01
Sejarah
Perkembangan
Otonomi Daerah
1. UU Nomor 1 Tahun 1945 Tentang Pembentukan Komite Nasional Daerah.
Ketentuan yang mengatur hal ini terutama terdapat pada pasal 23 yang terdiri dari 2 ayat sebagi
berikut:
1.Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya.
2.Hal-hal yang masuk urusan rumah tangga tersebut dalam ayat 1 ditetapkan dalam undang-
undang pembentukan bagi tiap-tiap daerah. (Sujamto;1990)
Daerah tidak memiliki kewenangan untuk mengatur atau mengurus urusan-urusan diluar yang
telah termasuk dalam daftar urusan yang tersebut dalam UU pembentukannya kecuali apabila
urusan tersebut telah diserahkan kemudian dengan UU.
Hanya saja sistem ini ternyata tidak dianut secara konsekuen karena dalam UU tersebut
ditemukan pula ketentuan dalam pasal 28 ayat 4 yang berbunyi: “Peraturan daerah tidak berlaku
lagi jika hal-hal yang diatur didalamnya kemudian diatur dalam Undang-Undang atau dalam
Peraturan pemerintah atau dalam peraturan Daerah yang lebih tinggi tingkatannya”.
3. Undang-Undang Nomor 1 tahun1957
Dengan peraturan pemerintah tiap-tiap waktu dengan memperhatikan kesanggupan dan kemampuan dari masing-
masing daerah, atas usul dari dewan perwakilan rakyat daerah yang bersangkutan dan sepanjang mengenai daerah
tingkat II dan III setelah minta pertimbangan dari dewan pemerintah daerah dari daderah setingkat diatasny, urusan-
urusan tersebut dalam ayat 2 ditambah denga urusan lain.
pemberlakukan PP dilatar belakangi oleh kembalinya RI kedalam sistem Negara kesatuan dengan diberlakukannya
kembali UUD 1945 melalui dDekrit Presiden 5 Juli 1959 menggantikan UUD Sementara tahun 1950. dalam peraturan
ini daerah tetap dibagi dalam tiga tingkatan, namun dengan perbedaan bahwa Kepala Daerah I dan II tidak
bertanggung jawab kepada DPRD I dan II sehingga dualisme kepemimpinan di daerah dihapuskan.
UU ini hampir seluruhnya melanjutkan ketentuan yang ada dalam UU Nomor 1 tahun 1957 dan Penetapan Presiden
Nomor 6 tahun 1959 serta Nomor 5 tahun 1960.
4. Undang Undang Nomor 18 tahun 1965
Dalam UU sebutan daerah tingkat I dan II sebagaimana UU Nomor 5 tahun 1974 dihilangkan menjadi hanya daerah
propinsi dan daerah kabupaten/ kota.
Otonomi yang diberikan kepada daerah dan kota dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata,
dan bertanggung jawab kepada pemerintah daerah secara proporsiona.
UU ini memberikan otonomi secara penuh kepada daerah kabupaten dan kota untuk membentuk dan
melaksanakan kebijakan menurut prakarsa dan aspirasi masyarakatnya.
03
C. Bagaimana Otonomi Daerah
Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi Suatu Daerah
Pemberian otonomi daerah diharapkan dapat memberikan keleluasaan kepada daerah dalam pembangunan
daerah melalui usaha-usaha yang sejauh mungkin mampu meningkatkan partisipasi aktif masyarakat,
karena pada dasarnya terkandung tiga misi utama sehubungan dengan pelaksanaan otonomi daerah
tersebut, yaitu :
Menurut Mardiasmo( 2002) ” Perubahan struktual adalah perubahan dari ekonomi tradisional yang
subsistem menuju ekonomi yang modern yang berorientasi pada pasar”.
Untuk mendukung perubahan struktual dari ekonomi tradisional yang subsistem menuju ekonomi yang
modern ini di perlukan pengalokasian sumber daya, penguatan kelembagaan, penguatan teknologi
pembagunan sumber daya manusia.
Kebijakan ketenagakerjaan yang mendorong tumbuhnya tenaga kerja yang mandiri sebagai cikal bakal
wirausaha baru yang nantinya berkembang menjadi wirausaha kecil dan menengah yang kuat dan saling
menunjang.
Pemberian otonomi daerah diharapkan dapat memberikan keleluasaan kepada daerah dalam
pembangunan daerah melalui usaha-usaha yang sejauh mungkin mampu meningkatkan partisipasi
aktif masyarakat, karena pada dasarnya terkandung tiga misi utama sehubungan dengan pelaksanaan
otonomi daerah tersebut, yaitu :
Menurut Mardiasmo( 2002) ” Perubahan struktual adalah perubahan dari ekonomi tradisional yang
subsistem menuju ekonomi yang modern yang berorientasi pada pasar”.
Untuk mendukung perubahan struktual dari ekonomi tradisional yang subsistem menuju ekonomi
yang modern ini di perlukan pengalokasian sumber daya, penguatan kelembagaan, penguatan
teknologi pembagunan sumber daya manusia.
Kebijakan ketenagakerjaan yang mendorong tumbuhnya tenaga kerja yang mandiri sebagai cikal bakal
wirausaha baru yang nantinya berkembang menjadi wirausaha kecil dan menengah yang kuat dan
saling menunjang.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan diatas adalah :
1. Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pada masa orde baru peran pemerintah terlalu dominan dalam segala kebijakan sehingga
muncul gelombang baru pada era reformasi yang menghendaki adanya kewenangan
terhadap daerah memalui otonomi daerah.
3. Otonomi daerah memiliki peranan yang sangat besar terhadap perkembangan ekonomi
daerah karena otonomi memberikan kewenangan Lorem Ipsumdagi
has twodaerah untuk mengelola segala
50%
potensi yang ada dalam daerahnya masing-masing.main data statistical
Hal ini akan menstimulan masyarakat
this methodologies
itu sendiri untuk berbuat lebih maju agar daerahnya sendiri maju.
summarizes.
50%
masyarakat daerah dapat dibagun, sehingga keberadaan otonomi daerah akan lebih
main data statistical
this methodologies
bermakna dan pada akhirnya akan meningkatkan mutu
summarizes . pelayanan kepada masyarakat.
Thank you