Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

Etika adalah sebuah disiplin ilmu filsafat yang menyoroti nilai moral serta
baik buruknya suatu tindakan manusia. 1 Etika secara etimologisberasal dari kata
Yunani, ethos, yang berarti adat istiadat atau pola kebiasaan berprilaku manusia. 2
Etika merupakan pemikiran kritis dan mendasar mengenai ajaran-ajaran moral.
Dalam pemikiran kritis itu etika selalu menyelidiki nilai-nilai yang ada dalam hidup
manusia yang dapat telihat melalui suatu tindakan nyata. Etika menilai melalui
kebenaran mutlak yang ada dalam hidup manusia. Etika tidak terikat dengan nilai
moral apapun, melainkan etika adalah nilai kebenaran yang sejati. Maka dari itu
etika tidak dapat dipertentangkan dengan nilai moral, sebaliknya nilai moral dapat
bertentangan dengan nilai etika.

Ada begitu banyak cabang terapan ilmu etika. Salah satunya adalah “Etika
Profesi. Secara etimologis kata profesi berasal dari bahasa Inggris, profession
atau bahasa Latin, profecus yang artinya mengakui, adanya pengakuan,
menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. 3 Sedangkan
menurut Drs. Yadi Purwanto, MM.Psi profesi adalah pekerjaan yaitu suatu
kebiasaan yang dilakukan untuk dapat hidup dari hasil keringat seseorang yang
memiliki suatu profesi tersebut.4

Sebenarnya belum ada kesepakatan yang mutlak mengenai definisi profesi


dalam etika. Namun banyak pegangan yang dapat kita pakai untuk menjelaskan
definisi profesi. Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai “Pengertian
Profesi”, “Ciri-ciri dari Profesi”, “Prinsip-prinsip Etika Profesi” dan “Fungsi Kode
Etik Profesi”

BAB II PEMBAHASAN
1
Modul Mata Kuliah Etika STKPK Bina Insan.
2
DR. Apeles Lexi Lonto, M.Si dan Theodorus Pangalila, S.Fil., M.Pd, “Etika Kewarganegaraan”,
Penerbit Ombak, Yogyakarta: 2013. Hal.1
3
Ibid. hal. 136
4
Drs. Yadi Purwanto, MM.Psi, “Etika Profesi-Psikologi Profetik”, PT. Refika Aditama, Bandung:
2007. Hal. 1
1
A. Pengertian Profesi Menurut Berbagai Ahli

Menurut Drs. Yadi Purwanto, MM.Psi, profesi adalah pekerjaan


yang dilakukan seseorang agar dapat hidup. Profesi berkaitan dengan
pendapatan nyata yang menguntungkan bagi seseorang. Hal itu terkait
dengan semua jenis pekerjaan yang dapat menguntungkan untuk
mempertahankan dan menjalankan kehidupan melaui suatu keahlian.
Misalnya, petani, pedagang, pengerajin. Pegawai, dan lain-lain. 5

Profesi menurut Suhrawardi K. Lubis, S.H, profesi dapat


didefinisikan sebagai jabatan seseorang. Dalam bukunya Beliau mengutip
tulisan Muhammad “Imaduddin Abdulrahin”, yang mengatakan bahwa
profesisionalisme adalah suatu kualitas yang terkandung di dalamnya
keterampilan, kemahiran dan pengalaman. Maka profesi dapat disimpulkan
sebagai jabatan atau pekerjaan seseorang yang membutuhkan kualitas. 6

Profesi menurut DR. Apeles Lexi Lonto, M.Si dan Theodorus


Pangalila, S.Fil., M.Pd, profesi berarti suatu pekerjaan yang
mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya. Profesi harus
mempunyai pengetahuan teoritis untuk melakukan perbuatan praktis dan
kode etik atau profesianalitas merupakan rumusan norma moral bagi
mereka yang mengemban profesi.7

Sedangkan menurut Drs. H. Burhanuddin salam, profesi adalah


pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup yang mengandalkan suatu keahlian. Maka profesional bagi
pelaku profesi yaitu melakukan kegiatan pekerjaan dengan mengandalkan
keahlian yang tinggi. Atau seorang yang mempunyai profesi dengan
profesional melakukan pekerjaan yang menuntut keahlian tinggi, sementara
orang lain yang bukan profesional melakukan hal yang sama sebagai
sekedar hobi dan mengisi waktu luang. 8

5
Ibid.
6
Suhrawadi K. Lubis, S.H, “Etika Profesi Hukum”, Sinar Grafika, Jakarta: 2008. Hal. 10
7
Op.Cit. DR. Apeles Lexi Lonto, M.Si dan Theodorus Pangalila, S.Fil., M.Pd. Hal. 137
2
Dari semua definisi menurut para ahli di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang didasari oleh
profesionalitas. Dengan jabatan atau pekerjaan yang berbeda seseorang
perlu mempunyai kualitas di bidangnya sendiri. Sehingga dengan
melakukan atau mempunyai profesi orang dapat menjalankan kehidupan
dan tidak menggantungkan nasibnya pada usaha orang lain. 9 Profesi harus
mengandalkan keterampilan, keahlian dan pengalaman untuk dapat
sungguh-sungguh profesional dalam menjalankan profesi.

B. Ciri-ciri Profesi10

Ciri atau sifat profesi ada begitu banyak sesuai dengan kriteria
profesi masing-masing. Namun secara umum ada beberapa ciri dan sifat
yang melekat profesi, baik profesi pada umumnya maupun profesi luhur 11 .

1. Adanya pengetahuan khusus, yaitu profesi yang memiliki


keterampilan untuk menjalankan tugasnya. Pengetahuan dan
keterampilan umumnya berada di level yang lebih tinggi dari orang
kebanyakan. Hal itu biasanya didapat melalui pendidikan ketat,
pelatihan khusus dan keras serta melalui pengalaman yang sudah
bertahun-tahun.

2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi, yaitu adanya
suatu aturan untuk menjalankan profesi. Aturan itu disebut kode etik.
Kode etik ini harus ditaati oleh semua anggota profesi yang
bersangkutan.

3. Mengabdi kepada kepentigan masyarakat, yaitu orang yang


mengemban profesi harus meletakkan kepentingan pribadinya di
bawah kepentingan masyarakat. Sebab merekalah yang mempunyai
8
Drs. H. Burhanuddin Salam, “Etika Sosial-Asas Moral dalam Kehidupan Manusia”, PT. Rineka
Cipta, Jakarta: 1997. Hal. 137-138
9
DR. Al. Purwa Hadiwardoyo MSF, “Moral dan Masalahnya”, Kanisius,Yogyakarta: 2012. Hal. 94
10
Op.Cit. Drs. H. Burhanuddin Salam. Hal. 149-142
11
Disebut profesi luhur karena menekankan pengabdian atau pelayanan kepada masyarakat pada
umumnya. Contoh: Dokter, hakim, rohaniwan, tentara dan sebagainya.
3
keahlian di bidang tersebut. Sehingga hal itu menjadi suatu sikap
hidup seorang yang profesional.

4. Ada izin khusus untuk bisa menjalankan suatu profesi. Ciri atau sifat
ini lebih mengarah kepada profesi luhur. Hal ini disebabkan karena
profesi luhur menyangkut kepentingan masyarakat. Demi untuk
melindungi masyarakat dari pelaksana profesi yang tidak benar dan
baik maka diperlukan izin khusus.

5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi


profesi. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keluhuran profesi itu.
Artinya tujuan dari organisasi tersebut untuk menjaga agar tidak ada
terjadinya pelanggaran kode etik. Organisasi menjadi semacam
pengawas bagi anggota profesi itu. Sehingga menjadi jelas bahwa
tidak sembarang orang bisa memasuki profesi itu.

Kaum profesional adalah orang-orang yang memiliki landasan


perilaku yang berada di level lebih tinggi dari orang kebanyakan. Hal ini
tampak sebagai tuntutan yang berat namun di sisi lain ada kejelasan
mengenai pola perilaku yang baik dalam kerangka kepentingan
masyarakat. Maka dari itu dengan menerapkan standar profesional yang
tinggi dapat menciptakan suatu kualitas masyarakat yang semakin baik.

Menurut Bartens (1993), kode etik profesi adalah norma yang


ditetapkan dan diterima oleh sekelompok profesi yang menjadi petunjuk
untuk mengarahkan apa yang harus dilakukan.

C. Prinsip-prinsip Etika Profesi

Ada tiga prinsip etika profesi yaitu:

1. Tanggung jawab. Semua orang yang berprofesi dituntut bersikap


tanggung jawab dalam dua arah; pertama, terhadap pelaksanaan
pekerjaan dan terhadap hasilnya. Artinya kaum profesional
diharapkan agar bekerja sebaik mungkin dengan standar di atas
rata-rata, dengan hasil yang baik. Untuk mencapai hal ini maka

4
diperlukan kompetensi atau keahlian dan keterampilan yang baik,
kondisi yang baik dan bekerja secara efisien dan efektif.

2. Keadilan. Artinya dalam menjalankan profesinya setiap orang


profesional tidak boleh melanggar hak orang lain, atau pihak lain,
lembaga atau negara. Sebaliknya, kaum profesional perlu
mengghargai dan memberikan orang lain apa yang menjadi haknnya

3. Otonomi. Artinya setiap kaum profesional memiliki kebebasan dalam


menjalankan profesinya walaupun di sisi lain dibatasi oleh kode etik.
Dengan pegangan kode etik profesinya, setiap anggota mempunyai
kebebasan untuk memutuskan apa yang terbaik untuk untuk
dijalankan dalam situasi tugas yang konkret.

D. Fungsi Kode Etik Profesi12

Menurut Bertens (1993:279-279), kode etik profesi adalah suatu


moral Community (masyarakat moral) yang memiliki tujuan dan nilai
bersama. Dengan keahlian yang sama maka para pengemban profesi
mempunyai tanggung jawab khusus. Karena mempunyai keahlian tertentu
selalu ada bahaya kepada ketertutupan diri. Kode etik dapat mengimbangi
segi negatif itu. Dengan adanya kode etik kepercayaan masyarakat akan
suatu profesi dapat diperkuat karena mempunyai jaminan.

Kode etik profesi merupakan bagian dari hukum positif yang tertulis
tetapi tidak mempunyai sanksi keras. Adanya kode etik hanya sebagai
kesadaran moral anggota profesi. Hal ini berbeda dengan undang-undang
yang bersifat mengikat dan memaksa serta diberi sanksi jika
melanggarnya.

Kode etik profesi selalu dibuat tertulis, tersusun, rapi, lengkap, tanpa
cacat, dalam bahasa yang baik sehingga menarik perhatian. Semua yang
terlihat adalah tuntutan prilaku yang baik. Namun hal itu tetap memiliki
kelemahan sebagai berikut:

12
Op.Cit. DR. Apeles Lexi Lonto, M.Si dan Theodorus Pangalila, S.Fil., M.Pd. Hal. 145-146
5
 Idealisme yang terdapat dalam kode etik tidak sesuai fakta
yang terjadi. Hal ini membuat para profesional untuk berpaling
dan mengabaikan idealisme kode etik profesi. Kode etik
hanya sebuah pajangan saja.

 Kode etik profesi hanyalah himpunan norma moral dan tidak


dilengkapi dengan sanksi keras karena hanya berlandaskan
kesadaran moral. Sehingga kekurangan itu dapat memberi
kesempatan kepada profesional yang lemah untuk
menyimpang dari kode etik profesinya.

BAB II PENUTUP

1. Kesimpulan

Etika merupakan disiplin ilmu filsafat yang menyelidiki nilai-nilai


moral. Menyoroti nilai moral ini dilihat melalui baik buruk atau benar
salahnya suatu tindakan. Ada begitu banyak cabapng terapan ilmu etika.
Etika yang menyoroti nilai umum dan luhur suatu pekerjaan disebut etika
profesi. Definisi dari profesi yaitu adalah suatu pekerjaan yang didasari oleh
6
profesionalitas. Dengan jabatan atau pekerjaan yang berbeda seseorang
perlu mempunyai kualitas di bidangnya sendiri. Sehingga dengan
melakukan atau mempunyai profesi orang dapat menjalankan kehidupan
dan tidak menggantungkan nasibnya pada usaha orang lain. Profesi harus
mengandalkan keterampilan, keahlian dan pengalaman untuk dapat
sungguh-sungguh profesional dalam menjalankan profesi.

Etika profesi mempunyai mempunyai ciri atau sifat yang melekat


pada semua jenis profesi secara umum maupun secara luhur yaitu; adanya
pengetahuan khusus, adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi,
mengabdi kepada kepentingan masyarakat, mempunyai izin khusus untuk
bisa menjalankan suatu profesi dan menjadi anggota organisasi profesi
yang diembannya. Etika profesi juga memiliki prinsip-prinsip yang berlaku
bagi semua kaum profesional yaitu; tanggung jawab, bersikap adil dan
otonomi13, artinya seorang profesional memiliki kebebasan dalam
menjalankan profesinya.

Adanya kode etik profesi bertujuan untuk menjadi dasar para


pengemban profesi untuk bertindak. Kode etik profesi menyelidiki tindakan
suatu profesi itu baik atau buruk, benar atau salah. Akan tetapi kode etik
tidak mempunyai sanksi melainkan hanya sebagai kesadaran moral.

Daftar Pustaka

Purwanto, Yadi, Drs, MM.Psi. “Etika Profesi-Psokologi Profetik”. Bandung:


PT Refika Aditama. 2007.

Lubis, Suhrawadi K, S.H. “Etika Profesi Hukum”. Jakarta: Sinar Grafika.


2008.

Bertens. K. “Pengantar Etika Bisnis”. Yogyakarta: Kanisius. 2007.

Hadiwardoyo, Purwa. Al DR. MSF. “Moral dan Masalahnya”. Yogyakarta:


Kanisius. 2012.

13
KBBI. Otonomi: pemerintahan sendiri, memerintah sendiri.
7
Lonto, Apeles Lexi. DR. M.Si dan Pangalila, Theodorus. S.Fil., M.Pd. “etika
Kewarganegaraan”. Yogyakarta: Penerbit Ombak. 2013.

Salam, H. Burhanuddin. Drs. “Etika Sosial-Asas Moral Dalam Kehidupan


Manusia”. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1997.

Modul Kuliah Etika STKPK Bina Insan.

Anda mungkin juga menyukai