4/Okt-Des/2020
TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBENTUKAN UU No.22 Tahun 1999 dan UU No.32 Tahun
DAERAH OTONOMI BARU MENURUT 2004, serta Pasal 47 Ayat (1) UU Nomor 23
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 Tahun 2014 secara eksplisit menentukan bahwa
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH 1 apabila satu daerah dinyatakan tidak mampu
Oleh : Gwyne E. Mumek2 menyelenggarakan otonomi daerah, maka
Rudy R. Watulingas3 daerah tersebut harus di gabungkan dengan
Nixon S. Lowing4 daerah lain. Hanya saja, sampai saat ini belum
ada peraturan pemerintah yang mengatur
ABSTRAK tentang penggabungan daerah dan mekanisme
Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk penggabungannya.
mengetahui bagaimana prosedur pembentukan Kata kunci: daerah otonomi baru; pemerintahan
suatu Daerah Otonom Baru dan bagaimanakah daerah;
solusi pengaturan bagi daerah otonom yang
baru dimekarkan tetapi dinyatakan gagal dalam PENDAHULUAN
melaksanakan otonomi daerah di mana dengan A. Latar Belakang
metode penelitian hukum normatif Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia
disimpulkan: 1. Prosedur pembentukan daerah telah berjalan selama 23 tahun. Selama itu
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun banyak bermunculan Daerah Otonom Baru
2004 dan Peraturan Pemerintah No.78 Tahun (DOB). Kelahiran DOB memicu daerah-daerah
2007 sebagian besar aspirasi masyarakat. lain untuk menuntut pemekaran. Hingga tahun
Selanjutnya usulan tentang pemekaran daerah 2019, Kementerian Dalam Negeri menerima
tersebut disampaikan kepada provinsi dan 314 usulan pemekaran daerah setingkat
daerah provinsi dan daerah provinsi provinsi dan kabupaten/kota. Namun,
menyampaikan usulan tersebut kepada pemerintah belum mengabulkan karena masih
pemerintah pusat. Adapun persyaratan yang moratorium. Moratorium bertujuan agar
ditentukan untuk memekarkan suatu daerah daerah tidak asal memekarkan melaikan harus
adalah tiga persyaratan yaitu, persyaratan melalui kajian dan telaah mendalam. 5
administratif, teknis, dan persyaratan fisik
kewilayahan. Berkaitan dengan persyaratan B. Rumusan Masalah
untuk memekarkan satu daerah, sedikit 1. Bagaimana prosedur pembentukan suatu
mengalami perubahan dengan Undang-Undang Daerah Otonom Baru ?
Nomor 23 Tahun 2014 yang hanya menentukan 2. Bagaimanakah solusi pengaturan bagi
dua persyaratan yaitu persyaratan dasar dan daerah otonom yang baru dimekarkan
persyaratan administratif. Selain itu, Undang- tetapi dinyatakan gagal dalam
Undang Nomor 23 Tahun 2014 juga melaksanakan otonomi daerah ?
menentukan bahwa apabila satu daerah akan
dimekarkan, maka daerah tersebut harus C. Metode Penelitian
melalui tahapan daerah persiapan. Undang- Metode penelitian adalah metode normatif
Undang Nomor 23 Tahun 2014 sangat ketat melalui studi kepustakaan.
dalam mengatur pemekaran daerah, namun
sampai saat ini aturan pelaksana dari UU PEMBAHASAN
Nomor 23 Tahun 2014 belum ada. 2. Ketentuan A. Pembentukan Daerah Otonomi Baru
yang mengatur tentang daerah yang gagal Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun
dalam menyelenggarakan otonomi daerah 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
sesungguhnya telah diatur dalam UU No.22
tahun 1999, UU No.32 Tahun 2004, dan UU
Nomor 23 Tahun 2014. Dimana Pasal 6 ayat (1) 5
Kementerian Perberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi. Usulan 314 DOB Dikaji, Mendagri :
Pemerintah Tetap Berlakukan Moratorium Pemekaran
1
Artikel Skripsi. Daerah. Diakses dari :
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM: https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/berita-
16071101089 daerah/usulan-314-DOB-dikaji-mendagri-pemerintah-
3
Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum tetap-berlakukan-moratorium-pemekaran-daerah. Pada
4
Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum tanggal 19 November 2019
15
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
Pengertian Daerah Otonom, yang secara otonom baru diatur dalam UU Tentang
garis besar berarti daerah yang berwenang Pemerintahan daerah nomor 32 tahun 2004
mengatur rumah tangganya sendiri. Untuk hingga nomor 23 tahun 2014 dan beberapa
selanjutnya, sistem yang dipakai antara pusat peraturan pemerintah terkait.
dan daerah adalah perbedaan sentralisasi dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
desentralisasi. Berbeda dengan konsep negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan
serikat atau negara bagian, ada pembagian desentralisasi dilakukan dengan penataan
tugas dan wewenang antara pengertian daerah. Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Nomor 23 Tahun 2014 menentukan bahwa
Sistem ini dipakai oleh pemerintah di penataan daerah terdiri atas pembentukan
Indonesia, yang wilayahnya luas. Mencakup daerah dan penyesuaian. Adapun tujuan
daratan dan lautan dari sabang sampai dilakukannya penataan Daerah tercantum
merauke. Penegasan antara adanya otonomi dalam Pasal 31 :
daerah, Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Pasal 31 :
Daerah diatur oleh UUD 1945 Pasal 18. (1) Dalam Pelaksanaan Desentralisasi
Kemudian aturan konstitusi diimplementasikan dilakukan penataan Daerah.
dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang (2) Penataan daerah sebagiamana
Pemerintah Daerah dan beberapa peraturan dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk
pemerintah terkait.6 :
Undang-Undang Dasar Negara Republik a. Mewujukan efektifitas
Indonesia Tahun 1945 tidak mengatur perihal penyelenggaraan Pemerintahan
pembentukan daerah atau pemekaran suatu Daerah;
wilayah secara khusus, namun disebutkan b. Mempercepat peningkatan
dalam Pasal 18B ayat (1) bahwa, Negara kesejahteran masyarakat;
mengakui dan menghormati satuan-satuan c. Mempercepat peningkatan kualitas
pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau pelayanan publik;
bersifat istimewa yang diatur dengan undang- d. Meningkatkan kualitas tata kelola
undang. Selanjutnya pada ayat (2) pasal yang pemerintahan;
sama tercantum kalimat sebagai berikut. e. Meningkatkan daya saing nasional
“Negara mengakui dan menghormati kesatuan- dan daya saing Daerah; dan
kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak- f. Memelihara keunikan adat istiadat,
hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan tradisi dan budaya Daerah.
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan (3) Penataan Daerah sebagaimana
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
yang diatur dalam Undang-undang.”7 Pembentukan Daerah dan penyesuaian
Dengan semakin berkembangnya zaman dan Daerah.
semakin bertambahnya penduduk, maka (4) Pembentukan Daerah dan Penyesuaian
pemerintah daerah mempunyai tugas yang Daerah sebagaimana dimaksud pada
cukup banyak. Oleh karena itu ada beberapa ayat (3) dapat dilakukan berdasarkan
yang kemudian mengajukan pemebntukan pertimbangan kepentingan strategis
daerah otonom baru, terlihat sejak zaman nasional.8
pemerintahan orde baru berakhir dengan 27 Pasal 32 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
provinsi, di Indonesia saat ini sudah ada 34 2014 menentukan bahwa pembentukan daerah
provinsi, belum termasuk pemekaran berupa pemekaran daerah dan penggabungan
kabupaten dan kota. Pembentukan daerah daerah. Berdasarkan ketentuan pasal tersebut,
maka diketahui bahwa pembentukan daerah
6
Tabloidjubi.com Portal Berita Tanah Papua No.1. 13 dapat dilakukan dengan pembentukan daerah
Syarat Pembentukan Daerah Otonom Menurut UU melalui pemekaran daerah, dan pembentukan
Pemerintahan Daerah. Diakses dari : daerah melalui penggabungan daerah.
https://www.jubi.co.id/13-syarat-pembentukan-daerah-
otonom-menurut-uu-pemerintahan-daerah/ Pada tanggal
24 Februari 2020.
7 8
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pasal 31. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
1945. Pasal 18. Tentang Pemerintahan Daerah.
16
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
17
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
13
Pasal 37 huruf a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
12
Pasal 36. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
14
Tentang Pemerintahan Daerah. Ibid. Huruf b
18
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
19
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
pembentukan daerah otonom harus Penetapan lokasi ibu kota kabupaten asal
mendapat persetujuan dari DPRD dan yang baru dibentuk.
provinsi induk atau asal dan gubernurnya. Syarat Teknik Pembentukan Daerah
Terakhir adalah adanya rekomendasi dari Otonom.
Menteri Dalam Negeri. Sebuah wilayah baru atau sebuah daerah
2. Untuk pembentukan kabupaten atau otonom yang baru dibentuk tentu saja tidak
kota, pembentukan wilayah baru atau selamanya bergantung pada dana hibah.
pemekaran harus mendapatkan Sebuah daerah otonom haruslah mempunyai
persetujuan DPRD kabupaten atau kota kemampuan sendiri dalam mengelola
dan Bupati atau Walikota dari kabupaten pemerintahannya. Oleh karena itu, syarat teknis
atau kota asal. Selanjutnya, harus menjadi syarat pembentukan daerah otonomi.
mendapat persetujuan dari wilayah Agar kelak daerah yang baru dapat membangun
provinsi, yaitu DPRD dan Gubernur. dan mensejahterahkan masyarakatnya. Yang
Barulah yang terakhir harus tetap termasuk syarat fisik yaitu18 :
mendapat rekomendasi dari Menteri 1. Kemampuan Ekonomi
Dalam Negeri. Kemampuan ekonomi adalah
Keputusan atau persetujuan dari DPRD kemungkinan pendapatan daerah yang
biasanya harus memenuhi 2/3 dari anggota baru dibentuk. Sebelum dibentuk, maka
yang hadir. Keputusan juga mencakup tim penilai akan melihat kemungkinan
rekomendasi dari tingkat kelurahan, seperti pendapatan daerah non migas dan
Forum Komunikasi Kelurahan dan sejenisnya. kontribusinya bagi wilayah baru dan
Tugas dan fungsi DPRD terkait dengan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya.
keputusan yang diambil oleh anggota DPRD 2. Potensi Daerah
kabupaten atau kota dan Bupati atau walikota Potensi Daerah adalah cakupan
atau anggota DPRD provinsi dan Gubernur, kemungkinan daerah baru berdasarkan
antara lain, mencakup : hal tersebut. Potensi berbeda dengan
Persetujuan nama dan lokasi calon kemampuan ekonomi. Kemampuan
kabupaten/kota atau nama dan lokasi ekonomi adalah sesuatu yang nyata
calon provinsi sudah ada. Sementara potensi, suatu
Persetujuan pelepasan kecamatan yang masih bisa dikembangkan. Potensi
menjadi cakupan wilayah calon daerah yang dilihat adalah:
kabupaten/kota Perbandingan bank dan lembaga
Persetujuan pemberian hibah atau dana keuangan lain per 10.000 penduduk
awal kepada calon kabupaten atau kota Perbandingan penduduk yang sekolah
yang akan dibentuk minimal 2 tahun SD dibandingkan penduduk yang usia
berturut-turut sejak diresmikan sekolah SD
Persetujuan pemberian dukungan dana Perbandingan penduduk yang sekolah
untuk pemilihan umum kepala daerah SMP dibandingkan penduduk yang
pertama kali di daerah otonomi baru usia sekolah SMP
Persetujuan penyerahan semua atau Perbandingan penduduk yang sekolah
sebagian sesuai kesepakatan kekayaan SMA dibandingkan jumlah penduduk
daerah, baik berupa barang bergerak dan yang mempunyai usia sekolah SMA
tidak bergerak, hingga hutang piutang Perbandingan fasilitas kesehatan yang
kepada calon kabupaten atau kota ada per 10.000 penduduk
Persetujuan penyerahan semua sarana
dan prasarana serta fasilitas umum dan
publik kepada calon kabupaten atau kota
baru. Sedangkan untuk fasilitas yang 18
Tabloidjubi.com Portal Berita Tanah Papua No.1. 13
bukan fasilitas publik dibicarakan dengan Syarat Pembentukan Daerah Otonom Menurut UU
perjanjian dan persetujuan yang Pemerintahan Daerah. Diakses dari :
berdasarkan kesepakatan. https://www.jubi.co.id/13-syarat-pembentukan-daerah-
otonom-menurut-uu-pemerintahan-daerah/ Pada tanggal
24 Februari 2020.
20
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
21
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
B. Solusi Pengaturan Daerah Pemekaran Yang milik pihak lain. Perangkat daerah diambilkan
Dianggap Gagal Dalam Melaksanakan dari daerah otonom induk dengan jumlah,
Otonomi Daerah. kualifikasi, dan kompetensi yang seringkali tidak
Berbicara mengenai solusi pengaturan bagi sesuai dengan kebutuhan.22
daerah yang dianggap gagal dalam Adapun Faktor-faktor yang menyebabkan
melaksanakan otonomi daerah, maka secara satu daerah gagal melaksanakan otonomi
otomatis ada hal yang menyebabkan satu daerah adalah sebagai berikut :
daerah tersebut gagal. Untuk itu sebelum lebih 1. Kinerja Aparatur Pemerintahan Daerah
jauh membahas solusi pengaturan terhadap (SDM).
daerah yang dinyatakan, terlebih dahulu harus 2. Usia penyelenggaraan pemerintahan satu
diketahui penyebab terjadinya satu daerah daerah yang dimekarkan.
dimekarkan dan penyebab gagalnya pemekaran 3. Longgarnya peraturan perundang-
melaksanakan otonomi daerah. Adapun undangan yang mengatur tentang
penyebab satu daerah dimekarkan secara pemerintahan daerah.
umum dapat dipetakan sebagai berikut : 4. Motivasi pembentukan daerah melalui
1. Keadaan wilayah yang luas serta jumlah pemekaran yang salah.
penduduk. Luas daerah dan bentuki Pemahaman yang keliru dikalangan para elit
geografis indonesia yang merupakan daerah adalah pemebentukan daerah melalui
kepulauan membutuhkan rentang kendali penggabungan maupun pemekaran daerah
yang panjang.20 Serta jumlah penduduki dimaksudkan sebagai jalan keluar untuk
yang banyak yang mengakibatkan mewujukan bentuk identitas yang berbeda atau
pelayanan terhadap masyarakat tidak sebgai akibat reaktif perlakuan daerah induk
efektif dan efisien, sehingga pemerintah yang tidak adil, untuk memperoleh Dana
perlu memperpendek rentang kendali Alokasi Umum (DAU), sehingga tuntutan-
pemerintahan tersebut dengan cara tuntutan pemekaran daerah seakan-akan
memekarkan satu daerah dengan tujuan dimaknai sebagai hak asasi daerah untuk
memperpendek rentang kendali menentukan identitasnya.23
21
pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan solusi pengaturan bagi
2. Perbedaan etnis (budaya) dalam satu daerah yang gagal melaksanakan otonomi
wilayah pemerintahan. daerah, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
3. Untuk mendapatkan keadilan. menentukan bahwa suatu daerah hasil
4. Timpangnnya pemerataan pemekaran apabila tidak mampu
pembangunan. menyelenggarakan otonomi daerah, maka
5. Untuk mendapatkan status kekusaan. daerah tersebut dapat digabungkan kembali
Suatu wilayah yang akhirnya menjadi daerah dengan daerah induknya ataupun dengan
otonom baru berubah menjadi bahan hukum daerah lain. Ketentuan tentang daerah dapat
publik yang lengkap dengan infrastruktur digabungkan apabila tidak dapat
pemerintahan daerah otonom: sarana menyelenggarakan otonomi daerah bukan
prasarana, sumber daya manusia, sistem hanya terdapat dalam Ketentuan UU No.23
birokrasi termasuk didalamnya DPRD, dan Tahun 2014 saja, melainkan Undang-undang
anggaran. Dengan menjadi daerah otonom pemerintahan daerah sebelum UU No.23 tahun
baru, maka provinsi atau kabupaten/kota hasil 2014 telah menentukan bahwa daerah yang
pemekaran ini harus mampu mengatur dan tidak dapat menyelenggarakan otonomi daerah
mengurus urusan pemerintahan yang dapat dihapus dan digabungkan dengan daerah
diserahkan oleh pemerintah kepada dirinya. lain.24 Namun, jika kita melihat sejarah
Akan tetapi hal tersebut tidak mudah karena ia pemerintahan negara Indonesia dan sejarah
belum memiliki infrastruktur pemerintahan
daerah otonom. Sarana dan prasarana belum
22
ada sehingga umumnya menyewa bangunan Hanif Nurcholis dan Ace Sriati Rachman. Kinerja Daerah
Otonom Baru Hasil Pemekaran Daerah Kasus Kota Depok.
Proceeding Simposium Nasional Otonomi Daerah. LAB-
20
Hari Sabarno. Memandang Otonomi Daerah Menjaga ANE FISIP UNTIRTA. Hal 259.
23
Kesatuan Bangsa. Sinar Grafika. Jakarta. 2008. Hal 117. Hari Sabarno. Op.cit. hal 190.
21 24
Herman Kumbono. Op.cit. Hal 10 Ibid. Hal 10.
22
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
pemerintahan dari tahun 1945 sampai sekarang 3) Menutup pintu DPR dan DPD dalam hal
ini, dapat diketahui bahwa Pemerintah Negara pengajuan permohonan untuk
Indonesia belumpernah melakukan memekarkan daerah, menjadi satu pintu
penggabungan daerah sebagaimana yang yaitu pemerintah pusat.
dimaksud dalam UU No.23 Tahun 2014 tersebut 4) Memperkuat fungsi kontrol terhadap
atau Undang-undang pemerintahan daerah pemerintah daerah yang dilakukan oleh
sebelumnya. Sehingga terkesan bahwa masyarakat, pemerintah pusat dan
pemerintah selama ini hanya terfokus lembaga legislatif daerah, meningkatkan
melakukan pemekaran daerah provinsi dan mutu pendidikan sehingga memunculkan
pemekaran kabupaten/kota. sumber daya manusia yang berkualitas
Adapun solusi yang dapat ditawarkan : (berkaitan dengan kinerja aparatur
Pertama, dari segi peraturan perundang- pemerintah daerah), dalam memahami
undangan yang mengatur tentang pemekaran asas-asas umum pemerintahan meliputi :
daerah yaitu UU Nomor 23 Tahun 2014 maupun a. Asas persamaan
aturan pelaksana UU Nomor 23 Tahun 2014, b. Asas Kepercyaan
mencantumkan tentang sanksi yang tegas bagi c. Asas Kepastian Hukum
pengusul pemekaran daerah yang data-datanya d. Asas Kecermatan
tidak sesuai dengan kondisi yang ada di daerah. e. Asas Pemberian Alasan
Kedua, seharusnya pemerintah f. Asas Larangan Bertindak kesewenang-
mengimplementasikan ketentuan dari Pasal 47 wenangan.
ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2014 yang dimana 5) Membentuk netralitas tim independen
dikatakan bagi daerah yang tidak mempu yang meberikan penilaian atas
menyelenggarakan otonomi daerah, maka pemekaran daerah, untuk menghindari
daerah tersebut harus digabungkan kembali kemungkinan pembenturan pendangan
dengan daerah induknya. politik antara pihak-pihak tertentu dalam
Ketiga, dari segi pembinaan dan daerah atau pimpinan pemerintahan
pengawasan. Pemerintah harus lebih daerah dan aparatur birokrasi, serta
mengefisiensikan pembinaan dan pengawasan masyarakat daerah induknya.
dari tahap daerah persiapansampai pada tahap
pemekaran daerah, dengan membentuk satu PENUTUP
lembaga yang berwenang melakukan A. Kesimpulan
pengawasan serta memberikan pembinaan 1. Prosedur pembentukan daerah
kepada daerah-daerah pemekaran, dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
bertanggung jawab kepada presiden.25 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah
Keempat, pengajuan usulan pemekaran No.78 Tahun 2007 sebagian besar aspirasi
dilakukan melalui satu pintu yakni pemerintah. masyarakat. Selanjutnya usulan tentang
Berdasarkan penjelasan diatas, maka pemekaran daerah tersebut disampaikan
langkah-langkah yang harus dilakukan oleh kepada provinsi dan daerah provinsi dan
pemerintah adalah sebagai berikut : daerah provinsi menyampaikan usulan
1) Dalam peraturan perundang-undangan tersebut kepada pemerintah pusat.
pemerintahan daerah mencantumkan Adapun persyaratan yang ditentukan
sanksi yang tegas bagi yang mengusulkan untuk memekarkan suatu daerah adalah
pemekaran daerah yang data-data yang tiga persyaratan yaitu, persyaratan
dicantumkan dalam persyaratan administratif, teknis, dan persyaratan fisik
pemekaran daerah tidak sesuai dengan kewilayahan. Berkaitan dengan
kondisi daerah yang sebenarnya. persyaratan untuk memekarkan satu
2) Segera melakukan penggabungan daerah daerah, sedikit mengalami perubahan
bagi daerah yang dinyatakan gagal dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
melakasanakan otnomi daerah, dengan 2014 yang hanya menentukan dua
dasar pasal 47 ayat (1) UU Nomor 23 persyaratan yaitu persyaratan dasar dan
Tahun 2014. persyaratan administratif. Selain itu,
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
25
Ibid. Hal 11.
23
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
24
Lex Administratum, Vol. VIII/No. 4/Okt-Des/2020
25