Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK

HUKUM
PERKAWINAN
Perkawinan Luar Negeri dan Perkawinan Campuran
Menurut UU Perkawinan dan Kompilasi Hukum
Islam
KELOMPOK 3 1. Candy Triandraka (200101054)

2. Daniel M Simanjuntak (200101091)

3. Gadis Adiati (210101009)

4. Silvi Tamara (200101083)

5. Siti Ramadani (210101024)

6. T Ziya Ulhaq (190101101

7. Triskal Akbar (200101073)

8. Wirda Oriza Artamevia (200101074)


APA ITU
PERKAWINAN?
Manusia hidup berdampingan dengan sesamanya dan berusaha untuk
meneruskan keturunan dengan cara melangsungkan perkawinan. Berdasarkan
Pasal 1 Undang-undang nomer 1 tahun 1974 tentang perkawinan yang dimaksud
perkawinan adalah Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa.
Menurut Pasal 57 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
Perkawinan campuran adalah perkawinan antara dua orang yang di Indonesia
tunduk pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan
salah satu pihak berkewarganegaraan asing dan pihak yang lain
berkewarganegaraan Indonesia
PERKAWINAN DILUAR
NEGERI

MENURUT UNDANG MENURUT KOMPILASI


UNDANG PERKAWINAN HUKUM ISLAM

Sahnya perkawinan ditentukan dalam


perkawinan diluar negeri adalah Pasal 4 KHI, bahwa “Perkawinan
perkawinan yang dilangsungkan diluar adalah sah, apabila dilakukan
Indonesia antara dua orang warga negara menurut Hukum Islam sesuai dengan
Indonesia atau seorang warga negara Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang
Indonesia dengan warga Negara asing Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan”.
Dalam hal ini dikenal
istilah perkawinan
campuran
dan apa itu perkawinan
campuran?
Yang dimaksud dengan perkawinan
campuran dalam undang- undang ini
ialah perkawinan antara dua orang yang
di Indonesia tunduk pada hukum yang
berlainan, karena perbedaan
kewarganegaraan dan salah satu pihak
berkewarganegaraan Indonesia
Perkawinan antara dua orang yang di
BERDASARKAN PASAL 57 Indonesia tunduk pada hukum yang
YANG DIMAKSUD berlainan.
PERKAWINAN CAMPURAN
ADALAH:
Perkawinan karena perbedaan
kewarganegaraan.

Perkawinan karena salah satu pihak


berkewarganegaraan Indonesia.
KEPUTUSAN MENYELESAIKAN
MASALAH HUKUM PERKAWINAN

1. KESAHAN PERKAWINAN 2. MASALAH PENCATATAN


Di dalam Undang-undang No.1 Tahun 1974 telah Pencatatan perkawinan dari mereka yang
ditentukan bahwasahnya perkawinan di Indonesia melangsungkan perkawinannya menurut Agama
adalah berdasarkan masing-masing agama dan Islam dilakukan oleh Pegawai Pencatat sebagaimana
kepercayaannya. Oleh karena itu mengenai kesahan dimaksud dalam undang-undang No. 32 Tahun 1954
perkawinan tang dilaksanakan diindonesia harus tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk
berdasarkan hukum agama dan harus dicatat apabila Pencatatan perkawinan dari mereka yang
kedua belah pihak, calon suami-isteri ini menganut melangsungkan perkawinannya menurut agamanya
agama yang sama tidak akan menimbulkan masalah, dan kepercayaannya itu selain Agama Islam dilakukan
namun apabila berbeda agama, maka akan timbul oleh Pegawai Pencatatan perkawinan pada Kantor
masalah hukum antar agama. Catatan Sipil
KEPUTUSAN MENYELESAIKAN
MASALAH HUKUM PERKAWINAN

3. MASALAH HARTA BENDA PERKAWINAN 4. MASALAH PERCERAIAN


Harta benda perkawinan campuran ini apabila tidak Apabila sebelum perkawinan pihak suami dan pihak
dilakukan perjanjian perkawinan yang menyangkut isteri telah membuat perjanjian dan dilakukan
harta perkawinan maka berkenaan dengan harta didepan institusi yang berwenang, yang berisi
perkawinan ini akan tunduk pada pasal 35, dimana masalah, kalau terjadi perceraian dalam hal alasan
ditentukan, bahwa: Harta benda yang diperoleh selama maupun akibat perceraian yaitu tanggung jawab dan
perkawinan menjadi harta bersama; Harta bawaan dari kewajiban memelihara anak dari hasil perkawinan
masing- masing suami dan isteri dan harta benda yang mereka, maka sudah ada jaminan bagi anak.
diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan,
adalah dibawah penguasaan masing-masing sepanjang
para pihak tidak menentukan lain.
KEPUTUSAN MENYELESAIKAN
MASALAH HUKUM PERKAWINAN

5. STATUS ANAK 6. MASALAH WARISAN

.Dalam hal perkawinan campuran masalah


Bahwa mengenai warisan, di Indonesia sampai
status anak ini juga
saat ini masih bersifat plural, disamping
menghadapi permasalahan yaitu berkaitan
berlakunya Hukum waris adat yang beraneka
dengan kewarganegaraan dari anak. Selain
ragam sistemnya dan juga berlaku waris yang
daripada itu dalam Undang-undang No.1 Tahun
diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum
1974 mengenai kedudukan anak telah diatur
Perdata serta hukum waris Islam
pada Bab 9 dalam Pasal 42 sampai Pasal 44
KESIMPULAN
1. Perkawinan yang dilangsungkan diluar Indonesia antara 2 orang warga negara
Indonesia atau seorang warga negara Indonesia dengan warga Negara asing adalah
sah bilamana dilakukan menurut hukum yang berlaku di negara dimana perkawinan
itu dilangsungkan dan bagi warga negara Indonesia tidak melanggar ketentuan
undang-undang ini.
2. Untuk dapat melangsungkan perkawinan campuran itu supaya perkawinanya sah,
maka ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 2 UU Perkawinan harus dipenuhi
artinya perkawinan bagi mereka yang beragama Islam harus sesuai dengan
ketentuan hukum Islam. Begitu pula bagi mereka yang beragama selain Islam, maka
bagi mereka harus sesuai dengan ketentuan hukum agamanya dan kepercayaannya
itu.
3. Perkawinan campuran yang diatur dalam undang-undang ini adalah perkawinan
campuran yang berbeda kewarganegaraan yaitu antara orang Indonesia dengan
orang asing. Hal tersebut penting diatur, mengingat eksistensi bangsa dan negara
Indonesia tidak mungkin dilepaskan dari konteks pergaulan transnasional dan atau
internasional.
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai