Anda di halaman 1dari 12

PROFESI HUKUM DAN KODE ETIK PROFESI

John Kenedi*

Abstrak

Manusia sebagai mahluk sosial dalam menjalani kehidupannya memerlukan kebutuhan, dalam rangka
memenuhi kebutuhan tersebut manusia berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Sebagai rambu –
rambu dalam berinteraksi tersebut manusia diatur oleh hukum guna untuk mencapai nilai moral dan
kebenaran yang ideal tetapi sayangnya tidak semua manusia mengerti dan paham dengan hukum
(isoterik) sehingga dalam berinteraksi tidak jarang terjadi sengketa maka untuk membantu
menyelesaikan sengketa itu dibutuhkan bantuan orang lain yang mengerti dan paham hukum. Orang
yang mengerti hukum itu misalnya advokat, advokat dalam menjalankan tugasnya diatur oleh kode
etik profesi.

Kata kunci : Profesi, Hukum, Kode Etik Profesi

Pendahuluan Hukum Indonesia (AKHI), Himpunan


Profesi hukum merupakan salah Konsultan Hukum Pasar Modal
satu dari sekian banyak profesi lain, (HKHPM) . 2

seperti : profesi dokter, profesi akuntan, Manusia dalam menjalani hidupnya


profesi guru dan lain-lain. Profesi hukum selalu memerlukan kebutuhan, kebutuhan
mempunyai ciri tersendiri karena profesi merupakan perwujudan budaya manusia
ini sangat bersentuhan langsung dengan yang berdimensi cipta, karsa dan rasa.
kepentingan manusia/orang yang lazim Sebagai mahluk sosial (Zoon Politicon),
disebut “klien”1. Sesungguhnya profesi manusia selalu berinteraksi dengan
hukum tidak terlepas dari unsur-unsur manusia yang lain dan saling
penegakan hukum seperti: Kepolisian, membutuhkan.
Kejaksaan, Hakim dan Berkaitan dengan kegiatan profesi
Pengacara/advokat, di dalam tulisan ini hukum, kebutuhan manusia untuk
saya lebih banyak mengungkap profesi mendapatkan layanan hukum juga
hukum secara umum Profesi hukum termasuk dalam lingkup dimensi budaya
dewasa ini semakin berkembang dan perilaku manusiawi yang dilandasi oleh
macam-macam, misalnya advokat dengan nilai moral dan nilai kebenaran. Atas
keluarnya Undang- undang nomor : 18 dasar ini maka sangat beralasan bagi
Tahun 2003 tentang advokat maka wadah pengemban profesi hukum untuk
organisasi ini berkembang sesuai dengan memberikan layanan bantuan hukum
yang ditetapkan oleh Ikatan Advokat yang prima terhadap “Klien”, namun
Indonesia (IKADIN) misalnya : Asosiasi dalam kenyataannya profesi hukum
Advokat Indonesia (AAI), Ikatan sering menyimpang dari dimensi budaya
Penasehat Hukum Indonesia (IPHI), tersebut sehingga perilaku yang
Himpunan Advokat dan Pengacara ditunjukkan oleh pengemban profesi
Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara hukum banyak yang melanggar nilai
Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan

*Penulis adalah Dosen Fakultas Syari’ah IAIN


Bengkulu
El-Afkar Vol. 5 Nomor 1, Januari- Juni 2016

moral dan nilai kebenaran yang 2. Diabdikan untuk kepentingan orang


seharusnya dijunjung tinggi. lain.
Berkaitan dengan hal diatas maka 3. Keberhasilan tersebut bukan
secara ideal tidak perlu terjadi didasarkan pada keuntungan
pelanggaran terhadap moral dan nilai finansial.
kebenaran. Namun mengapa hal itu 4. Keberhasialn tersebut antara lain
terjadi ? Pertanyaan ini memerlukan menentukan berbagai ketentuan yang
jawaban yang mengkonsentrasikan merupakan kode etik, serta
adanya keseimbangan antara kebutuhan bertanggung jawab dalam
ekonomi dan moral. memajukan dan penyebaran profesi
Pengertian Profesi. yang bersangkutan.
Dalam Kamus Besar Bahasa 5. Adanya standar kualifikasi profesi.
Indonesia dijelaskan bahwa pengertian Sejalan dengan pandangan
Profesi adalah bidang pekerjaan yang Brandels di atas, Darly Koehn8
dilandasai oleh pendidikan keahlian mengatakan bahwa meskipun kriteria
(seperti: keterampilan, kejujuran, dan untuk menentukan siapa yang memenuhi
sebagainya) tertentu.3 syarat sebagai profesional amat beragam,
Sejalan dengan pengertian Profesi ada lima ciri yang kerap di sebut kaum
tersebut Habeyb menyatakan bahwa profesional sebagai berikut:
profesi adalah pekerjaan dengan keahlian 1. Mendapat izin dari negara untuk
khusus sebagai mata pencarian.4 melakukan suatu tindakan tertentu.
Sementara menurut Komaruddin, Profesi 2. Menjadi anggota organisasi/pelaku-
adalah suatu jenis perkerjaan yang karena pelaku yang sama-sama, mempunyai
sifatnya menuntut pengetahuan yang hak suara yang menyebarluaskan
tinggi, khusus danlatihan yang istimewa.5 stamdar dan/atau cita-cita perilaku
Ada lima indikator suatu lapangan yang saling mendisiplinkan karena
kerja dapat dikategorikan sebagai Profesi melanggar standar itu.
menurut Liliana Tedjosaputro.6 3. Memiliki pengetahuan dan kecakapan
1. Pengetahuan. “esoterik” (yang hanya diketahui dan
2. Penerapan keahlian (competence of dipahami oleh orang-orang tertentu
application). saja) yang tidak dimiliki oleh anggota-
3. Tanggung jawab sosial (social anggota masyarakat lain.
responsibility). 4. Memiliki otonomi dalam
4. Self control. melaksanakan pekerjaan mereka, dan
5. Adanya pengakuan dari masyarakat pekerjaan itu tidak amat dimengerti
(social sanction). oleh masyarakat yang lebih luas.
Sementara menurut Brandels yang 5. Secara publik di muka umum
dikutif oleh A. Pattern Jr, sesuatu mengucapkan janji untuk memberi
pekerjaan itu agar dapat disebut sebagai bantuan kepada mereka yang
profesi harus bercirikan.7 membutuhkan dan akibatnya
1. Pengetahuan (intellectual character). mempunyai tanggung jawab dan
tugas khusus; yang tidak

44
Jhon Kenedi
Profesi Hukum & Kode Etik Profesi

mengucapkan janji ini tidak terikat 1. Dasar ilmiah berupa keterampilan


pada tanggung jawab dan tugas untuk merumuskan sesuatu
khusus tersebut. berdasarkan teori akademi dan
Berkaitan dengan pendapat di atas, memerlukan sesuatu dasar
dalam Piagam Baturaden yang dihasilkan pendidikan yang baik dan diakhiri
dalam pertemuan para advokat tanggal 27 dengan suatu sistem ujian.
Juni 1971, telah dirumuskan tentang 2. Praktik sesuatu. Adanya suatu bentuk
unsur-unsur untuk dapat disebut perusahaan, yang berdiri, sehingga
profession, yaitu 9 memungkinkan dipupuknya
a. Harus ada ilmu (hukum) yang diolah hubungan pribadi dalam
di dalamnya. memecahkan kebutuhan para klien
b. Harus ada kebebasan, tidak boleh ada yang bersifat pribadi pula (person by
dicust verhouding (hubungan dinas) person basis) diiringi dengan sistem
hierarkis. pembayaran honorarium.
c. Mengabdi kepada kepentingan 3. Fungsi penasihat. Fungsi sebagai
umum, mencari nafkah tidak boleh penasihat sering-sering diiringi
menjadi tujuan. dengan fungsi pelaksana dari
d. Ada clienten-verhouding, yaitu penasihat yang telah diberikan.
hubungan kepercayaan di antara 4. Jiwa mengabdi. Adanya pandangan
advokat dan client. hidup yang bersifat objektif dalam
e. Ada kewajiban merahasiakan menghadapi persoalan, tidak
informasi dari client dan mementingkan diri sendiri tidak
perlindungan dengan hak mengutamakan motif-motif yang
merahasiakan itu oleh Undang- bersifat materiil.
Undang. 5. Adanya suatu kode yang
f. Ada immuniteit terhadap penuntutan mengendalikan sikap daripada
tentang hak yang dilakukan di dalam anggota.
tugas pembelaan. Selain kriteria profesi hukum di
g. Ada kode etik dan peradilan kode etik atas, Budi Susanto mengatakan bahwa
(tuchtrechtspraak). ciri-ciri profesi ada 10, yaitu 11
h. Ada honorarium yang tidak perlu a. Suatu bidang yang terorganisisr dari
seimbang dengan hasil pekerjaan atau jenis intelektual yang terus-menerus
banyaknya usaha atau pekerjaan yang dan berkembang dan diperluas.
dicurahkan (orang tidak mampu b. Suatu teknis intelektual.
harus ditolong tanpa biaya dan c. Penerapan praktis dari teknis
dengan usaha yang sama). intelektual pada urusan praktis.
Di samping hasil pertemuan di d. Suatu periode jenjang untuk pelatihan
Baturaden di atas, Peradin dalam seminar dan serifikasi.
Pembinaan Profesi Hukum Tahun 1977 e. Beberapa standar dan pernyataan
memberikan batasan tentang istilah tentang etika yang dapat
profesi, yaitu 10 diselenggarakan.

45
El-Afkar Vol. 5 Nomor 1, Januari- Juni 2016

f. Kemampuan memberi kepemimpinan profesi dokter, profesi akuntan, profesi


pada profesi sendiri. teknik, dan lain-lain. Profesi hukum
g. Asosiasi dari anggota-anggota profesi mempunyai ciri tersendiri, karena profesi
yang menjadi suatu kelompok yang ini sangat bersentuhan langsung dengan
akrab dengan kualitas komunikasi kepentingan manusia/orang yang lazim
yang tinggi antara anggota. disebut “klien”. Profesi hukum dewasa ini
h. Pengakuan sebagai profesi. memiliki daya tarik tersendiri, akibat
i. Perhatian yang profesional terhadap terjadinya suatu paradigma baru dalam
penggunaan yang bertanggung jawab dunia hukum, yang mengarah kepada
dari pekerjaan profesi. peningkatan penegakan hukum. Apalagi
j. Hubungan erat dengan profesi lain. dewasa ini isu pelanggaran hak asasi
Sementara itu, Frans Magnis manusia semakin menarik.
Suseno sebagaimana dikutip oleh Liliana Profesi hukum mempunyai
Tedjosaputro mengatakan bahwa profesi keterkaitan dengan bidang-bidang hukum
itu harus dibedakan dalam dua jenis, yaitu yang terdapat dalam negara kesaruan
profesi pada umumnya dan profesi luhur. Republik Indonesia, misalnya Kehakiman,
Dalam profesi pada umumnya paling Kejaksaan, Kepolisian, Mahkamah Agung,
tidak terdapat dua prinsip yang wajib serta Mahkamah Konstitusi.
ditegakkan, yaitu12 (1) prinsip agar 1. Nilai Moral Profesi Hukum
menjalankan profesinya secara Profesi hukum merupakan salah
bertanggung jawab, dan (2) hormat satu profesi yang menuntut pemenuhan
terhadap hak-hak orang lain. Sementara nilai moral dan pengembangannya. Nilai
itu, Magnis Suseno mengatakan bahwa moral itu merupakan kekuatan yang
dalam profesi yang luhur (officium noble), mengarahkan dan mendasari perbuatan
motivasi utamanya bukan untuk luhur. Setiap profesional di tuntut supaya
memperoleh nafkah dari pekerjaan yang memiliki nilai moral yang kuat. franz
dilakukannya, di samping itu juga Magnis Suseno mengemukakan lima
terdapat dua prinsip yang penting, yaitu kriteria nilai moral yang kuat mendasari
(1) mendahulukan kepentingan orang kepribadian profesional hukum. Kelima
yang dibantu, dan (2) mengabdi pada kriteria tersebut dapat dijelaskan sebagai
tuntutan luhur profesi. Untuk berikut:
melaksanakan profesi yang luhur secara a) Kejujuran.
baik, dituntut moralitas yang tinggi dari Kejujuran adalah dasar utama.
pelakunya. Tiga ciri moralitas yang tinggi Tanpa kejujuran maka profesional
adalah (1) berani berbuat dengan tekad hukum mengingkari misi profesinya,
untuk bertindak sesuai dengan tuntutan; sehingga dia menjadi munafik, licik,
(2) sadar akan kewajibannya; (3) memiliki penuh tipu. Dua sikap yang terdapat
idealisme yang tinggi.13 dalam kejujuran, yaitu (1) sikap
terbuka. Ini berkenaan dengan
Profesi Hukum pelayanan klien, kerelaan melayani
Profesi hukum merupakan salah secara bayaran atau secara Cuma-
satu dari sekian profesi lain, misalnya Cuma; (2) sikap wajar. Ini berkenaan

46
Jhon Kenedi
Profesi Hukum & Kode Etik Profesi

dengan perbuatan yang tidak e) Keberanian Moral.


berlebihan, tidak otoriter, tidak sok Keberanian moral adalah
kuasa, tidak kasar, tidak menindas, kesetiaan terhadap suatu hati nurani
dan tidak memeras. yang menyatakan kesediaan untuk
b) Autentik. menanggung resiko konflik.
Autentik artinya menghayati Keberanian tersebut antara lain: (1)
dan menunjukkan diri sesuai dengan menolak segala bentuk korupsi,
keasliannya, kepribaian yang kolusi, suap, pungli; (2) menolak
sebenarnya. Autentik pribadi tawaran damai di tempat atas tilang
profesional hukum antara lain: (1) karena pelanggaran lalu lintas jalan
tidak menyalahgunakan wewenang; raya; (3) menolak segala bentuk cara
(2) tidak melakukan perbuatan yang penyelesaian melalui jalan belakang
merendahkan martabat (perbuatan yang tidak sah.
tercelah); (3) mendahulukan Bertitik tolak dari pemikiran
kepentingan klien; (4) berani Magnis Suseno mengenai krieria moral
berinisiatif dan berbuat sendiri profesi hukum di atas, terdapat suatu
dengan bijaksana, tidak semata-mata gambaran bahwa seorang yang ingin
menunggu perintah atasan; (5) tidak menekuni profesi hukum secara baik,
mengisolasi diri dari pergaulan. sangat perlu merenungkan kriteria di atas.
c) Bertanggung Jawab. Sebab suatu kenyataan yang tidak dapat
Dalam menjalankan tugasnya, dibantah bahwa redupnya penegakan
profesional hukum wajib hukun di Indonesia diakibatkan oleh
bertanggung jawab, artinya (1) adanya segelintir orang yang berprofesi
kesediaan melakukan dengan sebaik sebagai advokat menyalahgunakan tujuan
mungkin tugas apa saja yang profesi hukum yang sangat mulia itu.
termasuk lingkup profesinya; (2) 2. Etika Profesi Hukum
bertindak secara proporsional, tanpa Kehidupan manusia dalam
membedakan perkara bayaran dan melakukan interaksi sosialnya selalu akan
perkara Cuma-Cuma (prodeo). berpatokan pada norma tatanan hukum
d) Kemandirian Moral. yang berada dalam masyarakat tersebut.
Kemandirian moral artinya Manakala manusia melakukan
tidak mudah terpengaruh atau tidak interaksinya, tidak berjalan dalam
mudah mengikuti pandangan moral kerangka norma atau attanan yang ada,
yang terjadi di sekitarnya melainkan maka akan terjadi bias dalam proses
membentuk penilaian sendiri. interaksi itu. Sebab tidak bisa dipungkiri
Mandiri secara moral berarti tidak bahwa manusia memiliki
dapat dibeli oleh pendapat mayoritas, kekecenderungan untuk menyimpang
tidak terpengaruh oleh pertimbangan dari norma atau tatanan yang ada, karena
untung rugi (pamrih), menyesuaikan terpengaruh oleh adanya hawa nafsu yang
diri dengan nilai kesusilaan agama. tidak terkendali. Hal yang sama juga akan
berlaku bagi yang namanya profesi,
khususnya profesi hukum. Berjalan

47
El-Afkar Vol. 5 Nomor 1, Januari- Juni 2016

tidaknya penegakkan hukum dalam suatu b) Terjadi penyalahgunaan profesional


masyarakat tergantung pada baik hukum.
buruknya profesional hukum yang c) Kecenderungan profesi hukum
menjalani profesinya tersebut. menjadi kegiatan bisnis.
Untuk menghindari jangan sampai d) Penurunan kesadaran dan kepedulian
terjadi penyimpangan terhadap sosial.
menjalankan profesi, khususnya profesi e) Kontinuitas sistem yang sudah usang.
hukum, dibentuklah suatu norma yang Untuk memberikan gambaran
wajib dipatuhi oleh orang yang tergabung yang jelas mengenai masalah-masalah
dalam sebuah profesi yang lazim disebut yang dihadapi oleh profesi hukum, akan
“Etika Profesi”. Dengan harapan bahwa diuraikan sebagai berikut. 16
para profesional tersebut tunduk dan a. Kualitas Pengetahuan Profesionalitas
patuh terhadap kode etik profesinya. Seorang profesional hukum
Menurut Notohamidjojo, dalam harus memiki pengetahuan bidang
melaksanakan kewajibannya, profesional hukum yang andal, sebagai penentu
hukum perlu memiliki.14 bobot kualitas pelayanan hukum
a. Sikap manusiawi, artinya tidak secara profesional kepada
menanggapi hukum secara formal masyarakat. Hal ini sesuai Pasal 1
belaka. Keputusan Mendikbud No.
b. Sikap adil, artinya mencari kelayakan 17/Kep/O/1992 tentang Kurikulum
yang sesuai dengan perasaan Nasional Bidang Hukum, program
masyarakat. pendidikan serjana bidang hukum
c. Sikap patut, artinya mencari bertujuan untuk menghasilkan serjana
pertimbangan untuk menentukan bidang hukum yang :
keadilan dalam suatu perkara 1) mengusai hukum Indonesia ;
konkret. 2) mampu menganalisis masalah
d. Sikap jujur, artinya menyatakan hukum dalam masyarakat ;
sesuatu itu benar menurut apa 3) mampu mengunakan hukum
adanya, dan menjauhi yang tidak sebagai sarana untuk memecahkan
benar dan tidak patut. masalah kongret dengan bijaksana
3. Masalah- Masalah Profesi Hukum. dengan berdasarkan prinsip–
Berkaitan dengan kemajuan prinsip hukum;
sebuah profesi, apakah itu profesi hukum 4) menguasai dasar ilmiah untuk
atau profesi lainnya, maka terdapat mengembangkan ilmu hukum dan
masalah-masalah yang merupakan hukum;
kelemahan dalam mengembangkan 5) mengenal dan pekah masalah
profesi tersebut. Menurut Sumaryono15, keadilan dan masalah sosial.
ada lima masalah yang dihadapi sebagai
kendala yang cukup serius bagi profesi b. Penyalahgunaan Profesi
hukum, yaitu : Dalam kenyataannya, di
a) kualitas pengetahuan profesional tengah-tengah masyarakat sering
hukum. terjadi penyalah gunaan profesi

48
Jhon Kenedi
Profesi Hukum & Kode Etik Profesi

hukum oleh anggotanya sendiri. menurut standar bisnis. Contohnya


terjadinya penyalahgunaan profesi para konsultan yang mengenai
hukum tersebut di sebabkan adanya masalah kontrak-kontrak dagang,
faktor kepentingan. sumaryono paten, merek. Untuk profesi hukum
mengatakan bahwa pennyalahgunaan yang bergerak di bidang pelayanan
dapat terjadi karena adanya umum menjalankan pekerjaan
persaingan individu profesional berdasarkan kepentingan umum,baik
hukum atau tidak adanya disiplin diri. dengan bayaran maupun tanpa
Dalam profesi hukum dapat dilihat bayaran. Contoh profesi hukum
dua yang sering berkontradiksi satu pelayanan umum adalah pengadilan,
sama lain, yaitu di satu sisi, cita-cita notaris, LBH, kalaupun ada bayaran.
etika yang selalu tinggi, dan sisi lain, sifatnya biaya pekerjaan atau biaya
pratik pengemban hukum yang berada administrasi.
jauh di bawah cita-cita tersebut. selain d. Kurang Kesadaran dan Kepedulian
itu, penyalahgunaan profesi hukum Sosial
terjadi karena desakan pihak klien Kesadaran dan kepedulian
yang mengiginkan perkaranya cepat sosial merupakan kreteria pelayanan
selesai dan tentunya ingin menang. umum profesional hukum. Wujudnya
Klien kadang kalah tidak segan-segan adalah kepentingan masyarakat yang
menawarkan bayaran yang lebih diutamakan atau di dahulukan
menggiurkan baik kepada penasehat daripada kepentingan
hukum ataupun hakim yang pribadi,pelayanan lebih diutamakan
memeriksa perkara. dari pada pembayaran, nilai moral
c. Profesi Hukum Menjadi Kegiatan lebih ditonjolkan dari pada nilai
Bisnis ekonomi. Namun segala yang dapat
Suatu fakta yang tidak dapat di diamati sekarang sepertinya lain dari
pungkiri bahwa semuanya kehadiran pada yang seharusnya diemban oleh
profesi hukum bertujuan untuk profesional hukum. Gejala tersebut
memberikan pelayanan atau mulai pudarnya keyakinan terhadap
memberikan bantuan hukum kepada wibawa hukum.
masyarakat. Dalam artinya bahwa e. Kontinuitas Sistem Yang Telah
yang terpenting dari itu adalah ”. Usang
Namun dalam kenyataannya di Profesional hukum adalah
Indonesia, profesi hukum dapat di bagian dari sistem peradilan yang
bedakan antara profesi hukum yang berperan membantu menyebarluaskan
bergerak di bidang pelayanan bisnis sistem yang sudah dianggap
dan profesi hukum di bidang ketinggalan zaman karena di
pelayanan umum. Profesi hukum yang dalamnya terdapat banyak ketentuan
bergerak di bidang pelayanan bisnis penegakan hukum yang tidak sesuai
menjalankan pekerjaan berdasarkan lagi. Padahal profesional hukum
hubungan bisnis ( komersial ), imbalan melayani kepentingan masyarakat
yang di terima sudah di tentukan yang hidup dalam zaman modern.

49
El-Afkar Vol. 5 Nomor 1, Januari- Juni 2016

kemajuan teknologi sekarang kurang pencegahan berbuat yang tidak etis bagi
diimbangi oleh percepatan kemajuan anggotanya. 19
hukum yang dapat menangkal Setiap kode etik profesi selalu
kemajuan teknologi tersebut sehingga dibuat tertulis yang tersusun secara
timbul pameo hukum selalu teratur, rapi, lengkap, tanpa cacat, dalam
ketinggalan zaman. bahasa yang baik, sehingga menarik
perhatian dan menyenangkan
4. Kode Etik Profesi pembacanya. Semua yang tergambar
a. Arti Kode Etik Profesi adalah perilaku yang baik-baik. Akan
Menurut Abdul Kadir tetapi, dibalik semua itu terdapat
Muhammad, kode etik profesi merupakan kelemahan-kelemahan sebagai berikut.20
produk etika terapan karena dihasilkan a) Idealisme yang terkandung dalam
berdasarkan penerapan pemikiran etis kode etik profesi tidak sejalan dengan
atas suatu profesi. Kode etik profesi dapat fakta yang terjadi di sekitar para
berubah dan diubah seiring dengan profesional sehingga harapan sangat
perkembangan ilmu pengetahuan dan jauh dari kenyataan. Hal ini cukup
teknologi sehingga anggota kelompok menggelitik para profesional untuk
profesi tidak akan ketinggalan zaman.17 berpaling kepada kenyataan dan
Sejalan dengan pemikiran Abdul menggambarkan idealisme kode etik
Kadir Muhammad di atas, Bartens profesi. Kode etik profesi tidak lebih
menyatakan bahwa etika profesi dari pajangan lukisan berbingkai.
merupakan norma yang ditetapkan dan b) Kode etik merupakan himpunan
diterima oleh kelompok profesi, yang norma moral yang tidak dilengkapi
mengarahkan atau memberi petunjuk dengan sanksi yang keras karena
kepada anggotanya bagaimana keberlakuannya semata-mata
seharusnya berbuat dan sekaligus berdasarkan kesadaran profesional.
menjamin mutu moral profesi itu di mata Rupanya kekurangan ini memberi
masyarakat. Oleh karena itu, kelompok peluang kepada profesional yang
profesi harus menyelesaikannya lemah iman untuk berbuat
berdasarkan kekuasaannya sendiri. 18 menyimpang dari kode etik
Kode etik profesi merupakan hasil profesinya.
pengaturan diri profesi yang
bersangkutan, dan ini perwujudan nilaib. Fungsi Kode Etik Profesi.
moral yang hakiki, yang tidak dipaksakan Semua kode etik profesi dibuat
dari luar. Kode etik profesi hanya berlaku dalam bentuk tertulis dengan maksud
efektif apabila dijiwai oleh cita-cita dan agar dapat dipahami secara kongkret oleh
nilai-nilai yang hidup dalam lingkungan para anggota profesi tersebut. Dengan
profesi itu sendiri. Kode etik merupakan tertulisnya setiap kode etik, tidak ada
rumusan norma moral manusia yang alasan bagi anggota profesi tersebut untuk
mengemban profesi itu. Kode etik profesi tidak membacanya dan sekaligus
menjadi tolok ukur perbuatan anggota merupakan pegangan yang sangat berarti
kelompok profesi dan merupakan upaya bagi dirinya. Menurut Sumaryono, fungsi

50
Jhon Kenedi
Profesi Hukum & Kode Etik Profesi

kode etik profesi memiliki tiga makna, merupakan kristalisasi perilaku yang
yaitu 21 dianggap benar menurut pendapat umum
a) Sebagai sarana kontrol sosial. karena berdasarkan pertimbangan
b) Sebagai pencegah campur tangan kepentingan profesi yang bersangkutan.23
pihak lain. Dengan demikian, kalau dikatakan
c) Sebagai pencegah kesalapahaman dan bahwa etika profesi merupakan pegangan
konflik. bagi anggota yang tergabung dalam
Menurut Abdul Kadir profesi tersebut, maka dapat pula
Muhammad, kode etik profesi merupakan dikatakan bahwa terdapat hubungan yang
kriteria prinsip-prinsip profesional yang sistematis antara etika dengan profesi
telah digariskan sehingga dapat diketahui hukum. Menurut Liliana24, etika profesi
dengan pasti kewajiban profesional adalah sebagai sikap hidup, yang mana
anggota lama, baru ataupun calon anggota berupa kesediaan untuk memberikan
kelompok profesi. Dengan demikian pelayanan profesional di bidang hukum
dapat dicegah kemungkinan terjadi terhadap masyarakat dengan keterlibatan
konflik kepentingan antara sesama penuh dan keahlian sebagai pelayanan
anggota kelompok profesi, atau antara dalam rangka melaksanakan tugas yang
anggota kelompok profesi dan berupa kewajiban refleksi yang saksama,
masyarakat. Anggota kelompok profesi dan oleh karena itulah di dalam
atau anggota masyarakat dapat melaksanakan profesi terdapat kaidah-
melakukan kontrol melalui rumusan kode kaidah pokok berupa etika profesi yaitu
etik profesi, apakah anggota kelompok sebagai berikut.25
profesi telah memenuhi kewajiban Pertama, profesi harus dipandang
profesionalnya sesuai dengan kode etik (dan dihayati) sebagai suatu pelayanan,
profesi.22 karena itu maka sifat tanpa pamrih
Lebih jauh Abdul Kadir menjadi ciri khas dalam pengembangan
Muhammad mengatakan bahwa kode etik profesi. Yang dimaksud dengan “tanpa
profesi telah menentukan standarisasi pamrih” di sini adalah bahwa
kewajiban profesional anggota kelompok pertimbangan yang menentukan dalam
profesi. Dengan demikian, pemerintah pengambilan keputusan adalah
atau masyarakat tidak perlu lagi campur kepentingan klien atau pasien dan
tangan untuk menentukan bagaimana kepentingan umum, dan bukan
seharusnya anggota kelompok profesi kepentingan sendiri (pengembangan
melaksanakan kewajiban profesionalnya. profesi). Jika sifat tanpa pamrih itu
Kode etik profesi pada dasarnya adalah diabaikan, maka pengembangan profesi
norma perilaku yang sudah dianggap akan mengarah pada pemanfaatan (yang
benar atau yang sudah mapan dan dapat menjurus kepada penyalahgunaan
tentunya akan lebih efektif lagi apabila sesama manusia yang sedang mengalami
norma perilaku tersebut dirumuskan kesulitan atau kesusahan).
sedemikian baiknya, sehingga Kedua, pelayanan profesional
memuaskan pihak-pihak yang dalam mendahulukan kepentingan klien
berkepentingan. Kode etik profesi atau pasien mengacu kepada kepentingan

51
El-Afkar Vol. 5 Nomor 1, Januari- Juni 2016

atau nilai-nilai luhur sebagai norma kritik Dengan berpatokan pada


yang memotivasi sikap dan tindak. hubungan etika dan profesi di atas, maka
Ketiga, pengemban profesi harus organisasi profesi memiliki tujuan agar
selalu berorientasi pada masyarakat menjalankan profesinya dengan cara
sebagai keseluruhan. profesional. Hal ini sesuai dengan
Keempat, agar persaingan dalam pendapat yang dinyatakan Wawan
pelayanan berlangsung secara sehat Setiawan bahwa ciri-ciri profesional dapat
saehingga dapat menjamin mutu dan dijadikan kriteria umum untuk dapat
peningkatan mutu pengemban profesi, digolongkan profesional dengan
maka pengemban profesi harus mempertahankan hubungan antara etika,
bersemangat solidaritas antar rekan norma profesi dan kriteria umum sebagai
seprofesi. berikut :27
Bertitik tolak dari pemikiran Lubis 1. Dasar/basis ilmu pengetahuan dan
sebagaimana di kutip oleh Liliana di atas, pengalaman serta keterampilan yang
terdapat beberapa tujuan poko dari memadai.
standar-standar etika, yakni 26 2. Ada lembaga pengajaran, pendidikan,
1. Standar-standar etika menjelaskan dan latihan dengan tanggung jawab
dan menetapkan tanggung jawab kelompok profesinya.
kepada klien, lembaga (institusi) dan 3. Ada asosiasi/organisasi profesi yang
masyarakat pada umumnya. bersangkutan dan di samping mutlak
2. Standar-standar etika membantu sebagai anggota juga pendukung
tenaga ahli profesi dalam menentukan dengan kepedulian, dedikasi, serta
apa yang harus mereka perbuat kalau loyalitas yang tinggi.
mereka mengahadapi dilema-dilema 4. Ada aturan dan persyaratan masuk
etika dalam pekerjaan. dalam kelompok profesi.
3. Standar-standar etika membiarkan 5. Mempunyai kode etik.
profesi menjaga reputasi atau nama 6. Mempunyai standar proforma.
dan fungsi profesi dalam masyarakat Lebih jauh Wawan Setiawan
melawan kelakuan yang jahar dari mengatakan bahwa seorang profesional
anggota tertentu. haruslah memiliki kepribadian sosial,
4. Standar-standar etika yaitu 28
mencerminkan/membayangkan 1. Bertanggung jawab atas semua
pengharapan moral dari komunitas. tindakanya.
Dengan demikian, standar-standar 2. Berusaha selalu meningkatkan ilmu
etika menjamin bahwa para anggota pengetahuannya.
profesi akan menaati kitab undang- 3. Menyumbangkan pikiran untuk
undang etika profesi dalam memajukan keterampilan/kemahiran
pelayanannya. dan keahlian serta pengetahuan
5. Standar-standar etika merupakan profesi.
dasar menjaga kelakukan dan 4. Menjunjung tinggi kepercayaan orang
integritas atau kejujuran dari tenaga lain terhadap dirinya.
ahli profesi.

52
Jhon Kenedi
Profesi Hukum & Kode Etik Profesi

5. Menggunakan saluran yang baik dan orang-orang yang berprofesi hukum


benar serta legal dan halal untuk untuk memberikan bantuan hukum
menyatakan ketidakpuasannya. kepada orang yang tersandung masalah
6. Kesediaan bekerja untuk kepentingan hukum. Orang yang membutuhkan
asosiasi/organisasinya dan senantiasa bantuan hukum disebut “klien”. Bantuan
memenuhi kewaiban-kewajiban hukum terhadap “klien” dimaksudkan
organisasi profesinya. guna menghindari kesewenangan aparat
7. Mampu bekerja dengan baik dan penegak hukum terhadap orang-orang
benar tanpa pengawasan tetap atau yag tersandung masalah hukum.
terus-menerus. Pengemban profesi hukum harus
8. Mampu bekerja tanpa pengarahan memberikan pelayanan yang prima
terinci. kepada “klien” yang dilandasi dengan
9. Tidak mengorbankan orang/pihak nilai moral dan kebenaran tetapi di
lain demi kemajuan/keuntungan diri lapangan banyak terjadi penyimpangan
pribadinya semata-mata. karena tidak adanya keseimbangan antara
10. Setia pada profesi dan reka seprofesi. kebutuhan ekonomi dan moral, untuk
11. Mampu menghindari desas desus. menghindari paling tidak meminimalisir
12. Merasa bangga pada profesinya. penyimpangan atau penyalagunaan
13. Memiliki motivasi penuh untuk lebih tujuan profesi hukum dibutukan tatanan
mengutamakan kepentingan hukum sebagai patokan dalam
masyarakat yang dilayaninya. menjalankan tugas profesi hukum.
14. Jujur, tahu akan kewajiban dan Tatanan hukum sebagai patokan
menghirmati hak pihak/ orang lain. menjalankan profesi hukum disebut kode
15. Segala pengalamannya senantiasa etik profesi hukum yang dijadikan sebagai
diniati dengan niat dan iktikad yang kontrol sosial, pencegah campur tangan
baik, tujuan yang dicapai hanya pihak lain serta guna menghindari
tujuan yang baik, demikian pula tata kesalapahaman atau komplik baik internal
cara mencapai tujuan tujuan itu juga profesi hukum maupun dengan “klien”.
dengan cara yang baik.

Kesimpulan
Profesi merupakan suatu bidang Referensi
pekerjaan yang dilandasi oleh pendidikan
1Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi
keahlian khusus sebagai mata pencarian.
Hukum Di Indonesia,, (Jakarta: Sinar Grafika,
Begitu juga terhadap profesi hukum selain
2006), hal 19.
dibekali dengan pendidikan khusus
dibidang hukum juga dituntut 2Pasal 33 Undang- undang Nomor : 18
mengedepankan nilai moral yang kuat Tahun 2003 Tentang Advokat, (Surabaya:
sebagai pengabdi yang luhur. Karina, 2004), hal. 53.
Lahirnya Undang – undang
Nomor : 18 Tahun 2003 tentang advokat, 3Departemen Pendidikan dan
merupakan suatu dasar dan wadah bagi Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

53
El-Afkar Vol. 5 Nomor 1, Januari- Juni 2016

Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), 19Ibid.

hal 271.
20Ibid, hal. 78.
4Habeyb, Kamus Populer Dalam Liliana
Tedjosaputro, Etika Profesi Notaris Dalam 21Ibid.

Penegakan Hukum Pidana, (Jogjakarta: Bigraf


22Ibid, hal. 79.
Pulising, 1995), hal 32.

5Komaruddin,Einsiklopedia Manajemen 23Ibid.

Dalam Liliana Tedjosaputro, Ibid.


24Liliana Tedjasaputro, Op. Cit, hal. 50.
6Ibid

7Brandels, Dalam Liliana Tedjosaputro, 25Lubis, Dalam Liliana Tedjasaputro, Ibid.


Ibid, hal 33.
26Spillane, Dalam Liliana Tedjasaputro,
8DarylKoehn, The Ground Of Professional Ibid.
Ethics, Terjemahan Oleh Agus M. Hardjana,
27Wawan Setiawan, Dalam Liliana
Landasan Etika Profesi, (Jakarta :
Kanisius,2004), Cetakan ke-5, hal 74 – 75. Tedjasaputro, Ibid, hal. 53.

9Ibib, 28Ibid, hal. 54.


hal. 34.

10Ibid, hal. 34 – 35.

11BudiSusanto, Dalam C.S.T Kansil dkk,


Pokok – pokok Etika Profesi Hukum, ( Jakarta :
Pradnya Paramita, 1995), hal. 4.

12Liliana Tedjosaputro, Op. Cit, hal. 35.

13Ibid, hal. 36.

14Notohamidjoyo, Dalam Abdul Kadir


Muhammad, Etika Profesi Hukum, ( Bandung :
Citra Aditya Bakti, 1997 ), hal. 66.

15Sumaryono,
Dalam Abdul Kadir
Muhammad, Ibid, hal. 67.

16Ibid, hal. 67 – 73.

17Abdul Kadir Muhammad, Ibid, hal. 77.

18Bartens,
Dalam Abdul Kadir
Muhammad, Ibid, hal. 77.

54

Anda mungkin juga menyukai