Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN HUKUM PEMERINTAHAN mengatur dan mengurus sendiri

DAERAH fungsi pemerintahan tertentu


sebagai urusan rumah
1. UU 23/2014  Pemerintahan Daerah
tangganya yang tidak dibatasi
adalah penyelanggaraan urusan
lingkup wilayah.
pemerintahan oleh pemerintah
3. Fungsi Otonomi
daerah dan dewan perwakilan rakyat
a. Fungsi esensi manajemen
daerah menurut asas otonomi dan
pemerintahan  efektif,
tugas pembantuan dengan prinsip
efisien, dan produktif
otonomi seluas-luasnya dalam system
b. Fungsi pelayanan publik 
dan prinsip NKRI sebagaimana
ditinjau dengan hubungan
dimaksud dalam UUD 1945.
dengan rakyat, dapat
2. Hadjon 
berhasil apabila pemerintah
3. Ateng Sjafrudin 
tahu secara pasti apa
4. Bagir Manan 
kebutuhan rakyatnya
DASAR HUKUM PENGATURAN c. Fungsi Politik  berkaitan
PEMERINTAHAN DAERAH DI INDONESIA dengan demokrasi, dapat
berhasil apabila rakyat
1. Pasal 18, 18A, dan 18B UUD 1945
memiliki peluang bebas
2. UU 23/2014
untuk berpartisipasi untuk
3. UU No. 33/2004
duduk di pemerintah dan
4. UU No. 5 tahun 1974
memiliki kesempatan
DESENTRALISASI menyatakan pendapat.
d. Fungsi Polisionil 
1. Pengertian Asas Otonomi  Asas
Mencakup penegakan hukum
kemandirian bagi daerah untuk
dan berkaitan dengan disiplin
mengurus sendiri urusan rumah
warga. Akan tetapi, tingkat
tangganya
kedisplinan warga negara
2. Jenis Otonomi
merupakan factor yang
a. Territorial Autonomy  Satuan
sangat penting.
pemerintahan mandiri dalam
e. Fungsi Kesatuan  Otonomi
batas wilayah tertentu yang
meningkatkan rasa diakui
berhak dan berwenang
f. Fungsi Keragaman 
mengatur sendiri urusan
Urusan-urusan masyarakat
pemerintahan tertentu sebagai
dapat dilakukan sesuai
urusan rumah tangganya
dengan kebutuhan. Fungsi ini
b. Functional Autonomy  Satuan
berpegang teguh pada ajaran
pemerintahan mandiri yang
bahwa menyamakan sesuatu
berhak dan berwenang
yang seharusnya beda sama mudah dipengaruhi atau diintervensi
tidak adilnya dengan oleh siapapun. Demikian pula suatu
membedakan sesuatu yang daerah disebut otonom apabila
seharusnya sama. mampu mengatur dan mengurus
4. Sifat Otonomi rumah tangga daerahnya. Suatu
a. Luas  Otonomi dan tugas daerah otonom dapat mengurus
pembatuan urusan rumah tangganya baik secara
b. Sempit  Hanya meliputi luas maupun terbatas. Luas atau
asas otonomi saja terbatasnya urusan rumah tangga
menentukan seberapa besar otonomi
DEKONSENTRASI
yang dimiliki oleh daerah otonom
1. Pasal 18 UUD 1945  Cara pusat tersebut.
untuk melakukan fungsinya sehingga 2. Penentuan Batas Urusan 
basis konstitusinya adalah pasal 4(1) Penentuan suatu urusan dapat diurus
UUD 1945  Presiden sebagai atau tidak oleh suatu daerah otonom
penyelenggara fungsi pemerintahan ditentukan oleh peraturan
2. Dalam UU 23/2014 ada asas perundang-undangan. Secara teoritis,
dekonsentrasi  bagian dari urusan rumah tangga daerah otonom
otonomi daerah, padahal dia dapat dilihat dari teori-teori atau
merupakan pranata dari sentralisasi ajaran rumah tangga daerah
 membahas urusan a. Sudut Territorium  luasnya
penyelenggaran pemerintahan kekuasaan otonom suatu
eksekutif secara dominan dan tidak daerah otonom itu terbatas
memperhatikan demokrasi dalam sampai wilayahnya saja. DI luar
Pasal 1(2) UUD 1945 padahal tujuan batas wilayahnya, ia tidak
otonomi daerah adalah rakyat ikut mempunyai kekuasaan
serta  DEMOKRASI meskipun terhadap seorang
penduduknya sendiri.
TEORI / AJARAN RUMAH TANGGA
b. Sudut Materi  isi dan luas
1. Pendahuluan  Suatu daerah rumah tangga daerah itu
otonom dalam mengatur dan tergantung dari sistem rumah
mengurus urusan rumah tangganya tangga yang dipergunakan
sendiri dapat diibaratkan sebuah 3. Batasan Otonomi Menurut Ajaran
keluarga. Suatu keluarga yang mampu Rumah Tangga
mengatur dan mengurus urusan a. Rumah Tangga Materil 
rumah tangganya sendiri adalah berpangkal tolak pada
sebuah keluarga yang otonom. pemikiran bahwa ada
Keluarga yang otonom tidak akan perbedaan mendasar antara
urusan pemerintahan pusat dikaitkan secara khusus
dan daerah. Urusan-urusan dengan praktik
pemerintahan itu dapat penyelenggaraan
dipilah-pilah dalam berbagai pemerintahan daerah di
lingkungan satuan Indonesia
pemerintahan Ada pembagian
HUKUM PEMDA MERUPAKAN OBJEK HTN
wewenang, tugas, dan
tanggung jawab yang rinci 1. Van Vollenhoven → HTN mengatur
antara pemerintah pusat dan semua masyarakat hukum atasan
daerah, yang ditentukan oleh dan masyarakat hukum bawahan
UU. menurut tingkatannya dan masing-
b. Rumah Tangga Formil  masing menentukan wilayah
Sistem rumah tangga formal, lingkungan rakyatnya dan
pembagian wewenang, tugas menentukan badan-badan dan
dan tanggung jawab antara fungsinya masing-masnig yang
pusat dan daerah untuk berkuasa dalam lingkungan
mengatur dan mengurus masyarakat hukum itu serta
urusan pemerintahan tertentu menentukan susunan dan
tidak ditetapkan secara rinci. wewenangnya dr badan-badan
Tidak disebabkan karena tersebut
materi yang diatur berbeda 2. Sehingga, HTN adalah hukum
sifatnya, melainkan semata- mengenai organisasi negara/tentang
mata karena keyakinan bahwa jabatan-jabatan  Pemda adalah
kepentingan daerah itu lebih organisasi negara pada tingkat lebih
baik dan berhasil jika rendah
diselenggarakan sendiri
PEMDA SEBAGAI OBJEK HAN
daripada diselenggarakan oleh
pemerintah pusat. Jadi 1. HAN adalah hukum yang mengatur
pertimbangan efisiensilah yang dan menentukan cara-cara
menentukan pembagian tugas pemerintah/administrasi negara
itu bukan disebabkan oleh yang mencakup hukum yang
perbedaan sifat dari urusan mengatur; (a) internal administrasi
yang menjadi tanggung jawab negara, (b) hubungan administrasi
masing-masing. dengan penduduk negara, dan (c)
c. Rumah Tangga Riil  hak dan kewajiban terhadap
merupakan perpaduan dari pemerintah
beberapa teori atau ajaran 2. Sehingga, jika dilihat dari hukum
rumah tangga yang ada dan pemda sebagai hukum yang
mengatur tata cara menjalankan  Pendidikan
pemerintahan negara  Pemda =  Kesehatan
HAN dalam arti luas  Pekerjaan umum dan
3. Sebagai pengajaran tersendiri, penataan ruang
hukum pemda adalah HAN sempit  Perumahan dan
yang termasuk dalam ruang lingkup kawasan pemukiman
HTN dalam arti luar  Ketentraman
URUSAN PEMERINTAHAN (Pasal 9 UU  Ketertiban umum dan
23/2014) perlindungan
masyarakat
1. Urusan Pemerintahan Absolut  b. Pilihan
politik luar negeri, pertahanan, i. Kelautan dan perikanan
keamanan, yustisi, moneter dan ii. Pariwisata
fiscal nasional, dan agama. iii. Pertanian
2. Urusan Pemerintahan Konkuren iv. Kehutanan
a. Wajib v. Energi dan sumber
i. =/= pelayanan dasar daya mineral
 Tenaga kerja vi. Perdagangan
 Pemberdayaan vii. Perindustrian
perempuan viii. Transmigrasi
 Pertanahan 3. Urusan Pemerintahan Umum 
 Lingkungan Kewenangan Presiden sebagai
 Administrasi sipil Kepala Pemerintahan.
 Pemberdayaan
DAERAH ISTIMEWA, DAERAH KHUSUS,
masyarakat
DAN OTONOMI KHUSUS
 Pengendalian
penduduk 1. UU 11/2006  dasar hukum
 Perhubungan penyelenggaran otonomi khusus di
 Komunikasi Provinsi Nagroe Aceh Darussalam
 Koperasi & UMKM 2. UU 21/2001  dasar hukum
 Penanaman modal otonomi khusus bagi Provinsi Papua
 Kepemudaan dan Papua Barat yang kemudian
 Statistik diatur dalam Perppu 1/2008 yang
 Persandian ditetapkan menjadi UU 35/2008. Hal
 Kebudayaan ini dilakukan karena adanya
 Perpustakaan kesenjangan pembangunan dan
 Kearsipan pelanggaran HAM
ii. Pelayanan dasar
3. UU 29/2007  mengatur mengenai memisahkan diri dari
status DKI Jakarta sebagai ibukota Indonesia
Indonesia c. Sosio-Kultural  mendapatkan
4. UU 13/2012  mengatur mengenai pengakuan khusus untuk
Daerah Istimewa Yogyakarta yang menghargai kentalnya budaya
menegaskan bahwa keistrimewaan suatu daerah dan adanya
yang dimaksud adalah keistimewaan pariwisata khusus dan letak
kedudukan hukum yang dimiliki DIY geografis suatu daerah
berdasarkan sejarah dan hak asal- d. Ekonomi  mendapat
usul menurut UUD 1945. pengakuan untu membantu
5. Philipus Hadjon  Pasal 18B ketertinggalan suatu daerah
merupakan pengakuan negara dengan daerah lainnya
terhadap pemerintahan daerah yang
UU 29/2007 TENTANG DKI JAKARTA
bersifat khusus atau bersifat
SEBAGAI IBUKOTA NKRI
istimewa dan prinsip eksitensi dan
hak-hak tradisional masyarakat adat 1. Pasal 3  DKI Jakarta berkedudukan
sebagaimana terdapat pada desa sebagai Ibukota NKRI
atau nama lain. Ketentuan dalam 2. Pasal 4  DKI Jakarta adalah daerah
pasal ini mendukung adanya khusus yang berfungsi sebagai
berbagai unsur pemerintahan yang Ibukota NKRI dan sekaligus sebagai
bersifat khusus atau bersifat daerah otonom pada tingkat
istimewa. provinsi
6. Pasal 225 UU 32/2004  Daerah- 3. Pasal 5  DKI Jakarta berperan
daerah yang memiliki status sebagai Ibukota NKRI yang memiliki
istimewa dan diberikan otonomi kekhususan tugas, hak, kewajiban,
khusus selain diatur dalam UU ini dan tanggung jawab tertentu dalam
diatur pula dalam ketentuan UU lain. penyelenggaraan pemerintahan dan
7. Dasar Hukum Lain  UU 21/2001 sebagai tempat kedudukan
tentang Otonomi Khusus untuk perwakilan negara asing serta
Provinsi. pusat/perwakilan lembaga
8. Kriteria internasional
a. Historis  mendapatkan 4. Pasal 8(3)  Pembentukan,
pengakuan khusus dari negara pengubana nama, batas, dan
karena asal usul kesejarahan penghapusan kelurahan ditetapkan
suatu daerah oleh keputusan Gubernur.
b. Politik  diarenakan untuk 5. Pasal 10  Pemerintah DKI Jakarta
mengurangi konflik dipimpin oleh satu orang Gubernur
berkepanjangan dan agar tidak dibantu oleh satu orang Wakil
Gubernur yang dipilih secara
langsung melalui pemilihan umum
Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah.

Anda mungkin juga menyukai