PENDAHALUAN
Latar belakang
kepulauan yang terbentang luas dari sabang sampai merauke yang terdiri dari
ribuan pulau dan diapit oleh dua samudra dan dua benua, serta didiami oleh
ratusan juta penduduk. Berdasarkan posisi garis lintang dan garis bujur berada
diantara 6° LU - 11° LS dan 95° BT - 141° BT. Pulau yang paling utara adalah
Pulau Weh yang dilalui 6° LU, pulau paling selatan yaitu Pulau Roti, yang dilalui
oleh garis lintang 11° LS. Selain dilalui oleh garis lintang 0° LU Pulau Weh juga
dilalui oleh garis bujur 95° BT. Adapun garis bujur 141° BT melalui batas Irian
hukum tata negara, berarti bahwa bangsa Indonesia telah memutuskan ikatan
dengan tatanan hukum sebelumnya, baik tatanan Hindia Belanda maupun tatanan
hukum pendudukan Jepang. Dengan lain kata bangsa Indonesia mulai saat itu
telah mendirikan tatanan hukum yang baru yaitu tatanan hukum Indonesia, yang
berisikan hukum Indonesia, yang ditentukan dan dilaksanakan sendiri oleh bangsa
Indonesia.
ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (1) UUD 1945, berbunyi: “Negara Indonesia ialah
Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”. Bahkan dalam Pasal 37 ayat (5)
UUD Tahun 1945 menegaskan lagi bahwa “Khusus mengenai bentuk Negara
bentuk negara di mana wewenang legislatif tertinggi dipusatkan pada satu badan
yang paling kukuh jika dibandingkan dengan federasi atau kofederasi, sebab
Tahun 1945). Pada tanggal 17 Agustus 1945 telah bersepakat menyatukan rakyat
yang berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang tersebar diribuan
indonesia memakai konsep Trias Politica, berasal dari bahasa Yunani yang artinya
bahwa dalam tiap pemerintahan negara harus ada 3 (tiga) jenis kekuasaan yakni
Undang-undang No. 32 Tahun 2004. Tetapi, dalam Perubahan UUD 1945 Pasal
dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan”. Pada pasal ini menegaskan bahwa pemerintahan
daerah adalah suatu pemerintahan otonom yang berada dalam lingkaran NKRI.
Sementara itu dalam lingkup pemerintahan daerah hanya ada tugas pembantuan
saja dalam hal ini berhak mengatur dan mengurus wilayahnya sendiri. Pemerintah
(DOB), calon DOB harus menjadi daerah persiapan selama tiga tahun. Pada akhir
masa daerah persiapan, akan ada evaluasi lagi oleh pemerintah bersama DPR Jika
layak, daerah bisa menjadi DOB, tetapi jika sebaliknya, daerah persiapan
benar-benar menelisik kemampuan dari sisi ekonomi dan fiskal ternyata menuai
kegagalan. Yang terjadi selama ini, pemekaran lebih bermotif politik, yaitu
membagi-bagi kekuasaan dan jabatan baru. Kalau pun ada motif ekonomi,
mendaptkan alokasi dana tambahan melalui transfer dana bagi hasil (DBH), dana
tertentu (pasal 1 ayat 20 uu no. 23 tahun 2014). Yang dimaksudkan Menurut Pasal
32 ayat 1 pembentukan daerah dapat berupa: (a) pemekaran daerah, dan (b)
salah satu aspek dari pembentukan daerah. Lanjut pada Pasal 33 ayat 1
atau daerah kabupaten/kota untuk menjadi dua atau lebih daerah baru; atau b.
Penggabungan bagian daerah dari daerah yang bersanding dalam satu daerah
Pada sidang PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 dan menjadi awal dari
menjadi delapan provinsi yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
pembahasan RUU dari beberapa pengusul DOB. Diantara pengusul sebut saja
DOB papua selatan yang tidak memenuhi cakupan wilayah minimal lima
asmat, dan kabupaten mappi. Ini bertentagan dengan kota uu no. 23 tahun 2014
grand design yang seharusnya pada tahun 2008-2021 terdiri dari 55 usulan
provinsi baru harus dimekarkan termasuk kepulauan buton. Terlebih lagi calon
DOB kepulauan buton telah lengkap secara administrasi dan secara uu no.23
tahun 2014 tentang pemerintahan daerah. Oleh karena itu, penulis melakukan
Pemerintahan Daerah”
RUMUSAN MASALAH
2014 ?
2. Mengapa calon daerah otonomi baru kepulauan buton tidak masuk dalam
Tujuan
2. Untuk mengetahui apa saja mengapa calon daerah otonomi baru kepulauan
buton tidak masuk dalam RUU sesuai isi surat DPR-RI No.
B/2147/LG.01.01/1/2022 !
Definisi operasional
Pembentukan daerah
pada pemekaran daerah otonomi baru. Dimana persyaratan dasar menurut undang-
Daerah. Persyaratan inilah yang menjadi tolak ukur dan sebuah dasar hukum
pembentukan daerah otonomi baru. Pemekaran daerah dalam penelitian ini yaitu
menjadi acuan bahwa suatu daerah itu layak atau tidak layak untuk dimekarkan.
KAJIAN PUSTAKA
Dalam membahas penelitian ini, ada beberapa jurnal yang membahas tentang
1. Hilal Ramdhani yang berjudul “Realitas Elit Politik Lokal dan Persepsi