Anda di halaman 1dari 4

Tugas

Asas Asas Hukum Pidana


Contoh Kasus dari Jenis Jenis Penyertaan dalam Hukum Pidana

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Asas Asas Hukum Pidana

Disusun Oleh :
Regowo Wicaksono Asnar 110 110 110 388
Simon 110 110 100 420
Dimas Pratama 110 110 100 038


PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
Menurut pasal 55 KUHP terdapat 4 kategori pelaku dalam tindakan penyertaan
yaitu :
1. Orang yang melakukan (pleger)
2. Orang yang menyuruh melakukan (doenpleger)
3. Orang yang turut melakukan (mededader)
4. Orang yang sengaja membujuk (uitlokker).
CONTOH KASUS PIDANA
A adalah seorang pembantu rumah tangga yang bekerja dirumah B. A mempunyai dendam
kepada B. A berencana untuk mencuri rumah majikannya sendiri. Karena itu A meminta C
untuk bersama sama dengan A, untuk mencuri di rumah B. Dalam menjalankan aksinya A
meminta bantuan D (satpam) untuk mengangkut barang yang akan dicuri oleh C. Kemudian D
mengajak E untuk membawa mobil untuk mempermudah pengangkutan barang barang yang
akan dicuri tersebut. Di malam hari dengan sengaja A tidak mengunci pintu belakang rumah B
dengan maksud untuk mempermudah C masuk kerumah B. Di dalam rumah B, C mengambil
sejumlah uang tunai, telepon selular, laptop, dan Televisi LCD. Setelah mengambil barang
curian tersebut C membawa keluar barang curian terseut yang sudah ditunggu oleh D di depan
rumah, kemudian C dan D bersama sama mengangkut barang barang curian tersebut dan
membawanya ke E yang sudah menunggu tidak jauh dari rumah B yang sudah siap dengan
mobilnya. Akhirnya C, D, dan E berhasil dan meninggalkan lokasi tersebut dan memindahkan
barang curian tersebut ke tempat lain.




1. Orang yang Melakukan (Pleger)
Mereka yang termasuk golongan ini adalah pelaku tindak pidana yang melakukan
perbuatannya sendiri, baik dengan memakai alat maupun tidak memakai alat.
Dengan kata lain, pleger adalah mereka yang memenuhi seluruh unsur yang ada
dalam suatu perumusan karakteristik delik pidana dalam setiap pasal. Dalam hal ini
C adalah orang yang melakukan (pleger) tindak pidana pencurian.

2. Menyuruh Melakukan (doen plegen)
Di dalam suatu doen plegen itu, terdapat seseorang yang menyuruh orang lain
melakukan suatu tindak pidana yang biasa disebut sebagai manus domina (tangan
yang menguasai), dan seseorang lainnya yang disuruh melakukan tindak pidana
yang disebut sebagai manus ministra (tangan yang dikuasai). Dalam hal ini A
adalah pihak (Manus Domina) yaitu tangan yang menguasai meminta C (Manus
Ministra) yaitu tangan yang dikuasai untuk bersama sama dengan A, untuk mencuri
di rumah B.

3. Turut Melakukan (mede plegen)
Menurut KUHP (Chazawi,2002:96) yang dimaksud dengan turut serta melakukan
adalah setiap orang yang sengaja berbuat (meedoet) dalam melakukan suatu tindak
pidana. Pada mulanya yang disebut dengan turut berbuat itu ialah bahwa masing-
masing peserta telah melakukan perbuatan yang sama-sama memenuhi semua
rumusan tindak pidana yang bersangkutan. Dalam hal ini D merupakan pihak
yang turut serta melakukan tindak pidana dikarenakan D bertugas
mengangkut barang barang curian tersebut.

3. Membujuk atau Menggerakkan Orang Lain (uitlokker)
Van Hammel telah merumuskan uitlokking itu sebagai suatu bentuk deelneming atau
keturutsertaan (Lamintang, 1997:634) berupa :Kesengajaan menggerakkan orang lain
yang dapat dipertanggungjawabkan pada dirinya sendiri untuk melakukan suatu tindak
pidana dengan menggunakan cara-cara yang telah ditentukan oleh undang-undang
karena telah tergerak, orang tersebut kemudian telah dengan sengaja melakukan tindak
pidana yang bersangkutan. Dalam hal ini D merupakan pihak yang menggerakan E
untuk menunggu dan membawa mobil untuk mempermudah aksi pencurian
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai