Oleh :
NPM : 1974201266
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
B. Rumusan masalah......................................................................................... 7
dilandaskan oleh rasa cinta dan kasih sayang antara seorang laki-laki dan
diharapkan dapat terbentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera di dunia dan
akhirat.
antara laki-laki dan perempuan yang berbeda suku bangsa, budaya, dan
dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan karena
1
Pasal 57 undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan
perkawinan telah ada pengaturannya dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun
perkawinan beda agama tidak akan menjadi masalah. Namun jika hukum
agama, maka hal tersebut akan menjadi masalah karena menurut pasal 2 ayat 1
tertentu yang menghendaki suatu perkawinan beda agama pasti itu sangat
persyaratan-persyaratan tertentu.
2
Pasal 2 undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan
Artinya baik KUA manupun Kantor Catatan Sipil tidak dapat mencatatkan
mempunyai bukti sah bahwa hukum negara secara sah mengakui perkawinan
belum ada pengaturan yang jelas. Penafsiran terhadap pasal 2 ayat 1 Undang-
hukum agama adalah tidak sah dan segala akibat yang timbul dari perkawinan
nomor 1 tahun 1974 tidak secara eksplisit melarang perkawinan beda agama.
Karena tidak adanya aturan yang tegas mengenai perkawinan beda agama
diterapkan.
Ada beberapa kasus yang dijadikan acuan bagi pihak-pihak yang ingin
tersebut.3
menyatakan bahwa yang dimaksud perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri berdasarkan ketentuan
Catatan Sipil, hukum negara telah mengakui adanya perkawinan beda agama
dan segala akibat perkawinan beda agama tersebut dan apakah segala akibat
berlakunya pasal 2 ayat (1) Undang-undang nomor 1 tahun 1974 dan berarti
B. Rumusan masalah.
1. Bagaimana proses pencatatan perkawinan beda agama di kantor
23 tahun 2003?
1. Tujuan Penelitian
penelitian ini:
23 tahun 2003
2. Kegunaan penelitian.
positif.
D. Kerangka teori
acuan atau dasar yang relevan untuk pelaksanaan suatu penelitian alamiah,
Nomor 1 tahun 1974 tidak sekedar hubungan kontrak antara kedua individu
yang berlainan jenis kelamin tetpi juag mencangkup ikatan lahir dan batin
yang kekal serta di landasi keyakinan bergama. Pasal 2 ayat (1) Undang-
undang nomor 1 tahun 1974 menyatakan, bahwa suatu perkawinan baru dapat
dikatakan sebagai perkawinan yang sah apabila perkawinan itu dilakukan
adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mitssaqan ghalidzan
Undang ini tidak secara spesifik membahas tentang perkawinan beda agama
dan tidak secara khusus menanggapi hal tersebut. Namun yang diakui di
Indonesia jika pasangan suami istri yang berbeda agama harus memeluk
agama yang sama di salah satu pasangan dengan maksud mereka harus pindah
5
Kitab undang-undang KUHPerdata
6
Pasal 2 kompilasi hukum islam
Pencatatan perkawinan yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 peraturan
dalam instruksi presiden nomor 1 tahun 19917 tanggal 10 juli 1991 tentang
apabila dilakukan menurut hukum islam sesuai dengan pasal 2 ayat (1)
ketentuan hukum.
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
meneliti atau mengetahui suatu kejadian atau peristiwa yang diamati untuk
2. Lokasi Penelitian
banyak kritikan.
A. Populasi
serta pemohon dalam hal ini pasangan suami istri yang mengajukan
bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
populasi itu.9
Tabel 2
Jumlah populasi dan sampel penelitian
No Jenis populasi Populasi Sampel Persentase
(%)
1. Ketua pengadilan negri 1 1 100%
surabaya
2. Hakim pengadilan negri 6 2 30%
surabaya
3. Kepala dinas kependudukan 1 1 100%
dan pencatatan sispil suarabaya
4. pemohon yang mengjukan 2 2 10%
pernikan beda agama dalam hal
ini pasangan suami istri
Jumlah 10 6
4. Sumber data
9
Sugiyono.2010.memahami penelitian kualitatif.Bandung : Alfabet.Hlm.49
b. Data sekunder ini adalah data yang tidak diperoleh secara langsung
c. Data tertier pada esensinya sama dengan data sekunder, yaitu tidak
diteliti.
6. Analisis data
ini diambil secara induktif yaitu penyimpulan dari hal-hal yang khusus
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
D. Kerangka Teori
E. Metode Penelitian
Perkawinan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti,
1999.
Made widya sekar buana, ida ayu putu widiawati, I wayan arthanaya. Perkawinan
beda agama dalam prespektif hak asasi manusia di indonesia. In Right
: jurnal preferensi hukum.
C. Peraturan Perundang-Undangan