A. Latar Belakang
Dewasa ini, kita dimanjakan dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat
pesat. Adanya kemajuan dalam bidang teknologi ini mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan manusia, mulai dari perubahan gaya hidup, perubahan pola komunikasi,
perubahan perilaku dalam masyarakat dan lain sebagainya. Salah satu yang akan
dibahas lebih mendalam dalam makalah ini adalah budi pekerti dalam pekerjaan.
Dalam hal ini pekerjaan yang dimaksud secara khusus adalah Ahli Teknologi
Laboratorium Medis. Akan lebih tepat jika Ahli Teknologi Laboratorium Medis
disebut sebagai profesi, karena dalam melakukan bidang pekerjaannya, diperlukan
pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu. - KBBI
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai konsep budi pekerti dalam pekerjaan,
perlu kita ketahui pengertian budi pekerti. Menurut dari Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) budi pekerti adalah suatu tingkah laku, akhlak, watak, perangai,
sedangkan jika di artikan dari bahasa arab Pekerti disebut juga dengan akhlak dan dari
bahasa inggris ialah ethics. Maka dari penjelasan tersebut Budi Pekerti bisa juga di
istilahkan dengan etika.
Kemudian istilah budi pekerti di lihat dari segi etimologi merupakan gabungan
dari 2 kata yakni budi dan pekerti. Yang mana kata Budi sendiri memiliki arti sadar,
nalar, pikiran atau watak. Kemudian untuk kata Pekerti merupakan suatu perilaku,
perbuatan, tabiat, watak. Sehingga bisa di lihat dari kedua kata tersebut mempunyai
hubungan yang cukup erat karena memang pada dasarnya budi seseorang terdapat
dalam batin sehingga tidak akan terlihat sebelum di lakukan dalam bentuk yang di
namakan pekerti (perbuatan).
Budi pekerti dalam pekerjaan, dalam hal ini adalah pekerjaan sebagai tenaga Ahli
Teknologi Laboratorium Medis (ATLM) berarti tata susila yang berhubungan dengan
cita - cita, adat dan kebiasaan yang mempengaruhi seorang ATLM dalam melakukan
pekerjaannya.
B. Rumusan Masalah
1. Sikap apa yang harus dimiliki seorang Ahli Teknologi Laboratorium Medis dalam
menjalankan pekerjaannya?
2. Apa saja yang menjadi hak dan kewajiban seorang Ahli Teknologi Laboratorium
Medis?
3. Kewenangan apa yang dimiliki seorang Ahli Teknologi Laboratorium Medis?
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kasus
Pasien Keluhkan Tertukarnya Hasil Uji Darah
di Laboratorium RSUD Cilegon
Peristiwa itu yakni adanya kesalahan hasil pemeriksaan cek sample darah seorang
anak yang bernama Jinan, di Laboratorium RSUD Cilegon yang ternyata tertukar
dengan pasien lainnya. Merasa kaget dan sangat terpukul dengan kejadian tersebut,
karena anaknya sempat terdiagnosa penyakit yang berat, orang tua pasien menuliskan
kejadian yang menimpanya itu melalui akun Facebooknya. Dalam status yang
diunggahnya Kamis, pagi tadi (7/9/2017), Suhayati, ibu dari Jinan, menceritakan
kejadian tertukarnya hasil uji Lab di RSUD Cilegon tersebut bermula saat dirinya
mendapat telepon dari pihak RSUD pagi tadi.
Dari keterangan yang disampaikannya dalam statusnya itu, diketahui pihak RSUD
Cilegon mengakui bahwa ada kesalahan yang dilakukan oleh petugas di Laboratorium.
Diketahui setelah mendapat telepon dari pihak RSUD, setelah diberitahu tentang
kekeliruan yang terjadi, Suhayati juga diminta untuk kembali datang ke RSUD
Cilegon.
Suhayati dengan akun Facebooknya bernama Mamanya Aldan Dan Jinan ini
mengeluhkan kejadian tersebut sesampainya dia di RSUD Cilegon, walaupun dalam
keterangannya, pihak RSUD Cilegon sendiri sudah menyatakan permintaan maaf atas
kejadian tersebut kepada dirinya. Tentu peristiwa ini merupakan kecerobohan yang
sangat merugikan masyarakat dan dapat dibawa ke ranah hukum.
Sementara pihak manajemen RSUD Cilegon masih belum bisa dikonfirmasi
terkait adanya keluhan ini. Direktur RSUD Cilegon, dr. Zaenoel Arifin yang dihubungi
melalui pesan Whatsapp oleh Fakta Banten hingga berita ini diturunkan belum juga
memberikan klarifikasi.
Berikut ini adalah kutipan status facebook Ibu Suhayati.
Dapat Tlpn dari Nmr (0254) 33046 dikira siapa ga taunya dari RSUD Cilegon
yang mengatakan bahwa :
RSUD : "Selamat siang, dengan Ibu Suhayati?"
Aku : "Siang juga, Iya betul saya dengan Ibu Suhayati. Mf ini dari mana ya?"
RSUD : "Saya dari RSUD Cilegon ingin memberitahukan mengenai hasil
laboratorium yang telah ibu terima tersebut ternyata mengalami suatu
kesalahan yang dilakukan oleh yang bertugas di bagian Laboratorium.
Untuk lebih lanjutnya silahkan Ibu segera datang ke bagian ruangan
Laboratorium dan mohon hasil Lab atas nama An. Jinan mohon dibawa.
Terima kasih, saya tunggu kedatangannya”.
Aku : "Oke saya akan segera datang, terima kasih atas informasinya".
Selang waktu setengah jam sampailah saya di RSUD CIlegon dan langsung
menuju ruangan Laboratorium sambil menunjukkan hasil Lab putriku kemarin.
RSUD : "Ibu, kami atas nama pihak RSUD Cilegon mohon maaf yang sebesar-
besarnya karena hasil Lab anak Ibu kemarin tertukar dengan salah satu
pasien kami yang pada waktu bersamaan kami ambil sampel darahnya.
Kami bertanggung jawab atas segala biaya yang telah Ibu keluarkan dan
ini hasil Lab yang sebenar-benarnya.
Saya : "Kenapa bisa seceroboh itu apa anda tau betapa khawatirnya saya setelah
mendapatkan penjelasan dari dokter spesialis anak? Benar - benar
sangat mengecewakan pelayanan di RSUD ini.
RSUD : "Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya atas nama RSUD Cilegon".
Tanpa panjang lebar saya datangi dokter anak yang sedang bertugas di lantai atas
tanpa saya mengambil daftar nomor antrian. Saya masuk dan yang saya temui adalah
dokter Niken. Setelah itu saya jelaskan apa yang terjadi di bagian Laboratorium dan
dokter Niken pun kaget kenapa bisa seceroboh ini petugas di bagian Lab.
Saya : "Saya tidak mau mengurusi masalah di bagian Lab bu Dokter, saya hanya
ingin tau apa hasil dari kertas yang saya bawa ini mengenai putri saya.
Dokter menjawab putri Ibu dalam keadaan normal dan stabil
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadinya kesalahan
karena petugas tidak melakukan pekerjaannya sesuai SOP sehingga menyebabkan
tertukarnya sampel pasien. Hal ini terjadi karena kurangnya sikap ketelitian sebagai
seorang perofesional dalam melakukan pekerjaannya.
Sebagai manusia yang berbudi pekerti, hendaknya mau mengakui kesalahan yang
telah dilakukan terlebih kaitannya dengan penegakan diagnosa. Dalam kasus di atas,
petugas Laboratorium sudah mau jujur dan meminta maaf atas kelalaiannya. Hal itu
merupakan salah satu contoh budi pekerti yang baik dalam pekerjaan dengan tidak
mengesampingkan bahwa kasus tersebut juga terjadi karena kelalaian petugas.
B. SARAN
Dalam melakukan pekerjaan atau profesinya, seseorang dituntut untuk teliti, jujur
dan bertindak kesatria dengan berani mengakui kesalahan.
Dalam menanggapi suatu permasalahan perlu adanya koordinasi dan komunikasi
yang baik antar teman sejawat dan antar instalasi yang berhubungan dengan
masalah tersebut sehingga dapat mempermudah pelacakan dan penyelesaian
masalah.
Setiap tenaga kesehatan mempunyai kode etik yang salah satunya mengatur
mengenai cara menangani komplain pasien sehingga tidak terkesan menjatuhkan
profesi lain.
DAFTAR PUSTAKA