Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR

BUDI PEKERTI
DALAM PEKERJAAN Klp.
Yulia Afriani P07134319001
Bernadetta Saras Ika A. P07134319003
2
Hestilina Ernawati Arne P0713431900
Andri Dwi Hartanti P07134319005
Akbar P07134319008
Budi Harianto P0713431900
Zulia Isnaini Nasution P07134319036
APA ITU BUDI PEKERTI
 Dari aspek etimologi, budi pekerti terdiri dari
dua kata, yaitu budi dan pekerti.
 Kata budi berarti nalar, pikiran, watak.
 Sedangkan pekerti berarti penggaweyan,
watak, tabiat, dan akhlak.
 Jadi kata budi pekerti berarti tingkah laku,
perangai, akhlak, dan watak.
CIRI BUDI PEKERTI MULIA YANG BERKAITAN
DENGAN HUBUNGAN MANUSIA DENGAN
SESAMANYA, DIRUMUSKAN OLEH TIM
PENGEMBANGAN BUDI PEKERTI (TPBP)
PROVINSI DIY YAITU :
 Pengabdian  Tanggung jawab
 Kejujuran  Guyup Rukun

 Sopan santun  Tepa selira

 Toleransi  Empan papan


 Tata karma
 Kedisiplinan
 Gotong royong
 Keikhlasan
PERBEDAAN PEKERJAAN
DAN PROFESI
 Pengertian profesi dapat ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
dijelaskan pengertian profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.
 Pekerjaan?
AHLI TEKNOLOGI
LABORATORIUM MEDIS
 Pengertian dari Ahli Teknologi Laboratorium Medik
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 42 tahun 2015 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Medik yaitu setiap
orang yang telah lulus pendidikan Teknologi Laboratorium
Medik atau analis kesehatan atau analis medis dan
memiliki kompetensi melakukan analisis terhadap cairan
dan jaringan tubuh manusia untuk menghasilkan
informasi tentang kesehatan perseorangan dan
masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
HAK AHLI TEKNOLOGI
LABORATORIUM MEDIS
 Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan Standar
Profesi, Standar Pelayanan Profesi dan Standar Prosedur Operasional
 Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari Penerima Pelayanan Kesehatan atau
keluarganya
 Menerima imbalan jasa dan/atau tunjangan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan
 Memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlakukan yang
sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan serta nilai-nilai agama.
 Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesinya.

 Menolak keinginan penerima pelayanan kesehatan atau pihak lain yang bertentangan dengan
Standar Profesi, kode etik, Standar Pelayanan, Standar Prosedur Operasional atau
ketentuan peraturan perundang- undangan dan
 Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEWAJIBAN AHLI TEKNOLOGI
LABORATORIUM MEDIK
 Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Profesi, Standar
Pelayanan Profesi, Standar Prosedur Operasional dan etika profesi serta
kebutuhan kesehatan penerima pelayanan kesehatan
 Memperoleh persetujuan dari penerima pelayanan kesehatan atau
 keluarganya atas tindakan yang akan diberikan

 Menjaga kerahasiaan kesehatan penerima pelayanan kesehatan

 Membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang


pemeriksaan, asuhan dan tindakan yang dilakukan dan
 Merujuk penerima pelayanan kesehatan ke tenaga kesehatan lain
yang mempunyai kompetensi dan kewenangan sesuai.
KEKUASAAN / KEWENANGAN AHLI
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
Wewenang Ahli Teknologi Laboratorium Medik
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 42 tahun 2015 tentang Izin
Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi Laboratorium
Medik dibedakan menjadi wewenang Ahli Madya
Teknologi Laboratorium Medik dan wewenang Sarjana
Terapan Teknologi Laboratorium Medik
Wewenang Ahli Madya Teknologi Laboratorium Medik dalam menyelenggarakan atau menjalankan
praktik di bidang pelayanan kesehatan di laboratorium pada fasilitas pelayanan kesehatan mempunyai
kewenangan yaitu :
 Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan di laboratorium

 Melakukan pengambilan dan penanganan specimen darah serta penanganan cairan dan
jaringan tubuh lainnya
 Mempersiapkan, memilih serta menguji kualitas bahan/reagensian

 Mempersiapakan, memilih, menggunakan, memelihara, mengkalibrasi, serta menangani secara


sederhana alat laboratorium
 Memilih dan menggunakan metode pemeriksaan

 Melakukan pemeriksaan dalam bidang hematologi, kimia klinik, imunologi, imunohematologi,


mikrobiologi, parasitologi, mikologi, virologi, toksikologi, histoteknologi, sitoteknologi
 Mengerjakan prosedur dalam pemantapan mutu

 Membuat laporan hasil pemeriksaan laboratorium

 Melakukan verifikasi terhadap proses pemeriksaan laboratorium

 Menilai normal tidaknya hasil pemeriksaan untuk dikonsultasikan kepada yang berwenang

 Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium dan

 Memberikan informasi hasil pemeriksaan laboratorium secara analitis


Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medik dalam menyelenggarakan atau menjalankan praktik di
bidang pelayanan kesehatan di laboratorium pada fasilitas pelayanan kesehatan mempunyai
kewenangan yaitu :
 Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan laboratorium khusus dan canggih
 Melakukan pengambilan, penanganan serta menilai kualitas spesimen laboratorium untuk
pemeriksaan laboratorium khusus dan canggih.
 Mendeteksi secara dini bila muncul penyimpangan dalam proses pemeriksaan di laboratorium.
 Menilai hasil pengujian kelaikan alat, metode dan bahan/reagensia (yang sudah ada dan baru ).

 Melakukan pemeriksaan dalam bidang : kimia klinik (hematologi, biokimia, klinik, imunologi dan
imunohematologi), mikrobiologi (bakteriologi, parasitologi, mikologi, virology), diagnostik molekuler,
biologi kedokteran, histoteknologi, sitoteknologi, sitogenetik dan toksikologi klinik sesuai bidang
keahliannya
 Merencanakan dan mengevaluasi program kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium

 Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program standarisasi laboratorium

 Memberikan informasi secara analitis hasil pemeriksaan laboratorium khusus dan canggih

 Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan efisien

 Merencanakan, melaksanakan, mengatur dan mengevaluasi kegiatan laboratorium


 Membimbing dan membina ahli madya teknologi laboratorium medic dalam bidang teknik
kelaboratoriuman
PASIEN KELUHKAN TERTUKARNYA HASIL UJI
DARAH DI LABORATORIUM RSUD CILEGON
ANALISIS
 Kesalahan tertukarnya sampel di laboratorium bisa terjadi di setiap proses
dalam pemeriksaan laboratorium, bisa jadi dalam tahap pra analitik,
analitik, dan post analitik. Minimnya informasi dari artikel tersebut
menyebabkan penulis tidak bisa mengetahui dalam proses mana terjadi
kesalahan tersebut, namun artikel tersebut menyebutkan bahwa hasil Jinan
tertukar dengan pasien lain yang diambil darah pada waktu yang sama
dengan waktu pengambilan darah Jinan. Jadi kemungkinan, ada tindakan
yang tidak sesuai SOP dalam proses pra analitik yang dilakukan oleh
petugas sehingga sampel bisa tertukar.
 Bagi seorang Ahli Teknologi Laboratorium Medis (ATLM), bekerja sesuai
prosedur adalah salah satu kewajiban yang diatur dalam kode etik Teknologi
Laboratorium Medis. Seorang ATLM yang melanggar kode etik yang apabila
kelalaiannya tersebut menyebabkan kerugian bagi pasien bisa dituntut di
ranah hukum.
KESIMPULAN
 Berdasarkan analisis kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadinya
kesalahan karena petugas tidak melakukan pekerjaannya sesuai SOP
sehingga menyebabkan tertukarnya sampel pasien. Hal ini terjadi karena
kurangnya sikap ketelitian sebagai seorang perofesional dalam melakukan
pekerjaannya.
 Sebagai manusia yang berbudi pekerti, hendaknya mau mengakui
kesalahan yang telah dilakukan terlebih kaitannya dengan penegakan
diagnosa. Dalam kasus di atas, petugas Laboratorium sudah mau jujur dan
meminta maaf atas kelalaiannya. Hal itu merupakan salah satu contoh budi
pekerti yang baik dalam pekerjaan dengan tidak mengesampingkan bahwa
kasus tersebut juga terjadi karena kelalaian petugas.
SARAN
 Dalam melakukan pekerjaan atau profesinya, seseorang dituntut untuk
teliti, jujur dan bertindak kesatria dengan berani mengakui kesalahan.
 Dalam menanggapi suatu permasalahan perlu adanya koordinasi dan
komunikasi yang baik antar teman sejawat dan antar instalasi yang
berhubungan dengan masalah tersebut sehingga dapat mempermudah
pelacakan dan penyelesaian masalah.
 Setiap tenaga kesehatan mempunyai kode etik yang salah satunya
mengatur mengenai cara menangani komplain pasien sehingga tidak
terkesan menjatuhkan profesi lain.

Anda mungkin juga menyukai