Anda di halaman 1dari 28

ARTIKEL

“POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL DALAM ERA

OTONOMI DAERAH”

OLEH :
IRMA HAERIANI
041 345 223
UPBJJ MAKASSAR

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN


JURUSAN ILMU KOMUNIKASI DAN INFORMASI
FAKULTAS HUKUM. ILMU SOSIAL, DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
2019
A. PENDAHULUAN pengelola negara di tingkat lokal.
Sedangkan yang melekat pada
Artikel ini menjelaskan
lokal adalah demokrasi dan
bagaimana politik dan strategi
politik lokal. Konsep otonomi
nasional yang diterapkan
daerah yang dikenal sekarang
Indonesia sejak adanya otonomi
sudah jauh ada sejak pemerintah
daerah. Kenyataan menunjukan
kolonial Belanda berkuasa di
bahwa setelah diberlakukannya
Indonesia dengan
UU Nomor 22 Tahun 1999,
dikeluarkannya Decentralisatie
otonomi daerah ternyata telah
Wet 23 Juli 1903. (Makalah
dipersepsikan dan disikapi secara
Seminar Nasional “Menata
variatif oleh beberapa
Ulang Desentralisasi dari
Pemerintah Daerah di Indonesia.
Daerah”, Fisipol UGM,
Misalnya mereka
Yogyakarta, 25 Januari 2010
mempersepsikan otonomi
diikuti Kisno Hadi, 2010)
sebagai momentum untuk
Kebijakan ini
memenuhi keinginan-keinginan
menyerahkan sebagian
daerahnya sendiri tanpa
kewenangan pemerintah nasional
memperhatikan konteks yang
(Gubernur Jenderal di Batavia)
lebih luas yaitu kepentingan
kepada Residen di daerah-daerah.
negara secara keseluruhan dan
Meski kebijakan politiknya
kepentingan daerah lain yang
sudah ada sejak masa itu, namun
berdekatan. (Yeremias, 2009)
praktik otonomi daerah tidak
Otonomi daerah yang
pernah diimplementasi sepenuh
merupakan anak kandung
hati hingga hampir 100 tahun
desentralisasi sebenarnya adalah
kemudian. Baru setelah
khas pemberian negara, yakni
reformasi 1998 yang
pemberian kewenangan
menumbangkan rezim
mengelola kebijakan dan
sentralistik Orde Baru, praktik
keuangan oleh pengelola negara
otonomi daerah secara otentik
di tingkat nasional kepada
dan komprehensif yang memberi
ruang bagi perkembangan perundang-undangan yang masih
demokrasi dan politik di tingkat tumpang tindih. Pembagian
lokal dapat dirumuskan. Mulai kewenangan antara pusat dan
tahun 2000 otonomi daerah daerah di berbagai sektor di
menggaung luas dan tingkat tapak masih belum jelas.
dipraktikkan secara massif. Beberapa kegiatan belum dapat
Setelah berjalan 1 dasawarsa dilaksanakan sesuai dengan
terakhir, disadari otonomi daerah rencana karena keterbatasan
telah mengubah wajah politik anggaran. Kantor Staf Presiden
Indonesia menjadi sangat (KSP) memandang pemerintah
berbeda dari yang pernah ada belum memanfaatkan pendanaan
dalam sejarah sebelumnya. dari pihak swasta sehingga beban
Semangat awalnya bermaksud anggaran pemerintah masih
menciptakan pemerintahan yang tinggi. Pemerintah juga perlu
baik (good governance) di didorong pada kegiatan yang
tingkat lokal. Kehadirannya bersifat atraktif terhadap
disokong lembaga multinasional investasi. (Nur Hygiawati
seperti World Bank dan Rahayu, 2017)
International Monetary Fund B. KAJIAN PUSTAKA
(IMF). World Bank menyatakan
1. Politik Nasional
bahwa desentralisasi atau
Politik adalah seni dan
otonomi daerah adalah “the big
ilmu untuk meraih kekuasaan
bang” (dentuman besar) dalam
secara konstitusional maupun
politik Indonesia. (Sebagaimana
nonkonstitusional. Politik
dikutip Nordholt dan Klinken
juga dapat diartikan sebagai:
(2007) juga Supriatma (2009)
a. Politik adalah usaha yang
dari Hofman dan Kaiser (2002)
ditempuh warga negara
diikuti Kisno Hadi, 2010)
untuk mewujudkan
Ditinjau dari sisi
kebaikan bersama (teori
pelaksanaan, masih ditemukan
klasik Aristoteles).
permasalahan dari sisi peraturan
b. Politik adalah hal yang meninggikan dan
berkaitan dengan memelihara harkat,
penyelenggaraan derajat dan potensi rakyat
pemerintahan dan negara. Indonesia yang pernah
c. Politik merupakan mengalami kehinaan dan
kegiatan yang diarahkan kemeralatan akibat
untuk mendapatkan dan penjajahan, menuju sifat-
mempertahankan sifat bangsa yang
kekuasaan di masyarakat. terhormat dan dapat
d. Politik adalah segala dibanggakan.
sesuatu tentang proses b. Politik luar negeri yang
perumusan dan bersifat bebas aktif,
pelaksanaan kebijakan antiimperialisme dan
publik. kolonialisme dalam
(Wikipedia) segala bentuk
Politik nasional adalah menifestasinya,
asas, haluan, kebijaksanaan, mengabdi kepada
dan usaha negara tentang kepentingan nasional dan
pembinaan (perencanaan, amanat penderitaan
pengembangan, pemeliharaan, rakyat serta diarahkan
dan pengendalian), serta kepada pembentukan
penggunaan secara totalitas solidaritas antarbangsa
dari potensi nasional baik terutama bangsa-bangsa
yang potensial maupun yang Asia-Afrika dan negara-
efektif untuk mencapai tujuan negara non-
nasional melalui bangnas. aligned/nonblok.
Politik nasional antara lain c. Politik ekonomi yang
sebagai berikut: bersifat swasembada dan
a. Politik dalam negeri yang swadaya tanpa
diarahkan kepada mengisolasi diri, tetapi
mengangkat, diarahkan kepada
peningkatan taraf hidup dalam pengertian
dan daya kreasi rakyat kesatuan dan persatuan
Indonesia sebesar- nasional yang
besarnya. menggambarkan
d. Politik pertahanan kepribadian bangsa
keamanan yang keluar keyakinan atas
bersifat defensif aktif dan kemampuan sendiri dan
daiarahkan kepada yang berdaulat serta
pengamanan dan berkesanggupan untuk
perlindungan bangsa dan menolong bangsa-bangsa
negara serta usaha-usaha yang masih dijajah guna
nasional. Ke dalam, mencapai
bersifat preventif-aktif di kemerdekaannya.
dalam menanggulangi
segala macam tantangan, b. Ekonomi
ancaman, dan hambatan Kesuburan,
dan gangguan yang kekayaan alam maupun
timbul dari dalam. tenaga kerja yang
terdapat di Indonesia
Berikut ini adalah
merupakan potensi
faktor-faktor yang
ekonomi yang besar
mempengaruhi politik
sekali, bukan saja untuk
nasional sesuai dengan
mencukupi keperluan
metode Astagatra, yang dapat
sendiri tetapi juga
dikelompokkan ke dalam
dunia/negara lain.
bidang-bidang ideologi,
Jumlah peduduk
politik, ekonomi, sosial-
Indonesia secara cepat
budaya, dan militer:
berkembang,
a. Ideologi dan politik
lingkungan ruang hidup
Potensi ideologi
Indonesia masih dapat
dan politik dihimpun di
menampung tambahan
itu jika disertai daya tumbuh menjadi
ikhtisar di lapangan kekuatan militer yang
ekonomi yang seimbang modern dan merupakan
untuk menciptakan daya inti dari sistem
dukung. Perkembangan Pertahanan Keamanan
tersebut dapat Rakyat Semesta.
membawa Indonesia Manunggalnya ABRI-
menjadi kekuatan Rakyat adalah conditio
ekonomi yang sine quanom (syarat
diperhitungkan pada mutlak) dalam bangnas,
masa yang akan datang. bukan hanya karena
c. Sosial budaya alasan historis, tetapi
Kebhinekaan kemanunggalan ABRI
dalam berbagai segi dan rakyat merupakan
kehidupan bangsa kekuatan bangsa yang
merupakan kerawanan tidak terpisahkan.
yang harus dipersatukan 2. Strategi Nasional
agar menjadi kekuatan. Strategi berasal dari
Pengaruh kebudayaan bahasa Yunani strategia yang
luar yang sangat kuat di diartikan sebagai “the art of
Indonesia dapat the general” atau seni
membuat jati diri kita seorang panglima yang
sebagai bangsa biasanya digunakan dalam
Indonesia akan hilang peperangan. Karl Von
jika kita tidak selektif. Clausewitz (1780-1831)
d. Pertahanan keamanan diikuti Fathiah Rahma (2014)
Angkatan berpendapat bahwa strategi
Bersenjata Republik adalah pengetahuan tentang
Indonesia (ABRI) yang penggunaan pertempuran
lahir dalam kancah untuk memenangkan
revolusi fisik Indonesia, peperangan. Sedangkan
perang itu sendiri merupakan Strategi pada dasarnya
kelanjutan dari politik. merupakan kerangka rencana
Menurut Wikipedia, dan tindakan yang disusun
strategi adalah pendekatan dan disiapkan dalam suatu
secara keseluruhan yang rangkaian pentahapan yang
berkaitan dengan masig-masing merupakan
pelaksanaan gagasan, jawaban yang optimal
perencanaan, dan eksekusi terhadap tantangan baru yang
sebuah aktivitas dalam kurun mungkin terjadi sebaga
waktu tertentu. Di dalam akibat dari langkah
strategi yang baik terdapat sebelumnya. Keseluruhan
koordinasi tim kerja, peoses ini terjadi dalam suatu
memiliki tema, arah tujuan yang telah
mengidentifikasi faktor ditetapkan sebelumya.
pendukung yang sesuai Strategi nasional
dengan prinsip-prinsip adalah “tata cara”
pelaksanaan gagasan secara melaksanakan
rasional, efisien dalam politik/kebijaksanaan
pendanaan, dan memiliki nasional tersebut. Agar
taktik untuk mencapai tujuan strategi nasional itu dapat
secara efektif. Pada awalnya berjalan sesuai denga
kata ini dipergunakan untuk politik/kebijaksanaan
kepentingan militer saja nasional terlebih dahulu
tetapi kemudian berkembang harus dilakukan pemikiran
ke berbagai bidang yang strategi, yaitu melaksanaan
berbeda seperti strategi bisnis, telaahan strategi, pemikiran
olahraga (misalnya sepak strategi dengan pengertian
bola dan tenis), catur, berpikir secara intensif,
ekonomi, pemasaran, ekstensif analisis, sintesis,
perdagangan, manajemen dan menyeluruh. Pemikiran
strategi. strategi biasanya berkisar
pada mempelajari keadaan meningkatkan penghasilan
lingkungan dan dan daya beli dan
pengembangan sasaran- menyediakan lapangan kerja.
sasaran alternatif dan cara Setelah menentukan
bertindak yang perlu sasaran, maka langkah
ditempuh. selanjutnya menentukan cara
Mempelajari keadaan bertindak yang perlu
lingkungan mencakup ditempuh dan bermanfaat
analisis kekuatan dan dalam pencpaian sasaran-
kemampuan, penelahaan sasaran. Mementukan cara
kecenderungan- bertindak perlu diiringi
kecenderungan serta dengan pertimbangan tentang
mengidentifikasi kesempatan kebutuhan dan penggunaan
baik dan masalah yang berbagai sumber dan sarana.
ditimbulkan oleh kekuatan Menentukan cara bertindak
dan kecenderungan itu yang yang dilaksanakan di dalam
dapat mempengaruhi negeri, lebih mudah dari luar
perkembangan bangsa. negeri. Begitu pula dalam
Tahap selanjutnya memilih dan menentukan
adalah pengembangan sasaran, juga bagi cara
sasaran-sasaran alternatif. bertindak sebaiknya dibuat
Dalam menentukan sasaran- pula daftar berbagai alternatif
sasaran diusahakan agar tidak cara bertindak yang perlu
terlalu terini untuk ditempuh.
memberikan fleksibilitas bagi (Zainul Ittihad, 2016)
penentuan cara bertindak 3. Otonomi Daerah
yang perlu ditempuh untuk Otonomi daerah adalah
mencapainya. Beberapa hak, wewenang, dan
contoh (penentuan) sasaran kewajiban daerah otonom
adalah meningkatkan untuk mengatur dan mengurus
produksi pangan, sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat Republik Indonesia dibagi
setempat sesuai dengan atas daerah-daerah provinsi
peraturan perundang- dan daerah provinsi itu dibagi
undangan. Secara harfiah, atas kabupaten dan kota, yang
otonomi daerah berasal dari tiap-tiap provinsi, kabupaten,
kata otonomi dan daerah. dan kota itu mempunyai
Dalam bahasa Yunani, pemerintahan daerah, yang
otonomi berasal dari kata diatur dengan undang-
autos dan namos. Autos undang”. Provinsi merupakan
berarti sendiri dan namos tingkat pertama pembagian
berarti aturan atau undang- wilayah di Indonesia,
undang, sehingga dapat kemudian kabupaten/kota.
diartikan sebagai kewenangan Pemerintah daerah mengatur
untuk mengatur sendiri atau sendiri urusan pemerintahan
kewenangan untuk membuat menurut asas ekonomi seluas-
aturan guna mengurus rumah luasnya, kecuali urusan
tangga sendiri. Sedangkan pemerintah yang oleh undang-
daerah adalah kesatuan undang ditentukan sebagai
masyarakat hukum yang urusan Pemerintahan Pusat.
mempunyai batas-batas (Irfan Setiawan, 2018)
wilayah. (Pengertian Otonomi Dasar hukum otonomi
Daerah berdasarkan Undang- daerah yakni:
Undang Nomor 32 Tahun a. Undang-Undang Dasar
2004 tentang Pemerintahan Negara Republik
Daerah diikuti Wikipedia) Indonesia Tahun 1945,
Menurut Undang- Pasal 18 Ayat 1 7, Pasal
Undang Dasar Republik 18A ayat 1 dan 2 , Pasal
Indonesia 1945 pada Bab VI 18B ayat 1 dan 2.
tentang Pemerintahan Daerah, b. Ketetapan MPR RI Nomor
Pasal 18, Ayat 1, dinyatakan XV/MPR/1998 tentang
bahwa “Negara Kesatuan Penyelenggaraan Otonomi
Daerah, Pengaturan, Provinsi merupakan wakil
pembagian, dan Pemerintah Pusat di daerah
Pemanfaatan Sumber yang bertugas mengkoordinir,
Daya Nasional yang membina serta mengawasi
Berkeadilan, serta pelaksanaan otonomi daerah
perimbangan keuangan di wilayah provinsi
Pusat dan Daerah dalam bersangkutan. Dengan
Kerangka NKRI. demikian, dalam konteks
c. Ketetapan MPR RI Nomor otonomi daerah, relasi politik
IV/MPR/2000 tentang lokal dan nasional diperankan
Rekomendasi Kebijakan oleh relasi Pemerintah
dalam Dasar hukum UU Kabupaten/Kota yang
No. 32 Tahun 2004 dipimpin Bupati/Walikota dan
tentang Pemerintahan Pemerintah Provinsi yang
Daerah. dipimpin Gubernur. (Kisno
d. UU No. 33 Tahun 2004 Hadi, 2010)
tentang Perimbangan Dikutip dari Wikipedia,
Keuangan Antara otonomi daerah diberlakukan
Pemerintah Pusat dan di Indonesia melalui Undang-
Pemerintah Daerah. Undang Nomor 22 Tahun
e. UU No. 23 Tahun 2014 1999 tentang Pemerintahan
tentang pemerintah daerah Daerah (Lembaran Negara
(Revisi UU No.32 Tahun Republik Indonesia Tahun
2004. 1999 Nomor 60, Tambahan
(Wikipedia) Lembaran Negara Republik
Basis otonomi daerah Indonesia Nomor 3839). Pada
selama satu dasawarsa tahun 2004, Undang-Undang
terakhir bila merujuk UU No. Nomor 22 Tahun 1999 tentang
22/1999 dan revisinya UU No. Pemerintahan Daerah
32/2004 adalah dianggap tidak sesuai lagi
Kabupaten/Kota. Sedangkan dengan perkembangan
keadaan, ketatanegaraan, dan Ini merupakan
tuntutan penyelenggaraan kesempatan yang sangat baik
otonomi daerah (Konsiderans bagi pemerintah daerah untuk
Undang-Undang Nomor 32 membuktikan kemampuannya
Tahun 2004 tentang dalam melaksanakan
Pemerintahan Daerah diikuti kewenangan yang menjadi
Wikipedia) sehingga hak daerah. Maju atau
digantikan dengan Undang- tidaknya suatu daerah sangat
Undang Nomor 32 Tahun ditentukan oleh kemampuan
2004 tentang Pemerintahan dan kemauan untuk
Daerah (Lembaran Negara melaksanakan yaitu
Republik Indonesia Tahun pemerintah daerah.
2004 Nomor 125, Tambahan Pemerintah daerah bebas
Lembaran Negara Republik berkreasi dan berekspresi
Indonesia Nomor 4437). dalam rangka membangun
Selanjutnya, Undang-Undang daerahnya, tentu saja dengan
Nomor 32 Tahun 2004 tentang tidak melanggar ketentuan
Pemerintahan Daerah hingga perundang-undangan.
saat ini telah mengalami (Merakyat.com: Pelayanan
beberapa kali perubahan, Pemerintah Daerah Dalam
terakhir kali dengan Undang- Arti Luas diikuti Wikipedia)
Undang Nomor 12 Tahun Tujuan pemberian
2008 tentang Perubahan otonomi daerah adalah
Kedua atas Undang-Undang sebagai berikut:
Nomor 32 Tahun 2004 tentang a. Peningkatan pelayanan
Pemerintahan Daerah masyarakat yang semakin
(Lembaran Negara Republik baik.
Indonesia Tahun 2008 Nomor b. Pengembangan kehidupan
59, Tambahan Lembaran demokrasi.
Negara Republik Indonesia c. Keadilan nasional.
Nomor 4844).
d. Pemerataan wilayah sungguh saran dari DPR.
daerah. Selanjutnya dalam rangka
e. Pemeliharaan hubungan melaksanakan Repelita sesuai
yang serasi antara pusat dengan arah kebijakan GBHN,
dan daerah serta antar Presiden/mandataris MPR
daerah dalam rangka membentuk pemerintahan
keutuhan NKRI. (kabinet) dan menetapkan
f. Mendorong arahan, landasan kerja, tugas
pemberdayaaan pokok, dan sasaran (kridal)
masyarakat. dan tata kerja untuk
g. Menumbuhkan prakarsa melaksanakan GBHN.
dan kreativitas, Presiden dan kabinet
meningkatkan peran serta menyusun rencana strategik
masyarakat, departemen yang
mengembangkan peran dikelompokkan ke dalam
dan fungsi Dewan bidang pembangunan sebagai
Perwakilan Rakyat Daerah. bahan Repelita, untuk
(Wikipedia) kemudian dijabarkan ke
4. Politik dan Strategi dalam pelaksanaan
Nasional pembangunan tahunan.
Politik dan strategi (Zainul Ittihad, 2016)
nasional ditetapkan oleh MPR. Namun ada perubahan
Wujud politik dan strategi dalam politik strategi nasional
nasional adalah GBHN yang sejalan dengan berakhirnya
ditetapkan oleh MPR. Untuk orde baru dan mulainya era
melaknsanakan GBHN reformasi. Dampaknya,
tersebut MPR menugaskan GBHN bukan lagi menjadi
Presiden/mandataris MPR. wujud politik dan strategi
Selain melaksanakan GBHN nasional dan digantikan
tersebut dengan dengan Rencana
memperhatikan sungguh- Pembangunan Jangka Panjang
Nasional tahun 2005-2025 seperti “Bandul jam”, hal ini
(RPJPN) yang ditetapkan terlihat dari perjalanan penerapan
dalam UU RI No. 17 Tahun desentralisasi di Indonesia yang
2007 tentang RPJPN tahun bergerak antara sentralisasi dan
2005- 2025. desentralisasi. (Irfan Setiawan,
2018)
C. POLITIK DAN STRATEGI 1. Desentralisasi
NASIONAL DALAM ERA Dalam otonomi daerah
OTONOMI DAERAH pengambilan keputusan-
Otonomi daerah keputusan dipangkas, cukup
menjanjikan pendelegasian di tingkat daerah sehingga
wewenang yang lebih besar bagi menghemat energi dan biaya.
daerah, terutama daerah kabupaten Di dalam konsep
atau kota. Tujuan idealnya, desentralisasi pemerintah
memberdayakan dan pusat masih mempunyai peran
meningkatkan kemampuan sebagai pemberi anggaran
perekonomian daerah, melalui anggaran
menciptakan sistem pembiayaan dekonsentrasi yang akan
daerah yang adil, proporsional dan sampai ke propinsi (Kahar
transparan mewujudkan Maranjaya, 2017).
penyelenggaraan pemerintahan Desentralisasi dalam
daerah yang transparan dan pemerintahan di Indonesia
partisipasi serta mengurangi dapat ditanggapi sebagai
kesenjangan antardaerah. (Khairul hubungan hukum keperdataan,
Ikhwan Damanik, 2010) dimana terdapat penyerahan
Pelaksanaan kebijakan sebagian hak dari pemiliki hak
otonomi daerah merupakan suatu kepada penerima sebagian hak,
pilihan politik suatu bangsa, hal ini dengan objek tertentu. Pemilik
merupakan dampak penerapan dari hak pemerintahan adalah di
bentuk sebuah negara. Penerapan tangan pemerintah, dan hak
otonomi daerah di Indonesia pemerintahan tersebut
diberikan kepada pemerintah lokal dan secara agregat
daerah, dengan objek hak akan berkontribusi pada
berupa kewenangan pendidikan politik secara
pemerintah dalam megatur nasional untuk mencapai
urusan pemerintahan, dengan terwujudnya civil society.
tetap dalam kerangka Negara b. Tujuan administratif akan
Kesatuan Republik Indonesia. memposisikan
(Agus Prasetyo, 2014) Pemerintahan Daerah
Desentralisasi sebagai unit
sesungguhnya membawa pemerintahan di tingkat
angin segar bagi tumbuhnya lokal yang berfungsi
demokrasi dan partisipasi untuk menyediakan
warga dan segenap aktivitas pelayanan masyarakat
pembangunan yang pada secara efektif, efisien, dan
gilirannya dapat ekonomis yang dalam hal
meningkatkan kesetaraan ini terkait dalam
antargolongan, memperluas pelayanan publik.
keadilan sosial, dan Dalam desentralisasi
memperbaiki kualitas hidup terdapat tiga dimensi utama,
rakyat. (Khairul Ikhwan yaitu:
Damanik, 2010). a. Dimensi ekonomi,
Menurut Agus Prasetyo dimana rakyat
(2014), tujuan utama yang memperoleh kesempatan
ingin dicapai melalui dan kebebasan untuk
kebijakan desentralisasi yaitu: mengembangkan
a. Tujuan politik akan kegiatan ekonominya
memposisikan sehingga mereka secara
Pemerintahan Daerah relatif melepaskan
sebagai medium ketergantungannya
pendidikan bagi terhadap bentuk-bentuk
masyarakat di tingkat intervensi pemerintah,
termasuk di dalamnya hubungan pemerintah pusat
mengembangkan dan daerah sangat dipengaruhi
paradigma pembangunan karakteristik struktur
yang berorientasi pada kekuasaan politik yang ada.
ekonomi kerakyatan. Struktur kekuasaan yang
Dalam konteks ini, dicirikan oleh peran negara
eksploitasi sumber daya yang besar (omni potent) dan
dilakukan untuk intervensi negara yang luas
kepentingan masyarakat dalam berbagai aspek
luas, dilakukan oleh kehidupan sosial (omni
masyarakat lokal. present) sangat
b. Dimensi politik, yakni mempengaruhi kelangsungan
pemberdayaan sistem pemerintahan yang
masyarakat secara politik, sentralistik yang bertahan
yaitu ketergantungan selama kurun waktu yang
organisasi-organisasi panjang di masa lalu. Dalam
rakyat dari pemerintah. struktur kekuasaan yang
c. Dimensi psikologis, dicirikan oleh dominasi peran
yakni perasaan individu negara, yang dikenal dengan
yang terakumulasi birokratik otoritarian, ko-
menjadi perasaan kolektif optasi merupakan unsur yang
bahwa kebebasan penting dalam sistem
menentukan nasib sendiri pemerintahan yang
menjadi sebuah sebuah sentralistik. Sehubungan
keniscayaan demokrasi. dengan itu, format hubungan
Tidak ada perasaan pusat–daerah dalam struktur
bahwa “orang pusat” kekuasaan yang otoritarian
lebih hebat dari “orang dan sentralistik itu
daerah” dan sebaliknya. menempatkan pemerintah
Kebijakan desentralisasi daerah tidak lebih sebagai
yang menentukan format instrumen bagi pemerintah
pusat dalam mengatur daerah dan dewan legislatif
kepentingan daerah. dalam merumuskan suatu
Kebijakan desentralisasi masalah. Padahal kepala
dihadapkan pada sejumlah daerah dan anggota legislatif
tantangan. Pertama, harus menjalin hubungan
pelaksanaan otonomi daerah yang baik agar setiap
yang memberikan ruang keputusan yang dibuat akan
politik bagi daerah tidak menguntungkan bagi semua
didukung oleh infrastruktur pihak, termasuk masyarakat
politik yang memadai dalam yang memilih secara langsung
mengakomodasi kepentingan kepala daerah dan anggota
daerah. Kedua, restrukturisasi legislatifnya melalui
sistem pemerintahan yang pemilihan umum.
telah menempatkan DPRD 2. Rencana Pembangunan
sebagai institusi politik yang Jangka Panjang Daerah
demikian penting di daerah (RPJPD) dan Rencana
tidak didukung oleh Pembangunan Jangka
mekanisme politik yang Menengah Daerah
efektif untuk menuntut (RPJMD)
pertanggungjawaban DPRD Dengan ditiadakannya
Garis-Garis Besar Haluan
kepada publik. Dinamika
Negara (GBHN) sebagai
politik di daerah seiring pedoman penyusunan rencana
pembangunan nasional dan
dengan pelaksanaan otonomi
diperkuatnya otonomi daerah
daerah diikuti oleh dan desentralisasi
pemerintahan dalam Negara
meningkatnya konflik di
Kesatuan Republik Indonesia,
kalangan elit politik di daerah, maka untuk menjaga
pembangunan yang
khususnya antara kepala
berkelanjutan, Rencana
daerah dan DPRD. Pembangunan Jangka Panjang
Nasional sangat diperlukan.
(Ignatius Ismanto, 2011)
Sejalan dengan Undang-
Sering kali ditemukan Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem
ketidakcocokan antara kepala
Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) yang Pembangunan Jangka Panjang
memerintahkan penyusunan
Nasional. Adapun Rencana
RPJP Nasional yang
menganut paradigma Pembangunan Jangka
perencanaan yang visioner,
Menengah Nasional
maka RPJP Nasional hanya
memuat arahan secara garis merupakan pejabaran dari visi,
besar.
misi dan program Presiden
(Undang-Undang Republik yang penyusunannya
Indonesia Nomor 17 Tahun berpedoman pada Rencana
2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, yang memuat
Nasional Tahun 2005 - 2025) strategi pembangunan
Entatarina nasional. Sedangkan Rencana
Simanjuntak (2015) Pembangunan Jangka
mengungkapkan kebijakan Menengah Daerah merupakan
pembangunan mulai penjabaran visi, misi dan
menekankan pada proram Kepala Daerah yang
pertumbuhan dan penyusunannya berpedoman
pemerataan pembangunan. pada Rencana Pembangunan
Hal tersebut senada dengan Jangka Panjang Daerah dan
proses desentralisasi dan memperhatikan Rencana
otonomi daerah yang Pembangunan Jangka
mengutamakan keterlibatan Menengah Nasional, memuat
aktif daerah, masyarakat dan arah kebijakan keuangan
dunia usaha dalam daerah, strategi pembangunan
pembangunan. daerah, kebijakan umum, dan
Adapun Rencana program satuan kerja
Pembangunan Jangka Panjang perangkat daerah, lintas
Daerah merupakan penjabaran satuan kerja perangkat daerah
visi, misi dan arah dan kerangka pendanaan yang
pembangunan daerah yang bersifat indikatif. (Yulias Tuti
mengacu pada Rencana Ningsih, 2013)
Perencanaan perencanaan jangka
pembangunan daerah disusun
panjang yang telah ada
berdasarkan data dan
informasi yang akurat dan sebelumnya (misalnya
dapat
dalam bentuk Pola
dipertanggungjawabkan,
mencakup: Dasar/Poldas) untuk
1) Penyelenggaraan
melihat tahapan
pemerintahan daerah.
2) Organisasi dan tata pencapaian perencanaan
laksana pemerintahan
yang sudah dijalankan
daerah.
3) Kepala daerah, DPRD, serta target-target
perangkat daerah dan
lanjutan yang perlu
PNS daerah.
4) Keuangan daerah. diakomodasi dalam
5) Potensi sumber daya
Rencana Pembangunan
daerah.
6) Produk hukum daerah. Jangka Panjang Daerah.
7) Kependudukan.
Perencanaan
8) Informasi dasar
kewilayahan. pembangunan daerah
9) Informasi lain terkait
pada dasarnya adalah
dengan penyelenggaraan
pemerintahan daerah. sebuah kontinum
perencanaan bagi sebuah
(Pasal 152 Undang-Undang
daerah otonom sebagai
Republik Indonesia Nomor
suatu entitas, terlepas dari
23 Tahun 2014 tentang
terjadinya pergantian
Pemerintahan Daerah)
rezim pemerintahan.
a. Rencana Pembangunan
Tahap selanjutnya
Jangka Panjang Daerah
adalah menetapkan visi
(RPJPD)
daerah untuk kurun waktu
Sadu Wasistiono
20 tahun. Visi adalah
(2010) menjabarkan
rumusan umum mengenai
langkah pertama dalam
keadaan yang diinginkan
menyusun Rencana
pada akhir periode
Pembangunan Jangka
perencanaan.
Panjang Daerah adalah
Berdasarkan visi yang
mempelajari dokumen
telah ditetapkan, pelayanan umum serta
kemudian disusun misi, pemanfaatan sumber daya
yakni rumusan umum alam dan sumber daya
mengenai upaya-upaya lainnya sehingga mutlak
yang akan dilaksanakan diperlukan perencanaan
untuk mewujudkan visi. bersama.
Perencanaan dan b. Rencana Pembangunan
pengendalian Jangka Menengah Daerah
pembangunan dan (RPJMD)
perencanaan, Menurut Yulias
pemanfaatan, dan Tuti Ningsih (2013),
pengawasan tata ruang pengimplementasian
merupakan urusan wajib Rencana Pembangunan
bagi pemerintahan daerah Jangka Menengah Daerah
provinsi dan harus memperhatikan
kabupaten/kota. Karena beberapa hal, yaitu:
urusannya bersifat 1) Rencana
konkuren, maka dalam Pembangunan
penyusunan perencanaan Jangka Menengah
pembangunan daerah Daerah harus
mutlak diperlukan dijadikan pedoman
kerjasama dan saling dalam penyusunan
pengertian antarsusunan Rencana Strategis
pemerintahan. Obyek dan (Renstra) SKPD
subyek perencanaan untuk lima tahun
pembangunan mendatang, dan
antarsusunan Rencana Kerja
pemerintahan bersifat Pemerintah Daerah
tumpang tindih dan (RKPD) serta
terdapat hubungan dalam RAPBD (Rencana
bidang keuangan, Anggaran
Pendapatan dan telah ditetapkan akan
Belanja Daerah) pada dipertanggungjawab
setiap tahun kan pelaksanaan dan
anggaran. pencapaiannya, maka
2) Untuk pada pertengahan
mengoperasionalkan tahun kedua Rencana
program dan rencana Pembangunan
kerja yang diusulkan Jangka Menengah
dalam Rencana Daerah ini perlu
Pembangunan dilakukan pengkajian
Jangka Menengah ulang.
Daerah ini perlu 4) Mengingat jangka
diterjemahkan lebih waktu pelaksanaan
lanjut dalam rencana Rencana
kerja yang lebih rinci Pembangunan
dan terukur dalam Jangka Menengah
Restra SKPD Daerah dan selama
masing-masing. periode pelaksanaan
Renstra SKPD Rencana
dimaksud akan Pembangunan
ditetapkan dengan Jangka Menengah
Peraturan Gubernur Daerah ini mungkin
dan merupakan terjadi hal-hal diluar
bagian dari yang asumsi yang
tidak terpisahkan dari ditetapkan dan
Rencana diprediksi
Pembangunan sebelumnya,
Jangka Menengah beberapa usulan
Daerah ini. program dan
3) Mengingat target dan kegiatan baru
rencana kerja yan terutama yang
menyangkut Pembangunan
pemecahan terhadap Jangka Menengah
isu permasalahan Daerah sebagai
terikini yang beikut:
mungkin terjadi di 1) Penyiapan
tengah periode rancangan awal
pelaksanaan Rencana Rencana
Pembangunan Pembangunan
Jangka Menengah Jangka
Daerah ini, dapat Menengah
diusulkan melalui Daerah.
RKPD dan 2) Penyiapan
diimplementasikan Rencana
dalam RAPBD tahun Strategis Satuan
anggaran terkait. Kerja Perangkat
5) Untuk menjembatani Daerah
kekosongan rencana (rancangan
pembangunan pada Renstra SKPD),
akhir masa jabatan yang dilakukan
Gubernur dan Wakil oleh seluruh
Gubernur terpilih, SKPD.
maka dapat dimuat 3) Penyusunan
rancangan program rancangan awal
indikatif satu tahun Rencana
kedepan bila Pembangunan
diperlukan. Jangka
Yulias Tuti Menengah
Ningsih (2013) juga Daerah.
mengutarakan 4) Musyawarah
tahapan penyusunan perencanaan
Rencana pembangunan
(Musrenbang) Kepala SKPD
jangka yang
menengah bertanggungjaw
daerah. ab terhadap
5) Penyusunan pelaksanaan
rancangan tugas dan fungsi
Rencana rancangan
Pembangunan hukum.
Jangka 3. Kerjasama dalam Otonomi
Menengah Daerah
Daerah, dimana Menurut Ekowati
seluruh masukan (2017), pelaksanaan
dan komitmen desentralisasi dan peningkatan
hasil otonomi daerah mendorong
Musrenbang pemerintah daerah untuk
jangka mulai mencari hubungan
menengah kerjasama dalam
menjadi penyelenggaraan
masukan utama pembangunan. Beberapa
dalam pihak potensial yang dapat
pengembangann diajak bekerjasama
ya. diantaranya Badan Usaha
6) Penetapan Milik Negara (BUMN) atau
Peraturan Badan Usaha Milik Daerah
Daerah tentang (BUMD) dan pihak swasta
Rencana serta masyarakat. Untuk dapat
Pembangunan mencapai sasaran secara
Jangka optimal, maka diperlukan
Menengah langkah strategis memilih
Daerah, dibawah kerjasama, berikut rangkaian
koordinasi kegiatannya:
a. Identifikasi dan semua daerah memiliki
penyusunan misi kemampuan untuk
kerjasama yang dimaksud berkembang, namun bila
untuk memberikan dapat bekerjasama akan
gambaran masa terjadi saling menolong
mendatang, dan filosofi antardaerah, sehingga para
suatu kerjasama dilakukan. pimpinan daerah dapat
b. Identifikasi kekuatan dan menjadi diplomat sekaligus
kelemahan internal. salesman untuk menjual
c. Menetapkan sasaran potensi daerahnya dan
jangka panjang. mendapatkan tambahan
d. Proses evaluasi dan pendapatan yang realistis.
pemilihan strategi (Ekowati, 2017)
pelaksana kerjasama. Begitu pula dengan
e. Menetapkan kebijakan daerah pemekaran yang baru
dan sasaran. terbentuk, daerah otonom baru
f. Alokasi sumber daya. ini menghadapi tantangan
g. Identifikasi kekuatan dan struktural yang kompleks.
kelemahan internal. Kompleksitas persoalan yang
Selain bekerjasama sifatnya lintas bidang ini tidak
dengan lembaga, pemerintah mungkin diselesaikan dalam
daerah juga dapat waktu singkat secara
bekerjasama antardaerah. bersamaan. Hal ini terkait erat
Interaksi daerah dengan dengan keterbatasan sumber
wilayah sekitar menjadi suatu daya yang dimiliki oleh
paradigma baru dalam bentuk pemerintah dan masyarakat.
kerjasama yang saling Persoalan tersebut
menguntungkan untuk menimbulkan dampak
meningkatkan peran masing- struktural yang cenderung
masing daerah dalam menghambat kemajuan
melayani masyarakat. Tidak pembangunan daerah pada
umumnya maupun penigkatan e. Memperluas dan
kesejahteraan masyarakat mengembangkan layanan
pada khususnya. (Bambang bagi pelanggan.
Purwoko, 2018). Hal ini juga f. Sarana untuk
menjadi faktor yang meningkatkan efisiensi
mendasari adanya kerjasama dan kualitas pelayanan
pemerintah daerah dengan pemerintah kepada
lembaga maupun daerah lain masyarakat.
yang diharapkan dapat g. Tercapainya sasaran
membantu daerah otonom semaksimal mungkin
baru untuk membangun efektif dengan biaya yang
daerahnya. sekecil mungkin efisien.
Secara substansial, h. Memacu dinamika sosial
pemerintah daerah dapat ekonomi masyarakat.
melakukan kerjasama dengan i. Bagi risiko (risk sharing).
beberapa pihak dengan tujuan
sebagai berikut: D. PENUTUP
a. Mempercepat pelayanan 1. Kesimpulan
kepada masyarakat. Perubahan Garis Besar
b. Mencari modal swasta Haluan Negara menjadi
untuk menjembatani Rencana pembangunan
modal pembiayaan yang Jangka Panjang Nasional
besar yang dibutuhkan membuat pemerintah daerah,
untuk investasi dapat lebih merencanakan
infrastruktur pelayanan pembangunan di daerahnya.
umum. Pemerintah daerah dapat
c. Memperbaiki pengelolaan menyusun Rencana
sumber daya alam dan pembangunan Jangka Panjang
sarana pelayanan. Daerah dan Rencana
d. Mengimpor alih teknologi. Pembangunan Jangka
Menengah Daerah yang dapat
menjadi acuan pemerintah dengan daerah lain sangat
daerah dalam membangun dibutuhkan.
daerahnya. Selain itu, 2. Saran
kerajasama pemerintah daerah Sebaiknya perancangan
dengan lembaga dan daerah pembangunan daerah harus
lainnya juga akan membantu diimplementasikan sesuai
proses pembangunan di dengan kebutuhan daerah agar
daerah masing-masing. politik dan strategi nasioal
Kepala daerah harus dapat berjalan dengan baik.
bekerjasama dengan Selain itu pemerintah daerah
aparatnya, lembaga diharapkan dapat menjalin
pendukung, dan masyarakat hubungan yang harmonis
untuk membangun daerahnya, dengan semua elemen
juga menjadi diplomat pemerintahannya agar tercipta
sekaligus salesman untuk politik yang sehat.
bekerjasama dan Kerjasama antardaerah
mempromosikan daerahnya dan kerjasama dengan lembaga
ke daerah lain. Untuk daerah terkait sebaiknya dilakukan
otonom baru yang mempunyai sesuai dengan kebutuhan
masalah yang sangat daerah agar pembangunan
kompleks, perancangan daerah dapat sesuai dengan
pembangunan dan kerjasama kebutuhan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

_____. 2019. Otonomi Daerah. http://books.google.co.id


Wikipedia [Online] diakses 5 Mei 2019
Available
Ekowati, Mas Roro Lilik. 2017.
https://id.m.wikipedia.org/w
Kemitraan dalam Otonomi
iki/Otonomi-daerah diakses
Daerah. Malang:
4 Mei 2019
Intelegensia Media. [Online]
_____. 2019. Politik. Wikipedia. Available
[Online] Available http://books.google.co.id
https://id.m.wikipedia.org/w diakses 5 Mei 2019
iki/Politik diakses 4 Mei
Hadi, Kisno. 2010. Satu Dasawarsa
2019
Relasi Politik Lokal dan
_____. 2019. Strategi. Wikipedia. Nasional dalam Konteks
[Online] Available Otonomi Daerah. Semarang:
https://id.m.wikipedia.org/w Program Studi Magister
iki/Strategi diakses 4 Mei Ilmu Politik Program
2019 Pascasarjana Universitas
Diponegoro. [Online]
Amin, Zainul Ittihad. 2016. Materi
Available
Pokok Pendidikan
https://www.academia.edu
Kewarganegaraan. Cet. 24.
diakses 4 Mei 2019
Ed. 1. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka Ismanto, Ignatius. 2011. Dinamika
Politik Lokal di Era Otonomi
Damanik, Khairul Ikhwan, dkk. 2010.
Daerah. Tangerang: LAB-
Otonomi Daerah,
ANE FISIP Untirta. [Online]
Etnonasionalisme, dan Masa
Available http://lab-
Depan Indonesia. Jakarta:
ane.fisip-untirta.ac.id
Yayasan Pustaka Obor
diakses 5 April 2019
Indonesia. [Online]
Available
Keban, Yeremias T. 2009. Kerjasama Nugroho, Bagus Prihantoro. 2018. 4
Antar Pemerintah Daerah Tahun Jokowi-JK dan
dalam Era Otonomi: Isu Realisasi Nawacita.
Strategis, Bentuk dan detikNews. [Online]
Prinsip. Jakarta: Bappenas. Available
[Online] Available https://m.detik.com diakses
https://www.bappenas.go.id 4 Mei 2019
diakses 4 Mei 2019
Prasetyo, Agus. 2014. Karakteristik
Mahanjaya, A. Kahar. 2017. Kepala Daerah dan Kinerja
Kebijakan Daerah sebagai Penyelenggaraan
Landasan Pelaksanaan Pemerintah Daerah di
Otonomi Daerah. Jakarta: Indonesia. Tesis. Universitas
Universitas Muhammadiyah Sebelas Maret [Online]
Jakarta. [Online] Available Available
https://jurnal.umj.ac.id http://repository.ut.ac.id
diakses 5 Mei 2019 diakses 5 Mei 2019

Ningsih, Yulias Tuti. 2013. Purwoko, Bambang. 2018.


Perencanaan Pembangunan Manajemen Pemerintahan
Berbasis Masyarakat yang Daerah Otonom Baru:
Partisipatif (Studi tentang Praktik Baik Pemerintahan
Penyusunan Rencana di Kabupaten Puncak,
Pembangunan Jangka Papua. Yogyakarta: Gadjah
Panjang Menengah Daerah Mada University Press.
Provinsi Kepulauan Bangka [Online] Available
Belitung). Tesis. Tangerang http://books.google.co.id
Selatan: Universitas Terbuka diakses 7 Mei 2019
[Online] Available
Rahayu, Nur Hygiawati. 2017.
http://repository.ut.ac.id
Menggapai Asa Melalui
diakses 5 Mei 2019
Nawa Cita, dalam SIMPUL
PERENCANA Volume 29. Perencanaan Infrastruktur
Jakarta: Pusat Pembinaan, Pekerjaan Umum dan
Pendidikan, dan Pelatihan Perumahan Rakyat. [Online]
Perencana (Pusbindiklatren) Available
Bappenas. [Online] http://books.google.co.id
Available diakses 5 Mei 2019
http://pusbindiklatren.bappe
Undang-Undang Republik Indonesia
nas.go.id diakses 5 Mei 2019
Nomor 17 Tahun 2007
Santoso, Fathia Rahma. 2014. Tentang Rencana
Makalah Mata Kuliah Pembangunan Jangka
Pendidikan Panjang Nasional Tahun
Kewarganegaraan: Politik 2005-2025. [Online]
Strategi Nasional. Jombang: Available
STIE PGRI Dewantara http://www.bappenas.go.id
Jombang. [Online] Available diakses 6 Mei 2019
https://www.academia.edu
Undang-Undang Republik Indonesia
diakses 4 Mei 2019
Nomor 23 Tahun 2014
Setiawan, Irfan. 2018. Handbook tentang Pemerintahan
Pemerintahan Daerah. Daerah. [Online] Available
Yogyakarta: Wahana https://pih.kemlu.go.id
Resolusi [Online] Available diakses 5 Mei 2019
http://books.google.co.id
Wasistiono, Sadu. 2010. Penyusunan
diakses 5 Mei 2019
Rencana Pembangunan
Simanjuntak, Etatarina. 2015. Konsep Daerah (Dari RPJPD
dan Arahan Kebijakan Sampai Ke RKPD). [Online]
Daerah Provinsi dalam Available http://sadu-
Pengembangan wasistiono.ipdn.ac.id
Infrastruktur Wilayah Pulau diakses 5 Mei 2019
Sumatera. Jakarta: Pusat

Anda mungkin juga menyukai