Anda di halaman 1dari 4

Karakteristik Organisasi

Organisasi memiliki lima karakteristik utama yakni unit/entitas sosial,


beranggotakan minimal dua orang, berpola kerja yang tersetruktur,
memiliki tujuan yang hendak dicapai dan memiliki indentitas diri.
Penjelasan selengkapnya dibawah ini:

1. Unit /entitas sosial

Organisasi merupakan rekayasa sosial hasil karya manusia yang sifanya


tidak kasat mata dan abstrak sering disebut sebagai artificial being.
Karena sifatnya abstrak maka organisasi lebih kepada realitas sosial
dariapada sebagai realitas fisik. Meski demikian bukan berarti organisasi
tidak membutuhkan fasilitas fisik seperti gedung, peralatan kantor, atau
mesin mesin. Hal ini dikarenakan, melalui fasilitas fisik tersebut organisasi
akan dapat melakukan kegiatannya. Disamping itu, melalui fasilitas fisik
tersebut akan memudahkan orang mengenali adanya entitas sosial.

Meski demikian, tidak berarti hanya merujuk pada keberadaan fasilitas


fisik kita akan dengan mudah mendefinisikan adanya suatu organisasi.
Misalnya sebelum ditutup  pemerintah, Bank BHS biasa disebut sebagai
organisasi karena merupakan realitas sosial.  Akan tetapi setelahnya,
meski gedung-gedungnya berdiri megah dan logo BHS masih terpangpang
digedung tersebut, Bank HBS sebagai realitas sosial sudah berakhir, yang
tinggal hanya realitas fisik yang tidak dapat disebut sebagai organisasi.

Umumnya, suatu organisasi didirikan untuk jangka waktu yang cukup lama,
mulai dari puluhan tahun hingga ratusan tahun atau bahkan mencapai tidak
terbatas. Suatu organisasi tidak terkait dengan masih ada/tidaknya
pendiri organisasi tersebut. Sekalipun pendiri organisasi sudah tidak ada,
hal ini tidak menyebabkan organisasi tersebut dengan sendirinya bubar.
Misalnya, Matsushita Electric Industrial (MEI)
merupakan perusahaan elektronik yang terkenal dari negara Jepang
didirikan pada tahun 1930 hingga saat ini keberadaannya masih eksis
meskipun Kenosuke Matsushita sudah lama meninggal dunia.
Meski diatas dijelaskan organisasi didirikan dalam rentang waktu yang
relatif lama, terkadang terdapat organisasi dengan sengaja didirikan untuk
jangka waktu tertentu (bersifat ad hoc) dan dengan sendirinya bubar atau
dibubarkan setelah kegiatan yang berangkutan dengan pendirian tersebut
berakhir. Kegiatan suatu proyek atau kepanitian merupakan contoh dari
jenis organisasi yang jangka waktunya terbatas. Misalnya panitia pesta
pernikahan, panitia penyelenggara PON, atau panitia pembanungan masjid
segera dibubarkan manakala kegiatan tersebut selai dikerjakan.

2. Beranggotakan minimal dua orang

Organisasi sebagai hasil cipta karya manusia yang didirikan oleh orang-
orang yang memiliki kemampuan, pengetahuan dan sarananya lainnya.
Terkadang didirikan oleh dua orang atau lebih yang sepakat & memiliki ide
yang sama untuk mendirikan suatu organisasi. Tanpa memandang siapa dan
berapa banyak yang mendirikan organisasi, yang pasti manusia dianggap
sebagai unsur utama dalam suatu organisasi. Tanpa keterlibatan manusia,
sebuah entitas sosial tidak dapat dikatakan sebagai organisasi. Bahkan,
secara ekstrem dapat dikatakan bahwa tidak ada satupun organisasi yang
tidak melibatkan manusia dalam kegiatannya. Artinya, keterlibatan
manusia dalam sebuah organisasi adalah sebuah keharusan. Dalam istilah
populernya organization is by people for people  ― organisasi didirikan oleh
manusia untuk kepentingan manusia.

Namun, untuk dapat dikatakan sebuah organisasi, seseorang tidak dapat


melakukannya secara sendiri, misalnya hanya dibantu mesin mesin atau
robot, tetapi harus melibatkan orang lain, dua atau tiga orang yang
bekerjasama dalam satu ikatan, baik dalam ikatan fisik, tempat kerja yang
sama atau dalam suatu jaringan kerja. Dengan kata lain, salah satu
persyaratan agar sebuah entitas sosial disebut sebagai organisasi harus
beranggotakan dua orang atau lebih agar kedua orang tersbeut saling
bekerjasama, melakukan tugas pembagian kerja, dan terdapat spesialisasi
dalam pekerjaan.

3. Memiliki pola kerja yang terstruktur


Selain beranggotakan minimal dua orang, prasyarat dikatakan sebagai
suatu organisasi harus memiliki pola kerja yang terstruktur.

4. Memiliki tujuan yang jelas

Organisasi didirikan bukan tanpa tujuan yang jelas. Manusia merupakan


pihak yang paling berkepentingan didirikannya suatu organisasi. Organisasi
dibentuk karena manusia merupakan makhluk sosial sukar mencapai tujuan
secara individual. Walapun dapat dilakukan secara sendiri, akan tetapi akan
lebih efisien & efektif bila dikerjakan secara bersama-sama dalam sebuah
organisasi. Artinya, organisasi didirikan dengan tujuan agar sekelompok
orang yang bekerja dalam suatu ikatan kerja lebih mudah dalam mencapai
tujuan daripada dikerjakan secara sendiri-sendiri.

Harus dipahami, dalam hal ini meski terdapat kerjasama diantara


sekelompok orang dalam suatu ikatan kerja, tidak dapat diinterpretasikan
bahwa tujuan mereka sama. Ada kemungkinan tujuan masing masing
individu berbeda satu sama lain, akan tetapi kesedian mereka berada &
bergabung dalam sebuah wadah yang disebut sebagai organisasi
menunukkan bahwa mereka memiliki kesepakatan untuk saling membantu
dalam mencapai satu tujuan, bauk tujuan masing-masing individu (tujuan
anggota organisasi) ataupun tujuan dari organisasi itu sendiri (tujua para
pendiir organisasi).

5. Memiliki identitas diri

Perbedaan entitas sosial yang satu dengan lainnya sulit untuk


dibedakankarena terdapat beberapa alasan. Pertama, sifat organisasi
intangble dan abstrak menyulitkan orang untuk melihat atau menyetuh
organisasi. Kedua, organisasi sebagai subsistem dari sistem sosial yang
lebih besar memungkinkan para anggotanya saling berinteraksi dengan
anggota masyarakat diluar organisasi. Ketiga, sering terjadi bahwa
seseorang menjadi anggota lebih dari satu organisasi dengan demikian
batasan organisasi seolah menjadi kabur bila batasan tersebut hanya
dilihat dari keanggotaan seseorang.
Meski demikian, bukan berarti sebuah organisasi tidak memiliki batasan
dan identitas diri. Identitas diri dalam sebuah organisasi secara formal
misalnya dapat diketahui melalui akta pendirian organisasi tersebut yang
menjelaskan siapa yang menjadi bagian organisasi dan siapa yang bukan,
kegiatan apa saja yang dilakukan, bagaimana organisasi tersebut diatur,
atau siapa yang mengaturnya.

Disamping itu, organisasi juga dapat diidentifikasi melalui varieble yang


sifatnya non formal dan sulit dipahami, akan tetapi keberadaannya tidak
diragukan. Variable tersebut biasa disebut sebagai budaya. Seorang
antropolog dari Filiphina F. Landa Jocano menegaskan bahwa sekelompok
orang yang bekerjasama tidak akan dikatakan sebagai organisasi bila
kelompok tersebut tidak memiliki budaya. Jadi, budaya dalam hal ini
dianggap sebagai variable yang menjadi karakteristik sebuah organisasi
sekaligus menjadi pembeda dengan organisasi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai