Anda di halaman 1dari 20

Lex Crimen Vol.I/No.

3/Jul-Sep/2012

PERANAN ETIKA PROFESI HUKUM profesi hukum yang disebut juga


TERHADAP UPAYA PENEGAKAN HUKUM DI Profesional LegalEthic.
INDONESIA1
Oleh: Livia V. Pelle2 B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana peranan etika profesi hukum
ABSTRAK dalam upaya pemberantasankejahatan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah ?
untuk mengetahui bagaimana peranan etika 2. Bagaimana efektivitas etika provesi
profesi hukum dalam upaya pemberantasan hukum dalam menanggulangi kejahatan
kejahatan, dan bagaimana efektivitas etika yang timbul dilingkungan professional?
provesi hukum dalam menanggulangi
kejahatan yang timbul dilingkungan C. MetodePenelitian
professional. Penggunaan metode Metode penelitian yang digunakan ialah
penelitian kepustakaan Metode Penelitian Kepustakaan (Library
menghasilkan kesimpulan: 1. Etika profesi Research) yakni suatu metode yang
penegak hukum dalam pemecahan digunakan dengan jalan mempelajari buku
masalahnya adalah penegak hukum. 2. literature, perundang-undangan dan bahan-
Efektivitas etika profesi dari segi masyarakat bahan tertulis lainnya yang berhubungan
politik kriminal. Ini dapat dikatakan sebagai dengan materi pembahasan yang digunakan
perlindungan masyarakat terhadap untuk mendukung pembahasan ini.
kejahatan atau denan istilah lain social
defence. Istilah ini mengingatkan kita TINJAUAN PUSTAKA
kepada lambang dari Departemen A. Politik HukumIndonesia
Kehakiman yang bergambar pohon beringin Negara hukum yang dibangun di atas
dengan perkataan pengayoman prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan
dibawahnya. sosial dalam suatu masyarakat Indonesia
Kata kunci: etika profesi hukum, penegakan yang bersatu nampaknya merupakan
hukum aspirasi dari para pendiri Negara Republik
Indonesia. Hal itu tampak nyata apabila kita
PENDAHULUAN membaca pokok-pokok pikiran yang terbuat
A. Latar BelakangPenulisan dalam Pembukaan UUD 1945 mengundang
Kode etik profesi merupakan norma yang pokok-pokok pikiran antara lain sebagai
di tetapkan dan diterima oleh sekelompok berikut :
profesi yang mengarahkan atau memberi 1. Negara yang melingdungi segenap
petunjuk kepada anggotanya bagaimana bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
membuat dan sekaligus menjamin mutu darah Indonesia dengan berdasar atau
profesi itu di mata masyarakat. Fokus persatuan dengan mewujudkan keadilan
perhatian ditujukan pada kode etik polisi, sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
kode etik jaksa, kode etik hakim, kode etik 2. Negara yang berkedaulatan rakyat, yaitu
advokad, dan kode etik notaris. Ini semua sebuah Negara yang didasarkan atas
merupakan kode etik kerakyatan dan permusyawaraan
perwakilan.3
3
A.H.G. Nusantara, Politik Hukum Indonesia,
1Artikel skripsi. Pembimbing: Dr. Merry E. Kalalo, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia,
SH, MH, Josina E. Londa, SH, MH, dan Wilda Assa, Jakarta, 1988, hal. 1
SH,MH.
2NIM: 080711320. Mahasiswa Fakultas Hukum

Universitas Sam Ratulangi, Manado.

23
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

24
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

Politik hukum Indonesia sesungguhnya 7. Harus ada Kode Etik dan Peradialan
harus berorientasi pada cita-cita Negara Kode Etik oleh suatu Dewan Peradialan
hukum yang didasarkan atas prinsip-prinsip KodeEtik.
demokrasi dan berkeadilan sosial dalam 8. Boleh menerima honorarium yang
suatu masyarakat bangsa Indonesia yang tidak perlu seimbang dengan hasil
bersatu sebagaimana yang tertuang dalam pekerjaan atau banyaknya usaha atau
Pembukaan UUD 1945. Dan Politik Kriminal jerih payah, pikiran yang dicurahkan di
merupakan bagian dri Politik Hukum Pidana dalam pekrjaan itu. Orang tidak
yang merupakan bagian dari Politik Hukum mampu, hatus ditolong Cuma-Cuma
Indonesia. dan dengan usaha yang
sama.”5Menurut Ilmu Hukum
B. Ilmu HukumProfesi Profesi, di
Apakah prefesi itu menurut Ilmu Hukum? dalam dunia modern ini ada 5 professi
Yang terbaik adalah definisi dari Roscoe (dalam arti ilmiah), yaitu :
Pound, di dalam bukunya The Lawyer From 1. ProfesiDokter.
Antiquity to Modern Times bahwa “The 2. ProfesiHukum.
word (proffesion) refers to a group of men 3. ProfesiDosen.
pursuing a learned art as common calling in 4. ProfesiAkuntan.
the spirit of a public service because it may 5. Profesi Minister(ulama).6
incidentally be a means ofliverlihood”.4
Bertolak pengkal dari definisi Roscoe HASIL PEMBAHASAN
Pound tersebut itu, maka Diskusi Profesi A. Peranan Etika Profesi Dalam Upaya
Peradin-Peradin se Jawa Tengah telah Penegakan Hukum.
menggaris 8 unsur-unsur provesi yang Manifestasi kontrit dari suatu kode etik
bolehdisebut“IdeologiProfesi”. adalah terlaksananya pedoman atau
Adapun Ideologi Profesi tersebut adalah tuntunan tingkah laku yang sudah digariskan
sebagai berikut: suatu kode etik pada profesi. Pelaksanaan
1. Harus ada ilmu (hukum), yang diolah di suatu profesi yang merupakan karya
dalamnya. pelayanan masyarakat. Ini membawah
2. Harus ada kebebasan. Tidak boleh ada akibat pelaksanaan etik profesi dalam kode
hubungan dinas atauhirarki. etik tersebut terkait dengan kebudayaan
3. Harus mengabdi kepada kepentingan yang berkembang di dalam masyaraakat.
umum. Mencari kekayaan tidak boleh Kebudayaan tersebut dalam wujud idiil
menjaditujuan. merupakan keseluruhan ide-ide, nilai-nilai
4. Harus ada hubungan kepercayaan yang memberikan arah mengindikasikan
dengan klien. dan mengatur tata kelakuan manusia dalam
6. Harus ada imuniteit (hak tidak boleh masyarakat. Perwujudannya ini termasuk
dituntut) terhadap penuntutan- yang berupa etika pada umumnya, atau itu
penuntutan criminal tentang sikap dan etika profesi tidak boleh tentang dengan
perbuatan yang dilakukan didalam etika pada umumnya, atau etika pada
pembelaan. umumnya yang menyangkut profesi
mengkristalisasikan diri ke dalam etika
profesi (kode etik). Disamping itu
kebudayaan mempunyai unsure-unsur,

4 5Ibid.,
Soemarno P. Wirjanto, Ilmu Hukum Profesi, Pro hal. 850.
Justitia No. Ke-11, Bandung, 1980, hal. 849. 6Ibid.

25
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

diantaranya ilmu pengetahuan. perbuatan lahiriah akan tetapi sifat batin


Berdasarkan ini : ilmu pengetahuan terkait manusia yang bersumber pada hati nurani,
dalam kebudayaan, maka penerapan dan karena itu diharapkan terciptanya manusia
perkembangan ilmu pengetahuan terkait berbudi luhur. Dapat dipertegaskan lagi
dalam kebudayaan masyarakat yang antara hukum dan etika profesi mempunyai
bersangkutan. persamaan dan perbedaan. Persamaan dua-
Hal tersebut diatas diakaitkan dengan duanya memiliki sifat normative dan
pelaksanaan suatu yang dikehendaki oleh mengandung norma-norma etik, barsifat
etika profesi mensyaratkan adanya mengikat. Disamping itu mempunyai tujuan
penerapan ilmu tertentu untuk sosial yang sama, yaitu agar manusia
menyelesaikan / memecahkan persoalan- berbuat baik sesuai dengan norma
persoalan masyarakat, maka penerapan masyarakat, dan berbagai siapa yang
ilmu Itupun terkait dengan nilai-nilai budaya melanggar akan dikenai sanksi. Adapun
masyarakat. Jadi pemanfaatan ilmu perbedaannya, mengenai sanksi dalam etika
pengetahuan dalam pelaksanaan profesi profesi hanya berlaku bagi anggota
harus tidak bertentangan denan nilai-nilai golongan fungsional tertentu / anggota
(etika) dalam kerangka kebudayaan suatu profesi. Sanksi hukum berlaku untuk
masyarakat, agar profesi yang bersangkutan semua orang dalam suatu wilayah tertentu,
mendatangkan semua warga Negara / masyarakat. Apabila
kemasyarakatan masyarakatnya. Walupun terjadi pelanggaraan dalam etika profesi
dalam ilmu dalam profesi tertentu ditangani oleh perangkat dalam organisasi
memungkinkan, hal ini tidak harus profesi yang bersangkutan, misalnya oleh
dilaksanakan apabila etika membatasinya, Majelis Kehormatan. Pelanggaran dalam
misalnya; untuk keperluan ilmu dalam bidang hukum, hal ini dapat dilihat dengan
pengobatan baru harus diujicobakan yang adanya peraturan-peraturan mengenai
paling tepat dilakukan terhadap manusia, profesi pada umumnya mengundang hak-
sudah tentu ini tidak etis bila manusia hak yang fundamental dan mempunyai
dijadikan kelinci percotaan. Dibidang hukum aturan-aturan mengenai tingka laku dalam
misal; penyidikan dilakukan polisi, dalam melaksanakan profesinya. Dan ini terwujud
ilmu kepolisian dutuntut keberhasilan dalam Kode Etik Profesi sebagai keharuan,
mengungkap setiap kejahatan, dikenal kewajiban. Dengan demikian ketentuan
berbagai teknik dalam pemeriksaan untuk dalm kode etik dapat dikualifikasikan
memperoleh keterangan faktanya, maka sebagai normative etik yang mempunyai
digunakan cara pemaksaan bahkan kaitanya dengan hukum, dan mengandung
penyiksaan. Tentu hal ini secara etis tidak ketenuan-ketentuan mengenai:
dapat diterima. 1. Kewajiban pada dirisendiri,
Etika profesi pada dasarnya mengandung 2. Kewajiban pada masyarakatumum,
nilai-nilai yang memberikan tuntutan tingka 3. Kewajiban kerekanan,
laku, demikian juga hukum. Etika profesi dan 4. Kewajiban pada orang ataupun profesi
hukum sebenarnya sama- sama bisa dilihat yangdilayanani.
sebagai bagian dari kebudayaan. Lebih Adanya hubungan antara hukum dan
lanjut apabila dibandingkan, hukum etik, seperti mengenai ketentuan etik
menghendaki agar tingkah laku manusia profesi yang mengharuskan profesi tertentu
sesuai dengan aturan hukum yang menyimpan rahasia. Kewajiban menyimpan
diterapkan. Sedangkan etika mengejar agar rahasia ini ada ketentuan dalam hukum
sikap batin manusia berada dalam kehendak (Pasal 170 KUHAP) yang disebut dengan
batiniah yang baik. Disini yang dituju bukan istilah verschoningsercht,
terpenuhinyasikap
26
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

dan membocorkan rahasia tersebut bahkan tidak jarang bentrok satu dengan
merupakan tindak pidana (Pasal322KUHP). yang lain.
Etika profesi dapatdikatakansebagai Mencegah kejahatan berarti
perangkat hukum khusus, dengan menghindarkan masyarakat dari jatuhnya
mendasarkan padabeberapakenyataan, korban, penderitaan serta kerugian lainya.
seperti 1) pada kasus AdnanBuyungyang Meskpun dalam hal pencegahan ini tugas
pelanggaran kode etikkedokteranIkut pada penegak hukum (Polisi, Jaksa,Hakim),
berperanya Majelis Kode EtikKedokteran, dalam menjalankan tugas dan fungsinya
3) dalam kasus Advokad Pemuji, S.H. tidaklah begitu mudah dalam menangani
pertimbangan Keputusan Ma Reg. No. baik terhadap pelaku maupun korban dari
02/K/Rup/1987, antara lain dinyatakan : terjadi kejahatan. Apabila kepercayaan
“selama seseorang menyadang sebutan masyarakat terhadap penegakkan hukum
sebagai penasihat hukum, maka itu mencapai tingkat kritis, kecenderungan
terhadapnya diberlakukan hukum umum, reaksi sosial terhadap kejahatan mengambil
juga norma-norma hukum khusus yang tidak bentuk upaya-upaya perlindungan diri
tertulis termasuk denganprofesinya” secara kolektif dengan mengembangkan
4) dalam proses peradilan, surat prasangka-prasangka sampai ke tindakan-
keterangan dokter diakui oleh hakim dalam tindakan yang sama kerasnya dengan
pemeriksaan karena mengingat kode etik kejahatan itu sendiri. Keadaan inilah yang
kedokteran etika profesi yang dapat dijaga agar diciptakanketeraturan.
dikategorikan sebagai tindakan malpraktik Konsepsi Hukum Pidana dalam
yang dilakukan para pemegang profesi. Ada pertumbuhan pada masa sekarang terus
yang menyebutkan pula bahwa malpraktik mengembangkan sifatnya yang ultimatum
pada hakikatnya merupakan perbuatan referendum manakala terpaksa, dan dalam
seseorang yang memiliki suatu profesi akan fungsinya yang subsidiere manakah telah
tetapi menjalankan profesinya itu secara diupayakan sebagai alternative terakhir.
salah, yaitu, praktik yang buruk bahkan Alasan-alasan apakah yang
praktik jahat dari profesinya yang membenarkan dijatuhkannya pidana itu
bertentangan dengan tuntutan tanggung beekaitan denan pikiran perakoksal.
jawab profesinya. Menurut Leo Polak bahwa hukum pidana itu
Dengan adanya tindakan pemegang aneh dan menjadi bagian hukum yang sial
profesi sebagai malpraktik membawa kerena tidak berhasil memecahakan
konsekuensi penanganan / penindakan persoalan kejahatan dan penjabat tanpa
berdasarkan disiplin organisasinya maupun bantuanilmupengetahuanyanglain”.7
hukum. Dalam hal penindakan menurut Diperlukan cara untuk menemukan
hukum meliputi baik dari segi hukum alterntif yang tepat dalam menghadapi
perdata, hukum pidana, maupun hukum kejahatan/penjabat tidaklah mudah oleh
administrasi. karena adanya kesulitan-kesulitan untuk
Usaha pemberantasan kejahatan telah mengembangkan hukum pidana yang
dan terus dilakukan oleh semua pihak, baik bersifat dogmatik dan sekaligus mempunyai
Pemerintah maupun masyarakat, karena sifat praktis untuk menghadapi kejahatan
setiap orang mendambahkan kehidupan dan penjahat, padahal cita-cita masyarakat
bermasyarakat yang tenang dan damai. dapat tercapai malalui tertib sosial. Suatu
Namun denegara maupun kejahatan selalu dilemma antara kepentingan tertibsosial
dapat saja terjadi, sepanjang dalam Negara
itu hidup manusia-manusia yang 7Roelan Saleh, Suatu Reorientasi Dalam Hukum
mempunyai kepentingan yang berbeda, Pidana, Bina Aksara, Yokgyakarta, 1978, hal.11.

27
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

dan kepentingan tertib sosial dan Kejahatan itu bersifat nasbih, tumbuh
kepentingan peranan hukum. turun naik jumlahnya sesuai dengan
Di dalam berubahnya konsisi sosial, dan terbentuk
setiapperkembangansosial,senantiasa ada bertingkat-tingkat sesuai denan klasifikasi
hasrat akan terjadinya (tipologi) yang berkembang dalam keilmuan.
keteraturan masyarakat.Keteraturanitu Reaksi sosial terhdap kriminalitas di dalam
timbul dari manusia probadi,akantetapi masyarakat yang kompleks sensntiasa
hasrat hidup teratur bagiseseorangbelum mempunyai berbagai sosial yang
tentu sama dengan orang yanglain.Oleh dilaksanakan melalui lembaga formal
karena itu diperlukanpatokantertentu ataupun yanginformal.
dengan melalui kaidah hukum. Kaidah Proses dinamika reaksi sosial terhadap
hukum diartiakan dalamwujudnyasebagai kejahatan memang mempunyai
peraturan hukum yangdibentukansecara kecenderungang didasarkan pada
tertulis dan berbentuk hukumtidaktertulis. perkembangan kejahatanyang
Pelaksanaan hukumdalamkehidupan sesungguhny, terjadi dalam masyarakat.
masyarakat sehari-hari mempunyai Kebijakan proses reaksi sosial dipegang oleh
artiyang sangat penting karena lembaga yang diserahi tugas dalam struktur
apayang menjadi tujuan hukum sosial dinamakan politik criminal. Dalam
justruterletakpada pelasanan hukum penegakan hukum, masih saja dilihat
itu.8Hubunganantara tertib sosial dan berbagai permasalahan yang menjauhkan
faktornormativesebagai salah satu hukum dari tujuanmulianya.9
instrumenmenjelmamenjadi tertib Politik criminal dalam arti seluas-luasnya
hukum, disamping kepentingan meliputi segala usaha yang dilakukan
kehidupan masyarakat untuk tertib melalui pembentukan undang-undang dan
dibidang politik, ekonomi, hankam,budaya /atau melalui tindakan dari bahan-bahan
dan lain-lainnya. yang deserahi tugas dalam melakukan
Tertib hukum hendak menciptanya penilaian dan pemilihan dari sekian banyak
suasana yang aman dan terreram di dalam alternatif yang di serahi tugas dalam
masyarakat, oleh karena itu kaidah-kaidah melakukan penialain dan pemilihan dari
harus ditegakkan dan dilaksanakan dengfan sekian banyak alternative yang dihadapi
tegas melalui upaya kepastian hukum. untuk menanggulangi kejahatan.10
Kepastian hukum adalah suatu kepastian Untuk menyelenggarakan politik criminal
deadaan oleh karena hukum dan kepstian termasuk di dalamnya ialah politik hukuman
dalam hukum sendiri. pidana yang menjadi salah satu upaya
Logeman telah menggambarkan dengan penangkak dalam penanggulangan
jelas bahwa kepastian hukum tidaklah kejahatan. Daya guna dan hasil guna hukum
berarti harus bewujud dalam peraturan- pidana sangant terbatas jangkuannya untuk
peraturan belaka,akan tetapi mungkin juga mengatasi persoalan kejahatan/penjabat.
berwujud di dalam keputusan-keputusan Dengan kata lain, sampai sejauh manakah
pejabat yang berwenang. Sebab dalam hukum pidana positif berlaku secara efektif
keadaan nyata hukum itu berupa suatu di dalam masyarakat? Jawaban dari para ahli
keputusan dan abstraknya hukum telah sampai pada konsepsi pemikiran
merupakan peraturan. Peraturan Hukum tentang fungsi dan sifat hukum pidana untuk
dalam penerapannya pada suatu peristiwa mencegahkan masalah kejahatan /penjabat
tertentu selalu terdapat penilaian untuk tidaksecara
diselesaikan dengan suatu keputusan.

8Riduan Syhrani, Rangkuman intisari Ilmu Hukum,


28
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

PT Citra Aditya Bakti, Bandung 2011,hal.181 9Syuful Bakhri, Sejarah Pembaharuan KUHP,
Total Media, Yogyakarta, 2011, hal. 69.
10I b i d, hal. 14.

29
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

legislates yang sempit dan juridis dogmatic kesejahteraan umum, serta


saja. Melainkan mencegahkan problema menyelenggarakan tidak boleh secara
hukum pidana berhubungan dengan faktor- sewenang-wenang melainkan melalui
faktor kemasyarakatan yang meliputi seluruhhukum.
ekonomi, sosial, politik, budaya, keamanan Pemerintah dan alat-alat
nasional dan lain-lainnya atas dasar perlengkapan/aparat Negara
pertimbangan baik secara teoritis maupun menyelenggarakan tujuan Negara. Presiden
secara praktis operasional. RI memegang kekuasaan pemerintahan
Tugas pekerjaan di bidang hukum (hukum menurut UUD. Sistem pemerintahan Negara
pidana) yang demikian itu tindakan mudah, yang ditegaskan dalam UUD 1945 ialah
memerlukan serjan hukum yang terampil Negara Indonesia berdasarkan Hukum
untuk peka terhadap rasa keadilan dan (Rechtstaat) dan tidak berdasarkan
sekaligus melibatkan diri terhadap kekuasan belaka (Machtsstaat).
persoalan kemasyarakatan. Transformasi dan makanisme Negara
Pertumbuhan potensi kejahatan yang hukum dalam kaitannya dengan tujuan
cukup tinggi harus dekendalikan dengan Negara dan sistem pemerintah ialah Negara
tendensi peningkatan reaksi sosial, karena mempunyai tujuan yang sangat luas
apabila tanpa upaya pengendalian tujuan menyelenggarakan kesejahteraan
masyarakat adail dan makmur, dan masyarakat dalam tertib hukum yang
sejahterah dengan memelihara tertib sosial dilakukan oleh pemerintah bersama alat
akan tergangu. Ketertiban dalam perlengkapannya, dan menegakkan hukum
kehidupan masyarakat perlu diperlihara itu merupakan salam satu aspek tujuan
dengan tertib hukum, dan dukungan Negara. Tujuan Negara tidak hanya
berbagai tertib dibidang ekonomi, politik, menenggakkan hukumsaja.
hankam, budaya danlainnya. Penyelenggaraan Negara secara positif
Keputusan dari petugas Negara yang (bestuur) dan penyelenggaraan Negara
berwenang untuk mengandakan secara negative untuk menangkal bahaya
pengendalian kejahatan, agar terwujud yang mengamcam Negara tidak bisa dipisah-
ketertiban merpakan suatu tindakan pisahkan. Kejahatan dalam arti perbuatan
kepolisian sebagai suatu upaya penangkal yang merugikan, membayakan dan
dan menggulangi kejahatan secara tertib bertentangan dengan hukum menjadi
hukum. tanggung jawab tugas penyelenggaraan
Petugas kopolisian menghendaki Negara secara negatif.
terpeliharanya ketertiban dan sekaligus Di dalam kenyataannya
menyelenggarakan berdasarkan hukum, penyelenggaraan Negara secara negatif
yang dalam kenyataan menjadi suatu untuk menangkal dan mencegah kejahatan,
dilemma. Alat Negara penegak hukum mengikuti sertakan alat-alat pelengkapan
bagaimana pun tidak dapat mengelakan Negara pada suatu Team Operasi terhadap
mengenai kaitan antara pengertian asas kejahatan yang modus operandinya telah
legalitas selain dari pada mempergunakan mempergunakan teknologi, senjata api, dan
hukum sebagi suatu istrumen dan tertib gerakan terorganisir. Pola kejahatan dalam
sosial. tingkat demikian itu yang dinilai adanya
Tujuan didirikan Negara hukum bukan bahaya yang mengancam Negara. Agar
untuk Nachtwachter Stast, akan tetapi operasi penanggulangan kejahatan
Negara yang menyelenggarakan mempunyai manfaat diperlukan suatu
kepentingan rakyat secara aktif dan strategis penanggulangan kejahatan yang
kesemuanya diperuntukankepentingan meliputi program pengurangankejahatan,

30
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

program pengendalian sosial, dan program dinamakan“professionalfringeviolator.11P


peradilan pidana yangterpadu. rofesional ini dapat mencakup berbagai
Reaksi formal dan informal diharapkan dimensi lapangan kerja seperti notaries,
pula terpadu sesuai dengan perkembangan wartawan, akuntan, dokter, insinyur,
peningkatan kejabatan, namun demikian pengacara dan sebagainya. Kategori
kejahatan itu harus diberantas sampai penjahat ini selaku melibatkan keahllian di
menunjukan jalan orang yang tersesat dan dalam aksinya, baik dalam bentuk
cintailah kemanusiaan. Penggunaan tentang internasional, kealpaan, dolus aventulis
orientasi ilmu hukum pidana, beberapa maupun pelanggaran hokum disiplin
catatan kelemahan peradialan pidana, dan professional. Contoh dalam hal ini dapat
perubahan dalam masyarakat haruslah digambarkan oleh berita yang dimuat dalam
mendapatkan perhatian dari kita semua harian Kompas yang menejah hijaukan para
sehingga pengumpulan kejahatan dan akuntan publik yang berkolusi
perenungan mengenai kemampuan hukum (bersekongkol) dengan wajib pajak untuk
(hukum pidana) yang terbatas, sehingga meringankan beban pajak dan merugikan
perlingungan terhadap Negara. Dinamakan fringe violator karena
masyarakat itu harus juga mempergunakan dikalangan professional sejenis, jumlahnya
sarana-sarana lain sesuai dengan tuntutan relative tidak terlalu banyak dengan
dari perkembangan dewasaini. karakteristik yangkhas.
Jenis kejahatan di atas perlu
B. Evektifitas Etika Profesi Dalam Upaya mendapatkan perhatian yang sungguh-
Penanggulangan Kejahatan di sungguh, sebab dimensi viktimologisnya
LingkunganProfesional. sangar besar. Yang dirugikan tidak hanya
Pengetahuan tentang perkembangan kliennya saja, tetapi masyarakat dan Negara
delik-delik khusus yang terjadi sekarang dalam kaitannya dengan kebijaksanaan
harus dilihat dalam rangka politik criminal di pembangunan (public policy) serta
Negara kita. Yang dimaksud dengan politik organisasi profesinya. Disamping itu hal-hal
kriminal ialah segala usaha-usaha yang yang dibawah ini memperkuat motivasi
rasional dari masyarakat untuk untuk menanganinya secara tidak
menanggulangi kejahatan. Usaha ini sambillalu.
meliputi aktivitas dari pembentukan Pertama, seseorang yang membutuhkan
undang-undang, kepolisian kejaksaan dan bantuan professional, secara umum
pengadilan. Aktivitas dari badan-badan mempunyai kedudukan yang lebih lembah
tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan dan sifat ketergantungan yang tinggi. Hal ini
berkait satu sama lain sesuai dengan dimungkinkan karena ketidaktahuannya
fungsinyamasing-masing. terhadap keahlian professional, sehingga
Dari segi masyarakat politik kriminal, ini tidak mungkin untuk menilai keahlian
dapat dikatakan sebagai perlindungan tersebut. Kedua, hubunan antara
masyarakat terhadap kejahatan atau profesional dan kliennya dalam kondisi
dengan istilah lain social defence. Istilah ini confidential nature, sehingga sifatnya
mengingatkan kita kepada lambang dari sebagai confidentiality profesional sangat
Departemen Kehakiman yang bergambar menonjol. Ketiga, sifat kemandirian
pohon beringin dengan perkataan profesional tersebut, sekalipun tidak self
“Pengayoman” dibawahnya. employed. Keempat, keharusan etikdari
Dewasa ini sangat sirasakan semakin
perkembangan akan delik-delik khusus di
lingkungan profesi yang penjahatnya 11Gibbons, Society, Crime and CriminalCarers,
Prentice Hall of India. New Delhi, 1987 hal. 344.

31
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

profesional untuk to do one best meningkat Ketiga adalah pentingnya kesadaran untuk
sifanya yang altruistik. 12 mengabdikan segala kemampuan diatas
Karena karakteristik diatas, maka untuk pelayanan masyarakat yang semakin
persoalan-persoalan yang terkait dengan kompleks karena proses modernisasi.
kasus-kasus profesional yang sering Dilihat dari peranannya, bias
dinamakan “profesional malpractice” ddibedakan dua jenis profesi :
ditangani secara ketat baik dalam bidang 1. Consultingprofessional;
hokum disiplin maupun pertanggung- 2. Schollarlyproffesional;
jawaban hokum baik hukum pidana, perdata Pada jenis yang pertama, seperti dokter,
maupunadministrative. pengacara, akuntan, konsultan dalam
Cerita-cerita tentang hakekat profesional bidang teknik, arsitek, psikolog dan prikiater,
dan profesionalisme memang tidak mereka berpraktek atas dasar “free-for-
didramatisasikan, sebab nilai yang service basis” dalam kerangka hubungan
terkandung didalamnya sangat berarti, baik profesional dank lien yang bersifat
dilihat dari segi politis, ekonomis dalam persoalan danindividu.
kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas, Pada profesi jenis kedua, seperti dosen
maupun dalam kaitannya dengan persoalan perguruan tinggi, peneliti ilmiah, non
sosial budaya mengingat sifatnya yang consulting engineers, junalis dan teknisi baik
altruistik. yang mempunyai klien yang banyak seperti
Karakteristik profesional banyak sekali. hubungan dosen dengan mahasiswanya
Namun yang penting antara lain adalah atau yang tidak dimiliki klien personal
sebagai berikut: seperti mereka yang ditugasi di suatu
(1) Skill based on theoricalknowledge. korporasi, mereka lebih banyak bekerja atas
(2) Required educational andtraining. dasar gaji daripada sebagai entrepreneur.
(3) Testing ofcompetence. Pada jenis profesi yang pertama di atas,
(4) Organization (into a professional masalah-masalah kejahatan profesional
association). lebih relevan untuk dibicarakan.
(5) Adherence to a code of conduct,and Di dalam masyarakat modern issue
(6) Altruistic service.13 sentral tentang peranan profesional
Apabila hal ini kita kaitkan dengan bertolak dari tiga keistimewaan yang
atribut yang bersifat individual, maka melekat pada profesi, yaitu :
karakteristiknya akan berkaitan dengan 1. Mereka melayani kepentingan-
masalah keperilakuan. Dari sekian banyak kepentingan yang sangat mendasar di
karakteristik di atas, sebenarnya terdapat dalam kehidupanmasyarakat.
tiga kategori karakteristik yang sangat 2. Mereka mempunyai monopoli dalam
menonjol. pelayanan.
Pertama, adalah perlu adanya 3. Mereka memiliki self regulation yang
persyaratan extensive training untuk sering kali lepas dari pengawasan
berprakteksebagaiprofesional. Kedua masyarakat.
adalah bahwa training tersebut Dalam kehidupan modern
mengandung apa yang dinamakan a diidentifikasikan beberapa kegagalan ari
significant intellectual component, tidak kehidupan profesional untuk
sekedar bersifat skill trainingsemata-mata. mengantisipasi pertumbuhan dari
tradisional profesional kearah modern
profesional:
12Muladi
dan Badra Nawawi, Bunga Rampai 1. Munculnya teampractice.
Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1992 hal. 62.
13Gibbons, Op-Cit hal. 345.

32
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

2. Penggunaan diversdiscipline. Karena dalam hal-hal tertentu (misalnya


3. Perubahan free for service menjadi di dunia medis), maka kesaksian ahli dalam
salary. pembuktian kesalahan menjadi sangat
4. Batasan sifat altruisticberkurang. penting untuk menjaga keseimbangan,
5. Meningkatnya penilaian darisejawat. keselarasan, dan keserasian antara public
6. Privacy hubungan dengan klien order, legitimation and competence.
berkurang.14 Peradilan tentang kasus-kasus
Seringkali pula profesional bekerja malpraktek yang dilakukan secara gegabah
dengan mendirikan korporasi atau bekerja sangat merugikan dan dapat mengganggu
pada korporasi. Korporasi ini atas dasar program pembangunan nasional dimana
Vicarious Liability atau Identification para profesinya banyak yang terlibat. Dalam
Doctrine. Seharusnya juga dapat pula hal ini profesinya menjadi terlalu sangat
dipertanggungjawabkan. Dalam konsep berhati-hati dan timbul apa yang dinamakan
rancangan KUHP mendatang hal ini sudah defensive proffesional practice, yang
diantisipasi. mengurangi kreatifitas dan dinamika
Dalam kerangka ini etik profesional profesional.
sangat dominant, sebab hal ini dapat dilihat Persoalan sebenarnya terjadi
sebagai system norma yang mempunyai sehubungan adanya anggapan dari
kegunaan evaluatif atau normative untuk pemahaman lama yang selalu mengaitkan
menilai profesi, profesional dan perilakunya. profesi dengan public calling. Dengan
Ini yang membedakannya dengan ordinary perkembangan masyarakat modern yang
norms, yang dapat diterapkan kepada mengarah pada komersialisme, peranan
setiaporang. para pihak terikat pada hak dan kewajiban-
Sepanjang menyangkut kehatan profesi kewajiban masing-masing.
dikenal istilah malpraktek. Seorang dokter Berbagai kasus yang terjadi
akan melakukan suatu kesalahan dalam membuktikan bahwa profesitelahgagal
profesi, apabila ia tidak memenuhi untuk melakukan apayangseharusnya
kewajibannya sebagai seorang medikus disyaratkan oleh standarprofesipelayanan.
yang baik, dengan kemampuan yang Dalam tuntutanmalpraktek,negligence
normal, bahwa menjadi tugas pertama dari merupakan dasar teoritik pertanggung-
seorang dokter jikalau ia menghadapi jawaban. Dalam hal ininegligencediartikan
seorang pasien, bahwa ia akan mengadakan sebagai conduct which fallsbelowthe
suatu diagnosa dan kemudian mencari standar established by law for
terapinya. theprotection of
Disinilah pentingnya standar of othersagaintunreasonable risk of harm.
proffesional dipermasalahkan. Perbuatan Untukdapatmengucapkan negligensi
harus diukur dengan criteria-kriteria yang malpractice di
objektif dan memperhatikan pertama, lingkunganprofesional, maka
profesional diharapkan untuk menguasai harus dibuktikanterlebih
dan mempraktekkan ketrampilan dan dahulu elemen-elemen :
pengetahuan profesinya dengan sebaik- a. Adanyaduty.
baiknya dan kedua, penilaian dilakukan atas b. Adanya breach ofduty.
dasar standar profesi yang berlaku c. Terjadinya damage atau loss atau
dilingkungan profesinya, dimana standard unjury.
profesi ini harus dilihat secara dinamik. d. Adanya hubungan keusalitas antara
breach of duty dengan damage atau loss
atau injurydiatas.
14Bayles, Profesional Etnis, Wadsworth Publ. Co. Dalam perkara perdata yang harus
California; 1987, hal. 11. membuktikan adalah penggugat,
33
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

sedangkan dalam perkara pidanayang

34
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

harus membuktikan adalah jaksa. Duty adanya unsur sifat melawan hukum, sebagai
(Tugas, Kewajiban) dengan sendirinya unsur perbuatan pidana. Sekali lagi perlu
muncul apabila seorang secara affirmative ditegaskan disini, bahwa malpraktek
melakukan perbuatan yang mengandung profesional tidak harus dalam bentuk
resiko untuk merugikan orang atau pihak negligence, tetapi dapat pula berupa
lain, sehingga ia harus melakukan tindakan- perbuatan kesengajaan atau berupa dolus
tinddakan pelayanan yang layak guna eventualis.
melindungi orang atau pihak lain tersebut : Kebijakan unntuk mengatasi persoalan-
Sebagai contoh dapat dikemukakan disini persoalan yang berkaitan dengan kejahatan
apa yang terjadi di dunia medik. Duty dapat dilingkungan profesional harus ditempuh
bersumber pada: secara komprehesif dan multi dimensional.
a. Hubungan profesional yang bersifat Terkait disini disamping masalah hukum,
konsensual. juga masalah-masalah etik/ moral, bahkan
b. Kesanggupan untuk melalukan juga bersifat ekonomis. Pada yang terakhir
pelayanan kesehatan. ini contohnya adalah munculnya asuransi
c. Perjanjian dengan pihak ketiga. malpraktek didunia medik yang
Misalnya orang tua dari seorangsakit. mengakibatkan melonjaknya biaya-biaya
Berlakunya duty tersebut hanya bisa pelayanan kesehatan di Negara –negara
diakhiri oleh pasien yang bersangkutan atau maju.
oleh dokter itu sendiri dengan syarat telah Dalam perumusan politik kriminal
diadakan reasonable advance notice. Hal itu terhadap kejahatan di lingkungan
tidak hanya tergantung pada waktu profesional dapat dipergunakan sarana non
secukupnya untuk memberitahukan penal maupun sarana penal.
perberhentian pelayanan, tetapi juga 1. Dengan sarana nonpenal.
tergantung pada penilaian yang penuh Sebenarnya yang pertama –tama sangat
tanggung jawab terhadap status medik diharapkan untuk dapat menangkal
pasien serta pelayanan kesehatan di masa kejahatan-kejahatan di lingkungan
depan yang dipersyaratkan, termasuk profesional adalah apa di namakan
kemungkinan pelayanan oleh dokter profesional Disciplinary Law dengan
spesialis. Apabila hal ini diabaikan, peradilan disiplinanya. Sebagai contoh
kemungkinan dapat terjadi intentional adalah majelis kode etik kedokteran (MKEK).
abandonment atau negligence Yang perlu di kritik adalah hal-hal sebagai
abandonment yang bersifat melawan berikut:
hukum. Breach duty diukur dengan standar a. Terjadinya apa yang dinamakan class
of care, dengan ukuran-ukuran yang objektif justice yang kadang-kadang tidak dapat
sebagaimana telah diuraikan diatas. membedakan apakah suatu perkara
Selanjutnya untuk menentukan adanya dibawah yurisdiksi peradilan disiplin
damage atau loss atau injury, hubungan ataukah peradilan umum, misalnya
kausalitas baik yang merupakan cause in fact peradilan kriminal.
maupun proximate cause harus jelas. b. Ada kesan bahwa peradilan disiplin
Hubungan kausalitas ini penting sekali untuk profesional cenderung untuk
mendukung unsure, sifat melawan hukum memanipulasikan fakta dan berusaha
yang harus dinilai dengan objektif. untuk membelaanggota-anggotanya.
Pembuktian tentang perbuatan yang c. Komposisi peradillan disiplin biasanya
substandard profesional dan adanya hanya terjadi dari kolega-kolega
proximate cause merupakan penentuan profesional sendiri. Hal ini tidak
mencerminkan sifat seorangprofesional

35
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

yang seharusnya melindungi Usaha lain yang dapat dilakukan untuk


kepentingan umum. Alangkah baiknya meningkatkan usaha menegakkan norma-
apabila dalam peradilan tersebut norma profesional adalah sebagai berikut :
diikutsertakan para sarjanahukum. a. Masing-masing organisasi profesional
d. Sidang-sidang peradilan disiplin selalu harus mengevaluasi kembali peraturan-
tertutup, sehingga menimbulkan peraturan disiplinnya yang benar-benar
kecurigaan terhadap sesuatu yang tidak diusahakan untuk menjamin
benar telah terjadi didalanya. Dari segi perlindungan kepentingan masyarakat
kemanfaatan sanksi hal tersebut juga dan profesi. Normanya harus jelas dan
tidak dapat dibenarkan, karena effek disosialisasikan.
detterrend terhadap calon pelaku b. Disamping peraturan-peraturan disiplin
potensi jelas tidakada. baik yang bersifat moral (kode etik),
e. Jangka waktu persidangannya biasanya perlu dirumuskan secara jelas standar
terlalu lama.15 profesi dalam kerangka sebagaiman
Melihat kenyataan diatas, profesional disebutdiatas.
selalu berargumentasi bahwa hakekat c. Dalam batas-batas tertentu penegak
profesionalisme, adalah perlu adanya hukum disiplin perlu pula dilakukan
otomatis, bersifat independent, knfidensial olehpemerintah.
atas dasar ekspertis yang tidak boleh d. Setiap organisasi profesional perlu
diragukan. Hal ini tidak benar, sebab dengan memperkuat dana dan sifatnya untuk
demikian penghargaan terhadap kejujuran kepentingan investigasi, apabila terjadi
suatu asosiasi profesional dari para penegak perbuatan yang menyimpang.
hukum dan masyarakat dapat berkurang. e. Penyederhanaan prosedur didalam
Sebenarnya bilaman peradilan disiplin peradilan disiplin. Diberbagai Negara
profesi dapat dipercaya, maka akan hambatan-hambatannya antara lian
merupakan sumbangan yang sangat adalah sanksi yang tidak dapat
berharga atas dasar asas komplementer. diterangkan denan cepat, keanggoataan
Dalam hal ini hasil peradilan disiplin profesi gand diberbagai organisasi profesional
sekaligus bermakna sebagai kesaksian ahli. dan usaha untuk menjaga reputasi
Terbukti benar atau tidaknya seorang profesional yangberkelebihan.
profesional telah melakukan kejahatan f. Perlunya peningkatan pendidikan dan
profesional, apakah negligence, kursus etika profesional yang mendidik
international atau recklessness dalam profesional serta peningkatan
peradilan pidana atau perdata atau pendidikan klinisprofesional.
administrative sedikit banyak dapat g. Perlunya kajian yang bersifat inter dan
menggantungkan diri pada putusan multidispliner terhadap hukumprofesi.
peradilan disiplin profesitertentu. h. Perlu adanya standarisasi kualitas baggi
Dalam peradilan pidana misalnya, unsur lembaga-lembaga yang mendidik calon-
sifat melawan hukum yang harus diartikan calon profesional.
secara formil dan materiil, dalam diperkuat i. Mendayagunakan sanksi sosial (boykot),
atau diperlemah oleh apakah suatu sanksi organisasi (pemecatan, anggota
perbuatan juga melanggar peraturan disiplin ikatan profesi) dan sanksi administrative
atau etik sekaligus atautidak. (pencabutan ijin praktek).
j. Apabila hukum positif sudah
memungkinkan, korporasi yang terlibat
atau memperoleh keuntungan dari
kejahatan profesional harus
15Muladi dan Badra Nawawi, Op-Cit, i hal. 68.

36
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

dipertangungjawabkan pula dalam yang tidak jelas korban atau


hukumpidana. kerugiannya.
3. Hukum pidana jangan dipakai guna
2. Dengan SaranaPenal. mencapai suatu tujuan yang pada
Langkah-langkah yang hendaknya dasarnya dapat dicapai dengan cara lain
didlakukan adalah : yang sama efektinya dengan
a. Putusan peradilan disiplin profesi penderitaan atau kerugian yang lebih
hendaknyadidayagunakan. sedikit.
b. Untuk menilai adanya duty, breach of 4. Jangan memakai hukum pidana apabila
duty, causation dan damage hendaknya kerugian yang ditimbulkan oleh
memanfaatkan sanksiahli. pemudaan akan lebih besar daripada
c. Dalam pemidanaan hendaknya kerugian yang diakibatkan oleh tindak
menggunakan Neo ClassiccalModel. pidana yang akandirumuskan.
d. Unsue Profesional sebagai alas an 5. Hukum pidana jangan digunakan apabila
pemberatan pidana (lihat konsep hasil sampingan yang ditimbulkan lebih
rancanganKUHP). merugikan dibanding dengan perbuatan
e. Acces to justice dari korban kejahatan yang akan yang akan dikriminalisasikan.
hendaknya mendapatkan perhatian 6. Jangan menggunakan hukum pidana,
sebaiknya-baiknya. apabila tidak dibandingkan oleh
f. Mengingat dimensi kerugian kejahatan masyarakat secara kuat.
profesi sangat luas, maka perlu diatur 7. Jangan menggunakan hukum pidana,
agar mereka yang menghalangi proses apabila penggunaannya diperkirakan
peradilan pidana terhadap kejahatan tidak dapatefektif.
profesi dapatdipidana. 8. Hukum pidana harus uniorm dan
Penegakan hukum yang tuntas terhadap iniversalistic.
kasus malpraktek profesional perlu 9. Hukum pidana harusrasional.
diefektifkan mengingat dimensi 10. Hukum pidana harus menjaga
kepentingan yang sangat luas. Selain meserasian antara order legitimation
berbagai politik kriminal yang dikemukakan and competence.
diatas, untuk ini diperlukan peningkatan 11. Hukum pidana harus menjaga
pegetahuan dan kualitas penegak hukum keselarasan antara social defence,
untuk memahami huikum profesi, yang procedural faorness and substantive
semakin lama semakin berkembang pesat. justice.
Dengan demikian akan terdapat standar 12. Hukum pidana harus menjaga
penegakan hukum yang mantap dan tidak keserasian antara moralis komunal,
ditafsrikan secara beraneka ragam dalam moralis kelembagaan dan moralissipil.
hubungan antardisiplin. 13. Penggunaan hukum pidana harus
Tindakan tegas dengan menggunakan memperhatikan korbankejahatan.
sarana penal cukup beralasan, mengingat 14. Dalam hal-hal tertentu hukum pidana
segala sesuatu tidak bertentangan dengan harus mempertimbangkan secara
kode etik penggunaan hukum pidana khusus skala prioritas kepentingan
sebagai berikut : pengaturan.
1. Jangan menggunakan hukum pidan 15. Penggunaan hukum pidana sebagai
dengan secara emosional untuk sarana represid harus didayagunakan
melakukan pembalasansemata-mata. secara serentak dengan sarana
2. Hukum pidana hendaknya jangan pencegahan yang bersifat nonpenal.
digunakan untuk meidanaperbuatan

37
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

16. Penggunaan hukum pidana sebaiknya 1. Perencanaan atau kebijakan tentang


harus diarahkan pula untuk meredam perbuatan terlarang apa yang akan
factor kriminogen yang menjadi kuasa ditanggulangi karena dipandang
utama tindak pidana.16 membahayakan ataumerugikan.
Fungsionalisasi hukum pidana dapat 2. Perencanaan atau kebijakan tentang
diartikan sebagai upaya untuk membuat sanksi apa yang dapat dikenakan
hukum pidana itu dapat berfungsi, terhadap pelaku perbuatan terlarang itu
beroperasi atau bekerja dan terwujud (baik berupa pidana atau tindakan) dan
secara konkrit. Jadi istilah fungsionalisasi system penerapannya.
hukum pidana dapat diindentikan dengan 3. Perencanaan atau kebijakan tentang
istilah operasionalsisasi atau konkritisasi prosedur atau mekanisme system
hukum pidana. Bertolak dari pemikiran peradilan pidana dalam rangka proses
demikian, maka funfsionalisasi hukum pembentukan hukumpidana.
pidana, seperti funsionalisasi atau proses Dengan demikian peninjauan
penegakan hukum pada umumnya, kembali terhadap kebijakan legislative atau
melibatkan tiga faktor yang saling terkait kebijakan formulatif yang berkaitan dengan
yaitu faktor perundang-undangan, faktor kejahatan profesional, harus pula
aparat/badan penegak hukum dan faktor difokuskan pada ketiga bidang kebijakan ini.
kesadaran hukum. Pembagian ketiga faktor Peninjauan kembali ini lebih dirasakan
ini dapat dikaitkan dengan pembagian tiga perlunya saat ini mengingat semakin
komponen system hukum, yaitu substansi pesatnya gelombang kemajuan teknik
hukum, struktur hukum dan budaya hukum. elektronik dan gelombang globalisasi.
Faktor perundang-undangan yang patut Masyarakat dunia sekarang ini cenderung
dikaji adalah faktor kebijaksanaan legislative menjadi masyarakat yang ingin serba cepat
yang berhubungan dengan masalah dan praktis. Kebutuhan serba cepat dan
kejahatan profesional. Peninjauan masalah praktis ini antara lain ditunjang dengan
ini sangat penting karena kebijaksanaan kemajuan teknologi computer dan
legislative pada dasarnya merupakan tahap elektonik. Kemajuan teknologi elektronik/
awal yang penting strategis dari keseluruhan computer dan globalisasi ekonomi ini sangat
perencanaan proses fungsionalisasi hukum mempengaruhi perkembangan dan dimensi
pidana atau proses penegakan hukum kejahatan, sehingga ada kecenderungan
pidana. Dengan perkataan lain, tahap kuat terjadi
kebijaksanaan legislative merupakan tahap “internasionalisasi kejahatan” (termasuk
yang strategis bagi upaya dan terutama di bidang kejahatan
penanggulangankejahatan. profesional.
Tahap ini merupakan tahap formulasi August Bequai pernah mengatakan :
yang menjadi dasar, landasan dan pedoman Penjahat modern telah menunjukkan
bagi tahap-tahap fungsionalisasi kemampuan luar biasa untuk
berikutnya, yaitu tahap aplikasi dan tahap menyesuaikan diri dengan lingkungan
eksekusi. yang sedang berubah. Sementara
Perencanaan atau kebijakan teknologi computer telah menimbulkan
penanggulangan kejahatan yang bentuk-bentuk kejahatan baru. Dan ini
dituangkan dalam peraturan perundang- akan lebih menambah kesuburan bagi
undangan secara garis besar meliputi: kejahatan yang lebih canggih dan lebih
terorganisir dalam masyarakat kita. Dan
juga membantu perkembangan
16I b i d , hal. 74

36
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

internasionalisasi kejahatan yang lebih Bertolak dari dua faktor diatas,


besar/ meningkat. 17 kemungkinan besar yang sering terjaring
Apabila setiap delik yang pada dalam praktek adalah pelaku kelas teri atau
hakekatnya sama (yaitu kejahatan biasa-biasa saja yang tidak mempunyai
dilingkungan profesional) ditangani secara status ekonomi dan politik yang cukup kuat.
terpisah dengan mengeluarkan kebijakan Mereka yang mempunyai kedudukan kuat
legislative sendiri-sendiri dikhawatirkan dan perbuatan mereka mungkin lebih
merupakan kebijaksanaan yang parsial, mempunyai dampak structural yang sangat
sehingga dapat timbul perbedaan- negatif, justru banyak yang lolos. Masalah ini
perbedaan dan kejanggalan-kejanggalan. merupakan masalah klise yang sering
Perbedaan dan kejanggalan ini dapat terjadi diungkapakan dalam masyarakat dan
dalam kebijakan bahkan dijadikan isyu politik.
mengkriminalisasikan atau
memformulasikan perbuatan yang dapat PENUTUP
dipidana, maupun di dalam kebijaksanaan A. Kesimpulan
sanksi dan system pertanggungjawabannya, 1. Etika profesi penegak hukum dalam
dan bahkan mungkin pula kebijakan didalam pemecahan masalahnya adalah
hukumacaranya. penegakhukum.
Telah dikemukakan diatas bahwa erat 2. Evektivitas etika profesi dari segi
hubungannya dengan masalah masyarakat politik kriminal. Ini dapat
fungsionalisasi hukum pidana khususnya dikatakan sebagai perlindungan
dibidang kebijakan aplikatif, adlaah peranan masyarakat terhadap kejahatan atau
badan/ aparat penegak hukum. Mengingat denan istilah lain social defence. Istilah
sifat atau cirri-ciri dari kejahatan ini mengingatkan kita kepada lambang
dilingkungan profesional yang lebih dari Departemen Kehakiman yang
merupakan kejahatan yang memerlukan bergambar pohon beringin dengan
keahlian tertentu untuk melakukannya dan perkatan pengayomandibabawanya.
dapat juga disebut sebagai kejahatan yang
terorganisir, maka pelakunya termasuk B. Saran
salah satu yang sulit dijangkau oleh hukum Adakan saran yang dapat dikemukakan
(pidana). Menurut Prof. Sudarto, bahwa penulis adalah sebagai berikut :
aparat penegak hukum relative tidak 1. Lemahnya eksistensi etika profesi dalam
berdaya atau tidadk mempunyai kekuatan pemecahan masalah dilingkungan
menghadapinya karena dua alasan utama, masyarakat.
yaitu: 2. Evektifitas etika profesi harus
a. Kedudukan ekonomi atau politik yang diupayakan agar supaya para profesional
kuat dari sipelaku. dapat melaksanakan tugasnya dengan
b. Keadaan-keadaan sekitar perbuatan baik dan disatu pihak para kliennya tidak
yang mereka lakukan itu sedemikian merasadirugikan.
rupa sehingga mengurangi
kemungkinan mereka untuk dilaporkan DAFTAR PUSTAKA
atau dituntut.18 Nusantara A.H.G, Politik Hukum Indonesia.
Yayasan Bantuan Hukum Indonesia,
Jakarta, 1988.
Bambang Poernomo, Operasi
17I
b i d, hal. 160. Pemberantasan KejahatanDan
18Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni,
Bandung, 1981, hal. 88.

35
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

Kemanfaatan Ahli Kedokteran Jiwa. Bina


Aksara, Jogyakarta,1984.
Bayles, Professional Etnics. Wadsworth Publ.
Co. California;1987
Gibbson, Society, Crime and Criminal Cerers,
Prentice Hall of India, New Delhi, 1987.
Muladi dan Badra Nawawi, Bunga Rampai
Pidana. Alumni, Bandung, 1992.
Riduan Syhrani, Rangkuman Intisari Rmu
Hukum,-PT Citra Aditya Bakti, Bandung
2011.
Roeslan Saleh, Suatu Reorentasi Dalam
Hukum Pidana. Bina Aksara, Yogyakarta,
1978.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penilaian
Hukum. UI Press, Jakarta, 1982.
Soerjono Soekanto, dan Sri Mamudji,
Penelitian Hukum Normatif. Rajawali
Jakarta, 1985.
Soermarno P. Wiranto, Ilmu Hukum Profesi.
Pro Justitia No. Ke-11, Bandung, 1980.
Sri Oemijati, Pedoman Etik Penelitian
Kedokteran Indonesia. FK-UI, gaya Baru,
Jakarta, 1987.
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Alumi,
Bandung, 1981.
Syaful Bakhri, Sejara Pebaharuab KUHP dan
KUHP, Total Media Yokyakarta, 2011.

36
Lex Crimen Vol.I/No.3/Jul-Sep/2012

Nama :IRSAL SUMITRO

Nim :B10018201

Matkul :ETJP

Artikel ini berjudul peranan etika profesi hukum terhadap upaya penegakan hukum di Indonesia
oleh Livia v.velle.

Artikel ini menceritakan tentang Bagaimana peranan tentang etika profesi hukum dalam upaya
pemberantasan kejahatan, dan bagaimana efektivitas etika profesi hukum dalam
menanggulangi kejahatan yang timbul di lingkungan profesional. penggunaan metode
penelitian kepustakaan menghasilkan kesimpulan etika profesi penegak hukum dalam
pemecahan masalahnya adalah penegak hukum. efektivitas etika profesi dari segi masyarakat
politik kriminal. Hal ini dapat dikatakan sebagai perlindungan masyarakat terhadap kejahatan
atau dengan istilah lain sosial di fance. Mengingatkan kita kepada lambang dari departemen
kehakiman yang bergambar pohon beringin dengan perkataan pengayomandibawahnya.

metode yang digunakan dalam artikel ini ialah metode penelitian kepustakaan atau library
research yakni suatu metode yang digunakan dengan jalan mempelajari buku literatur
perundang-undangan dan bahan-bahan tertulis lainnya yang berhubungan dengan materi
pembahasan yang digunakan untuk mendukung pembahasan ini.

negara hukum yang dibangun di atas prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan sosial dalam suatu
masyarakat Indonesia yang bersatu nampaknya merupakan aspirasi dari para pendiri negara
Republik Indonesia Hal itu sendiri tampak nyata saat kita membaca artikel ini dan berpedoman
pada undang-undang Dasar 1945.

Dalam artikel ini juga dikemukakan bahwa erat hubungannya dengan masalah fungsionalisasi
hukum pidana khususnya di bidang kebijakan aplikatif, adalah peranan badan atau aparat
penegak hukum. mengingat sifat atau ciri-ciri dari kejahatan di lingkungan profesional yang
lebih merupakan kejahatan yang memerlukan keahlian tertentu untuk melakukannya Dan dapat
juga disebut sebagai kejahatan terorganisir, maka pelakunya termasuk salah satu yang sulit
dijangkau oleh hukum. Etika profesi penegak hukum dalam pemecahan masalahnya adalah
penegak hukum. efektivitas etika profesi dari segi masyarakat politik kriminal. ini

37
dapat dikatakan sebagai perlindungan masyarakat terhadap kejahatan atau dengan istilah lain
social Defense. istilah ini mengingatkan kita kepada lambang dari departemen kehakiman yang
bergambar pohon beringin yang ada perkataan pengayoman dibawahnya.

Anda mungkin juga menyukai