Anda di halaman 1dari 16

PROFESI HUKUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Etika Profesi Hukum
Dosen Pengampu:
Didi Sukardi, S.H.,M.H

Disusun oleh kelompok 3:


Vickry Maulanna Sudrajat (1808201011)
Eryanti (1808201027)
Adis Rafika (1808201028)

HUKUM KELUARGA
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan pembuatan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul “Profesi“.

Di dalam pembuatan makalah ini, saya berusaha menguraikan dan menjelaskan tentang
apa saja yang berhubungan dengan profesi. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
saya menyampaikan terima kasih kepada Bapak Didi Sukardi, S.H., M.H selaku dosen mata
kuliah Etika Profesi Hukum yang telah memberikan kami waktu dan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah yang berjudul “Profesi Hukum” ini dalam memenuhi Tugas Struktur.

Akhir kata kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan
banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan saran, kritik dan petunjuk dari
berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.

Semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan informasi
pada masa yang akan datang.

Cirebon, 18 Maret 2020

i
Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Makalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi Hukum 3
B. Bidang-bidang Profesi Hukum 4
C. Masalah Profesonal Hukum 4
D. Kriteria Nilai Moral Profesional Hukum 6
E. Sikap yang Harus Dimiliki Profesional Hukum 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 9
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profesi hukum adalah profesi yang melekat pada dan dilaksanakan oleh aparatur hukum
dalam suatu pemerintahan suatu Negara. Profesi hukum dari aparatur hukum negara
Republik Indonesia dewasa ini diatur dalam ketetapan MPR II/MPR/1993 tentang Garis-
Garis Besar Haluan Negara. Pengemban profesi hukum harus bekerja secara profesional
dan fungsional, memiliki tingkat ketelitian, kehati-hatian, ketekunan. kritis, dan
pengabdian yang tinggi karena mereka bertanggung jawab kepada diri sendiri dan sesama
anggota masyarakat, bahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pengemban profesi hukum
bekerja sesuai dengan kode etik profesinya, apabila terjadi penyimpangan atau
pelanggaran kode etik, mereka harus rela mempertanggungjawabkan akibatnya sesuai
dengan tuntutan kode etik.

Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, tidak sedikit juga seorang profesional
hukum yang tidak sesuai kapasitas yang diharapkan oleh masyarakat. Mungkin karena
kurangnya pengetahuan ksrena kurang kritisnya profesional hukum tersebut dalam
menjalankan tugasnya. Maka dari itu, kami disini akan sedikit menbahas terkait Profesi
Hukum. Yang kemudian kami menemukan rumusan masalah sebagai berikut:

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Profresi Hukum?
2. Bidang-bidang apa saja yang termasuk dalam Profesi Hukum?
3. Apa saja Masalah dari Profesional Hukum?
4. Seperti apa Kriteria Nilai Moral Dalam Profesional Hukum?
5. Sikap apa saja yang harus dimiliki oleh Profesional Hukum?

1
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui tentang Profresi Hukum
2. Mengetahui bidang-bidang yang termasuk dalam Profesi Hukum
3. Mengetahui Masalah dari Profesional Hukum
4. Mengetahui Kriteria Nilai Moral Dalam Profesional Hukum
5. Mengetahui sikap yang harus dimiliki oleh Profesional Hukum

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi Hukum


Profesi hukum adalah profesi untuk mewujudkan ketertiban berkeadilan yang
memungkinkan manusia dapat menjalani kehidupannya secara wajar (tidak perlu
tergantung pada kekuatan fisik maupun finansial). Hal ini dikarenakan Ketertiban
berkeadilan adalah kebutuhan dasar manusia; dan Keadilan merupakan Nilai dan
keutamaan yang paling luhur serta merupakan unsur esensial dan martabat manusia.1
Penegakkan ketertiban yang berkeadilan diwujudkan dalam profesi hakim dalam
kehidupan sehari-hari. Peran kemasyarakatan profesi hukum dalam empat bidang karya
hukum menurut klarifikasi H.F.M Crombag, yaitu: 2
1. Penyelesaian konflik secara formal (melalui pengadilan)
Untuk menyelesaikan konflik kepentingan yang sering terjadi dalam masyarakat
diperlukan suatu institusi khusus yang mampu menyelesaikan masalah secara
tidak memihak (impersal) dengan patokan-patokan yang berlaku secara objektif.
Dalam pengadilan terdapat aturan-aturan yang presidensial, dengan
profesi-profesi hakim, advokat dan jaksa yang memiliki kewenangan pokok yang
disebut kewenangan kehakiman. Profesi-profesi tersebut harus profesional di
bidangnya, memperhatikan etika, moral, memiliki keadilan dan intelektual,
mampu memenuhi kebutuhan warga masyarakat yang memerlukan bantuan atau
pelayanan dari profesinya, mampu menjaga kepercayaan yang diberikan oleh
klien dan tidak menyalahgunakan kewenangannya serta menjaga martabat dari
profesi yang diembannya.
2. Pencegahan konflik (Legal drafting, legal adries)
3. Penyelesaian konflik secara informal
1
Sidharta Arief. B, Pelaksanaan Kode Etik Profesi Hukum di Indonesia: Rekaman Proses
Workshop Kode Etik Advokat Indonesia, (Jakarta: Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia,
2004), 18.
2
Muhammad Nuh, Etika Profesi Hukum, (Band ung: CV Pustaka Setia, 2011), 129-130.

3
4. Penerapan hukum diluar konflik.

B. Bidang-Bidang Profesi Hukum


Manusia pada hakikatnya terikat oleh hukum dalam hidupnya. Hukum mempunyai
arti penting dalam kehidupan manusia. Peraturan hukum mengatur dan menjelaskan
bagaimana seharusnya:3
a) Legislator untuk menciptakan hukum, yang bertugas disini ialah Profesi
Legislator
b) Pejabat melaksanakan administrasi negara, yang melaksanakan disini ialah
sebagai Profesi Administrator Hukum
c) Untuk merumuskan kontrak-kontrak harta kekayaan, yang disini merumuskan
ialah Profesi Notaris
d) Sebagai penegak ketertiban umum, yang sebagai penegaknya ialah Profesi Polisi
e) Sebagai pelaksana dari putusan pengadilan, yang disini ialah Profesi Jaksa
f) Sebagai pembela kliennya dan menginterpretasi hukum juga, yaitu Profesi
Advokat/Pengacara
g) Yaitu sebagai pelaksana dan pembuat hukum yang baru, yaitu adalah Profesi
Hakim
h) Pengusaha menjalankan kegiatan bisnisnya yaitu diawasi oleh Profesi Hukum
Bisnis
i) Sebagai pemberi nasihat hukum kepada kliennya yaitu adalah Profesi Konsultan
Hukum
j) Menghasilkan ahli hukum dengan memberikan pengajaran, maka itu Profesi
Dosen Hukum.

C. Masalah Profesionalisme Hukum


Sumar menyebutkan, dalam pembahasan profesi hukum setidaknya ada lima kendala
yang cukup serius untuk dihadapi. Diantaranya adalah:

1) Kualitas pengetahuan hukum yang masih rendah

3
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2014), 64-65.

4
Maksudnya adalah bahwa profesional hukum harus memiliki kapasitas
pengetahuan terhadap bidang hukum. Hal ini sudah menjadi tujuan dari
pendidikan tinggi hukum. Yangmana tujuan tersebut dapat dicapai selain dengan
melalui program pendidikan, tetapi juga dapat berasal dari pengalaman dari
sarjana hukum tersebut setelah mengabdi pada masyarakat.4
2) Penyalahgunaan Profesi
Sumaryono juga pernah menyatakan bahwa penyalahgunaan dapat terjadi karena
persaingan yan terjadi antar sesama profesi hukum, atau karena tidak ada disiplin
diri. Penyalahgunaan profesi hukum juga dapat terjadi karena desakan dari klien
yang menginginkan perkaranya agar segera terselesaikan. Klien tersebut tidak
segan-segan untuk mengeluaran budget lebih, yangmana itu terlihat sangat
menggiurkan bagi seorang profesi hukum. Oleh karena itu, seorang profesi hukum
harus profesional dalam melaksanakan tugasnya.5
3) Kecenderungan dijadikan bisnis
Yang dimaksud dengan kegiatan bisnis adalah kegiatan yang tujuan utamanya
adalah untuk menbgumpulkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Apabila kegiatan
tersebut dilakukan oleh seorang profesi hukum, maka profesi hukum tersebut
telah menjalankan kegiatan bisnis. Jadi ukurannya adalah terletak pada tujuan dari
seorang prpfesi hukum tersebut.
Belakangan ini dikatakan bahwa profesi hukum terlihat seperti lebih beralih pada
kegiatan bisnis, dibanding dengan tujuan utamanya.6
4) Kurangnya kesadaran dan kepedulian Sosial
Kesadaran dan kepedulian sosial merupakan kriteria dalam pelayanan umum
profesional hukum. Yang maksudnya adalah kepentingan masyarakat itu lebih
diutamakan ketimbang dengan kepentingan pribadi. Diantara gelaja-gejalanya
adalah bahwa profesional hukum mulai “menjual jasa”, ketimbang menyediakan
diri dalam usaha untuk mensejahterakan umat.
Seperti dalam negara Indonesia, masyarakat sangat membutukan sosok yang
dapat membela dan memperjuangkan nasib bagaimana berurusan dengan

4
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, 68.
5
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, 70-71.
6
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum,71.

5
birokrasi yang berbelit-belit, berperkara dengan biaya yang wajar, memperoleh
kompensasi, dan sebagainya. Demi tegaknya hukum dan keadilan, maka
profesional hukum harus berpihak pada masyarakat, guna memperjuangkana hak-
hak mereka.7
5) Sistem yang masih usang.
Profesional hukum adalah bagian dari sistem peradilan yang berperan untuk
membantu menyebarluaskan sistem yang sudah dianggap ketinggalan zaman.
Karena perkembangan zaman telah terjadi dengan begitu pesat, dan masyarakat
juga perlu untuk mengetahui sesuatu yang baru dalam sistem peradilan. Maka
tugas dari profesional hukum juga selain membuat pembaruan sistem, tapi juga
memberikantahukan informasi tersebut kepada masyarakat.8

D. Kriteria Nilai Moral Profesional Hukum


Nilai Moral Profesi Hukum
Profesi hukum merupakan salah satu profesi yang menuntut pemenuhan nilai moral dari
pengembannya. Nilai moral itu merupakan kekuatan yang mengarahkan dan mendasari
perbuatan luhur. Setiap profesional hukum dituntut agar memiliki nilai moral yang kuat.
Franz Magnis Suseno mengemukakan lima kriteria nilai moral yang kuat yang mendasari
kepribadian profesional hukum, yaitu:9
1. Kejujuran
Kejujuran adalah dasar utama. Tanpa kejujuran maka profesional hukum
mengingkari misi profesinya, sehingga akan menjadi munafik, licik dan penuh
tipu daya. Sikap yangterdapat dalam kejujuran yaitu :
a) Sikap terbuka, berkenaan dengan pelayanan klien, kerelaan/keikhlasan
melayani atau secara cuma-Cuma
b) Sikap wajar. Ini berkenaan dengan perbuatan yang tidak berlebihan, tidak
otoriter, tidak sok kuasa, tidak kasar, tidak menindas, tidak memeras.

7
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum,72-73.
8
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, 73.
9
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, 62-64.

6
2. Otentik
Otentik artinya menghayati dan menunjukan diri sesuai dengan keasliannya,
kepribadian yang sebenarnya. Otentiknya pribadi profesional hukum antara lain :
a) Tidak menyalahgunakan wewenang;
b) Tidak melakukan perbuatan yang merendahkan martabat (malkukan
perbuatan tercela;
c) Mendahulukan kepentingan klien;
d) Berani berinsiatif dan berbuat sendiri dengan bijaksana, tidak semata-mata
menunggu atasan;
e) Tidak mengisolasi diri dari pergaulan social.
3. Bertanggung Jawab
Dalam menjalankan tugasnya, profesioal hukum wajib bertanggung jawab, artinya
:
a) Kesediaan melakukan dengan sebaik mungkin tugas apa saja yang
termasuk lingkup profesinya;
b) Bertindak secara proporsional, tanpa membedakan perkara bayaran dan
perkara cuma-cuma (prodeo);
c) Kesediaan memberikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
kewajibannya.
4. Kemandirian Moral
Kemandirian moral artinya tidak mudah terpengaruh atau tidak mudah mengikuti
pandangan moral yang terjadi di sekitarnya, melainkan membentuk penilaian dan
mempunyai pendirian sendiri. mandiri secara moral berarti tidak dapat dibeli oleh
pendapat mayoritas, tidak terpengaruhi oleh pertimbangan untung rugi (pamrih),
penyesuaian diri dengan nilai kesusilaan dan agama.
5. Keberanian Moral
Keberanian moral adalah kesetiaan terhadap suara hati nurani yang menyatakan
kesediaan untuk menanggung resiko konflik. Keberanian tersebut antara lain :
a) Menolak segala bentuk korupsi, kolusi suap, pungli;
b) Menolak tawaran damai di tempat atas tilang karena pelanggaran lalu
lintas jalan

7
c) Menolak segala bentuk cara penyelesaian melalui jalan belakang yang
tidak sah.

E. Sikap yang Harus Dimiliki Profesional Hukum


Menurut Notohamidjoyo, bahwa dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai
profesional hukum, maka harus memiliki sikap sebagai berikut:
1. Sikap manusiawi, yang maksudnya bahwa profesional hukum tidak hanya
memahami dan menanggapi suatu hukum itu berdasarkan kebenaran formal saja,
akan tetapi juga berdasarkan hati nuraninya.
2. Sikap adil, yaitu bahwa profesional hukum mencari kelayakan yang sesuai dengan
perasaan masyarakat.
3. Sikap patut, yang artinya profesional hukum harus mencari pertimbangan untuk
menentukan suatu keadilan dalam suatu perkara konkret.
4. Sikap jujur, yang artinya profesional hukum dalam menyatakan, bertindak,
ataupun berbicara sesuatu itu harus apa adanya dan menjauhi sesuatu yang tidak
benar.
Begitu juga menurut E. Sumaryono, bahwa penegak hukum harus memiliki norma-norma
sebagai berikut:

1) Kemanusiaan, yaitu dalam norma kemanusiaan, profesional hukum dituntut dalam


penegakkan hukum agar selalu memanusiakan manusia itu sendiri, karena
manusia itu memiliki nilai keluhuran pribadi.
2) Keadilan, yang artinya bahwa profesional hukum dalam memberikan sesuatu itu
harus sesuai dengan haknya, yaitu sama dengan tidak mengurangi ataupun
melebih-lebih sesuatu tersebut.
3) Kepatutan, yaitu bahwa profesional hukum wajib untuk memelihara hak dalam
hal pemberlakuan undang-undang. Ini bermaksud agar pemberlakuan undang-
undang tersebut sesuai dengan nilai kepantasan dalam suatu lingkungan manusia
itu sendiri.

8
4) Kejujuran, yang berarti juga bahwa profesional hukum harus selalu bersikap jujur
dalam penegakan suatu hukum dan keadilan.10

10
Mardani, Etika Profesi Hukum, (Depok: Rajawali Pers, 2017), 104-105.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan materi di atas, setidaknya terdapat kesimpulan bahwa:
1. Profesi Hukum adalah pekerjaan yang berkaitan dengan masalah hukum, dan
merupakan profesi yang melekat pada dan dilaksanakan oleh aparatur hukum dalam
suatu pemerintahan Negara

2. Diantara bidang yang terdapat dalam Profesi Hukum, antara lain:


a) Profesi Legislator
b) Profesi Administrator Hukum
c) Profesi Notaris
d) Profesi Polisi
e) Profesi Jaksa
f) Profesi Advokat/Pengacara
g) Profesi Hakim
h) Profesi Hukum Bisnis
i) Profesi Konsultan Hukum
j) Profesi Dosen Hukum.

3. Masalah Profesional Hukum diantaranya adalah:


a) Kualitas pengetahuan hukum yang masih rendah
b) Penyalahgunaan Profesi
c) Kecenderungan menjadi bisnis
d) Penurunan kesadaran dan kepedulian Sosial
e) Kontinuasi Sistem yang masih usang

10
4. Adapun kriteria dari Nilai Moral yang harus dimiliki oleh Profesional Hukum adalah:
a) Kejujuran
b) Ke-otentikan
c) Bertanggung jawab
d) Kemandirian Moral
e) Keberanian Moral

5. Adapula sikap yang harus dimiliki oleh Profesional Hukum antara lain:
a) Sikap manusiawi
b) Sikap adil
c) Sukap patut
d) Sikap jujur

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas. 

11
DAFTAR PUSTAKA

B, Arief, Sidharta. Pelaksanaan Kode Etik Profesi Hukum di Indonesia: Rekaman Proses Workshop Kode
Etik Advokat Indonesia, (Jakarta: Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, 2004).

Mardani, Etika Profesi Hukum, (Depok: Rajawali Pers, 2017)

Muhammad, Abdulkadir. Etika Profesi Hukum (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2014).

Nuh, Muhammad. Etika Profesi Hukum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011).

Anda mungkin juga menyukai