tanggal ujian : Rabu/2-12-2020

Dosen : ZULKIFLI. AR

1. Etika profesi adalah sebagai sikap hidup, yang mana berupa kesediaan untuk memberikan
pelayanan professional di bidang hukum terhadap masyarakat dengan keterlibatan penuh dan
keahlian sebagi pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas yang berupa kewajiban terhadap
masyarakat yang membutuhkan pelayanan hukum dengan disertai refleksi yang seksama, dan oleh
karena itulah kaidah-kaidah pokok berupa etika profesi.

2. 1. Adanya Pengetahuan Khusus

Ciri ciri profesi yang pertama adalah terdapat pengetahuan khusus. Umumnya, keahlian dan
keterampilan ini dimiliki lantaran proses pendidikan, pelatihan atau suatu pengalaman yang sudah
dijalani selama bertahun-tahun. Sehingga, bisa dipastikan bahwa seseorang dikatakan memiliki
profesi apabila ia memiliki pengetahuan khusus.

2. Ada Standar dan Kaidah Moral yang Tinggi

Selanjutnya, profesi memiliki ciri berupa adanya kaidah dan standar moral yang tinggi. Umumnya,
masing-masing perilaku di dalam profesi mendasarkan aktivitas dan perbuatannya kepada kode etik
profesi.

3. Mengabdi terhadap kepentingan masyarakat

Ciri yang selanjutnya dari profesi adalah terdapat unsur mengabdi kepada kepentingan masyarakat.
Maksudnya adalah, masing-masing pelaksana dari profesi harus meletakkan kepentingan pribadinya
dan mengutamakan kepentingan yang terdapat di masyarakat.

4. Terdapat izin untuk menjalankan profesi

Selain itu, profesi juga memiliki ciri ada izin khusus untuk menjalankan sebuah profesi tertentu.
Disadari atau tidak, setiap profesi akan bersinggungan dengan kepentingan yang ada di masyarakat.
Sehingga, berbagai nilai kemanusiaan seperti keselamatan, kelangsungan hidup, keamanan dan
sebagainya yang menuntut sebuah profesi memperoleh izin khusus.

5. Dijalankan oleh kaum profesional

Ciri selanjutnya dari suatu profesi adalah dijalankan oleh anggota yang merupakan kaum profesional.
Setiap profesi memang harus dilakukan secara profesional. Tidak bisa semena-mena dan harus
mengikuti tugas serta aturan yang berlaku. Maka, yang bisa menjalani sebuah profesi dengan baik
adalah para kaum profesional.
3. objek dari etika berupa moralitas sedangkan norma hukum memiliki aturan pasti dan sifatnya
akan mnegikat semua orang

4. pada kejadian beberapa bulan yang lalu di kantor DPR saat mahasiswa melakukan demo untuk
penolakan atas pemberlakuan RUU KPK dan RKUHP yang dianggap kontroversial bagi kalangan
masyarakat karena terdapat pasal pasal yang dianggap aneh didalam RUU tersebut, hal ini menjadi
polemik dalam masyarakat sehingga terjadilah bentrok antara masa dan kepolisian yang
mengamankan kejadian tersebut anehnya tuntutan yang dilakukan massa mendapat intimidasi dari
pihak kepolisian yang berupaya mencegah bahkan menimbulkan aksi bentrok kedua belah pihak,
alhasil terjadinya kekerasan yang dilakukan oleh beberapa oknum polisi sehingga menyebabkan aksi
tembak menembak bahkan diviralkan sebuah video aksi kekerasan dan pemukulan yang dilakukan
polisi terhadap seseorang yang dianggap memberontak hingga peristiwa sangat lama, Tanpa
disadari tindakan tersebut telah melanggar kode etik dari kepolisian sendiri yakni polri telah
melakukan tindak penyalagunaan kekuasaaan atau kewenangan serta bertindak arogan dalam
melaksanakan tugas ya yakni pelayanan dan pengamanan terhadap aksi unjuk rasa kepada
masayarakat.pada dasaranya polisis haruslah melindungi hak asasi manusia atau dikeal
HAMsesuai dengan UU no. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia sebagaimana menjadi
standarisasi Hak Asasi Manusia internasioanal, polisi memiliki hak-hak tetpi juga ada batasan
terhadap kekuasaanya Selain itu tindakan yang dilakukan oleh kepolisian juga terdapat unsur-
unsur pidana didalamnya. Menurut Pasal 170 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan kepolisian apabila ditujukan pada orang atau
barang diancam pidana 5 tahun 6 bulan. Kemudian dipertegas kembali terhadap Hukum
Internasional dan nasional Hak Asasi Manusia, terutama instrumen yang telah
dikorporasikan contohnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan
Konvenan Internasional tentang Hak-hak sispil dan Politik. Dilanjutkan Pasal 5 huruf b CERD yang
menyatakan bahwa, “Semua orang berhak menikmati keamanan pribadi dan mendapat
perlindungan aparat Negara atas jaminan terhindar dari kekerasan dan tindakan yang
menyebabkan penderitaan secara kelompok maupun individu”.

5. Undang Undang (UU No. 48 Tahun 2009) telah menegaskan bahwa aparat penegak hukum itu
terdiri dari: polisi, jaksa, advokat dan hakim. Pada pundak mereka-mereka itulah penegakan hukum
itu di sandarkan, merekalah yang berperan di dalam melakukan penegakan hukum guna
mewujudkan tujuan hukum: keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Namun sayang, meskipun
tidak semuanya atau hanya sebagian dari mereka itu bukan melaksanakan fungsinya sebagai
penegak hukum akan tetapi justru ikut melakukan berbagai pelanggaran hukum. Mengapa aparat
penegak hukum menjadi pelaku berbagai pelanggaran hukum dan atau tindak pidana, oleh karena
mereka tidak memahami eksistensi dirinya sebagai manusia. Manusia adalah entitas diri yang
padanya melekat sifat-sifat jahat berupa: hawa, nafsu, dunia dan setan. Bagaimana hawa nafsu itu
bekerja dalam memperalat manusia, maka tidak ada yang bisa menjelaskan kecuali ajaran agama
(Islam). Hal ini lah yang tidak banyak kita pahami selama ini.

6. Etika profesi hukum (kode etik profesi) merupakan bagian yang terintegral dalam mengatur
perilaku penegak hukum sebagai wujud penegakan hukum yang baik sekaligus berkeadilan.
Penegakan hukum menuntut sikap integritas moral, sikap ini menjadi modal bagi penyelenggara
profesi hukum dalam menjalankan tugas profesinya

Anda mungkin juga menyukai