Nim : 210210008
Kelas : V-A Administrasi Publik
MK : Otonomi Daerah
Dan pada sistem desentralisasi kewenangan yang besar diberikan pada pemerintah
daerah dalam mengelola urusan pemerintahan di daerah sendiri, serta otonomi pada sistem ini
dikatakan sebagai Hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
negara kesatuan indonesia (NKRI). Selain itu dari awal pelaksanaan otonomi daerah dengan
landasan UU No. 22 (1999) diibaratakan daerah-daerah seperti orang buta yang baru bisa
melihat, sehingga muncul istilah terciptanya raja-raja kecil di daerah, bahkan hubungan antar
pemerintah kabupaten/kota dengan pemerintah provinsi menjadi kurang harmonis disebabkan
tidak jelasnya pembagian kewenangan antar daerah.
Secara garis besar dalam pelaksanaan otonomi daerah ada beberapa substansi yang
berbeda seperti, pada pelaksanaan pemerintahan daerah melalui UU No. 5 sangat sentralistik,
dimana pengaruh terbesar ada pada pemerintah pusat, sedangkan pada UU No 22
(desentralisasi) pelaksanaan otnonomi daerah mengakomodir berbagai aspirasi dari berbagai
kalangan di masyarakat indonesia sehingga didapatkan bentuk formulasi penyelenggaraan
pemerintah yang berbeda. Dan dalam pelaksaannya daerah otonom diberikan secara luas,
nyata dan bertanggung jawab, di samping itu pelaksanaan desentralisasi diberikan terbatas
pada pemerintah provinsi dan seluas-luasnya pada pemerintah kabupaten/kota, dan
kedudukam pemerintah provinsi menjadi kurang efektif. Titik berat otonomi ada ditangan
pemerintah kabupaten/kota yang harus melaksanakan kewenangannya sesuai dengan prinsip
pembagian kekuasaan, sehingga tidak ada lagi pembagian wilayah/hirarki pemerintahan
seperti pola UU No. 5 tahun 1974, yang mana Dati 1 dan Dati II sebagai daerah otonom, dan
provinsi sebagai wilayah administratif, tetapi pada desentralisasi yang ada hanya
pemerintahan kabupaten/kota dan pemerintah provinsi.
Selain itu
saya ingin berpendapat, bahwa, pada UU No 5. (1974) terdapat hak, wewenang dan
kewajiban daerah dalam mengurus kepentingandaerah nya sendiri, Sedangkan dalam
pelaksanaan Sistem Desentralisasi mulai dari UU No.22 (1999) sampai UU No. 23 (2014)
telah terjadi perubahan, dan perubahan itu terjadi karna tuntutan masyarakat tentang
perubahan, dimna pemerintah daerah di minta untuk memfokuskan urusannya kepada
masyarakat daerah sesuai dengan kordinasi dari gubernur atas kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem negara kesatuan indonesia (NKRI).