Anda di halaman 1dari 3

Dian Budyanti Prasetyaningrum

20110067

UTS Etika Tanggungjawab&Profesi

1.Etika profesi hukum (kode etik) merupakan bagian yang terintegral dalam mengatur
perilku penegak hukum sebagai wujud penegak hukum yang baik sekaligus
berkeadilan.penegak hukum menurut sikap integritas moral,sikap ini menjadi modal bagi
penyelenggara profesi hukum dalam menjalankan tugas profesinya.Tolak ukur utama
menjadi penyelenggara profesi hukum dalam menegakkan hukum terletak pada indepensi
penyelenggara profesi dan kuatnya integritas moral ketika menghadapi beragam
permasalahan yang menjadi tanggungjawabnya.Untuk menjadi penyelenggara profesi
hukum yang baik dalam menjalankan tugas profesinya menegakkan hukum dibutuhkan
praktisi yang memiliki kualifikasi sikap,sikap kemanusiaan,sikap keadilan,mampu melihat
dan menempatkan nilai-nilai obyektif dalam suatu perkara yang ditangani,sikap jujur serta
memiliki kecakapan teknis dan kematangan etis.

2.Kasus–kasus pelanggaran kode etik akan ditindak lanjuti dan dinilai oleh dewan
kehormatan atau komisi yang terbentuk khusus untuk itu karena tujuannya adalah
mencegak terjadinya perilaku yang tidak etis.seringkali kode etis juga berisikan tentang
ketentuan–ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat
melanggar kode etik. Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self regulation yang
terwujud dalam kode etik.

3.Terlihat jelas bahwa tujuan penyusunan kode etik profesi adalah untuk menjaga harkat
dan martabat profesi,menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota, meningkatkan
tingkat pelayanan anggota dan meningkatkan etika profesi.kualitas profesional dan
organisasi profesional yang sempurna.dan kode etik memiliki tujuannya untuk Menjunjung
tinggi harkat dan martabat profesi,menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota,
meningkatkan mutu profesi dan organisasi,meningkatkan layanan,memperkuat organisasi,
menghindari persaingan tidak sehat,menjalin hubungan yang erat para anggota dan
menentukan baku standarnya.
4.Dalam penegakan hukum, Komisi Yudisial (KY) yang merupakan lembaga hasil bentukan
reformasi memainkan peranan penting.sebagai penegak etika bagi para hakim,komisi
yudisial berfungsi sebagai checks and balances kekuasaan kehakiman dan untuk
menghindari terjadinya “abuse of power”.Komisi yudisial juga berfungsi sebagai katalisator
yaitu mendekatkan masyarakat pencari keadilan dalam mendapatkan keadilan melalui
peradilan bersih,transparan,independen dan berkeadilan juga berfungsi sebagai penegak
etik yaitu menjaga Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim dan mengembangkan kode etik
bagi penyelenggara negara.

Antusias masyarakat untuk melaporkan dugaan pelanggaran KEPPH oleh hakim semakin
meningkat.Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya laporan pengaduan masyarakat kepada
komisi yudisial untuk meningkatkan kualitas laporan masyarakat tersebut maka komisi
yudisial mengadakan lokarya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap
dugaan pelanggaran KEPPH.

Contoh kasus yang terakhir adalah pelanggaran kode etik yang dilakukan Oknum jaksa yaitu
dalam kasus jaksa Farizal, Farizal merupakan seorang Jaksa di Kejaksaan Tinggi Sumatera
Barat yang sempat ditangkap dalam operasi tangkap Tangan KPK,belakangan diketahui
diduga turut menerima gratifikasi sebesar Rp. 400 Juta dari CV Semesta Berjaya. Uang
tersebut diduga diberikan Direktur CV Semesta Berjaya Xaveriandy Susanto sebagai hadiah
karena Farizal telah membantu dalam Proses persidangan. Penetapan Farizal sebagai
tersangka telah menambah panjang daftar kasus korupsi yang melibatkan Penegak
hukum,khususnya Jaksa.

5.Membangun sistem hukum terkait dengan tiga hal yakni struktur hukum,substansi hukum
dan budaya hukum.Tiga unsur dari sistem hukum ini disebut Lawrence M. Friedman sebagai
Three Elements of Legal System.Struktur hukum menurut Friedman adalah rangkanya atau
kerangka dan sebagai bagian-bagian dari hukum yang tetap senantiasa bertahan atau
bagian yang memberi semacam bentuk dan batasan terhadap keseluruhan.Kelembagaan
hukum adalah bagian dari struktur hukum seperti Lembaga Mahkamah Agung, Kejaksaan,
Kepolisian.Substansi atau materi hukum yaitu aturan,norma dan pola perilaku nyata
manusia yang berada dalam sistem itu.Subtansi hukum juga berarti produk yang dihasilkan
oleh orang yang berada dalam sistem hukum itu,mencakup keputusan yang mereka
keluarkan,juga aturan baru yang mereka susun.Substansi juga mencakup hukum yang hidup
(living law), bukan hanya pada aturan yang ada dalam kitab hukum (law in books).Budaya
hukum adalah sikap manusia terhadap hukum dan sistem
hukum,kepercayaan,nilai,pemikiran, dan harapannya.Budaya hukum juga mencakup
suasana pikiran sosial dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum
digunakan,dihindari atau disalahgunakan.tanpa budaya hukum maka sistem hukum itu
sendiri tidak akan berdaya.

Anda mungkin juga menyukai