Anda di halaman 1dari 18

Tanya Jawab Kelompok 1 BAB I (Pertanyaan dan Jawaban)

1. Pertanyaan
Apa tanggapan kelompok anda mengenai kasus penelantaran anak di bekasi?
Jawaban
Tanggapan penelantaran anak di bekasi merupakan ketidak siapan orang tua ketika ia
mempunyai anak, terjadinya kasus penelantaran anak di bekasi juga tidak lepas dari narkoba
dimana kita bersama ketahui bahwa kedua orang tua yang bersangkutan merupakan pengguna
narkoba. Tanggapan kami juga terhadap kasus penelantaran anak di bekasi merupakan bentuk
contoh ketika seseorang yang tidak mempunya etika dan moral.

2. Pertanyaan
Apa keterkaitan kasus penelantaran anak dengan hukum?
Jawaban
Keterkaitan kasus penelantaran anak dengan hukum adalah mengakibatkan atau menimbulkan
akibat hukum, dalam kasus penelantaran anak di bekasi maka orang tua yang bersangkutan di
kenakan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dan di kenakan
Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang penyalahgunaan narkoba.

3. Pertanyaan
Dimana titik temu etika dan hukum ?
Jawaban
Titik temu etika dan hukum adalah terlentak pada muatan substansial yang mengatur tentang
perilaku manusia, dimana kita ketahui etika membicarakan soal baik buruknya manusia
sedangkan hukum mengatur perilaku manusia yang di formalkan dalam bentuk Undang
Undang biasanya berisi perintah dan larangan.

4. Pertanyaan
Dimana letak urgensi etika?
Jawaban
Menurut pandangan aristoteles bahwa urgensi etika berkaitan dengan kepedulian dan tuntutan
memperhatikan orang lain. Jadi ketika seseorang beretika maka orang tersebut tidak akan
mementingkan diri sendiri dan tidak akan tersesat pada pola hidup yang mementingkan diri
sendiri dalam setiap tindakan atau perbuatan.

Tanya Jawab Kelompok 2 BAB II (Pertanyaan dan Jawaban)


1. Pertanyaan
Bagaimana untuk mendukung para hakim dalam menegakkan fungsi dan tugasnya dengan baik ?
Jawaban
Perlu di lakukan upaya upaya antara lain :
a. Pemenuhan kebutuhan kebutuhan hidup yang sepadan penyediaan sarana dan prasarana yang
memadai untuk mendukung pelaksanaan tugas.
b. Pendidikan dan pembinaan yang cukup.
c. Norma norma baku dan ketentuan ketentuan mengenai hak dan kewajiban.
d. Perlindungan atas pelecehan tugas hakim.
e. Pengawasan sebagai suatu sistem kontrol.
f. Pembebasan dari tuntutan ganti rugi karena adanya kesalahan dalam perbuatan yang merupakan
pelaksanaan tugasnya dalam bidang peradilan.
g. Pengahargaan bagi yang telah melaksanakan tugas dengan baik dan sanksi bagi yang melakukan
pelanggaran serta meningkatkan budaya hukum masyarakat.
Etika profesi hakim telah di tuangkan dalam keputusan bersama mahkamah agung RI dan Nomor
02/SKB/P-KY/IV/2009 Tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim yang mengatur
perilaku hakim sebagai berikut :
a. Berperilaku adil
b. Berperilaku jujur
c. Berperilaku arip dan bijaksana

2. Pertanyaan
Bagaimana agar penegakan hukum (law enforcement) yang dapat di lakukan dengan baik dan
efektif dan sesuai dengan etika profesi?
Jawaban
Penegakan hukum/law enforcement yang dapat dilakukan dengan baik dan efektif merupakan
salah satu tolak ukur keberhasilan suatu negara dalam mengangkat harkat martabat bangsanya di
bidang hukum terutama dalam memberikan perlindungan hukum pada warganya. Hal ini berarti
pula adanya jaminan kepastian hukum bagi rakyatnya, sehingga rakyat merasa aman dan
terlindungi hak haknya dalam menjalani kehidupan. Sebaliknya penegakan hukum yang tidak
berjalan sebagaiman mestinya merupakan indikator bahwa suatu negara yang bersangkutan
belum sepenuhnya mampu memberikan perlindungan hukum bagi warganya.

Tanya Jawab Kelompok 3 BAB III (Pertanyaan dan Jawaban)


1. Pertanyaan
Penegak hukum dewasa ini apa bisa relevan dengan etika profesi?
Jawaban
Di dalam profesi hukum, khususnya penegakan hukum tentunya harus relevan dengan apa yang
di pelajari dan di amanatkan dalam etika profesi. Agar setiap profesi menjalankan fungsi dan
tugasnya dan dapat bertanggungjawabkan etikanya, namun dewasa ini tidak sedikit aparat
penegak hukum dalam menjalankan profesiu hukum tersebut. Melanggar, menyimpang dan
mengesampingkan etika profesi atau kode etik profesi hukum. Maka dari itu untuk mewujudkan
penegak hukum yang beretika harus menjunjung tinggi dan melaksanakan kode etik profesi
hukum tersebut.

2. Pertanyaan
Ketika kita bicara profesi berarti kita membicarakan standar. Apa yang menjadi standar
penyelenggara profesi hukum ?
Jawaban
Penyelenggara profesi hukum adalah suatu badan penyelenggara yang menghimpun para sarjana
sarjana hukum yang akan melaksanakan profesi hukum sesuai kopetensinya masing masing.
Dalam menjalankan tugasnya penyelenggara profesi hukum mempunyai standar yaitu :
a. Setiap penyelenggara profesi hukum harusnya mempunyai kode etiksebagai patokan untuk para
profesi hukum.
b. Latar belakang pendidikan tinggi para profesi hukum tersebut.
c. Melakukan pengabdian masyarakat.
Standar tersebut harus di penuhi dan di laksanakan karena masyarakat hanya mengetahui kita itu
sarjana hukum dan berkompeten.

Tanya Jawab Kelompok 4 Bab IV (Pertanyaan dan Jawaban)


1. Pertanyaan
Indonesia merupakan negara hukum. Apa yang dimaksud negara tanpa hukum ?
Jawaban
Menurut Friedrich Julius Stalh, yang dimaksud negara hukum, harus memenuhi
(memiliki) 4 unsur (elemen) yaitu: (1) Terjaminnya hak asasi manusia (HAM), (2) Pembagian
kekuasaan, (3) Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan, dan (4) Peradilan tata
usaha negara. Sedangkan negara tanpa hukum adalah negara yang tidak memiliki 4 unsur
tersebut.

2. Pertanyaan
Apa yang harus diperbaaiki dari citra peradilan di negara hukum ini?
Jawaban
Yang harus diperbaiki dari citra petradilan menurut kelompok saya, yaitu para penegak
hukumnya. Karena kita tidak dapat mengharapkan keadaan negara menjadi lebih baik, jika
manusianya tidak lebih baik juga perilakunya.

3. Pertanyaan
Proses pengadilan khusus anak diselenggarakan di peradilan mana ?
Jawaban
Disetiap peradilan negeri itu ada, tetapi dilakukan secara khusus atau tertutup untuk umum.

Tanya Jawab Kelompok 5 BAB V (Pertanyaan dan Jawaban)


1. Pertanyaan
Apa yang di maksud legaliter ?
Jawaban
Setiap orang yang semestinya mendapatkan perlakuan yuridis dengan adil, jujur dan legaliter
yang di perlakukan sama dan yang berpijak atas nama hukum dan keadilan.

2. Pertanyaan
Bagaimana prinsip legaliter?
Jawaban
Prinsipnya adalah hukum harus tegak, berdiri kuat, dan superior ( menunjukan supremasinya ) di
bandingkan kekuatan uang politik. Hukum wajib di berdirikan sebagai kekuatan yang
mengayomi kepentingan semua pihak tanpa terkecuali.

3. Pertanyaan
Apa ideologi yang di gunakan oleh teroris ?
Jawaban
Yang di gunakan adalah semacam parasit yang artinya klaim kebenaran, sementara apa dan siapa
yang sedang mengisi ranah bernegara dan bermasyarakat bebeda dengan garis ideologinya.
Pembangkang kebenaran dan pihak pihak yang di nilainya bertanggung jawab terhadap
maraknya praktik ketidak adilan yang absah yang pantas untuk di lawan, di habisi dan di musuhi.
Tanya jawab kelompok 6 BAB VI (Pertanyaan dan Jawaban)
1. Pertanyaan
Apa arti rekontruksi hukum? Dan apa perbedaan polisi indonesia dengan polisi luar negeri ?
Jawaban
Rekontruksi adalah Pemabangunan kembali dalam arti pembangunan kembali tatanan hukum
untuk menjadi lebih baik. Perbedaan polisi indonesia dengan luar negeri adalah di lihat dari
sistem dan aturan setiap negara berbeda persamaanya yaitu sama sama penegak hukum.

2. Pertanyaan
Jelaskan mengapa polisi itu sebagai pintu gerbang keadilan untuk masyarakat ?
Jawaban
Karena polisi sebagai penegak hukum yang mengayomi, melayani masyarakat apabila penegak
hukum itu baik berarti hukum itu akan berjalan sesuai dengan tujuan hukum tersebut.

3. Pertanyaan
Apabila dilihat dari sudut pandang kelompok kalian dari segi apa rekontruksi peradilan yang
lebih baik?
Jawaban
Jika ingin rekontruksi lebih baik lagi maka harus adanya kesadaran dam tamggumg jawab oleh
penegak hukum, aparatur negara sesuai dengan etika profesi. Apabila penegak hukum sudah
menjalani kewajibannya dengan baik maka sistem perdailan juga akan menjadi baik.

SOAL-SOAL DARI BUKU


Soal BAB I (Pertanyaan dan Jawaban)
1. Pertanyaan
Jelaskan perbedaan antara etika, akhlaq, dan moral!
Jawaban
Etika adalah cabang utama ilmu filsafat yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam
hidup manusia semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang merupakan
pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang merupakan perbuatan, Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan-perbuatan
dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran. Akhlak
merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai,
tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan
Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang
dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya
dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut
amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.
Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.
Etika dan moral memiliki perbedaan, yaitu: kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan
nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio,
sedangkan dalam pembicaran moral tolak ukur yang digunakan adalah norma-norma yang
berkembang dan berfungsi di masyarakat. Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran
filosofis dan berada dalam dataran konsep-konsep. Kesadaran moral dapat juga berwujud
rasional dan obyektif, yaitu suatu perbuatan yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat.

2. Pertanyaan
Apa saja urgensi etika bagi kehidupan manusia ?
Jawaban
urgensinya etika bagi kehidupan manusia adalah berikut:
1. Diharapkan terwujud pengendalian, pengawasan dan penyesuaian perilaku manusia sesuai
dengan panduan etika yang wajib dipijakinya.
2. Terjadinya tertib kehidupan bermasyarakat.
3. Dapat ditegakkannya nilai-nilai dan advokasi kemanusiaan, kejujuran, keterbukaan dan keadilan.
4. Dapat ditegakkannya tujuan (keinginan) hidup manusia.
5. Dapat dihindarkan terjadinya free fight competition dan abus competition.

3. Pertanyaan
Deskripsikan dengan suatu contoh kasus mengenai urgensi etika bagi kehidupan manusia!
Jawaban
Satu contoh kasus mengenai urgensi etika dalam kehidupan manusia bisa dilihat kasus
penelantaran anak yang terjadi dibekasi, dimana kita ketahui orang tua yang berpendidikan
melakukan penelantaran anak. Dalam kasus penelantaran anak ini menunjukan bahwa orang tua
yang bersangkutan tidak beretika.

4. Pertanyaan
Bagaimanakah titik temu antara etika dengan norma hukum?
Jawaban
Titik temu etika dan hukum adalah terlentak pada muatan substansial yang mengatur tentang
perilaku manusia, dimana kita ketahui etika membicarakan soal baik buruknya manusia
sedangkan hukum mengatur perilaku manusia yang di formalkan dalam bentuk Undang
Undang biasanya berisi perintah dan larangan.

5. Pertanyaan
Apa saja dampak yang menimpa manusia, masyarakat, dan bangsa yang melakukan pembiaran
terhadap praktek pelanggaran etika!
Jawaban
jika manusia, masyarakat dan bangsa melakukan pembiaran terhadap pelanggaran etika maka
akan timbul kehancuran untuk kesemuanya, manusia tidak beretika maka akan hilang rasa
kepedulian kepada oranglain, rasa kepedulian terhadap oranglain hilang maka akan hilang rasa
bermasyarakat yang baik, hilang rasa bermasyarakat yang baik maka akan hilang persatuan
bangsa, hilangnya persatuan bangsa akan menyebabkan hancurnya bangsa.

Soal BAB II (Pertanyaan dan Jawaban)


1. Pertanyaan
Apa yang saudara ketahui/pahami dengan profesi?
Jawaban :
Profesi adalah pekerjaan pelayanan yang dilandasi dengan persiapan atau pendidikan khusus
yang formil dan landasan kerja yang ideal serta didukung oleh cita-cita etis masyarakat.

2. Pertanyaan :
Jelaskan unsur unsur yang menentukan suatu pekerjaan bisa di golongkan sebagai profesi?
Jawaban :
a. Suatu pekerjaan yang bersifat tetap ,tidak temporer dan tidak berubah- ubah
b. Pekerjaan itu diorientasikan untuk mendapatkan upah bayaran,atau imbalan tinggi, atau yang
sesuai dengan kesepakatan para pihak tertentu yang bersedia membayarnya.
c. Pekerjaan tersebut dilaksanak sesuai dengan keahliannya dan tidak di lakukan asal asalan saja.
d. Pekerjaan itu terdapat adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
Bahwa suatu pekerjaan itu dapat disebut profesi bilamana memenuhi persyaratan yang sudah di
tetapkan, baik oleh lembaga formal atau non formal yang memiliki kewengan untuk
mengesahkannya.

3. Pertanyaan
Mengapa etika hukum itu perlu di tuangkan menjadi kode etik profesi hukum?
Jawaban
Karena Kode etik profesi adalah seperangkat kaidah, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang
berlaku bagi anggota organisasi profesi yang bersangkuta. Kode etik profesi disusun sebagai
sarana untuk melindungi masyarakat dan para anggota organisasi profesi dari penyalahgunaan
keahlian profesi.
Dengan berpedoman pada kode etik profesi inilah para profesional melaksanakan tugas
profesinya untuk mencipatakan penghormatan terhadap martabat dan kehormatan manusia yang
bertjuan menciptakan keadilan di masyarakat. Kode etik profesi tentunya membutuhkan
organisasi profesi yang kuat dan berwibawa yang sekaligus mampu menegakkan etika profesi.
Penegakkan kode etik profesi sendiri dimaksudkan sebagai alat kontrol dan pengawasan terhadap
pelaksanaan nilai-nilai yang tertuang dalam kode etik yang merupakan kesepakatan para pelaku
profesi itu sendiri dan sekaligus juga menerapkan sanksi terhadap terhadap setiap perilaku yang
bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.

4. Pertanyaan
Jelaskan pengertian kode etik profesi hukum dan pentingnya bagi kalangan pengemban profesi
hukum?
Jawaban
Karena Kode etik profesi hukum adalah seperangkat kaidah, baik tertulis maupun tidak tertulis,
yang berlaku bagi anggota organisasi profesi hukum yang bersangkuta. Kode etik profesi hukum
disusun sebagai sarana untuk melindungi masyarakat dan para anggota organisasi profesi dari
penyalahgunaan keahlian profesi.
Pengemban profesi hukum itu mencakup 4 (empat) bidang karya hukum, yaitu:
a. Penyelesaian konflik secara formal (peradilan yang melibatkan profesi hakim, Advokat, dan
Jaksa);
b. Pencegahan konflik (perancangan hukum);
c. Penyelesaian konflik secara informal (mediasi, negoisasi); dan
d. Penerapan hukum di luar konflik.
Profesi hukum di Indonesia meliputi semua fungsionaris utama hukum seperti hakim, jaksa,
polisi, advokat/pengacara, notaris, konsultan hukum dan ahli hukum diperusahaan.

5. Pertanyaan
Apa saja karakteristik profesi hukum ?
Jawaban
a. Sikap kemanusiaan, agar tidak menaggapi (menyikapi) hukum secara formal belaka, Artinya,
sebagai sarjana hukun dituntut sejak dini untuk gemar melakukan analisis dan interpretasi yuridis
yang sesuai dengan aspirasi dan dinamika masyarakat, sehingga dalam dirinya tidak sampai
kehilangan, apalgi tergusur atau terdegradasi wacana kemanusiaan.
b. Sikap keadilan yang berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan. Ketentuan perundang-undangan
yang berhasil dipelajari dan mengantarkannya sebagi pihak yang jadi pusat ketergantungan
masyarakat adalah sudah seharusnya kalu sikap-sikap yang ditujukan itu mencerminkan dan
mengartikulasikan tuntutan masyarakat.
c. Mampu melihat dan menempatkan nilai-nilai objektif dalam suatu perkara yang ditangani.
Penyelenggara hukum yang dihadapkan dengan kasus seorang klien, yang perlu dan harus
dikedepankan lebih dulu adalah mencermati dan menelaah secara teliti kronologis kasus tersebut
d. Sikap kejujuran. Sikap ini boleh dikata menjadi panduan moral tertinggi bagi penyelenggara
profesi hukum. sebagai suatu panduan tertinggi, tentulah akan terjadi resiko dan impact yang
cukup komplikatif bagi kehidupan masyarakat dan kenegaraan kalau sampai sikap itu tidak
dimiliki oleh penyelenggara hukum. Sebagai suatu sikap yang harus ditegakkan dalam
penyelenggaraan profesi, maka tanggung jawab yang terkait dengannya akan ditentukan
karenannya.

6. Pertanyaan
Deskripsikan dengan suatu contoh kasus yang bisa di golongkan sebagai kasus pelanggaran
profesi hukum!
Jawaban
Penangkapan terhadap jaksa Urip Tri Gunawan, telah membuka borok besar di tubuh Kejaksaan
Agung, khususnya Korps Adhyaksa. Ditangkapnya jaksa ketua penyidikan kasus BLBI untuk
BDNI Urip Tri Gunawan memunculkan desakan agar KPK mengambil alih penanganan kasus
BLBI. KPK dinilai relatif lebih independen dan mendapat kepercayaan publik.Masyarkat
Indonesia yang menaruh kepercayaan terhadap lembaga penegak hukum di negeri ini ternyata
hanya diatas kertas saja,lembaga tersebut nyata dalam prakteknya melakukan pelanggaran
hukum. Jadi,wajar dan pantas Seorang Jaksa Urip Tri gunawan di berhentikan dan di hukum
sebagai pelangaar etika penegak hukum,sesuai dengan ketentuan hokum,Jaksa diberhentikan
tidak dengan hormat dari jabatannya dengan alasan : terus menerus melalaikan kewajiban dalam
menjalankan tugas/pekerjaannya.(PASAL 13 AYAT 1 HURUF B UNDANG-UNDANG
NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA).kendati pun
perbuatannya hanya skali/bukan terus menrus.Tapi mungkin yang karena yang kita tahu hanya
sekali,di lain waktu sebelumnya yang tidak kita ketahui,mungkin juga telah berbuat
demikian.Urip Tri Sebagai jaksa di mata masayrakat etikanya tidak lagi sebai penegak hukum.
Soal BAB III (Pertanyaan dan Jawaban)
1. Pertanyaan
Jelaskan tahap tahap perkembangan profesi hukum!
Jawaban
a. Kode etik organisasi dimaksudkan untuk melindungi anggotanya untuk menghadapi persaingan
yang tidak jujur dan untuk mengembangkan profesi yang sesui dengan cita cita masyarakat.
b. Hubungan antar anggota profesi hukum adalah suatu yang dianggap paling penting,sopan santun
atau keungaharian harus di jaga dengan baik diantara anggota yang satu dengan yang lainnya
dalam profesi yang sama.
c. Dengan kode etik, semua anggota berada dalam satu ikatan yang kuat.Ini di maksud supaya
tidak ada campur tangan pihak lain dan untuk melindungi profesi terhadap pemberlakuan hukum
yang dirasakan tidak adil.
d. Agar praktek pengembangan profesi dapat sesuai dengan cita cita ,para anggota harus memiliki
kualiats pendidikan yang memadai.
e. Tahap di mana orang memandang penting adanya hubungan sbuah profesi dengan pelayanan
yang memang dibutuhakan oleh masyarakat umum.

2. Pertanyaan
Bagaimanakah syarat syarat menjadi penyelenggara profesi hukum yang baik?
Jawaban
a. Sikap kemanusiaan, agar tidak menaggapi (menyikapi) hukum secara formal belaka, Artinya,
sebagai sarjana hukun dituntut sejak dini untuk gemar melakukan analisis dan interpretasi yuridis
yang sesuai dengan aspirasi dan dinamika masyarakat, sehingga dalam dirinya tidak sampai
kehilangan, apalgi tergusur atau terdegradasi wacana kemanusiaan.
b. Sikap keadilan yang berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan. Ketentuan perundang-undangan
yang berhasil dipelajari dan mengantarkannya sebagi pihak yang jadi pusat ketergantungan
masyarakat adalah sudah seharusnya kalu sikap-sikap yang ditujukan itu mencerminkan dan
mengartikulasikan tuntutan masyarakat.
c. Mampu melihat dan menempatkan nilai-nilai objektif dalam suatu perkara yang ditangani.
Penyelenggara hukum yang dihadapkan dengan kasus seorang klien, yang perlu dan harus
dikedepankan lebih dulu adalah mencermati dan menelaah secara teliti kronologis kasus tersebut
Sikap kejujuran.
3. Pertanyaan
Pada saat kapan penyelenggara profesi hukum di katagorikan gagal menjalankan perannya?
Jawaban
Dalam pembahasan profesi hukum, Sumaryono (1995) menyebutkan lima masalah yang
dihadapi sebagai kendala yang cukup serius, yaitu :
a. Kualitas pengetahuan profesional hukum;
b. Terjadi penyalahgunaan profesi hukum;
c. Kecenderungan profesi hukum menjadi kegiatan bisnis;
d. Penurunan kesadaran dan kepedulian sosial;
e. Kontinuasi sistem yang sudah usang.

4. Pertanyaan
Mengapa mentalitas aparat penengak hukum sangat menentukan terhadap terlaksana tidaknya
law enforcement di indonesia?
Jawaban
Karena lemahnya mentalitas aparat penegak hukum mengakibatkan penegakkan hukum tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Banyak faktor yang mempengaruhi lemahnya mentalitas aparat
penegak hukum diantaranya lemahnya pemahaman agama, ekonomi, proses rekruitmen yang
tidak transparan dan lain sebagainya. Sehingga dapat dipertegas bahwa faktor penegak hukum
memainkan peran penting dalam memfungsikan hukum. Kalau peraturan sudah baik, tetapi
kualitas penegak hukum rendah maka akan ada masalah. Demikian juga, apabila peraturannya
buruk sedangkan kualitas penegak hukum baik, kemungkinan munculnya masalah masih
terbuka.

5. Pertanyaan
Deksripsikan suatu contoh kasus yang membenarkan kalau menentukan mentalitas aparat
penegak hukum sangat menentukan terhadap terlaksana tidaknya law enforcement di indonesia!
Jawaban :
Proses rekruetment anggota polisi yang disinyalir ada unsur kekeluargaan dan pesanan dari para
pimpinannya ,sehingga ketika dia sudah menjadi maka bisa saja mental yang terbentuk sudah
tidak baik maka perlu adanya ketegasan dari seluruh warga masyrakat bahwa mentalitas
merupakan hal yang penting untuk terlaksannay penegakan hukum.

6. Pertanyaan
Mengapa penegakan hukum tidak hanya di tentukan oleh satu faktor saja ?
Jawaban
Karena efektifiatas penegakan hukum di tentukan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut :
a. Hukumnya sendiri.
b. Penegak hukum.
c. Sarana dan fasilitas.
d. Masyarakat.
e. Kebudayaan.
Kelima faktor yang dikemukakan Soerjono Soekanto tersebut, tidaklah disebutkan faktor mana
yang sangat dominan berpengaruh atau mutlaklah semua faktor tersebut harus mendukung untuk
membentuk efektifitas hukum. Namun sistematika dari kelima faktor ini jika bisa optimal,
setidaknya hukum dinilai dapat efektif.

Soal BAB IV ((Pertanyaan dan Jawaban)


1. Pertanyaan
Jelaskan menurut hukum (konstitusi) tentang kedudukan negara hukum di indonesia.
Jawaban
Tentang indonesia dalah Negara hukum secara formal disebutkan dalam penjelasan Undang-
undang Dasar 1945 yang mnyebutkan bahwa Indonesia adalah Negara yang berdasarkan
hukum dan tidak berdasarkan kekuasaan belaka, yang ditegaskan dalam pasal 27 UUD 1945
yaitu tentang sisitem konstitusi dan equality before the law.

2. Pertanyaan
Apa saja indikator suatu negara layak/patut di golongkan sebagai negara hukum?
Jawaban
Adanya beberapa unsur bahwa Negara layak di kakatakan sebgai Negara hukum yaitu :
a. Terjaminnya Hak Asasi Manusia
b. Legalitas
c. Pembagian kekuasaan
d. Peradilan yang bebas dan tidak memihak
e. Kedaulatan rakyat
f. Demokrasi
g. Konstitusional
h. Supremasi hukum

3. Pertanyaan
Mengapa bisa terjadi suatu negara yang menyebut dirinya sebagai negara hukum, bergeser
menjadi layaknya negara tanpa hukum ?
Jawaban
Karena tidak sedikit aparat penegak hukum yang bisanya hanya mmempermainkan hukum,yang
memperlakukan dunia peradilan tidak ubahnya toko swalayan,bahwa dunia hukum tidak
ubahnya pasar yang bisa di jadikan ajang jual beli sesuka hati sesuia dengan kemampuan
pembeli dan pihak yang menjualanya

4. Pertanyaan
Deskripsikan suatu contoh kasus dari suatu perbuatan yang dapat mengakibatkan (membenarkan)
suatu negara hukum menjadi negara tanpa hukum!
Jawaban
Ketika ada sesoarang yang tersangkut masalah hukum dan dia merasa mempunyai uang yang
lebih untuk menyauap beberapa aparat penegak hukum agar kasus yang melibatkan dirinya bisa
di bebaskan dari jerat hukum, dan disituhlah bahwa tidak ubahnya sebgai pasar swalayan ada
yang membutuhkan dan ada yang dibutuhkan.

5. Pertanyaan
Apa pelajaran penting yang di jawab oleh socrates dalam membangun citra peradilan di
indonesia?
Jawaban
Adanya persamaan di mata hukum (equality before the law ),dan tidak anya disrkriminasi dalam
penegakan hukum ,tidak anay tebang pilih kasus kasus hukum,,proses peradilan yang bebas dan
tidak adanya campur tangan kekuasaan.

6. Pertanyaan
Mengapa penegak hukum di indonesia perlu belajar dari peradilan calsiopoli?
Jawaban
Karena banyak elemen negara, khususnya elemen penegak hukum yang tidak mau belajar dari
sejarah. Mereka masih menyukai terkerangkeng dan terhegemoni oleh sekumpulan petualang
politik dan ekonomi (pengusaha) yang dinilai mampu menyenangkan dan menguntungkannya
lewat kolaborasi berparadigma penyamanan dan pelanggengan praktik korupsi.
Karena, Pengadilan Calciopoli sudah dipercaya menjadi pengadil yang berasas fair play, jujur,
adil, tidak diskriminatif, dan independen, demi tegaknya kedisiplinan, ketertiban, dan
keharmonisan sosial dalam dunia sepak bola. Prestasi pengadilan Calciopoli tersebut terletak
pada kapabilitas moralnya dalam menjaga independensi, yang kapabilitas ini tidak dimiliki oleh
dunia peradilan di negeri ini.

Soal BAB V (Pertanyaan dan Jawaban)


1. Pertanyaan
Apa yang saudara ketahui/ pahami dengan prinsip egaliter dalam penegakan hukum?
Jawaban
Bahwa Hukum selayaknya harus dikonstruksikan tempat yang steril dari gangguan tangan-
tangan kotor (the dirty hands) yang bermaksud menghalangi dan mematikan idealisme norma-
norma yuridis, termasuk pihak-pihak yang 'sepertinya' berambisi dan beridealisme mewujudkan
penegakan hukum seperti aparat penegak hukum. Namun faktanya, menerapkan politik tebang
pilih atau mengorupsi sakralitas sistem hukumlah yang mengakibatkan cedera dan bopengnya
wajah hukum Indonesia.

2. Pertanyaan
Mengapa penegak hukum bisa mengidap penyakit amnesia dalam penegakan hukum?
Jawaban
Karena penegak hukum sudah melupakan kewajibannya sebagai penegak hukum, disebabkan
kuatnya hegomoni kepentingan politik dan ekonomi sehingga aparat penegak hukum mengidap
penyakit amnesia lupa akan jati dirinya.

3. Pertanyaan
Apa saja dampak bagi penegak hukum yang mengidap penyakit amnesia dalam penegakan
hukum?
Jawaban
1) Merosotnya kridibilitas masyarakat terhadap dunia peradilan.
2) Masyarakat sudah tidak di hormati oleh kalangan penegak hukum
3) Masyarakat tidak akan lagi menganggap dunia peradilan sebagai tumpuan.

4. Pertanyaan
Apa yang saudara ketahui dengan gartifikasi?
Jawaban
Pengertian gratifikasi terdapat pada Penjelasan Pasal 12B Ayat (1) UU No.31 Tahun 1999 juncto
UU No.20 Tahun 2001, bahwa : "Yang dimaksud dengan "gratifikasi" dalam ayat ini adalah
pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjawalan wisata, pengobatan
cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diteria di dalam negeri maupun
di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana
elektronik."

5. Pertanyaan
Mengapa gratifikasi dapat mengakibatkan buramnya potret penegakan hukum di indonesia?
Jawaban
Karena gratifikasi yang terjadi saat ini sudah sangat merusak penegakan hukum di indonesia
dengan mudahnya para penyelenggara Negara dan penegak hukum menerima gratifikasi
tersebut,disebabkan mental para pengak hukum sudah hilang dari kodrat sejatinya,dan sangat
jelas sudah merusak tatanan hukum di indonesia.

6. Pertanyaan
Deskripsikan dengan suatu contoh kasus yang bisa di golongkan sebagai kasus gartifikasi?
Jawaban
Seorang pejabat senior di biro perlengkapan yang mempunyai kewenangan dalam hal
pengadaaan barang dan jasa sebuah Kementerian. Kemudian, seorang penyedia barang dan jasa
yang sudah 2 (dua) tahun melayani peralatan komputer untuk Kementerian A menawarkan
komputer cuma-cuma untuk digunakan di rumah A selama A membutuhkannya. Tiga bulan lagi
kontrak layanan peralatan komputer bagi Kementerian A akan diperbaharui, dan A biasanya
menjadi anggota dari kepanitiaan yang memutuskan perusahaan mana yang memenangkan
kontrak tersebut.
Sebagai penyelenggara negara/pegawai negeri (pegawai senior dari biro perlengkapan di sebuah
Kementerian), A telah menerima hadiah (gratifikasi) berupa komputer dari pihak yang Anda
ketahui sebagai rekanan dari Kementerian.

Soal BAB VI (Pertanyaan dan Jawaban)


1. Pertanyaan
Jelaskan kedudukan polisi, jaksa, dan hakim secara yuridis di indonesia!
Jawaban
Dalam Undang-Undang No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, Pasal 2 ayat (1) ditegaskan
bahwa Kejaksaan R.I. adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara dalam
bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang. Kejaksaan sebagai
pengendali proses perkara (Dominus Litis), mempunyai kedudukan sentral dalam penegakan
hukum, karena hanya institusi Kejaksaan yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat
diajukan ke Pengadilan atau tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara
Pidana.
Polisi sebagai instansi pertama yang terlibat dalam mekanisme Sistem Peradilan Pidana
berpedoman pada Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia, yang mempunyai tugas utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 undang-undang
tersebut adalah :
a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
b. menegakkan hukum, dan
c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Pasal 1 Undang-undang Nomor 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, yang berbunyi :
Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya
Negara Hukum Republik Indonesia

2. Pertanyaan
Mengapa polisi di sebut pula sebagai pengemban profesi jalanan, sedangkan jaksa dan hakim
di sebut sebagai pengemban profesi hukum gedongan ?
Jawaban
Menurut Almarhum Prof Tjipto R Pekerjaan polisi sulit diatur hukum karena bergelimang
interaksi dengan manusia dan masyarakat. Beliau menyebut karakteristik polisi sebagai penegak
hukum jalanan. Polisi berbeda dari jaksa dan hakim yang saya sebut sebagai penegak hukum
gedongan. Polisi adalah petugas (officer) lapangan, bekerja tanpa sarung tangan dan tidak di
belakang loket, berada langsung di tengah orang baik atau jahat. Maka, risiko polisi dikalungi
celurit lebih besar daripada jaksa dan hakim. Namun, bahaya itu sudah menjadi bagian risiko
pekerjaan polisi.
Maka, bagi polisi, menjalankan hukum pidana tidak seperti menarik garis lurus antara dua titik,
tetapi dapat penuh pergulatan sosiologis dan kemanusiaan .

3. Pertanyaan
Mengapa profesi polisi sering kali di indentikan dengan profesi yang paling dekat dengan
kekerasan?
Jawaban
Karena polisi langsung berinteraksi dan berada di tengah tengah suatu kejadian kejahatan dan
berada langsung dilapangan sebagai penegak hukum dan sangat wajar bahwa polisi identik
dengan kekerasan karena berinteraksi langsung dengan para penjahat.

4. Pertanyaan
Buatlah contoh kasus mengenai polisi yang melakukan pelanggaran HAM saat menjalankan
tugasnya?
Jawaban
Seorang polisi dengan seenaknya menangkap seseorang tanpa memiliki bukti yang kuat dengan
melakukan tindakan kekerasan yang mengakibatkan kemerdekaan seseorang tersebut hilang
bahkan sampai meninggal dunia.

5. Pertanyaan
Mengapa hakim di sebut sebagai benteng terakhir peradilan? Jelaskan dengan menunjuk pada
suatu kasus?
Jawaban
Karena hakim adalah sebagai corong undang- undang karena di tangan hakimlah suatu putusan
antara kebenaran ,keadilan akan diputuskan,karena hakim adalah wakil tuhan di dunia.
Contohnya seseorang yang diduga di fintah sebagai pembunuh padahal pembunuh yang aslinya
tidak ditahan, maka hakim sebgai benteng terakhir untuk menentukan apakah dia bisa bebas atau
tidak.

6. Pertanyaan
Apa urgensi moral bagi aparat penegak hukum?
Jawaban
Pentingnya moral untuk aparat penegak hukum karena moaral adalah salah satu landasan aparat
penegak hukum itu baik atau tidak ,jika moral apart penegak hukumnya saja buruk maka proses
penegakan hukumnya pun akan tidak berjalan sebagai mana yang sudah ada di kode etik profesi
penegak hukum itu sendiri.

Soal BAB VII (Pertanyaan dan Jawaban)


1. Pertanyaan
Deskripsikan citra peradilan dengan menunjukan contoh contoh kasus!
Jawaban
Citra peradilan di indonesia dewasa ini sangat memprihatinakan karena masyarakat sudah tidak
percaya lagi dengan para penegak hukum ,dikarena bahwa dalam peradilannya kadang para
hakim mudah di suap dalam memutuskan perkaranya.
Kasus suap hakim styabudi yang menerima gartifikasi.

2. Pertanyaan
Jelaskan mengenai kedudukan komisi pemberantasa korupsi dan komisi yudisial secara
konstitusional!
Jawaban
KPK merupakan lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat
independen serta bebas dari pengaruh kekuasaan manapun. KPK mempunyai berbagai tugas dan
tanggung jawab yang merupakan amanat hukum sebagaimana diuraikan di dalam Undang-
undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Tugas
dan tanggung jawab tersebut adalah:
a. Berkoordinasi dengan berbagai institusi negara lainnya untuk memberantas korupsi;
b.Mengawasi berbagai institusi lainnya yang berwenang untuk memberantas korupsi;
c. Melaksanakan berbagai investigasi, pendakwaan, dan pemrosesan secara hukum terhadap
berbagai kasus korupsi;
Komisi Yudisial Republik Indonesia atau cukup disebut Komisi Yudisial (disingkat KY RI atau
KY) adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim. Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang bersifat
mandiri dan dalam pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh
kekuasaan lainnya.Komisi Yudisial bertanggungjawab kepada publik melalui DPR, dengan cara
menerbitkan laporan tahunan dan membuka akses informasi secara lengkap dan akurat.( Undang
undang No 22 Tahun 2004 )

3. Pertanyaan
Mengapa negara membentuk komisi pemberantasan korupsi dan komisi yudisial?
Jawaban
KPK ini dibentuk sebagai wujud karena sulitnya pemberantasan korupsi di Indonesia, disamping
itu pemberantasan korupsi di Indonesia belum dapat dilaksanakan secara optimal. Pembentukan
KPK juga dengan pertimbangan bahwa pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh lembaga
pemerintah belum berfungsi secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, pemberantasan tindak
pidana korupsi perlu ditingkatkan secara professional, intensif, dan berkesinambungan karena
korupsi telah merugikan keuangan negara, perekonomian negara, dan menghambat
pembangunan nasional.
Karena berdasarkan Pasal 24B Ayat 1 UUD 1945, Komisi Yudisial merupakan lembaga negara
bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai
wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,keluhuran martabat, serta
perilaku hakim. Di karenakan perlu adanya komisi pengawasan kode etik para hakim dalam
sistem peradialn di Indonesia yang pada saat itu penuh rekayasa.

4. Pertanyaan
Jelaskan kondisi citra peradilan sekarang jika di kaitkan dengan peran peran yang di lakukan
oleh komisi pemberantasan korupsi dan komisi yudisial !
Jawaban
Citra peradilan pada saat sekarang dengan adanya kedua lembaga tersebut KPK dan KY jelas-
jelas sangat berguna sekali di karena peran KPK dalam pemberantasan korupsi di Indonesia
begitu sangat terasa sekali dalam penegakan hukumnya walaupun masih di rasa kurang dalam
pemberantasan korupsi saya rasa di sini KPK sudah berperan aktif, sedangakan dengan lembaga
KY ini sangat terlihat sekali pengawasanya dalam mengawasi para hakim yang di duga dalam
memutus perkaranya terdapat pelanggaran kode etik.

5. Pertanyaan
Apa saja hak hak anak yang saudara ketahui ?
Jawaban
a. Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.
b. Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.
c. Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan
tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.

6. Pertanyaan
Bagaimanakah potret hak hak asasi anak dewasa ini paska terbentuknya komisi perlindungan
anak ( KPA )?
Jawaban
Komisi perlindungan anak (KPA) merupakan institusi yang secara yuridis diakui keberadaannya.
Keberadaan ini terkait dengan peran yang dilakukan oleh KPA dalam memeberikan
perlindungan terhadap anak-anak. KPA berkewajiban memberikan masukan kepada pemerintah
atau pihak-pihak lain yang punya kompetensi dalam menangani anak-anak bermasalah, termasuk
institusi peradilan yang secara langsung berhubungan proses penanganan anak-anak yang
bermasalah secara hukum, atau KPA berhak mempertanyakan peran yang dilakukan institusi
lain, yang dinilainya kurang atau tidak mendukung terhadap perlindungan anak-anak.
Dewasa ini, kekerasan terhadap anak semakin tidak asing lagi. Anak-anak masih diperlakukan
sebagai obyek kekerasan yang dilakukan oleh orang dewasa, dan bahkan oleh aparat, padahal
aparat ini seharusnya bertanggung jawab terhadap perlindungan anak, layak jika kemudian
Komisi Perlindungan Anak (KPA), sebagai lembaga yang mendapatkan tanggung jawab dari
negara, dipertanyakan keberadaannya secara yuridis empiris.

Diposting 15th June 2015 oleh Firmansyah

Lihat komentar

Informasi hukum

Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis

1.

Mar

SEJARAH LAHIRNYA IDEOLOGI


SOSIALISME KOMUNISME

(diambil dari buku Filsafat Materialisme dan Sosialisme Dalam Kritik Ilmiah, karya Syamsuddin Ramadlan)
Pada dasarnya, sosialisme muncul sebagai bentuk penolakan dari kapitalisme. Ini didasarkan pada
kenyataan bahwa, kapitalisme telah berimplikasi buruk terhadap nasib kaum buruh Eropa pada abad ke 19.
Di satu sisi, industrialisasi dengan kapitalisasinya telah mendorong dengan pesat laju produksi barang dan
jasa, akan tetapi, di sisi yang lain, keduanya juga bertanggung jawab terhadap kesenjangan dan krisis sosial
yang merugikan kaum buruh. Upah kerja rendah, jam kerja panjang, eksploitasi tenaga anak dan wanita,
serta pabrik yang kurang --bahkan tidak-- memperhatikan keamanan kerja dan kesejahteraan kaum
buruh,[1] telah mendorong para pemikir untuk meninjau kembali paradigma dasar kapitalisme.
Muncul kemudian Robert Owen (1771-1858) di Inggris, Saint Simon (1760-1825) dan Fourier (1772-1837) di
Perancis. Mereka berusaha memperbaiki kondisi buruk akibat sistem kapitalisme dan mulai menyerukan
gagasan sosialisme. Namun, usaha mereka tidak dibarengi dengan tindakan nyata, maupun konsepsi nyata
mengenai tujuan dan strategi dari perbaikan itu. Akibatnya, teori-teori mereka dianggap sebagai khayalan
semata (sosialisme utopis), terutama oleh Marx dan Engels.[2]
Karl Mark (1818-1883) dari Jerman, tampil ke depan. Ia juga mengecam keadaan ekonomi dan sosial yang
bobrok akibat diterapkannya sistem ekonomi kapitalistik. Untuk mengubah kondisi masyarakat yang bobrok,
Karl Mark berpendapat bahwa masyarakat harus diubah dengan perubahan radikal (revolusioner) bukan
dengan perubahan tambal sulam.[3] Selanjutnya, Marx menyusun teori-teori sosial yang bertumpu pada
hukum-hukum ilmiah. Ia menamakan teori sosialnya dengan nama Sosialisme Ilmiah (Scientific Socialism),
untuk membedakan pahamnya dengan Sosialisme Utopis. Dalam menyusun teori-teori sosialnya Mark
banyak dipengaruhi oleh filsuf Jerman Hegel (1770-1831, terutama filsafat Hegel tentang dialektika.[4] Ia
dan seorang kawan dekatnya, Engels, menerbitkan berbagai macam karangan, salah satunya yang paling
masyhur adalah Manifesto Komunis dan Das Kapital.[5]
Walaupun Mark pada satu sisi menyerang konsep filsafat idealisme[6], namun pada sisi lain ia mengadopsi
filsafat ini untuk menjelaskan perkembangan (evolusi) masyarakat. Di tangan Karl Mark, konsep dialektika
dijadikan sebagai pisau analisa sosial --terutama untuk menjelaskan kebobrokan sistem kapitalisme--,
karena di dalamnya terkandung unsur yang lebih maju. Unsur dialektis ini ia perlukan untuk menjelaskan
perkembangan masyarakat mulai dari masyarakat feudal, kapitalis, hingga sosialis. Untuk itu, Mark
merumuskan teori dialektika materialisme (dialectical materialism). Selanjutnya, teori ini ia gunakan untuk
menganalisa sejarah perkembangan masyarakat, yang ia sebut dengan materialisme historis (historical
materialism).
Berdasar materialisme sejarah, Karl Mark menguraikan, bahwa kapitalisme akan runtuh oleh revolusi yang
digerakkan kaum proletar untuk membuka jalan terwujudnya masyarakat sosialis-komunis.
Salah satu ide pokok yang membangun sosialisme-komunisme adalah konsep alienasi. Alienasi adalah
suatu hubungan antara dua atau lebih orang atau bagian-bagian dirinya, dimana orang itu terpisah dari,
menjadi asing pada, atau diasingkan dari, orang lain. Hal ini telah menjadi tema utama dalam literatur
modern, seperti The Stranger (1942) Alber Camus, Nausea (1938) dan No Exit (1945) Jean Paul Sartre.
Menurut Marx, kapitalisme akan membawa suatu konsekuensi dimana suatu individu menjadi terpisah dari
dirinya sendiri, keluarga, teman dan pekerjaannya. Individu tidak menjadi individu yang utuh[7]. Menurut
Marx alienasi berhubungan erat dengan kepemilikan individu. Bentuk alienasi yang paling pokok adalah
alienasi buruh yang dijual bagaikan suatu benda. Seorang buruh telah menjual tenaga, keahliannya,
waktunya kepada orang lain. Bisa dikatakan, bahwa seorang buruh telah menjual sebagian besar dari
hidupnya kepada orang lain, atau karena orang lain --terutama pemilik modal-- telah menguasai atau
memiliki buruh; sehingga berhak untuk "membeli" sebagian besar dari kehidupan sang buruh --ini tercermin
dari panjangnya waktu kerja buruh. Buruh akhirnya benar-benar tidak memiliki arti diri yang utuh. Buruh
benar-benar teralienasi hingga tidak dapat mengembangkan suatu hubungan yang lebih manusiawi dengan
orang lain dalam situasi yang sama. Inilah yang disebut oleh Karl Marx sebagai manusia kapitalisme, yakni
orang yang terpisah dari diri sendiri, orang lain, dan pekerjaannya. Kondisi inilah yang hendak diubah oleh
Marx[8].
Konsep dasar lain yang membangun sosialisme-komunisme adalah filsafat materialisme. Secara umum
Marx menyebutkan bahwa teori harus selalu dikaitkan dengan dunia nyata (materi), dan sebaliknya.
Menurutnya, perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat lebih banyak disebabkan oleh
perubahan-perubahan faktor ekonomi. Masyarakat berevolusi sejalan dengan berevolusinya alat-alat
produksi. Walaupun ia menyerang madzhab Idealismenya Hegel, namun pokok-pokok filsafat aliran
Idealisme terlihat masih berpengaruh kuat pada teori-teorinya. Marx hanya mengganti Absolute
Spirit/Realitas Mutlak --yang oleh Hegel disebut dengan Tuhan--, dengan materi. Menurut Hegel, eksistensi
jiwa yang mutlak ini secara bertahap akan semakin berkembang menjadi suatu tahap yang lebih tinggi dari
kemerdekaan manusia. Jiwa dan materi adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, keduanya saling terikat,
saling bergantung, saling mempengaruhi, walaupun menurut Hegel, jiwa lebih penting dari materi.[9]
Marx menyerang idealisme Hegel ini, dengan memaparkan penekanan kepada materi --terutama hubungan-
hubungan ekonomi, bukan pada ide. Dengan menekankan kepada materi, Marx mengklaim bahwa
pandangannya adalah ilmiah, karena benda atau materi tunduk dengan analisa-analisa ilmiah. Dalam
hubungan-hubungan ekonomi pun berjalan sesuai dengan hukum materi, ia juga tunduk dengan analisa-
analisa ilmiah; Begitu pula sejarah, serta perubahan-perubahan masyarakat semuanya tunduk dengan
analisa ilmiah.
Sedangkan evolusi masyarakat diterangkan dalam dialektika sejarah. Untuk memahami analisa Mark
tentang sejarah, kita harus memahami terlebih dahulu dialektika materialisme.

Materialisme Dialektis
Ada dua paradigma dasar yang diambil oleh Mark dari ajaran Hegel. Pertama, gagasan mengenai
dialektika, atau pertentangan antar segi-segi yang berlawanan. Kedua, gagasan bahwa semua akan
berkembang terus. Mark menolak anggapan penganut aliran Idealisme yang menyatakan, bahwa dialektika
hanya terjadi di alam abstrak; yakni dalam pikiran manusia. Mark menyatakan bahwa dialektika juga terjadi
pada dunia kebendaan (materi).
Lahirlah kemudian konsep dialektika materialisme. Inti dari ajaran ini adalah bahwa setiap benda atau
keadaan (phenomenon) selain mengandung kebenaran, pada saat yang sama ia memiliki lawanannya
(opposite). Segi-segi yang berlawanan dan bertentangan satu dengan yang lain disebut dengan kontradiksi.
Dari pertentangan-pertentangan ini akhirnya berakhir dengan kesetimbangan; atau benda tersebut telah
dinegasikan. [10]
Berdasarkan hukum dialektik ini, akan terjadi gerak terus-menerus, sehingga timbul suatu negasi yang lebih
baru. Negasi baru akan menjadi thesa baru, yang kemudian akan dicarikan anti thesanya, sampai muncul
negasi-negasi baru. Begitu seterusnya. Negasi baru, dinyatakan sebagai kemenangan atas negasi lama,
atau akibat terjadinya kontradiksi-kontradiksi dalam dirinya sendiri. Sehingga, baik obyek (materi) atau
fenomena melahirkan benih-benih kontradiksi yang akan menjadi penghancur dirinya sendiri, yang
kemudian diubah menjadi obyek atau fenomena yang lebih maju dari yang lama. Dengan demikian, negasi,
lahir dari proses penghancuran atas negasi yang lama, yang dihasilkan dari kontradiksi-kontradiksi intern.
Obyek atau fenomena akan terus bergerak dari arah yang rendah mutunya ke arah bentuk yang lebih tinggi
mutunya. Dari yang sederhana ke arah yang lebih kompleks, sampai tercapai wujud sempurna (absolute)
yang akan memutuskan rantai dialektis.

Materialisme Historis
Dialektika materialisme digunakan dasar oleh Marx untuk menerangkan perkembangan masyarakat mulai
dari masyarakat sederhana (feodal) menuju masyarakat sosialis.[11] Inilah sebenarnya yang disebut
dengan Materialisme Historis (historical materialism). Dalam Manifesto Partai Komunis, Karl Marx dan
Friedrich Engels (1848), menyebutkan pada bab I. Kaum Borjuis dan Kaum Proletar," Sejarah dari semua
masyarakat[12]: yang ada hingga sekarang ini adalah sejarah perjuangan kelas. Orang-merdeka dan budak,
patrisir dan plebejer[13], tuan bangsawan dan hamba, tukang-ahli[14] dan tukang pembantu, pendeknya:
penindas dan yang tertindas, senantiasa ada dalam pertentangan satu dengan yang lain, melakukan
perjuangan yang tiada putus-putusnya, kadang-kadang dengan tersembunyi, kadang-kadang dengan
terang-terangan, suatu perjuangan yang setiap kali berakhir dengan penyusunan-kembali masyarakat
umumnya atau dengan sama-sama binasanya kelas-kelas yang bermusuhan. Dalam zaman permulaan
sejarah, hampir di mana saja kita dapati suatu susunan rumit dari masyarakat yang terbagi menjadi
berbagai golongan, menjadi banyak tingkatan kedudukan sosial. Di Roma purbakala terdapat kaum patrisir,
kaum ksatria, kaum plebejer, kaum budak, dalam Zaman Tengah kaum tuan feodal, kaum vasal, kaum
tukang-ahli, kaum tukang-pembantu, kaum malang, kaum hamba; di dalam hampir semua kelas ini terdapat
lagi tingkatan-tingkatan bawahan. Masyarakat borjuis modern yang timbul dari runtuhan masyarakat feodal
tidak menghilangkan pertentangan-pertentangan kelas. Ia hanya menciptakan kelas-kelas baru, syarat-
syarat penindasan baru, bentuk-ben

Anda mungkin juga menyukai