A. LATAR BELAKANG
Untuk melaksanakan suatu fungsi, pada semua lini dalam setiap bidang
pada dasarnya terdapat beberapa unsur pokok, yaitu Tugas, yang merupakan kewajiban dan
kewenangan. Aparat, orang yang melaksanakan tugas tersebut. Lembaga, yang merupakan tempat atau
wadah yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana bagi aparat yang akan melaksanakan tugasnya.Bagi
seorang aparat, mendapatkan tugas merupakan kepercayaan untuk dapat mengemban tugas dengan
baik dan harus dikerjakan dengan sebaiknya. Untuk mengerjakan tugas tersebut akan terkandung
sebuah tanggung jawab dalam melaksanakan tugas tersebut. Tanggung jawab dapat dibedakan menjadi
3 hal yakni : moral, tehnis profesi dan hukum. Tanggung jawab hukum merupakan tanggung jawab yang
menjadi beban
aparat untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan rambu-rambu hukum yang telah ada, dan wujud
dari pertanggung jawaban ini merupakan sebuah sanksi. Sementara itu tanggung jawab moral
merupakan tanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma yang berlaku dalam lingkungan
kehidupan yang bersangkutan (kode etik profersi).). Dunia hukum di Indonesia telah mengalami pasang
dan surut. Banyak
pihak yang mencibir sinis dan pesimis namun ada juga yang tetap menaruh harapan. Banyak masalah
yang memicu kekecewaan masyarakat, salah satunya adalah konkursus tentang etika profesi hukum
yang sering dikangkangi oleh mereka-mereka sendiri yang berkecimpung di dalam dunia hukum itu
sendiri. Hal ini pula berkaitan dengan profesi hakim sebagai salah satu profesi terhormat di dunia hukum
atau dapat juga dikatakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari profesi hukum sekaligus sebagai
motor penggerak mesin peradilan. Ditinjau dari kemampuan masyarakat memberikan reaksi, atau
respons
terhadap dunia peradilan, ada fluktuasi keluhan-keluhan yang disampaikan. Pada suatu saat masalah
indepedensi mengemukakan, di saat lain muncul ke permukaanmasalah mutu hakim dan mutu
putusan.Semua keluhan di atas bermuara pada
dapat dikatakan bahwa hakim yang baik adalah hakim yang profesional di
konsep baik ilmu hukum maupun ilmu-ilmu atau konsep-konsep ilmu lain
B. RUMUSAN MASALAH
profesi hakim maka rumusan masalah dalam makalah kami ini adalah sebagai
berikut :
4. Apa yang dimaksud dengan etika profesi dan kode etik hakim?
C. TUJUAN PENULISAN
peradilan di indonesia
peradilan.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika profesi dan kode
.BAB II
PEMBAHASAN
prilaku yang baik, berupa nilai-nilai luhur dan aturan-aturan pergaulan yang baik,
dalam hidup bermasyarakat dan kehidupan pribadi. Sedang kan didalam kamus
1. ilmu tentang apa saja yang baik dan buruk, dan tentang hak dan
kewajiban moral(akhlak)
3. nilai mengenai benar dan salah yang dianut opleh suatu golongan atau
masyarakat umum
hakim Indonesia, terdapat kode etik profesi. Kode etik profesi hakim Indonesia,
kekuasaan kehakiman.
1. Secara Formal
telah diubah dengan undang – undang No. 35 tahun 1999, undang – undang
tersebut didasarkan pada UUD- 1945 pasal 24 dan 25 beserta penjelasannya,
peradilan umum juga tata usaha Negara dan peradilan militer. Dalam fungsi dan
tugas tersebut. Hakim berkedudukan sebagai pejabat Negara sebagaimana diaturdalam undang –
undang No.8 tahun 1974, sebagaimana telah di ubah dengan
dikatakan bahwa kedudukan itu hanyalah setingkat di bawah Tuhan Yang Maha
Esa Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sehingga dapat pula dikatakan bahwa
hakim itu bertanggung jawab langsung kepadanya. Disamping itu hakim juga
hakim tetap manusia biasa yang bisa salah, keliru, dan khilaf. Dalam ke khilafan,
orang mempunyai niat yang baik tapi pelaksanaan melakukan kealpaan. Dalam
kekeliruan, orang mempunyai niat yang baik tapi pengetahuannya tidak baik,
kesalahan.
3. intervensi
dalam kondisi sebagai manusia yang fana itu, seorang hakim harus
intervensi ini berupa dorongan dari dalam diri pribadi hakim sendiri seperti
misalnya : rasa simpati, impati, antipati, emosi, integritas, keinginan, kepentingan,
intervensi ini berupa kondisi yang berasal dari luar diri hakim, seperti misalnya
intervensi struktural.
namun didalamnya terkandung pengertian yang sangat mendasar, luas dan mulia,
yaitu meninjau dan menetapkan suatu hal secara adil atau memberikan keadilan.
Pemberian kadilan tersebut harus dilakukan secara bebas dan mandiri. Untuk
bersifat tekhnis profesional dan harus bersifat non politis serta non pertisan.
pihak-pihak.
Sebagai salah satu upaya mewujudkan fungsi dan tugas hakim, disusun
kode etik profesi hakim oleh IKAHI yang merupakan pedoman prilaku. Naskah
lengkap kode etik profesi hakim sebagaimana dirumuskan dalam Munas XIII di
bandung tahun2001.
Etika berasal dari bahasa yunani, ethos dalam kamus Webster new world
dictionary, etika didefinisikan sebagai “the characteristic and distinguishing
attitudes, habits, belive, etc, of an individual or of group” dengan kata lain, etika
atau latihan yang maju dan melibatkan keahlian intelektual, seperti dalam bidang
melaksanakan profesi yang luhur secara baik dianut moralitas yang tinggi, dan
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengertian
1. Kode Etik Profesi Hakim ialah aturan tertulis yang harus dipedomani oleh
kode etik profesi Hakim yang menjadi pedoman bagi Hakim Indonesia,
harus dapat memberikan contoh dan suri tauladan dalam kepatuhan dan
ketaatan kepada hukum.
4. Azas Peradilan yang baik ialah prinsip-prinsip dasar yang harus dijunjung
yang ada.
Pasal 2
1. Sebagai alat :
2. Sebagai sarana :
a. Kontrol sosial
Pasal 3
Sifat-sifat HakimSifat Hakim tercermin dalam lambang Hakim yang dikenal dengan "Panca
Dharma Hakim" :
1. Kartika, yaitu memiliki sifat percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha
ketidakadilan.
Pasal 4
Sikap Hakim
dipedomaninya :
A. Dalam persidangan :
baik, yaitu :
tingkah laku.3. Harus bersifat sopan, tegas dan bijaksana dalam memimpin sidang, baik
maupun perbuatan.
rekan.
2. Memiliki rasa setia kawan, tenggang rasa dan saling menghargai antara
sesama rekan.
wajar.
4. Menjaga nama baik dan martabat rekan, baik di dalam maupun di luar
kedinasan.
C. Terhadap Bawahan/Pegawai
D. Terhadap Masyarakat
3. Hidup sederhana.
hukum kesusilaan.
masyarakat.
Pasal 5
Kewajiban dan Larangan
Kewajiban :
7. Menjadi anggota atau salah satu Partai Politik dan pekerjaan/jabatan yang
dilarang Undang-undang.
kelompoknya.
BAB III
Pasal 6
anggota.
bersangkutan.
anggota.
Pasal 7
anggota di daerah/wilayahnya.
terhadap persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh Daerah atau yang
Pasal 8
Kode Etik.
Pasal 9
Sanksi
PP IKAHI adalah :
1. Teguran.
Pasal 10
lebih dari anggota yang ditunjuk oleh yang bersangkutan atau yang
ditunjuk organisasi.
Pasal 11
Keputusan
Keputusan diambil sesuai dengan tata cara pengambilan putusan dalam Majelis
Hakim.
BAB IV
PENUTUP
Pasal 12
Kode Etik ini mulai berlaku sejak disahkan oleh Musyawarah Nasional (MUNAS)
IKAHI ke-XIII dan merupakan satu-satunya Kode Etik Profesi Hakim yang
Ditetapkan di : Bandung
kebenaran pedoman hidup tersebut maka kode etik tersebut harus menjadikan dan
memajukan korps dan masyarakat ini berarti pula bahwa seorang hakim secara
Adapun Maksud dan tujuan kode atik profesi hakim adalah sebagai
berikut:
2) Sebagai sarana kontrol sosial, mencegah campur tangan ekstra judicial sert3) sebagai sarana
pencegah timbulnya salah paham dan konflik antar sesama
peradilan.
tercantum dan terurai dalam kode etik hakim tersebut sekaligus untuk mengawasi
terhadap kode etik tersebut. Pembentukan komisi ini dilakukan di tingkat pusat
melanggar kode etik profesi. Sedangkan komisi yang memiliki wewenang ini
sementara didalam tingkat pusat dapat mengambil tindakan yang tidak dapat
diselesaikan oleh komisi tingkat daerah dimana menurut pengurus pusat IKAHI
kode etik
laku dari para anggota IKHI3. memberikan nasehat dan peringatan kepada anggota dalam hal anggota
009/SK/11/1994.
.BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil diskusi kelompok kami tentang kode etik hakim, kami dapat menyimpulkan bahwa : -
Pengadilan yang mandiri, netral (tidak memihak), kompeten, transparan, akuntabel dan berwibawa,
yang mampu menegakkan wibawa hukum, pengayoman hukum, kepastian hukum dan keadilan
merupakan conditio sine qua non atau persyaratan mutlak dalam sebuah negara yang berdasarkan
hukum.
- Pengadilan sebagai pilar utama dalam penegkkan hukum dan keadilan serta proses pembangunan
peradaban bangsa. Tegaknya hukum dan keadilan serta penghormatan terhadap keluruhan nilai
kemanusiaan menjadi prasyarat tegaknya martabat dan integritas negara., dan hakim sebagai aktor
utama (figure sentral) dalam proses peradilan senatiasa dituntut untuk mengasah kepekaan nurani,
memelihara integritas, kecerdasan moral dan meningkatkan profesinalisme dalam menegakkan hukum
dan keadilan bagi rakyat banyak.
- wewenang dan tugas yang dimiliki oleh hakim harus dilaksanakan dalam rangka menegakkan hukum,
kebenaran dan keadilan tanpa pandang bulu dengan tidak membeda-bedakan orang seperti diatur
dalam lafal sumpah hakim, dimana setiap orang sama kedudukannya di depan hukum dan hakim.
B. SARAN