Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Etika Profesi Hukum
Dosen Pengampu:
Didi Sukardi, S.H.,M.H
HUKUM KELUARGA
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan pembuatan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul “Profesi“.
Di dalam pembuatan makalah ini, saya berusaha menguraikan dan menjelaskan tentang
apa saja yang berhubungan dengan profesi. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
saya menyampaikan terima kasih kepada Bapak Didi Sukardi, S.H., M.H selaku dosen mata
kuliah Etika Profesi Hukum yang telah memberikan kami waktu dan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah yang berjudul “Profesi Hukum” ini dalam memenuhi Tugas Struktur.
Akhir kata kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan
banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan saran, kritik dan petunjuk dari
berbagai pihak untuk pembuatan makalah ini menjadi lebih baik dikemudian hari.
Semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan informasi
pada masa yang akan datang.
i
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Makalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi Hukum 3
B. Bidang-bidang Profesi Hukum 4
C. Masalah Profesonal Hukum 4
D. Kriteria Nilai Moral Profesional Hukum 6
E. Sikap yang Harus Dimiliki Profesional Hukum 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 9
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi hukum adalah profesi yang melekat pada dan dilaksanakan oleh aparatur hukum
dalam suatu pemerintahan suatu Negara. Profesi hukum dari aparatur hukum negara
Republik Indonesia dewasa ini diatur dalam ketetapan MPR II/MPR/1993 tentang Garis-
Garis Besar Haluan Negara. Pengemban profesi hukum harus bekerja secara profesional
dan fungsional, memiliki tingkat ketelitian, kehati-hatian, ketekunan. kritis, dan
pengabdian yang tinggi karena mereka bertanggung jawab kepada diri sendiri dan sesama
anggota masyarakat, bahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pengemban profesi hukum
bekerja sesuai dengan kode etik profesinya, apabila terjadi penyimpangan atau
pelanggaran kode etik, mereka harus rela mempertanggungjawabkan akibatnya sesuai
dengan tuntutan kode etik.
Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, tidak sedikit juga seorang profesional
hukum yang tidak sesuai kapasitas yang diharapkan oleh masyarakat. Mungkin karena
kurangnya pengetahuan ksrena kurang kritisnya profesional hukum tersebut dalam
menjalankan tugasnya. Maka dari itu, kami disini akan sedikit menbahas terkait Profesi
Hukum. Yang kemudian kami menemukan rumusan masalah sebagai berikut:
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Profresi Hukum?
2. Bidang-bidang apa saja yang termasuk dalam Profesi Hukum?
3. Apa saja Masalah dari Profesional Hukum?
4. Seperti apa Kriteria Nilai Moral Dalam Profesional Hukum?
5. Sikap apa saja yang harus dimiliki oleh Profesional Hukum?
1
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui tentang Profresi Hukum
2. Mengetahui bidang-bidang yang termasuk dalam Profesi Hukum
3. Mengetahui Masalah dari Profesional Hukum
4. Mengetahui Kriteria Nilai Moral Dalam Profesional Hukum
5. Mengetahui sikap yang harus dimiliki oleh Profesional Hukum
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Penerapan hukum diluar konflik.
3
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2014), 64-65.
4
Maksudnya adalah bahwa profesional hukum harus memiliki kapasitas
pengetahuan terhadap bidang hukum. Hal ini sudah menjadi tujuan dari
pendidikan tinggi hukum. Yangmana tujuan tersebut dapat dicapai selain dengan
melalui program pendidikan, tetapi juga dapat berasal dari pengalaman dari
sarjana hukum tersebut setelah mengabdi pada masyarakat.4
2) Penyalahgunaan Profesi
Sumaryono juga pernah menyatakan bahwa penyalahgunaan dapat terjadi karena
persaingan yan terjadi antar sesama profesi hukum, atau karena tidak ada disiplin
diri. Penyalahgunaan profesi hukum juga dapat terjadi karena desakan dari klien
yang menginginkan perkaranya agar segera terselesaikan. Klien tersebut tidak
segan-segan untuk mengeluaran budget lebih, yangmana itu terlihat sangat
menggiurkan bagi seorang profesi hukum. Oleh karena itu, seorang profesi hukum
harus profesional dalam melaksanakan tugasnya.5
3) Kecenderungan dijadikan bisnis
Yang dimaksud dengan kegiatan bisnis adalah kegiatan yang tujuan utamanya
adalah untuk menbgumpulkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Apabila kegiatan
tersebut dilakukan oleh seorang profesi hukum, maka profesi hukum tersebut
telah menjalankan kegiatan bisnis. Jadi ukurannya adalah terletak pada tujuan dari
seorang prpfesi hukum tersebut.
Belakangan ini dikatakan bahwa profesi hukum terlihat seperti lebih beralih pada
kegiatan bisnis, dibanding dengan tujuan utamanya.6
4) Kurangnya kesadaran dan kepedulian Sosial
Kesadaran dan kepedulian sosial merupakan kriteria dalam pelayanan umum
profesional hukum. Yang maksudnya adalah kepentingan masyarakat itu lebih
diutamakan ketimbang dengan kepentingan pribadi. Diantara gelaja-gejalanya
adalah bahwa profesional hukum mulai “menjual jasa”, ketimbang menyediakan
diri dalam usaha untuk mensejahterakan umat.
Seperti dalam negara Indonesia, masyarakat sangat membutukan sosok yang
dapat membela dan memperjuangkan nasib bagaimana berurusan dengan
4
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, 68.
5
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, 70-71.
6
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum,71.
5
birokrasi yang berbelit-belit, berperkara dengan biaya yang wajar, memperoleh
kompensasi, dan sebagainya. Demi tegaknya hukum dan keadilan, maka
profesional hukum harus berpihak pada masyarakat, guna memperjuangkana hak-
hak mereka.7
5) Sistem yang masih usang.
Profesional hukum adalah bagian dari sistem peradilan yang berperan untuk
membantu menyebarluaskan sistem yang sudah dianggap ketinggalan zaman.
Karena perkembangan zaman telah terjadi dengan begitu pesat, dan masyarakat
juga perlu untuk mengetahui sesuatu yang baru dalam sistem peradilan. Maka
tugas dari profesional hukum juga selain membuat pembaruan sistem, tapi juga
memberikantahukan informasi tersebut kepada masyarakat.8
7
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum,72-73.
8
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, 73.
9
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, 62-64.
6
2. Otentik
Otentik artinya menghayati dan menunjukan diri sesuai dengan keasliannya,
kepribadian yang sebenarnya. Otentiknya pribadi profesional hukum antara lain :
a) Tidak menyalahgunakan wewenang;
b) Tidak melakukan perbuatan yang merendahkan martabat (malkukan
perbuatan tercela;
c) Mendahulukan kepentingan klien;
d) Berani berinsiatif dan berbuat sendiri dengan bijaksana, tidak semata-mata
menunggu atasan;
e) Tidak mengisolasi diri dari pergaulan social.
3. Bertanggung Jawab
Dalam menjalankan tugasnya, profesioal hukum wajib bertanggung jawab, artinya
:
a) Kesediaan melakukan dengan sebaik mungkin tugas apa saja yang
termasuk lingkup profesinya;
b) Bertindak secara proporsional, tanpa membedakan perkara bayaran dan
perkara cuma-cuma (prodeo);
c) Kesediaan memberikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
kewajibannya.
4. Kemandirian Moral
Kemandirian moral artinya tidak mudah terpengaruh atau tidak mudah mengikuti
pandangan moral yang terjadi di sekitarnya, melainkan membentuk penilaian dan
mempunyai pendirian sendiri. mandiri secara moral berarti tidak dapat dibeli oleh
pendapat mayoritas, tidak terpengaruhi oleh pertimbangan untung rugi (pamrih),
penyesuaian diri dengan nilai kesusilaan dan agama.
5. Keberanian Moral
Keberanian moral adalah kesetiaan terhadap suara hati nurani yang menyatakan
kesediaan untuk menanggung resiko konflik. Keberanian tersebut antara lain :
a) Menolak segala bentuk korupsi, kolusi suap, pungli;
b) Menolak tawaran damai di tempat atas tilang karena pelanggaran lalu
lintas jalan
7
c) Menolak segala bentuk cara penyelesaian melalui jalan belakang yang
tidak sah.
8
4) Kejujuran, yang berarti juga bahwa profesional hukum harus selalu bersikap jujur
dalam penegakan suatu hukum dan keadilan.10
10
Mardani, Etika Profesi Hukum, (Depok: Rajawali Pers, 2017), 104-105.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan materi di atas, setidaknya terdapat kesimpulan bahwa:
1. Profesi Hukum adalah pekerjaan yang berkaitan dengan masalah hukum, dan
merupakan profesi yang melekat pada dan dilaksanakan oleh aparatur hukum dalam
suatu pemerintahan Negara
10
4. Adapun kriteria dari Nilai Moral yang harus dimiliki oleh Profesional Hukum adalah:
a) Kejujuran
b) Ke-otentikan
c) Bertanggung jawab
d) Kemandirian Moral
e) Keberanian Moral
5. Adapula sikap yang harus dimiliki oleh Profesional Hukum antara lain:
a) Sikap manusiawi
b) Sikap adil
c) Sukap patut
d) Sikap jujur
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
11
DAFTAR PUSTAKA
B, Arief, Sidharta. Pelaksanaan Kode Etik Profesi Hukum di Indonesia: Rekaman Proses Workshop Kode
Etik Advokat Indonesia, (Jakarta: Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, 2004).
Muhammad, Abdulkadir. Etika Profesi Hukum (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2014).