Anda di halaman 1dari 11

Lex Administratum, Vol. VIII/No.

4/Okt-Des/2020

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBENTUKAN UU No.22 Tahun 1999 dan UU No.32 Tahun
DAERAH OTONOMI BARU MENURUT 2004, serta Pasal 47 Ayat (1) UU Nomor 23
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 Tahun 2014 secara eksplisit menentukan bahwa
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH 1 apabila satu daerah dinyatakan tidak mampu
Oleh : Gwyne E. Mumek2 menyelenggarakan otonomi daerah, maka
Rudy R. Watulingas3 daerah tersebut harus di gabungkan dengan
Nixon S. Lowing4 daerah lain. Hanya saja, sampai saat ini belum
ada peraturan pemerintah yang mengatur
ABSTRAK tentang penggabungan daerah dan mekanisme
Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk penggabungannya.
mengetahui bagaimana prosedur pembentukan Kata kunci: daerah otonomi baru; pemerintahan
suatu Daerah Otonom Baru dan bagaimanakah daerah;
solusi pengaturan bagi daerah otonom yang
baru dimekarkan tetapi dinyatakan gagal dalam PENDAHULUAN
melaksanakan otonomi daerah di mana dengan A. Latar Belakang
metode penelitian hukum normatif Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia
disimpulkan: 1. Prosedur pembentukan daerah telah berjalan selama 23 tahun. Selama itu
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun banyak bermunculan Daerah Otonom Baru
2004 dan Peraturan Pemerintah No.78 Tahun (DOB). Kelahiran DOB memicu daerah-daerah
2007 sebagian besar aspirasi masyarakat. lain untuk menuntut pemekaran. Hingga tahun
Selanjutnya usulan tentang pemekaran daerah 2019, Kementerian Dalam Negeri menerima
tersebut disampaikan kepada provinsi dan 314 usulan pemekaran daerah setingkat
daerah provinsi dan daerah provinsi provinsi dan kabupaten/kota. Namun,
menyampaikan usulan tersebut kepada pemerintah belum mengabulkan karena masih
pemerintah pusat. Adapun persyaratan yang moratorium. Moratorium bertujuan agar
ditentukan untuk memekarkan suatu daerah daerah tidak asal memekarkan melaikan harus
adalah tiga persyaratan yaitu, persyaratan melalui kajian dan telaah mendalam. 5
administratif, teknis, dan persyaratan fisik
kewilayahan. Berkaitan dengan persyaratan B. Rumusan Masalah
untuk memekarkan satu daerah, sedikit 1. Bagaimana prosedur pembentukan suatu
mengalami perubahan dengan Undang-Undang Daerah Otonom Baru ?
Nomor 23 Tahun 2014 yang hanya menentukan 2. Bagaimanakah solusi pengaturan bagi
dua persyaratan yaitu persyaratan dasar dan daerah otonom yang baru dimekarkan
persyaratan administratif. Selain itu, Undang- tetapi dinyatakan gagal dalam
Undang Nomor 23 Tahun 2014 juga melaksanakan otonomi daerah ?
menentukan bahwa apabila satu daerah akan
dimekarkan, maka daerah tersebut harus C. Metode Penelitian
melalui tahapan daerah persiapan. Undang- Metode penelitian adalah metode normatif
Undang Nomor 23 Tahun 2014 sangat ketat melalui studi kepustakaan.
dalam mengatur pemekaran daerah, namun
sampai saat ini aturan pelaksana dari UU PEMBAHASAN
Nomor 23 Tahun 2014 belum ada. 2. Ketentuan A. Pembentukan Daerah Otonomi Baru
yang mengatur tentang daerah yang gagal Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun
dalam menyelenggarakan otonomi daerah 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
sesungguhnya telah diatur dalam UU No.22
tahun 1999, UU No.32 Tahun 2004, dan UU
Nomor 23 Tahun 2014. Dimana Pasal 6 ayat (1) 5
Kementerian Perberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi. Usulan 314 DOB Dikaji, Mendagri :
Pemerintah Tetap Berlakukan Moratorium Pemekaran
1
Artikel Skripsi. Daerah. Diakses dari :
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM: https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/berita-
16071101089 daerah/usulan-314-DOB-dikaji-mendagri-pemerintah-
3
Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum tetap-berlakukan-moratorium-pemekaran-daerah. Pada
4
Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum tanggal 19 November 2019

15
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020

Pengertian Daerah Otonom, yang secara otonom baru diatur dalam UU Tentang
garis besar berarti daerah yang berwenang Pemerintahan daerah nomor 32 tahun 2004
mengatur rumah tangganya sendiri. Untuk hingga nomor 23 tahun 2014 dan beberapa
selanjutnya, sistem yang dipakai antara pusat peraturan pemerintah terkait.
dan daerah adalah perbedaan sentralisasi dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
desentralisasi. Berbeda dengan konsep negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan
serikat atau negara bagian, ada pembagian desentralisasi dilakukan dengan penataan
tugas dan wewenang antara pengertian daerah. Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Nomor 23 Tahun 2014 menentukan bahwa
Sistem ini dipakai oleh pemerintah di penataan daerah terdiri atas pembentukan
Indonesia, yang wilayahnya luas. Mencakup daerah dan penyesuaian. Adapun tujuan
daratan dan lautan dari sabang sampai dilakukannya penataan Daerah tercantum
merauke. Penegasan antara adanya otonomi dalam Pasal 31 :
daerah, Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Pasal 31 :
Daerah diatur oleh UUD 1945 Pasal 18. (1) Dalam Pelaksanaan Desentralisasi
Kemudian aturan konstitusi diimplementasikan dilakukan penataan Daerah.
dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang (2) Penataan daerah sebagiamana
Pemerintah Daerah dan beberapa peraturan dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk
pemerintah terkait.6 :
Undang-Undang Dasar Negara Republik a. Mewujukan efektifitas
Indonesia Tahun 1945 tidak mengatur perihal penyelenggaraan Pemerintahan
pembentukan daerah atau pemekaran suatu Daerah;
wilayah secara khusus, namun disebutkan b. Mempercepat peningkatan
dalam Pasal 18B ayat (1) bahwa, Negara kesejahteran masyarakat;
mengakui dan menghormati satuan-satuan c. Mempercepat peningkatan kualitas
pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau pelayanan publik;
bersifat istimewa yang diatur dengan undang- d. Meningkatkan kualitas tata kelola
undang. Selanjutnya pada ayat (2) pasal yang pemerintahan;
sama tercantum kalimat sebagai berikut. e. Meningkatkan daya saing nasional
“Negara mengakui dan menghormati kesatuan- dan daya saing Daerah; dan
kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak- f. Memelihara keunikan adat istiadat,
hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan tradisi dan budaya Daerah.
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan (3) Penataan Daerah sebagaimana
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
yang diatur dalam Undang-undang.”7 Pembentukan Daerah dan penyesuaian
Dengan semakin berkembangnya zaman dan Daerah.
semakin bertambahnya penduduk, maka (4) Pembentukan Daerah dan Penyesuaian
pemerintah daerah mempunyai tugas yang Daerah sebagaimana dimaksud pada
cukup banyak. Oleh karena itu ada beberapa ayat (3) dapat dilakukan berdasarkan
yang kemudian mengajukan pemebntukan pertimbangan kepentingan strategis
daerah otonom baru, terlihat sejak zaman nasional.8
pemerintahan orde baru berakhir dengan 27 Pasal 32 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
provinsi, di Indonesia saat ini sudah ada 34 2014 menentukan bahwa pembentukan daerah
provinsi, belum termasuk pemekaran berupa pemekaran daerah dan penggabungan
kabupaten dan kota. Pembentukan daerah daerah. Berdasarkan ketentuan pasal tersebut,
maka diketahui bahwa pembentukan daerah
6
Tabloidjubi.com Portal Berita Tanah Papua No.1. 13 dapat dilakukan dengan pembentukan daerah
Syarat Pembentukan Daerah Otonom Menurut UU melalui pemekaran daerah, dan pembentukan
Pemerintahan Daerah. Diakses dari : daerah melalui penggabungan daerah.
https://www.jubi.co.id/13-syarat-pembentukan-daerah-
otonom-menurut-uu-pemerintahan-daerah/ Pada tanggal
24 Februari 2020.
7 8
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pasal 31. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
1945. Pasal 18. Tentang Pemerintahan Daerah.

16
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020

Berkaitan dengan pemekaran daerah, Pasal (2) Ketentuan mengenai pengelompokan


33 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun pulau atau kepulauan sebagaimana
2014 menentukan bahwa : dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
a. Pemecahan daerah provinsi atau Daerah peraturan pemerintah.
Kabupaten/Kota untuk menjadi dua atau (3) Batas wilayah sebagaimana dimaksud
lebih Daerah baru; atau dalam Pasal 34 Ayat (2) huruf c
b. Penggabungan bagian Daerah dari dibuktikan dengan titik koordinat pada
Daerah yang bersanding dalam 1 (satu) peta dasar.
Daerah Provinsi menjadi satu Daerah (4) Cakupan wilayah sebagaimana dimaksud
Baru.9 dalam Pasal 34 ayat (2) huruf d meliputi :
Adapun untuk memekarkan satu daerah a. Paling sedikit 5 (lima) daerah
provinsi maupun Kabupaten/Kota, Undang- kabupaten/kota untuk pembentukan
Undang Nomor 23 Tahun 2014 menentukan daerah provinsi;
bahwa daerah yang akan dimekarkan harus b. Paling sedikit 5 (lima) Kecamatan
melalui tahapan daerah persiapan selama 3 untuk pembentukan Daerah
(tiga) tahun, dengan tujuan agar nantinya Kabupaten; dan
daerah baru yang akan dimekarkan ketika c. Paling sedikit 4 (empat) Kecamatan
menjadi satu daerah baru benar-benar siap untuk Pembentukan Daerah kota.
dalam mengurus dan mengatur kepentingan (5) Cakupan wilayah untuk Daerah persiapan
daerahnya dan tidak membebani daerah yang wilayahnya terdiri atas pulau-pulau
induknya.10 memuat cakupan wilayah sebagaimana
Secara umum, pembentukan daerah dimaksud pada ayat (4) dan rincian nama
persiapan sebagaimana yang dimaksud dalam pulau yang berada dalam wilayahnya.
Pasal 33 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 (6) Batas usia minimal sebagaimana
Tahun 2014, harus memenuhi 2 (dua) dimaksud dalam Pasal ayat (2) huruf e
persyaratan, yaitu persyaratan pertama, meliputi :
persyaratan dasar yang dimana persyaratan a. Batas usia minimal Daerah provinsi 10
dasar terbagi atas persyaratan kewilayahan (sepuluh) tahun dan Daerah
yang terdapat dalam Pasal 34 Ayat (2) : kabupaten/kota 7 (tujuh) tahun
Pasal 34 Ayat (2) : terhitung sejak pembentukan; dan
Persyaratan dasar kewilayahan sebagaimana b. Batas usia minimal Kecamatan yang
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi : menjadi Cakupan Wilayah Daerah
a. Luas wilayah minimal; kabupaten/kota 5 (lima) tahun
b. Jumlah penduduk minimal; terhitung sejak pembentukan.
c. Batas wilayah; Persyaratan Dasar kedua yang harus
d. Cakupan wilayah; dipenuhi adalah persyaratan kapasitas daerah
e. Batas usia minimal Daerah provinsi, yang meliputi Geografi,
Daerah kabupaten/kota, dan Kecamatan 1) Demografi,
Dalam Pasal 35 Undang-Undang Nomor 23 2) Keamanan,
Tahun 2014 lebih jelas mengatur tentang 3) Sosial politik, adat istiadat, dan tradisi,
persyaratan dasar kewilayahan. 4) Potensi Ekonomi,
(1) Luas wilayah minimal dan jumlah 5) Keuangan Daerah,
penduduk minimal sebagaimana 6) Kemampuan penyelenggaraan
11
dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) huruf a pemerintahan.
dan huruf b ditentukan berdasarkan Sebagaimana dimaksud diatas, itu meliputi :
pengelompokan pulau atau kepulauan. 1) Geografi.
a. Lokasi Ibu Kota;
b. Hidrografi; dan
9
c. Kerawanan bencana.
Pasal 33 ayat (1). Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah.
10 11
Herman Kumbono. Pemekaran Daerah Berdasarkan Pasal 36 Ayat (1). Undang-Undang Nomo 23 Tahun 2014
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Tentang Pemerintahan Daerah.
Pemerintahan Daerah. Jurnal. Hal 6-7

17
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020

2) Demografi. Sedangkan persyaratan administratif untuk


a. Kualitas sumber daya manusia; dan pembentukan daerah persiapan
b. Distribusi penduduk. kabupaten/kota meliputi :
3) Keamanan. 1) Keputusan musyawarah desa yang akan
a. Tindakan kriminal umum; dan menjadi cakupan wilayah daerah
b. Konflik sosial. kabupaten/kota,
4) Sosial Politik, adat, dan tradisi. 2) Persetujuan bersama DPRD
a. Partisipasi masyarakat dalam kabupaten/kota induk dengan
pemilihan umum; bupati/walikota daerah induk,
b. Kohesivitas sosial; dan 3) Persetujuan bersama DPRD provinsi
c. Organisasi kemasyarakatan. dengan gubernur dari daerah provinsi
5) Potensi Ekonomi. yang akan mencakupi daerah persiapan
a. Pertumbuhan Ekonomi; kabupaten/kota yang akan dibentuk.14
b. Potensi unggulan daerah. Adapaun dalam Pasal 41 mengatur
6) Keuangan Daerah. mengenai kewajiban Daerah induk terhadap
a. Kapasitas pendapatan asli Daerah daerah persiapan dan kewajiban daerah
Induk; persiapan itu sendiri :
b. Potensi pendapatan asli calon Pasal 41 :
Daerah Persiapan; dan (1) Kewajiban Daerah Induk terhadap
c. Pengelolaan keuangan dan aset Daerah persiapan meliputi :
Daerah. a. Membantu penyiapan sarana dan
7) Kemampuan penyelenggaraan prasarana pemerintahan;
pemerintahan. b. Melakukan pendataan personel,
a. Aksesibilitas pelayanan dasar pembiayaan, peralatan, dan
pendidikan; dokumentasi;
b. Aksesibilitas pelayanan dasar c. Membuat pernyataan kesediaan
kesehatan; untuk menyerahkan personel,
c. Aksesibilitas pelayanan dasar pembiayaan, peralatan, dan
infrastruktur; dokumentasi apabila Daerah
d. Jumlah pegawai aparatur sipil persiapan ditetapkan menjadi
negara di Daerah induk; dan Daerah baru; dan
e. Rancangan rencana tata ruang d. Menyiapkan dukungan dana.
wilayah Daerah persiapan.12 (2) Kewajiban Daerah persiapan meliputi :
Persyaratan kedua yang harus dipenuhi a. Menyiapkan sarana dan prasarana
untuk pembentukan daerah persiapan adalah pemerintaha;
persyaratan administratif, yang dimana b. Mengelola personel, peralatan, dan
persyaratan administratif terbagi lagi atas dokumentasi;
persyaratan administratif untuk pembentukan c. Membentuk perangkat Daerah
daerah persiapan provinsi dan pembentukan persiapan;
daerah persiapan kabupaten/kota. Adapun d. Melaksanakan pengisian jabatan
persyaratan administratif untuk pembentukan aparatur sipil negara pada
daerah persiapan provinsi adalah sebagai perangkat Daerah persiapan;
berikut : e. Mengelola anggaran belanja daerah
1) Persetujuan bersama DPRD persiapan; dan
kabupaten/kota yang akan menjadi f. Menangani pengaduan masyarakat.
cakupan wilayah daerah persiapan, (3) Masyarakat di daerah persiapan
2) Persetujuan bersama DPRD provinsi melakukan partisipasi dan pengawasan
induk dan gubernur daerah provinsi terhadap penyelenggaraan
Induk.13 pemerintahan, pembangunan dan

13
Pasal 37 huruf a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
12
Pasal 36. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
14
Tentang Pemerintahan Daerah. Ibid. Huruf b

18
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020

kemasyarakatan yang dilakukan oleh daerah terebut ditetapkan dengan Undang-


Daerah Persiapan. Undang pembentukan daerah. Dan apabila
Berkaitan dengan prosedur pemekaran daerah tersebut tidak layak, maka statusnya
daerah persiapan satu daerah sebagaimana sebagai daerah persiapan dicabut dengan
dimaksud pada pasal 33 ayat (2), daerah peraturan pemerintah dan dikembalikan kepada
persiapan diusulkan oleh gubernur kepada daerah induknya.16
pemerintah pusat, DPRD, dan DPR RI dengan Dengan ditetapkan satu daerah persiapan
melampirkan persyaratan dasar kewilayahan dengan peraturan pemerintah, maka selama
dan persyaratan administratif yang telah masa persiapan menjalani tahapan daerah
dipenuhi sebagai syarat pembentukan daerah persiapan, Undang-Undang Nomor 23 Tahun
persiapan provinsi maupun kabupaten/kota. 2014 menentukan bahwa pemerintah pusat
Berdasarkan usulan tersebut, pemerintah pusat wajib melakukan pengawasan, pembinaan dan
melakukan penilaian terhadap pemenuhan hasil evaluasi tersebut kepada DPR RI. Berkiatan
syarat-syarat yang telah disebutkan dengan lembaga negara di atas, Undang-
sebelumnya, hasil penilaian tersebut Undang Nomor 23 Tahun 2014 juga
disampaikan oleh pemerintah pusat kepada menentukan wajib melakukan pengawasan
DPR RI untuk mendapat persetujuan. Dalam hal pada daerah persiapan yang telah terbentuk.
DPR RI menyetujui usulan pembentukan daerah Pembentukan daerah otonom tidak dapat
persiapan tersebut, pemerintah pusat dipenuhi hanya dengan pengajuan beberapa
membentuk Tim Kajian Independen untuk orang saja atau atas persetujuan langsung
melakukan kajian terhadap persyaratan dasar orang yang berpengaruh. Pembentukan daerah
kapasitas daerah. Selanjutnya hasil kajian Tim otonom, menurut Undang-Undang Nomor 23
Independen disampaikan kepada pemerintah Tahun 2014 Pasal 33-43 haruslah memenuhi
pusat. Selanjutnya oleh pemerintah pusat semua persyaratan yang ditentukan.
dikonsultasikan kepada DPR RI. Berdasarkan Persyaratan ini dibuat agar daerah otonom yang
hasil konsultasi tersebut dijadikan dasar baru benar-benar dibentuk atas aspirasi
pertimbangan oleh pemerintah pusat dalam masyarakatnya dan bisa membangun daerah
menetapkan kelayakan pembentukan satu lebih maju.17 Syarat pembentukan daerah
daerah persiapan, dan perlu diketahui bahwa otonom tersebut disimpulkan seperti dibawah
untuk menetapkan satu daerah persiapan, ini :
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Syarat Administratif Pembentukan Daerah
Jangka waktu Daerah persiapan adalah selama Otonom.
3 (tiga) tahun. Daerah persipan dipimpin oleh Suatu daerah dapat diajukan sebagai contoh
kepala daerah persiapan. Kepala daerah daerah otonom jika memenuhi syarat
persiapan provinsi diisi dari pegawai negeri sipil administratif. Yang dimaksud syarat
yang memenuhi persyaratan dan di angkat atau administratif adalah ketatanegaraan, yang
diberhentikan oleh Presiden atau Usul Menteri. berupa surat-surat dan persetujuan semua
Sedangkan kepala daerah persiapan instansi terkait. Syarat adminitratif
kabupaten/kota diisi oleh pegawai negeri sipil pembentukan daerah otonom, yaitu :
yang memenuhi persyaratan dan diangkat atau 1. Untuk pembentukan provinsi, maka
diberhentikan oleh Menteri atas usul Gubernur harus ada persetujuan dari DPRD
sebagai wakil Pemerintah Pusat.15 Undang- kabupaten atau kota dan Bupati atau
Undang Nomor 23 Tahun 2014 menetukan Walikota yang wilayahnya direncanakan
bahwa setelah satu daerah persiapan melalui menjadi wilayah provinsi yang akan
jangka waktu yang ditentukan, maka dibentuk. Selain itu, pengajuan
pemerintah pusat wajib melakukan evaluasi
akhir dalam hal ini untuk menentukan apakah 16
Pasal 42. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
daerah tersebut layak atau tidak untuk dijadikan Tentang Pemerintahan Daerah.
17
satu daerah baru. Apabila daerah persiapan Tabloidjubi.com Portal Berita Tanah Papua No.1. 13
Syarat Pembentukan Daerah Otonom Menurut UU
tersebut dinyatakan layak, maka pemebentukan
Pemerintahan Daerah. Diakses dari :
https://www.jubi.co.id/13-syarat-pembentukan-daerah-
15
Pasal 39. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 otonom-menurut-uu-pemerintahan-daerah/ Pada tanggal
Tentang Pemerintahan Daerah. 24 Februari 2020.

19
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020

pembentukan daerah otonom harus  Penetapan lokasi ibu kota kabupaten asal
mendapat persetujuan dari DPRD dan yang baru dibentuk.
provinsi induk atau asal dan gubernurnya. Syarat Teknik Pembentukan Daerah
Terakhir adalah adanya rekomendasi dari Otonom.
Menteri Dalam Negeri. Sebuah wilayah baru atau sebuah daerah
2. Untuk pembentukan kabupaten atau otonom yang baru dibentuk tentu saja tidak
kota, pembentukan wilayah baru atau selamanya bergantung pada dana hibah.
pemekaran harus mendapatkan Sebuah daerah otonom haruslah mempunyai
persetujuan DPRD kabupaten atau kota kemampuan sendiri dalam mengelola
dan Bupati atau Walikota dari kabupaten pemerintahannya. Oleh karena itu, syarat teknis
atau kota asal. Selanjutnya, harus menjadi syarat pembentukan daerah otonomi.
mendapat persetujuan dari wilayah Agar kelak daerah yang baru dapat membangun
provinsi, yaitu DPRD dan Gubernur. dan mensejahterahkan masyarakatnya. Yang
Barulah yang terakhir harus tetap termasuk syarat fisik yaitu18 :
mendapat rekomendasi dari Menteri 1. Kemampuan Ekonomi
Dalam Negeri. Kemampuan ekonomi adalah
Keputusan atau persetujuan dari DPRD kemungkinan pendapatan daerah yang
biasanya harus memenuhi 2/3 dari anggota baru dibentuk. Sebelum dibentuk, maka
yang hadir. Keputusan juga mencakup tim penilai akan melihat kemungkinan
rekomendasi dari tingkat kelurahan, seperti pendapatan daerah non migas dan
Forum Komunikasi Kelurahan dan sejenisnya. kontribusinya bagi wilayah baru dan
Tugas dan fungsi DPRD terkait dengan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya.
keputusan yang diambil oleh anggota DPRD 2. Potensi Daerah
kabupaten atau kota dan Bupati atau walikota Potensi Daerah adalah cakupan
atau anggota DPRD provinsi dan Gubernur, kemungkinan daerah baru berdasarkan
antara lain, mencakup : hal tersebut. Potensi berbeda dengan
 Persetujuan nama dan lokasi calon kemampuan ekonomi. Kemampuan
kabupaten/kota atau nama dan lokasi ekonomi adalah sesuatu yang nyata
calon provinsi sudah ada. Sementara potensi, suatu
 Persetujuan pelepasan kecamatan yang masih bisa dikembangkan. Potensi
menjadi cakupan wilayah calon daerah yang dilihat adalah:
kabupaten/kota  Perbandingan bank dan lembaga
 Persetujuan pemberian hibah atau dana keuangan lain per 10.000 penduduk
awal kepada calon kabupaten atau kota  Perbandingan penduduk yang sekolah
yang akan dibentuk minimal 2 tahun SD dibandingkan penduduk yang usia
berturut-turut sejak diresmikan sekolah SD
 Persetujuan pemberian dukungan dana  Perbandingan penduduk yang sekolah
untuk pemilihan umum kepala daerah SMP dibandingkan penduduk yang
pertama kali di daerah otonomi baru usia sekolah SMP
 Persetujuan penyerahan semua atau  Perbandingan penduduk yang sekolah
sebagian sesuai kesepakatan kekayaan SMA dibandingkan jumlah penduduk
daerah, baik berupa barang bergerak dan yang mempunyai usia sekolah SMA
tidak bergerak, hingga hutang piutang  Perbandingan fasilitas kesehatan yang
kepada calon kabupaten atau kota ada per 10.000 penduduk
 Persetujuan penyerahan semua sarana
dan prasarana serta fasilitas umum dan
publik kepada calon kabupaten atau kota
baru. Sedangkan untuk fasilitas yang 18
Tabloidjubi.com Portal Berita Tanah Papua No.1. 13
bukan fasilitas publik dibicarakan dengan Syarat Pembentukan Daerah Otonom Menurut UU
perjanjian dan persetujuan yang Pemerintahan Daerah. Diakses dari :
berdasarkan kesepakatan. https://www.jubi.co.id/13-syarat-pembentukan-daerah-
otonom-menurut-uu-pemerintahan-daerah/ Pada tanggal
24 Februari 2020.

20
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020

 Perbandingan tenaga medik atau aparat ibaningkan jumlah penduduk dan


tenaga kesehatan per 10.000 luas wilayah. Selain itu akan
penduduk dipertimbangkan pula semua hal yang
 Perbandingan rumah tangga yang berkaitan dengan karakteristik
mempunyai kendaraan bermotor, pertahanan daerah, misalnya ekonomi
termasuk didalamnya perahu motor dan batas wilayah.
atau kapal motor atau perahu per 8. Keamanan
10.000 penduduk Bidang keamanan yang dilihat sebagai
 Persentase pelanggan listrik rumah syarat teknis adalah jumlah personel
tangga terhadap seluruh jumlah aparat (kepolisian) dibandingkan jumlah
rumah tangga yang ada penduduk dan luas wilayah.
 Persentase pekerja yang 9. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat
berpendidikan sarjana terhadap Tingkat kesejahteraan manusia
penduduk usia 25 tahun ke atas dipertimbangkan dengan melihat indeks
3. Sosial Budaya pembangunan manusia. Semakin tinggi
Syarat fisik sosial budaya yang dapat indeks, yang dipengaruhi oleh pendidikan
dilihat adalah jumlah balai pertemuan, dan ekonomi, dan kesehatan, maka
sarana olahraga, dan sarana kepribadian kesejahteraan masyarakat didaerah
per 10.000 penduduk. tersebut semakin baik.
4. Sosial Politik 10. Kemampuan keuangan
Sosial poltik juga mendapat tempat Kemampuan keuangan hampir sama
sebagai syarat pembentukan daerah dengan kemampuan ekonomi. Namun,
otonom. Syarat yang dilihat adalah dalam kemampuan keuangan benar-
jumlah organisasi kemasyarakatan yang benar dilihat laporan nyata pendapatan
ada di calon wilayah baru dan persentase daerah calon wilayah baru dan
keikutsertaan penduduk pada sistem perbandingannya dengan pendapatan
pemilihan umum di Indonesia yang daerah non-migas yang dimilikinya.
pernah diselenggarakan. 11. Rentang kendali
5. Kependudukan yang dimaksud syarat teknis rentang
Syarat teknis yang dinilai mengenai kendali adalah jarak rata-rata dan waktu
kependudukan adalah jumlah penduduk tempuh dari kecamatan-kecamatan yang
dan kepadatan penduduk yang ada. Hal ada ke pusat kabupaten atau kota dan
ini nantinya akan dibandingkan dari kabupaten atau kota yang ada ke ibu
kemampuan daerah menangani kota provinsi.
masyarakatnya. Syarat Fisik Pembentukian Daerah Otonom.
6. Luas daerah Syarat fisik pembentukan daerah otonom
Luas daerah calon wilayah baru yang berhubungan dengan luas dan cakupan wilayah
akan dilihat adalah luas wilayah daerah tersebut. Jika yang dibentuk adalah kabupaten,
secara keseluruhan dan luas wilayah maka minimal adalah tujuh kecamatan yang
daerah yang efektif digunakan. Jika luas berada di wilayahnya. Sedangkan untuk wilayah
wilayah yang belum efektif belum kota minimal 4 kecamatan yang berada di
digunakan masih lebih besar maka akan bawahnya. Selain itu, syarat fisik akan
dilihat potensinya menguntungkan atau berhubungan dengan lokasi ibukota, sarana dan
tidak. Perlu atau tidak pemekaran prasarana yang ada dan lain-lain yang juga
wilayah dilakuakan. Karena otomatis sudah deipertimbangkan dalam syarat teknis.19
cakupan masyarakat dalam wilayah baru
akan sedikit atau kecil.
7. Pertahanan 19
Tabloidjubi.com Portal Berita Tanah Papua No.1. 13
Pertahanan juga menjadi aspek yang
Syarat Pembentukan Daerah Otonom Menurut UU
dipandang dalam syarat teknis Pemerintahan Daerah. Diakses dari :
pembentukan daerah. Dalam https://www.jubi.co.id/13-syarat-pembentukan-daerah-
pertahanan, akan dilihat jumlah personil otonom-menurut-uu-pemerintahan-daerah/ Pada tanggal
24 Februari 2020.

21
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020

B. Solusi Pengaturan Daerah Pemekaran Yang milik pihak lain. Perangkat daerah diambilkan
Dianggap Gagal Dalam Melaksanakan dari daerah otonom induk dengan jumlah,
Otonomi Daerah. kualifikasi, dan kompetensi yang seringkali tidak
Berbicara mengenai solusi pengaturan bagi sesuai dengan kebutuhan.22
daerah yang dianggap gagal dalam Adapun Faktor-faktor yang menyebabkan
melaksanakan otonomi daerah, maka secara satu daerah gagal melaksanakan otonomi
otomatis ada hal yang menyebabkan satu daerah adalah sebagai berikut :
daerah tersebut gagal. Untuk itu sebelum lebih 1. Kinerja Aparatur Pemerintahan Daerah
jauh membahas solusi pengaturan terhadap (SDM).
daerah yang dinyatakan, terlebih dahulu harus 2. Usia penyelenggaraan pemerintahan satu
diketahui penyebab terjadinya satu daerah daerah yang dimekarkan.
dimekarkan dan penyebab gagalnya pemekaran 3. Longgarnya peraturan perundang-
melaksanakan otonomi daerah. Adapun undangan yang mengatur tentang
penyebab satu daerah dimekarkan secara pemerintahan daerah.
umum dapat dipetakan sebagai berikut : 4. Motivasi pembentukan daerah melalui
1. Keadaan wilayah yang luas serta jumlah pemekaran yang salah.
penduduk. Luas daerah dan bentuki Pemahaman yang keliru dikalangan para elit
geografis indonesia yang merupakan daerah adalah pemebentukan daerah melalui
kepulauan membutuhkan rentang kendali penggabungan maupun pemekaran daerah
yang panjang.20 Serta jumlah penduduki dimaksudkan sebagai jalan keluar untuk
yang banyak yang mengakibatkan mewujukan bentuk identitas yang berbeda atau
pelayanan terhadap masyarakat tidak sebgai akibat reaktif perlakuan daerah induk
efektif dan efisien, sehingga pemerintah yang tidak adil, untuk memperoleh Dana
perlu memperpendek rentang kendali Alokasi Umum (DAU), sehingga tuntutan-
pemerintahan tersebut dengan cara tuntutan pemekaran daerah seakan-akan
memekarkan satu daerah dengan tujuan dimaknai sebagai hak asasi daerah untuk
memperpendek rentang kendali menentukan identitasnya.23
21
pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan solusi pengaturan bagi
2. Perbedaan etnis (budaya) dalam satu daerah yang gagal melaksanakan otonomi
wilayah pemerintahan. daerah, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
3. Untuk mendapatkan keadilan. menentukan bahwa suatu daerah hasil
4. Timpangnnya pemerataan pemekaran apabila tidak mampu
pembangunan. menyelenggarakan otonomi daerah, maka
5. Untuk mendapatkan status kekusaan. daerah tersebut dapat digabungkan kembali
Suatu wilayah yang akhirnya menjadi daerah dengan daerah induknya ataupun dengan
otonom baru berubah menjadi bahan hukum daerah lain. Ketentuan tentang daerah dapat
publik yang lengkap dengan infrastruktur digabungkan apabila tidak dapat
pemerintahan daerah otonom: sarana menyelenggarakan otonomi daerah bukan
prasarana, sumber daya manusia, sistem hanya terdapat dalam Ketentuan UU No.23
birokrasi termasuk didalamnya DPRD, dan Tahun 2014 saja, melainkan Undang-undang
anggaran. Dengan menjadi daerah otonom pemerintahan daerah sebelum UU No.23 tahun
baru, maka provinsi atau kabupaten/kota hasil 2014 telah menentukan bahwa daerah yang
pemekaran ini harus mampu mengatur dan tidak dapat menyelenggarakan otonomi daerah
mengurus urusan pemerintahan yang dapat dihapus dan digabungkan dengan daerah
diserahkan oleh pemerintah kepada dirinya. lain.24 Namun, jika kita melihat sejarah
Akan tetapi hal tersebut tidak mudah karena ia pemerintahan negara Indonesia dan sejarah
belum memiliki infrastruktur pemerintahan
daerah otonom. Sarana dan prasarana belum
22
ada sehingga umumnya menyewa bangunan Hanif Nurcholis dan Ace Sriati Rachman. Kinerja Daerah
Otonom Baru Hasil Pemekaran Daerah Kasus Kota Depok.
Proceeding Simposium Nasional Otonomi Daerah. LAB-
20
Hari Sabarno. Memandang Otonomi Daerah Menjaga ANE FISIP UNTIRTA. Hal 259.
23
Kesatuan Bangsa. Sinar Grafika. Jakarta. 2008. Hal 117. Hari Sabarno. Op.cit. hal 190.
21 24
Herman Kumbono. Op.cit. Hal 10 Ibid. Hal 10.

22
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020

pemerintahan dari tahun 1945 sampai sekarang 3) Menutup pintu DPR dan DPD dalam hal
ini, dapat diketahui bahwa Pemerintah Negara pengajuan permohonan untuk
Indonesia belumpernah melakukan memekarkan daerah, menjadi satu pintu
penggabungan daerah sebagaimana yang yaitu pemerintah pusat.
dimaksud dalam UU No.23 Tahun 2014 tersebut 4) Memperkuat fungsi kontrol terhadap
atau Undang-undang pemerintahan daerah pemerintah daerah yang dilakukan oleh
sebelumnya. Sehingga terkesan bahwa masyarakat, pemerintah pusat dan
pemerintah selama ini hanya terfokus lembaga legislatif daerah, meningkatkan
melakukan pemekaran daerah provinsi dan mutu pendidikan sehingga memunculkan
pemekaran kabupaten/kota. sumber daya manusia yang berkualitas
Adapun solusi yang dapat ditawarkan : (berkaitan dengan kinerja aparatur
Pertama, dari segi peraturan perundang- pemerintah daerah), dalam memahami
undangan yang mengatur tentang pemekaran asas-asas umum pemerintahan meliputi :
daerah yaitu UU Nomor 23 Tahun 2014 maupun a. Asas persamaan
aturan pelaksana UU Nomor 23 Tahun 2014, b. Asas Kepercyaan
mencantumkan tentang sanksi yang tegas bagi c. Asas Kepastian Hukum
pengusul pemekaran daerah yang data-datanya d. Asas Kecermatan
tidak sesuai dengan kondisi yang ada di daerah. e. Asas Pemberian Alasan
Kedua, seharusnya pemerintah f. Asas Larangan Bertindak kesewenang-
mengimplementasikan ketentuan dari Pasal 47 wenangan.
ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2014 yang dimana 5) Membentuk netralitas tim independen
dikatakan bagi daerah yang tidak mempu yang meberikan penilaian atas
menyelenggarakan otonomi daerah, maka pemekaran daerah, untuk menghindari
daerah tersebut harus digabungkan kembali kemungkinan pembenturan pendangan
dengan daerah induknya. politik antara pihak-pihak tertentu dalam
Ketiga, dari segi pembinaan dan daerah atau pimpinan pemerintahan
pengawasan. Pemerintah harus lebih daerah dan aparatur birokrasi, serta
mengefisiensikan pembinaan dan pengawasan masyarakat daerah induknya.
dari tahap daerah persiapansampai pada tahap
pemekaran daerah, dengan membentuk satu PENUTUP
lembaga yang berwenang melakukan A. Kesimpulan
pengawasan serta memberikan pembinaan 1. Prosedur pembentukan daerah
kepada daerah-daerah pemekaran, dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
bertanggung jawab kepada presiden.25 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah
Keempat, pengajuan usulan pemekaran No.78 Tahun 2007 sebagian besar aspirasi
dilakukan melalui satu pintu yakni pemerintah. masyarakat. Selanjutnya usulan tentang
Berdasarkan penjelasan diatas, maka pemekaran daerah tersebut disampaikan
langkah-langkah yang harus dilakukan oleh kepada provinsi dan daerah provinsi dan
pemerintah adalah sebagai berikut : daerah provinsi menyampaikan usulan
1) Dalam peraturan perundang-undangan tersebut kepada pemerintah pusat.
pemerintahan daerah mencantumkan Adapun persyaratan yang ditentukan
sanksi yang tegas bagi yang mengusulkan untuk memekarkan suatu daerah adalah
pemekaran daerah yang data-data yang tiga persyaratan yaitu, persyaratan
dicantumkan dalam persyaratan administratif, teknis, dan persyaratan fisik
pemekaran daerah tidak sesuai dengan kewilayahan. Berkaitan dengan
kondisi daerah yang sebenarnya. persyaratan untuk memekarkan satu
2) Segera melakukan penggabungan daerah daerah, sedikit mengalami perubahan
bagi daerah yang dinyatakan gagal dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
melakasanakan otnomi daerah, dengan 2014 yang hanya menentukan dua
dasar pasal 47 ayat (1) UU Nomor 23 persyaratan yaitu persyaratan dasar dan
Tahun 2014. persyaratan administratif. Selain itu,
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
25
Ibid. Hal 11.

23
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020

juga menentukan bahwa apabila satu (dua) pintu pengajuan proposal


daerah akan dimekarkan, maka daerah pemekaran daerah (pemerintah dan
tersebut harus melalui tahapan daerah DPR), menjadi satu pintu yakni
persiapan. Undang-Undang Nomor 23 pemerintah pusat. Untuk mengantisipasi
Tahun 2014 sangat ketat dalam mengatur daerah yang gagal melalui pintu
pemekaran daerah, namun sampai saat pemerintah dapat mengusulkan kembali
ini aturan pelaksana dari UU Nomor 23 melalui pintu DPR ataupun sebaliknya.
Tahun 2014 belum ada. Kerena tidak menutup kemungkinan hal
2. Ketentuan yang mengatur tentang daerah seperti ini akan terjadi apabila pengajuan
yang gagal dalam menyelenggarakan proposal pemekaranm daerah tetap
otonomi daerah sesungguhnya telah dilakukan oleh 2 (dua) Pintu.
diatur dalam UU No.22 tahun 1999, UU
No.32 Tahun 2004, dan UU Nomor 23 DAFTAR PUSTAKA
Tahun 2014. Dimana Pasal 6 ayat (1) UU Abdul Kholiq Azhari dan Abul Haris Suryo
No.22 Tahun 1999 dan UU No.32 Tahun Negoro. Desentralisasi dan Otonomi
2004, serta Pasal 47 Ayat (1) UU Nomor Daerah di Negara Kesatuan Republik
23 Tahun 2014 secara eksplisit Indonesia. Intrans Publishing. Malang.
menentukan bahwa apabila satu daerah 2019.
dinyatakan tidak mampu Amrah Muslimin. Aspek-aspek Hukum Otonomi
menyelenggarakan otonomi daerah, Daerah. Alumni Bandung. 1978.
maka daerah tersebut harus di Ateng Syafrudin. Titik Berat Otonomi Daerah
gabungkan dengan daerah lain. Hanya Pada Daerah Tingkat II dan
saja, sampai saat ini belum ada peraturan Perkembangannya. Mandar Maju.
pemerintah yang mengatur tentang Bandung. 1991.
penggabungan daerah dan mekanisme Bagir Manan. Menyongsong Fajar Otonomi
penggabungannya. Daerah. Pusat Studi Hukum. Yogyakarta.
2002.
B. Saran Damas Dwi Anggoro. Pajak Daerah dan
1. Patut diakui bahwa Undang-Undang Retribusi Daerah. UB Press. Malang.
Nomor 23 Tahun 2014 cukup ketat dalam 2017.
mengatur pemekaran daerah. Namun Fikhan Harusi. Skripsi : “Otonomi Daerah di
untuk mengastisipasi terjadinya Indonesia Studi kasus Daerah Kota
manipulasi data-data tentang kesiapan Madya Depok”. UIN Syarif
daerah dalam hal ini berkaitan dengan Hidayahtullah. Jakarta. 2008.
pemenuhan indikator-indikator yang Hanif Nurcholis. Teori dan Praktik Pemerintahan
tercantum dalam persyaratan pemekaran dan Otonomi Daerah. PT. Grasindo.
daerah, maka sebaiknya ketika ada Jakarta. 2005.
perubahan bagi Undang-Undang Nomor Hanif Nurcholis dan Ace Sriati Rachman. Kinerja
23 Tahun 2014 atau adanya undang- Daerah Otonom Baru Hasil Pemekaran
undang yang terbaru nantinya Daerah Kasus Kota Depok. Proceeding
mencantumkan sanksi yang tegas bagi Simposium Nasional Otonomi Daerah.
pengusul pemekaran daerah yang data- LAB-ANE FISIP UNTIRTA. 2011.
datanya tidak sesuai dengan kondisi Hari Sabarno. Memandang Otonomi Daerah
daerah yang sebenarnya, tidak menutup Menjaga Kesatuan Bangsa. Sinar
kemungkinan hal demikian akan terjadi. Grafika. Jakarta. 2008.
2. Segera melakukan penggabungan daerah Ilham Jamaluddin. Skripsi : “Pembentukan
bagi daerah-daerah yang dinyatakan Daerah Otonom Baru. Studi Tentang
gagal menyelenggarakan otonomi Rencana Pembentukan Kabupaten
daerah, seperti halnya dilakukan oleh Balanipa”. Makassar. Universitas
negara Jepang dan Australia dengan Hassanudin. 2014.
dasar pasal 47 Ayat (1) Undang-Undang J.Kaloh. Mencari Bentuk Otonomi Daerah.
Nomor 23 Tahun 2014. Serta menutup 2 Rineka Cipta. Bandung. 2007.

24
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020

Josep Riwu Kaho. Mekanisme Pengontrolan


Dalam Hubungan Pemerintah Pusat dan
Daerah. Bina Aksara. Jakarta. 1996.
Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum.
Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
2011.
Siswanto Sunarno. Hukum Pemerintahan
Daerah di Indonesia. Sinar Grafika.
Jakarta. 2012.
Suryono Soekanto. Penelitian Hukum
Normatif.Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. 2004.
S.H Sarundajang. Arus Balik Kekuasaan Pusat ke
Daerah. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
1999.
Tri Ratnawati. Pemekaran Daerah. Pustaka
Pelajar. Jakarta. 2009.

25

Anda mungkin juga menyukai