Universitas Indonesia
10
Perwalian anak..., Karlina Shinta Wuri, FH UI, 2008
11
Universitas Indonesia
2
Prof. Wahyono Darmabrata dan Surini Ahlan Sjarif, Hukum Perkawinan dan Keluarga
di Indonesia, Cet. II, (Jakarta: Badan Penerbit FHUI), hlm. 17-20.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
1. Cerai Talak
Ialah perceraian yang berlaku bagi mereka yang beragama Islam. Talak
termasuk wewenang Pengadilan Agama dan paling banyak dilakukan di
Indonesia.
Tata cara talak diatur dalam Pasal 14 sampai Pasal 18 PP No. 9 Tahun
1975, dapat diuraikan sebagai berikut :
a. suami mengajukan permohonan izin talak ke Pengadilan di wilayah
tempat tinggal suami dalam bentuk tertulis dan disertai alasan-alasan
perceraian.
b. Pengadilan dalam waktu 30 hari setelah menerima permohonan izin
talak memanggil para pihak untuk bersidang. Mula-mula harus diawali
upaya perdamaian oleh Hakim, jika tidak berhasil maka dilakukan
pemeriksaan alasan-alasan cerai untuk menyelesaikan perceraian.
c. Setelah dilakukan acara persidangan, Ketua Pengadilan akan
memberikan satu surat keterangan tentang terjadinya perceraian dan
surat keterangan tersebut dikirimkan ke pegawai pencatat untuk
diadakan pencatatan bahwa telah terjadi perceraian.
2. Cerai Gugat
Cerai gugat dapat diajukan oleh pihak suami maupun pihak istri, jadi
berbeda dengan cerai talak, di mana hanya pihak suami yang dapat
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Kekuasaan orang tua hapus dan beralih menjadi perwalian. Menurut Pasal
229 KUHPerdata, Pengadilan menentukan wali anak di bawah umur.
Apabila pihak yang diserahkan sebagai wali kurang mampu membiayai
pemeliharaan dan pendidikan anak, maka menurut Pasal 230 b
KUHPerdata Hakim dapat menentukan sejumlah uang yang harus dibayar
pihak yang lain untuk membiayai anak di bawah umur. Sedangkan
menurut Undang-Undang Perkawinan meskipun telah terjadi perceraian,
bukan berarti kewajiban suami-istri sebagai Ayah dan Ibu terhadap anak
dibawah umur berakhir. Kewajiban orang tua tidak berakhir dengan
putusnya perkawinan (Pasal 41 (a), (b) jo Pasal 45 Undang-Undang
Perkawinan). Selain itu, Hakim dalam putusan perceraian apabila diminta
dapat memberi keputusan tentang siapa diantara suami-istri tersebut yang
menjadi wali si anak. Penentuan wali anak sangat penting untuk status dan
kepastian hukum si wali. Karena bekas suami-istri tersebut telah berpisah
domisilinya, jadi harus ada kepastian siapa yang mewakili si anak dalam
lalu lintas hukum.
3. Mengenai pembagian harta benda.
Sejak terjadinya perkawinan maka dengan sendirinya telah terjadi
percampuran harta kekayaan bulat tanpa melihat harta bawaan masing-
masing (Pasal 119 KUHPerdata). Semua bawaan baik yang berasal dari
suami atau pun istri dengan sendirinya satu kekayaan bersama dalam
keluarga selaku milik bersama dari suami maupun istri, kecuali sebelum
perkawinan mereka mengadakan perjanjian perkawinan yang memuat
ketentuan bahwa dengan perkawinan tidak akan terjadi percampuran
kekayaan sama sekali, atau percampuran itu hanya terbatas pada apa yang
diperoleh selama perkawinan. Jadi, jika terjadi perceraian menurut Pasal
128 KUHPerdata maka harta kekayaan bulat di bagi dua antara suami-istri
atau antara para ahli waris mereka masing-masing tanpa mempedulikan
asal-usul harta. Sedangkan menurur Pasal 35 jo Pasal 36 jo Pasal 37
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 terhadap harta yang diperoleh
selama perkawinan atau yang disebut harta bersama, jika terjadi perceraian
maka harta bersama diatur menurut hukumnya masing-masing yaitu
Universitas Indonesia
menurut hukum agama, hukum adat dan hukum lainnya. Dan terhadap
harta bawaan dari masing-masing pihak serta harta yang diperoleh masing-
masing sebagai hadiah atau warisan dapat dikuasai oleh masing-masing
pihak sepanjang para pihak tidak menentukan lain.
Universitas Indonesia