Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN 2021/2022

Nama : Indian Mikoyan Gurevich Bilal Dreeskandar


NIM : 010002000100
Mata Kuliah : Hukum Keluarga
Dosen : Dr. Aline Gratika Nugrahani, S.H., M.H.

1. Perkawinan yang dilakukan di luar Indonesia menurut pasal 56 ayat (1) dan (2) UU No.1/1974.
Ayat (1) mengatakan bahwa ini adalah sah apabila dilakukan menurut, hukum yang berlaku dinegara
dimana perkawinan itu dilangsungkan dan, bagi warganegara Indonesia tidak melanggar ketentuan –
ketentuan Undang – undang ini. Sedangkan Ayat (2) mengatakan waktu 1 (satu) tahun setelah suami
isteri itu kembali di wilayah Indonesia, surat bukti perkawinan mereka harus didaftarkan di Kantor
Pencatat Perkawinan tempat tinggal mereka.

pada kasus pernikahan yang dilakukan di Australia oleh Maria dan Adalhard akan sah apabila sesuai
dengan hukum yang berlaku di Australia dan dalam waktu satu tahun setelah mereka kembali ke
Indonesia , surat bukti perkawinan mereka harus didaftarkan di Kantor Pencatat Perkawinan tempat
tinggal mereka.

2. a. Bila dilihat dari perkawinan beda agama (tinjau berdasarkan hukumkawin campur katholik)
Dalam KHK (Kitab Hukum Kanonik) kanon (pasal) 1124 pernikahan antara Maria yang Katolik dan
Adalhard yang Kristen, adalah pernikahan antara dua orang yang dibaptis. Dalam hal ini Dalam hal
ini, Gereja Katolik mengakui sah-nya baptis mereka, asal bersifat trinitarian (dibaptis dalam nama
Bapa, Putera dan Roh Kudus) dan dibaptis dengan air. Untuk pernikahan dengan mereka, diperlukan
ijin dari otoritas Gereja yang berwenang. Dalam hal ini adalah Uskup atau yang ditunjuk olehnya.

Jadi untuk pernikahan mereka sah menurut hukum di Indonesia, mereka harus mendapatkan ijin
dari otoritas Gereja yang berwenang, yaitu Uskup atau yang ditunjuk olehnya.

b. Bila dilihat dari perkawinan beda Warga Negara


Agar perkawinan mereka sah dalam hukum perkawinan campuran yang mereka harus lakukan
adalah :
1) Menurut pasal UUP pasal 57, perkawinannya harus dilangsungkan kembali di Indonesia
2) Menurut pasal 60 UUP, perkawinannya dapat dilangsungkan setelah memenuhi syarat-
syrata berikut :
(1) Pernikahan mereka memenuhi syarat-syarat hukum pernikahan Australia dan Indonesia.
(2) Bukti dari syarat-syarat ini terpenuhi adalah masing-masing harus mencatat
perkawinnanya kepada pihak yang berwewenang. Dan dari pihak yang berwewnang
harus mendapatkan Surat keterangang bahwa syarat-syarat ini telah terpenuhi.
(3) Jika dari pejabat yang bersangkutan tidak mendapat surat keterangan, maka atas
permintaan yang berkepentingan, pengadulan memberikan keputusan, namun
keputusan ini bersifat final atau tidak dapat dimintakan banding.

3. Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan mengatur bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak
pria dan wanita sudah mencapai umur 19 tahun.
Berdasarkan ketentuan ini perkawinan dini berdasarkan hukum adalah perkawinan yang dilakukan
dilakukan ketika calon memperlai wanita dan pria belum meranjak 19 tahun. Dalam kasus Maria
sudah berumur 20 tahun dan Adalhard sudah berumur 30 tahun, karenea keduanya sudah diatas 19
tahun makan pernikahan mereka bukan pernikahan dini.

4. Tidah boleh, Perkawinan Adalhard dengan adiknya sendiri adalah perkawinan berhubungan darah
dalam garis keturunan menyamping yaitu dengan saudar. Hal ini dilarang oleh pasal 8 ayat (2) UU
No.1/1974 tenang perkawinan.
5. M
6. Apabila Maria dan Adalhard telah membuat perjanjian pra nikah maka pembagian harta mereka
sesuai dengan pemisahan harta kekayaan sebagaimana yang telah diperjanjikan dalam perjanian pra
nikah, namun Adalhard dikarena seroang WNA tidak dapat memiliki Hak miliki atas property-
properti yang ada di Indonesia (hal ini berdasarkan Pasal 26 Ayat (2) UU No. 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria)

Apabila tidak ada perjanjian pra nikah maka pembagian harta mereka mengikuti aturan dalam pasal
35 Ayat 1 dan UU No.1/1974 tenang perkawinan. Untuk harta asal maka akan menjadi miliki masing
pihak sendangkan untuk harta gono-gini Adalhard dikarenakan WNA tidak dapat memiliki hak miliki
atas property di tanah Indonesia (Pasal 26 Ayat (2) UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria)

Pasal 29 ayat (1) UUP perjanjian pra nikah dapat dilakukan pada waktu atau sebelum perkawinan.
Jadi sah apabila Maria dan Adalhard membaut perjajian pra nikah setelah mereka menikah.

7. Kewarganegaraan bagi anak kawin campur menurut undang-undang diatur dalam UU No.12/2006
Glorian diakrenakan lahir dari seorang ibu WNI dan ayah WNA berdasarkan Pasal 4 huruf c dan d
memperoleh kewarganegaraan Indonesia. Padal pasal 5 sebelum gloria berumur 18 tahun atau
sebelum mendia maka ia memperoleh kewarganegaraan kedua orang tuanya. Gloria dapat memilih
kewarganegaraanya setelah berumur 18 tahun dan diberikan waktu 3 tahun untuk memilih, jika
tidak memilih maka kewarganegaraanya akan otomatis secara hukum menjadi WNI.

8. Akibatnya terhadap harta :


Saat pembagian harta Adalhard dikarenakan WNA tidak dapat memiliki hak miliki atas property di
tanah Indonesia (Pasal 26 Ayat (2) UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria)

Akibatnya terhadap Gloria :


Dikarenakan Gloria memiliki kewarganegaraan ganda, Maria dan Adalhard dapat memiliki hak asuh
terhadap Gloria.

9. A
Pada buku Setyaningsih dan Nugragani, Aline Gratika, „Buku Ajar Hukum Perkawinan“, Jakarta :
Rajawali Buana Pusaka, 2021, hal. 84-87. Seharusnya nikah dini tidak dilakuakn karena anak-anak
dibawah umur ini masih belum dewasa dan perlu waktu untuk mengemban ilmu

B
Saya setuju karena pengadilan ini sudah adil
10. A
Keluarga dua orang tua yang didasarkan pada cinta dan komitmen bisa menjadi hal yang luar biasa,
tetapi secara historis berbicara "paradigma dua orangtua" telah meninggalkan ruang luar biasa bagi
ketidaksetaraan ekonomi, kekerasan, dan dominasi laki-laki. Stephanie Coontz

B.

PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT UU NO.1 THN 1974 PASAL 38;

- Kematian
- Perceraian
- Keputusan pengadilan

Anda mungkin juga menyukai