Anda di halaman 1dari 3

Nama Muhamad Muflich Wibowo

NIM 1111180312
Kelas Etika dan Tanggung Jawab Profesi kelas G

UAS
1. Sebut dan jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi penegak hukum melakukan
pelanggaran etika. Jelaskan jawaban saudara disertai contoh kasus.
Jawaban:
Penegakkan hukum disiplin dan kode etik profesi dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu
faktor hukumnya sendiri yang dimana tidak sesuai dengan amanat dari undang-undang,
yang kedua adalah faktor penegak hukumnya yang harus memahami terkait hukum disiplin
dan kode etik profesi. Faktor ketiga adalah faktor sarana atau fasilitas guna mendukung
penegakan hukum disiplin dan kode etik profesi di lingkungan. Faktor yang keempat
adalah faktor masyarakatnya yang dalam hal ini adalah masyarakat umum dan penegak
hukum yang diduga telah melakukan pelanggaran hukum disiplin dan etik profesi menjadi
penyebab terjadinya banyaknya pelanggaran hukum disiplin dan kode etik profesi. Faktor
kelima adalah faktor budayanya dimana penegak hukum masih acuh tak acuh terhadap
peraturan disiplin dan kode etik profesi

Contoh kasus: Pengaca OC Kaligis pada tahun 2015 ditetapkan menjadi tersangka dalam
kasus suap hakim PTUN di Medan. Kronologi kejadian yang terjadi ini terjadi saat KPK
melaksanakan penilaian di Medan. KPK yang diterima melakukan OTT dan menetapkan
M. Yagari Bhastara Guntur (MYB) alias Gerry sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap
terhadap hakim PTUN Medan. Gerry yang tergabung dalam Lawfirm OC Kaligis dan
mereka yang menyuap untuk melepaskan gugatan yang diajukan kepada hakim. Sementara
uang suap ini diberikan kepada tiga hakim PTUN dan satu panitera yang juga sudah
berstatus tersangka.
Mereka adalah Ketua Majelis Hakim Tripeni Irianto Putro, Hakim Anggota Dermawan
Ginting dan Amir Fauzi serta Panitera Syamsir Yusfan. Sebagai gugatan ini dilakukan
untuk memberikan izin Kejaksaan Tinggi Sumut yang diterbitkan sprindik atas kasus
dugaan korupsi Bansos dan Bantuan Daerah Bawahan (BDB) di Sumut.

2. Keadilan menjadi satu alasan dalam penyelesaian perkara dalam profesi hukum. Jelaskan
jawaban saudara apakah nilai equity juga diperlukan?
Jawaban:
Menurut pendapat saya, hubungan erat antara hukum dalam undang-undang (law) dan
konsep equity tidak dapat disangkal dan pengaruh equity yang merasuk pada aturan dan
prinsip hukum setidaknya sangat kuat dalam hukum pidana sebagaimana halnya dalam
sistem hukum lainnya. Konsep equity dalam kajian hukum seringkali dikaitkan dengan
sistem hukum Common Law. Dalam profesi penega hukum sudah sepatutnya melekat
dalam kehidupan manusia sehari-hari. Penerapan equity dalam proses pengadilan pidana
merupakan pelaksanaan nilai hukum progresif yang menghendaki hukum yang berkeadilan
yang tidak hanya terpaku pada aturan perundang-undangan, yakni hanya sekedar menjadi
corong undang-undang tanpa memperhatikan pertimbangan-pertimbangan lain yang dapat
mendukung nilai keadilan. Demi terciptanya suatu keadilan, maka hakim dapat
memutuskan perkara berdasarkan equity.

3. Bagaimana menyatukan antara etika, moral dan hukum dalam satu profesi hukum.
Jawaban:
Hubungan antara etika, moral, dan hukum adalah hubungan yang mengatur tentang
bagaimana manusia secara personal maupun bermasyarakat untuk berperilaku baik dan
memberikan batasan-batasan yang jelas yang tidak boleh dilanggar, jika terjadi
pelanggaran biasanya telah terdapat hukuman atau sanksi yang telah diatur. Etika dan
moral bukanlah sesuatu hal yang tertulis, namun etika dan moral tertanam di dalam suatu
masyarakat atau lingkungam, yang apabila dilanggar akan mendapat sebuah sanksi sosial
seperti dikucilkan di dalam lingkungan masyarakat tersebut. Berbeda dengan hukum,
hukum dituang dalam tulisan yang berbentuk peraturan-peraturan yang juga di dalamnya
tertanam sanksi yang apabila dilangga akan dikenakan sanksi kepada pelanggar hukum
tersebut. Ketiganya merupakan sebuah kontrol sosial agar individu maupum kelompok
tidak berkehendak sesuai dirinya sendiri namun menjunjung nilai sosial bermasyarakat.

4. Jika ada profesi hukum yang melakukan a moral tapi profesi tersebut tidak dapat dibuktikan
dengan alat bukti, apakah bisa diproses?
Jawaban:
Jika profesi hukum tersebut melakukan a moral tetapi tidak dapat dibuktikan karena tidak
adanya alat bukti maka tindakan tersebut tidak dapat di proses. Suatu alat bukti menjadi
sangat penting ketika ingin melihat sebuah fakta yang erjadi terutama dalam hal
pelanggaran profesi hukum.
Tetapi, hal tersebut bisa diproses dengan menggunakan sanksi moral. Artinya sanksi moral
tersebut dapat dijatuhkan dapat berupa pernyataan putusan yang menyatakan tidak terbukti
atau pernyataan terperiksa terbukti melakukan pelanggaran kode etik profesi.

5. Apa yang menjadi urgensi bahwa etika diperlukan dalam profesi hukum?
Jawaban:
Dalam kajian ilmu hukum dikemukakan bahwa selain norma hukum, terdapat juga norma
lain yang turut menopang tegaknya ketertiban dalam masyarakat yang disebut norma etika.
Norma etika dari berbagai kelompok profesi dirumuskan dalam bentuk kode etik profesi.
Kode etik adalah prinsip-prinsip moral yang melekat pada suatu profesi dan disusun secara
sistematis. Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh
kelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya
bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di mat
masyarakat. Prinsip-prinsip umum yang dirumuskan dalam suatu profesi akan berbeda-
beda satu sama lain. Kode etik berfungsi: Sebagai sarana kontrol sosial, pencegah campur
tangan pihak lain, pencegah kesalahpahaman dan konflik, sebagai kontrol apakah anggota
kelompok profesi telah memenuhi kewajiban. Tujuannya: Menjunjung tinggi martabat
profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian
para anggota, meningkatkan mutu profesi dan organisasi, meningkatkan layanan,
memperkuat organisasi, menghindari persaingan tidak sehat, menjalin hubungan yang erat
para anggota, dan menentukan baku standarnya.

Anda mungkin juga menyukai