Pend. Kewarganegaraan Sub. Tema : Geopolitik Indonesia / Wawasan Nusantara (Lanjutan 3) Dosen : M. Harino Edison, S.H.,M.H. ======================================= A. IMPLEMENTASI WASANTARA DALAM Pokok – pokok pikiran tersebut antara lain dapat dilihat; PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH a. Sistem ketatanegaraan Indonesia wajib (OTDA). menjalankan prinsip-prinsip pembagian kewenangan berdasarkan asas dekonsentrasi Sebagai cara pandang dan visi nasional dan desentralisasi dalam kerangka negara Indonesia, Wawasan Nusantara harus dijadikan kesatuan Republik Indonesia; arahan, pedoman, acuan, dan tuntutan bagi setiap b. Daerah yang dibentuk berdasarkan asas individu bangsa Indonesia dalam membangun dekosentrasi adalah daerah propinsi dan dan memelihara tuntutan bangsa dan negara daerah yang dibentuk berdasarkan asas kesatuan Republik Indonesia. Karena itu desentralisasi adalah daerah Kabupaten dan implementasi atau penerapan Wawasan daerah Kota. Daerah yang dibentuk dengan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola asas desentralisasi berwenang untuk sikap dan pola tindak yang senantiasa menentukan dan melaksanakan kebijakan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara atas prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi Kesatuan Republik Indonesia daripada masyarakat; kepentingan pribadi atau kelompok sendiri. c. Pembagian daerah diluar propinsi dibagi Dengan kata lain Wawasan Nusantara menjadi habis kedalam daerah otonom, dengan pola yang mendasari cara berpikir, bersikap,dan demikian wilayah administrasi yang berada bertindak dalam rangka menghadapi, menyikapi dalam daerah kabupaten dan daerah kota atau menangani berbagai permasalahan dapat dijadikan daerah otonom atau dihapus; menyangkut kehidupan bermasyarakat, d. Kecamatan yang menurut undang – undang berbangsa dan bernegara. nomor 5 tahun 1974 sebagai wilayah Suatu bangsa dalam menyelenggarakan administrasi dalam rangka dekosentrasi, kehidupannya, tidak terlepas dari pengaruh menurut UU Nomor 22/1999 Jo. UU Nomor lingkungannya yang didasarkan atas hubungan 32 Tahun 2004 kedudukannya diubah timbal balik atau kait mengait antara filosofi menjadi perangkat daerah Kabupaten atau bangsa, idiologi, aspirasi, dan cita-cita yang daerah Kota. dihadapkan pada kondisi sosial masyarakat, Meskipun Undang – Undang Dasar 1945 yang budaya dan tradisi, keadaan alam dan wilayah menjadi acuan kontitusi telah menetapkan serta pengalaman sejarah. Upaya pemerintah dan konsep dasar tentang kebijakan otonomi kepada rakyat menyelenggarakan kehidupannya daerah – daerah, tetapi didalam perkembangan memerlukan suatu konsepsi yang berupa sejarahnya ide otonomi daerah itu mengalami wawasan nasional yang dimaksudkan untuk berbagai perubahan bentuk kebijakan yang menjamin kelangsungan hidup, keutuhan disebabkan oleh kuatnya tarik-menarik wilayah serta jati diri. kepentingan kalangan elit politik pada masanya. Kehidupan negara senantiasa dipengaruhi Apabila perkembangan otonomi daerah perkembangan lingkungan strategik sehingga dianalisis sejak tahun 1945,akan terlihat bahwa wawasan harus mampu memberi inspirasi pada peubahan-perubahan konsepsi otonomi banyak suatu bangsa dalam menghadapi berbagai ditentukan oleh para elit politik yang berkuasa hambatan dan tantangan yang ditimbulkan dalam pada saat itu. mengejar kejayaannya. Implementasi wasantara Hal itu dapat terlihat jelas dalam aturan – aturan dalam pelaksanaan otonomi daerah dipengaruhi mengenai pemerintahan daerah sebagaimana pula oleh pokok-pokok pikiran yang yang terdapat dalam undang – undang ; mendasarinya yang terkandung dalam Pasal 18 1. UU Nomor 1 Tahun 1945, kebijakan UUD 1945 berserta penjelasannya yang otonomi daerah pada masa ini lebih menitik kemudian menjadi pedoman dalam penyusunan beratkan pada dekosentrasi yang mana Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan kepala daerah hanyalah perpanjangan diperbaharui kembali dalam Undang-undang tangan dari pemerintahan pusat; nomor 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah. 2. UU Nomor 22 Tahun 1948, mulai tahun ini kepentingan masyarakat setempat menurut kebijakan otonomi daerah lebih menitik prakarsa sendiri berdasarkan asprirasi masyarakat beratkan pada desentralisasi, tetapi masih sesuai dengan peraturan perundang-undangan ada dualismen peran dikepala daerah yang (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang disatu sisi ia punya peran besar untuk daerah Pemerintahan Daerah). Daerah otonom yang dipimpinnya namun disisi lain masih selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan menjadi alat pemerintahan pusat; masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah 3. UU Nomor 1 Tahun 1957, kebijakan tertentu berwenang mengatur dan mengurus otonomi daerah pada masa ini masih tetap kepentingan masyarakat setempat menurut bersifat dualisme, dimana kepala daerah prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat bertanggung jawab penuh kepada DPRD, dalam ikatan Negara Kesatuan Republik tetapi juga masih menjadi alat pemerintah Indonesia (Undang-Undang nomor 33 Tahun pusat; 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara 4. Penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah). pada masa ini kebijakan otonomi daerah DASAR HUKUM OTONOMI DAERAH. lebih bersifat dekonsentrasi, melalui penpres Dasar hukum otonomi daerah berpijak pada dasar ini kepala daerah diangkat oleh perundang-undangan yang kuat, yakni ; pemerintahan pusat terutama dari kalangan a. Undang-undang Dasar sebagaimana telah pamong praja; disebut bahwa UUD 1945 merupakan 5. UU nomor 8 Tahun 1965, pada masa ini landasan yang kuat untuk penyelenggaraan kebijakan otonomi daerah menitikberatkan otonomi daerah. Pasal 18 UUD 1945 pada desentralisasi dengan memberikan menyebutkan adanya pembagian pengelolaan otonomi seluas-luasnya bagi daerah, pemerintahan pusat dan pemerintahan sedangkan dekonsentrasi diterapkan hanya daerah. sebagai pelengkap saja; b. Ketetapan MPR-RI Nomor XV/MPR/1998 6. UU Nomor 5 Tahun 1974, setelah terjadinya tentang penyelenggaraan otonomi daerah : gerakan G-30S.PKI pada dasarnya telah pengaturan, pembagian dan pemanfaatan terjadi kevakuman dalam pengaturan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta penyelenggaraan pemerintahan di daerah perimbangan keuangan pusat dan daerah sampai dengan dikeluarkannya UU Nomor 5 dalam kerangka negara kesatuan Republik Tahun 1974, yaitu berkenaan dengan Indonesia. desentralisasi, dekonstrasi dan tugas c. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 perbantuan. Sejalan dengan kebijakan tentang pemerintahan daerah yang pada ekonomi pada awal orde baru, maka pada prinsipnya mengatur penyelenggaraan masa berlakunya UU Nomor 5 Tahun 1974 pemerintahan daerah yang lebih pembangunan menjadi isu sentral dibanding mengutamakan asas Desentralisasi. Hal – hal dengan politik. Pada penerapannya, terasa yang mendasar dalam UU Nomor 22 Tahun seolah-olah telah terjadi proses depolitisasi 1999 adalah mendorong untuk pemberdayaan peran pemerintah daerah dan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan menggantikannya dengan peran kreativitas, meningkatkan peran dan fungsi pembangunan yang menjadi isu nasional; DPRD. 7. UU Nomor 22 Tahun 1999, pada masa ini Dari ketiga dasar perundangan tersebut diatas terjadi lagi perubahan yang menjadikan tidak diragukan lagi bahwa pelaksanaan otonomi pemerintah daerah sebagai titik sentral dalam daerah memiliki pondasi dasar hukum yang kuat penyelenggaraan pemerintahan daerah dan namun permasalahan sejatinya adalah bagaimana pembangunan dengan mengedepankan dasar hukum yang kuat tersebut dapat di otonomi yang luas, nyata dan bertanggung implementasi kan dengan baik pada tataran jawab. Hal ini dirasakan sampai prakteknya dilapangan. penyelenggaraan pemerintahan daerah saat C. KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT sekarang ini. DAN PEMERINTAH DAERAH. B. PENGERTIAN, KEDUDUKAN DAN DASAR Pembagian kewenangan pemerintahan pusat dan HUKUM OTONOMI DAERAH (OTDA). daerah , dapat dibagi kedalam beberapa hal dan PENGERTIAN OTONOMI DAERAH lingkup kewenangan sebagaimana diuraikan (OTDA). berikut ; Otonomi Daerah dalam konteks pengertiannya dapat diartikan sebagai kewenangan daerah a. Kewenangan daerah mencakup kewenangan otonom untuk mengatur dan mengurus dalam seluruh bidang pemerintahan kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, pemerintahan pusat dan keuangan pemerintahan moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan daerah yang diatur dalam ketentuan peraturan bidang lain; perundang – undangan tersendiri yaitu Undang – b. Lingkup kewenangan daerah dalam bidang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang lain tersebut meliputi kebijakan tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat perencanaan nasional dan pengendalian dan pemerintahan daerah. pembangunan nasional secara makro, dana Bahwa undang – undang dasar 1945 perimbangan keuangan, sistem administrasi mengamanatkan diselenggarakannya otonomi negara dan lembaga perekonomian negara, seluas-luasnya dalam kerangka negara kesatuan republik Indonesia, yang dalam hal ini kaitannya pembinaan dan pemberdayaan sumber daya tentang keuangan, pelayanan umum, manusia, pendayagunaan sumber daya alam pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber serta teknologi tinggi yang strategis, daya lainnya antara pemerintah pusat dan konservasi, dan standardisasi nasional; pemerintah daerah perlu diatur secara adil dan c. Kewenangan pemerintahan pusat yang selaras. Untuk mendukung penyelenggaraan diserahkan kepada pemerintahan daerah otonomi daerah melalui penyediaan sumber – dalam rangka desentralisasi harus disertai sumber pendanaan berdasarkan kewenangan Pemerintah Pusat, Desentralisasi, Dekonsentrasi, dengan penyerahan dan pengalihan dan Tugas Pembantuan, perlu diatur pembiayaan, sarana dan prasarana, serta perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat sumber daya manusia sesuai dengan dan Pemerintahan Daerah berupa sistem kewenangan yang diserahkan tersebut; keuangan yang diatur berdasarkan pembagian d. Kewenangan pemerintahan pusat yang kewenangan, tugas, dan tanggung jawab yang diserahkan kepada Gubernur dalam rangka jelas antar susunan pemerintahan. dekosentrasi harus disertai dengan Hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah dapat diartikan sebagai suatu sistem yang pembiayaan sesuai dengan kewenangan yang mengatur bagaimana caranya sejumlah dana dilimpahkan tersebut; dibagi di antara berbagai tingkat pemerintah serta e. Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom bagaimana caranya mencari sumber-sumber mencakup kewenangan dalam bidang pemberdayaan daerah untuk menunjang kegiatan pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten -kegiatan sektor publiknya. Desentralisasi fiscal dan kota, serta kewenangan dalam bidang adalah pelimpahan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah untuk pemerintahan tertentu lainnya; membuat kebijakan dalam pengelolaan keuangan f. Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom daerah. Salah satu pilar pokok otonomi daerah termasuk juga kewenangan yang tidak atau adalah kewenangan daerah untuk mengelola belum dapat dilaksanakan daerah kabupaten secara mandiri keuangan daerahnya. Negara dan daerah kota; Indonesia sebagai suatu Negara Kesatuan g. Kewenangan Propinsi sebagai wilayah Republik Indonesia menganut kombinasi antara administrasi mencakup kewenangan dalam unsur pengakuan kewenangan bagi daerah untuk mengelola secara mandiri keuangannya bidang pemerintahan yang dilimpahkan dipadukan dengan unsur kewenangan melakukan kepada Gubernur selaku wakil pemerintah; transfer fiscal dan pengawasan terhadap h. Pemerintahan Daerah berwenang mengelola kebijakan fiscal daerah. Dana Alokasi Umum sumber daya nasional yang tersedia suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiscal diwilayahnya dan bertanggung jawab dan alokasi dasar sedangkan celah fiscal adalah memelihara kelestarian lingkungan sesuai kebutuhan fiscal dikurangi dengan kapasitas fi dengan peraturan perundang-undangan. scal daerah. Kapasitas fiscal daerah merupakan sumber pendanaan daerah yang berasal dari D. PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN Pendapatan Asli Daerah dan Dana Bagi Hasil di luar Dana Reboisasi. DAERAH. Perimbangan kewenangan antara pemerintah Dalam pelaksanaan penyelenggaraan pusat dengan pemerintah daerah merupakan sub sistem keuangan Negara sebagai konsekuensi pemerintahan yang berdasarkan pada orientasi pembagian tugas antara pemerintah pusat dengan otonomi daerah erat hubungannya dengan pemerintah daerah. Pemberian sumber keuangan pengelolaan keuangan antara keuangan Negara kepada pemerintah daerah didasarkan atas penyerahan tugas kepada pemerintah daerah dengan memerhatikan stabilitas dan E. GOOD GOVERNANCE. keseimbangan fiskal. Otonomi adalah turunan Istilah governance tidak sama dengan (derivate) dari desentralisasi sehingga daerah government. Ganie-Rochman mengemukakan otonomi adalah daerah yang mandiri dalam bahwa konsep “government” menunjuk pada berprakarsa. Tingkat kemandirian dan turunan suatu organisasi pengelolaan berdasarkan dari tingkat desentralisasi menunjukkan bahwa kewenangan tertinggi (negara dan pemerintah). semakin tinggi derajat desentralisasi semakin Konsep “governance” melibatkan tidak sekedar tinggi pula tingkat otonomi daerah (Basuki, 2008: pemerintah dan negara, tetapi juga peran 14). berbagai aktor diluar pemerintah dan negara, Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah sehingga pihak-pihak yang terlibat juga sangat akan terlaksana secara optimal jika luas. Paulus Effendi Lotulung mengemukakan penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti bahwa “Konsep governance dalam masyarakat dengan pencarian sumber-sumber penerimaan sering dirancukan dengan konsep government. yang cukup kepada daerah dengan mengacu Konsep governance lebih inklusif daripada kepada undang-undang tentang perimbangan government. Konsep government menunjuk keuangan antara pemerintah pusat dan pada suatu organisasi pengelolaan berdasarkan pemerintah daerah yang besarnya disesuaikan kewenangan tertinggi (Negara dan pemerintah). dan diselaraskan dengan pembagian kewenangan Konsep governance melibatkan tidak sekedar antara pemerintah pusat dan daerah. Hubungan pemerintah dan negara, sehingga pihak-pihak keuangan antara pemerintah pusat dan yang terlibat juga sangat luas”.Kasman pemerintah daerah diuraikan sebagai berikut ; Abdullah mengemukakan bahwa good a. Presiden selaku kepala pemerintahan governance sebagai suatu terminologi yang memegang kekuasaan pengelolaan keuangan populer sejak awal tahun sembilan puluhan, Negara yang merupakan bagian kekuasaan seolah-olah formula yang baru diketemukan pemerintah; untuk terapi mekanisme pemerintahan suatu b. Presiden menyerahkan kekuasaan tersebut negara agar berjalan secara demokratis. Good kepada kepala daerah (Gubernur/ Bupati/ governance dengan begitu saja disamaartikan Walikota) selaku kepala pemerintahan dan telah menggeser terminologi lama, yaitu daerah untuk mengelola keuangan daerahnya good government, yang dipandang tidak dan mewakili pemerintah daerah dalam mujarab lagi. Dalam penyelenggaraan pemilikan kekayaan yang terpisah; pemerintahan, good governance sesungguhnya c. Hubungan antara pusat dan daerah bukanlah suatu formula yang baru, melainkan menyangkut hubungan pengelolaan suatu asas atau prinsip yang telah berusia pendapatan (revenue) dan penggunaan ratusan tahun dan yang seharusnya menjadi (expenditure) baik untuk pengeluaran rutin sendi-sendi pemerintahan dalam negara maupun pembangunan daerah dalam rangka demokrasi modern, yaitu bagaimana memberikan pelayanan publik yang penyelenggaraan pemerintahan tersebut berkualitas, responsible dan akuntable; mengedepankan prinsip partisipasi, d. Konsep hubungan antara pusat dan daerah transparansi, dan akuntabilitas, serta membuka adalah hubungan administrasi dan hubungan ruang bagi keterlibatan warga masyarakat.The kewilayahan, sehingga pemerintah pusat United Development Programme (UNDP) mengalokasikan dana perimbangan kepada mendefinisikan kepemerintahan (governance) pemerintah daerah sesuai dengan peraturran sebagai Governance is the exercise of perundang-undangan. economic, political, and administrative authory Di Indonesia, desentralisasi yang diikuti dengan to manage a country’s affairs at all levels and desentralisasi fiskal dimulai dengan Undang - means by which states promote social Undang No 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan cohesion, integration, and ensure the well Daerah dan UU No. 5 Tahun 1999 tentang being of their population. Lebih lanjut UNDP Perimbangan Keuangan Antara pemerintahan menegaskan bahwa “It is complex mechanisms, Pusat dan Daerah, dan menjadi Undang-Undang process, relationships, and institutions trough No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah which citizens and groups articulate their serta UU No. 33 tahun 2004 tentang interest, exercise their rights and obligations Perimbangan Keuangan Antara pemerintahan and mediate their differences”. Lembaga Pusat dan Daerah. Dengan diterapkannya Administrasi Negara (LAN) mengartikan good kebijakan desentralisasi fiskal ini maka daerah governance sebagai proses penyelenggaraan mempunyai hak dan kewajiban mengelola kekuasaan negara dalam melaksanakan keuangannya sendiri sesuai alokasi yang penyediaan public goods and services. Lebih diterima. lanjut LAN menegaskan bahwa dilihat dari segi functional aspect, governance dapat ditinjau pembuatan keputusan mengenai alokasi dari apakah pemerintah telah berfungsi secara sumberdaya”. efektif dan efisien dalam upaya mencapai ===================================== tujuan yang telah digariskan atau sebaliknya. Referensi ; Good dalam good governance menurut LAN - Winarno, 2006. Paradigma Baru Pendidikan mengandung dua pengertian. Pertama, nilai- Kewarganegaraan. Jakarta; Bumi Aksara nilai yang menjunjung tinggi keinginan/ - Cholisin, 2000. IKN-PKN. Modul kehendak rakyat dan nilainilai yang dapat Universitas Terbuka. Jakarta meningkatkan kemampuan rakyat yang dalam - Mustafa Kamal Pasha. 2002. Pendidikan pencapaian tujuan (nasional) kemandirian, Kewarganegaraan. Yogyakarta; Citra Karsa pembangunan berkelanjutan dan keadilan Mandiri. sosial. Kedua, aspek-aspek fungsional dari - Lemhanas, 1982. Ketahanan Nasional; Balai pemerintahan yang efektif dan efesien dalam Pustaka. Jakarta. pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan- - Hasnan Habib, 1970. Wawasan Nusantara tujuan tersebut. Wujud good governance dan Hubungannya dengan Ketahanan menurut LAN adalah penyelenggaraan Nasional dalam Bunga Rampai Ketahanan pemerintahan negara yang solid dan Nasional oleh Himpunan Lemhanas. Jakarta bertanggung jawab serta efisien dan efektif : PT. Ripres Utama. dengan menjaga “kesinergisan” interaksi yang - Ermayana Suradinata. Geopolitik dan konstruktif diantara domain-domain negara, Geostrategi dalam mewujudkan Negara sektor swasta dan masyarakat. UNDP dalam Kesatuan Republik Indonesia. Dalam Jurnal workshopnya menyimpulkan bahwa “that good Ketahanan Nasional No. VI, Agustus 2001. governance system are participatory, implying - Prof. Dr. Edward H., S.H, M.Hum. that all members of governance institution have Perimbangan Keuangan antara a voice in influencing decision-making”. Sistem Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan kepemerintahan yang baik adalah partisipasi, Daerah Dalam Pengelolaan Keuangan yang menyatakan bahwa semua anggota Daerah. Dalam Artikel Jurnal Institut institusi governance memiliki suara dalam Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), mempengaruhi pembuatan keputusan. Hal ini Mei.2018. merupakan fondasi legitimasi dalam sistem - M. Ilham Arisaputra. Penerapan Prinsip- demokrasi. Prosedur dan metode pembuatan Prinsip Good Governance. Dalam jurnal keputusan harus transparan (transparant) agar yuridika Vol 28.No.2, Mei - Agustus 2013. supaya memungkinkan terjadinya partisipasi efektif. Siapa saja yang dipilih untuk membuat keputusan dalam pemerintahan, organisasi bisnis dan organisasi masyarakat sipil (business and civil society organizations) harus bertanggung jawab kepada publik, serta kepada institusi stakeholders. Institusi governance harus efisien dan efektif dalam melaksanakan fungsi-fungsinya, responsif terhadap kebutuhan rakyat, memfasilitasi (fasilitative) dan memberi peluang (enabling) ketimbang mengkontrol (controling), melaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan (the rule of law).Bank Dunia memberi batasan good governance sebagai pelayanan publik yang efisien, sistem peradilan yang dapat diandalkan, serta pemerintahan yang bertanggung jawab pada publiknya. Gerald Meier memberikan pengertian good governance, yaitu ”prinsip mengatur pemerintahan yang memungkinkan layanan publiknya efisien, sistem pengadilannya bisa diandalkan, dan administrasinya bertanggung jawab pada publik, dan dimana mekanisme pasar merupakan pertimbangan utama dalam proses