Anda di halaman 1dari 3

1.

Karena masyarakat saat ini sudah bersikap kritis maka para penegak hukum harus
memiliki moral dan etika yang baik, dalam soal di atas yaitu jaksa hal ini di sebabkan oleh
profesi dari jaksa itu sendiri yang harus bersifat professional serta memiliki nilai nilai
kejujuran yang tinggi serta kedisiplinan dan juga tanggung jawab yang di emban para
penegak hukum sangat berat.dan saat ini masyarakat sangat membutuhkan nilai nilai
keadilan sehingga image buruk seperti bahan bacaan di atas tidak lagi ada dalam pikiran
masyarakat. Di bawah ini saya akan menjelaskan apa itu etika profesi hukum dan alasan
mengapa etika tersebut perlu ada.
etika profesi adalah etika yang di normakan dan dipakai suatu kelompok profesi tertentu
yang menjadi nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi oleh kelompok profesi tersebut
etika profesi adalah sebagai sikap hidup, berupa kesediaan untuk memberikan pelayanan
professional di bidang hukum terhadap masyarakat dengan keterlibatan penuh dan
sebagai keahlian pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas dengan berupa kewajiban
terhadap masyarakat yang membutuhkan pelayanan hukum dengan disertai refleksi
seksama. Sebagaimana di kutip dari M. Nuh mengatakan bahwa etika profesi merupakan
kesanggupan untuk memenuhi pelayanan professional bagi klien. Profesi hukum
merupakan salah satu profesi yang menuntut pemenuhan nilai moral dari
perkembangannya. Nilai moral itu merupakan kekuatan yang mengarahkan dan mendasari
perbuatan luhur, setiap professional hukum di tuntut memiliki nilai moral yang kuat.
Franz Magnis Suseno mengemukakan lima kriteria nilai moral yang kuat yang mendasari
kepribadian professional hukum. Pertama, kejujuran adalah dasar utama. Kedua, otentik
artinya menghayati dan menunjukan diri sesuai keasliannya, kepribadian yang sebenarnya.
Ketiga, bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Keempat, kemandirian moral
artinya tidak mudah terpengaruh dan tidak mudah mengikuti pandangan moral yang
terjadi di sekitarnya. Kelima, keberanian moral artinya kesetiaan terhadap suara hati
nurani yang menyatakan kesediaan untuk menanggung resiko.
Dengan demikian etika profesi hukum merupakan salah satu bagian yang sangat penting
terhadap perilaku penegak hukum yang nantinya akan menciptakan suatu keadilan yang
nyata baik dalam hubungannya ke Tuhannya, individu, masayrakat dan juga alam semesta.
Fungsi dan kedudukan etika profesi hukum dalam penegakan hukum tentunya memiliki
kelemahan yang mendasar dalam penegakan hukum di Indonesia yang terletak pada
sistem hukum dan pemegang peran profesi hukum di Indonesia sehingga keberadaan
pengemban profesi hukum belum mampu mewujudkan cita – cita hukum.

2.konsep ideallisme ini pada dasarnya sudah ada pada beberapa semboyan di kejaksaan
yang antara lain akan saya jelaskan di bawah ini
Tri Krama Adhyaksa
secara teoritis setiap jaksa terikat pada kode etik Tri Krama Adhyaksa: satya, adhi,
wicaksana. Satya berarti kesetiaan yang bersumber pada rasa jujur. Adhi berarti
kesempurnaan dalam bertugas dan memiliki rasa tanggung jawab. Sementara, wicaksana
berarti bijaksana dalam tutur kata dan tingkah laku, khususnya saat menjalankan tugas dan
wewenang.

Sehubungan dengan penegakan kode etik prilaku dan standar profesi jaksa, Jaksa Agung
sudah pernah mengeluarkan Perintah Harian pada 22 Juli 2004. Dalam Perintah Harian itu
Jaksa Agung meminta agar aparat kejaksaan meningkatkan kinerja yang dilandasi
idealisme, integritas dan disiplin. Para jaksa diminta untuk tidak memperdagangkan
perkara karena hal itu akan semakin memperburuk citra kejaksaan.

Selain itu, jaksa diminta untuk segera menuntaskan perkara-perkara korupsi dan perkara
lain yang menarika perhatian masyarakat. Juga, segera melaksanakan setiap eksekusi
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Jika saja para jaksa menerapkan nilai nilai luhur yang terdapat dalam semboyan di atas
maka idealism profesi jaksa akan terwujud sehingga masyarakat tidak lagi memiliki stigma
negative kepada para jaksa.

3. dalam hal ini adalah Komisi Kejaksaan. Yang mana komisi kejaksaan merupakan lembaga
non struktural yang dibentuk melalui Peraturan Presiden nomor 18 Tahun 2011. Tugas
Komisi Kejaksaan adalah melakukan pengawasan, pemantauan, penilaian kinerja, sikap
dan perilaku jaksa dan pegawai Kejaksaan didalam dan diluar kedinasan, memberikan
rekomendasi mengenai organisasi, SDM, sarana prasarana Kejaksaan. Di dalam penelitian
ini Peneliti bermaksud untuk memaparkan bagaimana pengawasan Komisi Kejaksaan
terhadap penegakan kode etik Jaksa. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa Komisi
Kejaksaan dalam melakukan peran pengawasannya dalam mengawasi Jaksa hanya sebatas
menerima laporan pengaduan dari masyarakat saja. Hambatan yang dialami Komisi
Kejaksaan dalam menegakkan Kode etik Jaksa adalah kurangnya SDM yang ada di Komisi
Kejaksaan, ekspektasi masyarakat yang terlalu tinggi kepada Komisi Kejaksaan untuk
mengeksekusi pelanggaran yang di lakukan oleh para Jaksa padahal Komisi Kejaksaan
tidak mempunyai kewenangan itu.

Sumber ;
-http://eprints.umm.ac.id/34082/2/jiptummpp-gdl-sholihuddi-43666-2-babi.pdf
-https://www.hukumonline.com/berita/baca/hol12700/kode-etik-dan-standar-profesi-
jaksa-perlu-diperbaharui?page=2
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42940/1/GITA%20CHERYL
%20BARIZQI-FSH.pdf

Anda mungkin juga menyukai