Anda di halaman 1dari 7

Tabel Perbandingan Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1957 dengan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014


ASPEK Undang-Undang Nomor 01 Undang-Undang Nomor 23
PERBANDINGAN Tahun 1957 Tahun 2014
Sistem Kepala Daerah  Terdapat Jabatan Kepala  Penyelenggara
Daerah yang tidak merupakan Pemerintahan Daerah
organ sendiri, melainkan provinsi dan
sebagai Ketua merangkap kabupaten/kota terdiri
anggota (Pasal 6 ayat 1) atas kepala daerah dan
 Kepala Daerah Swatantra DPRD dibantu oleh
dipilih oleh rakyat menurut Perangkat Daerah. (Pasal
aturan yang ditetapkan dengan 57)
UU, demikian pula cara  Setiap daerah dipimpin
pengangkata dan oleh Kepala
pemberhentiannya. Pemerintahan Daerah
 Dengan keadaan masyarakat yang disebut kepala
yang belum mendukung daerah. (Pasal 59)
berlangsungnya pemilihan  Kepala Daerah untuk
Kepala Daerah secara baik, daerah Provinsi disebut
maka pasal 24 menetapkan gubernur, untuk daerah
bahwa untuk sementara kabupaten disebut wali
Kepala Daerah Swatantra kota. (Pasal 59)
dipilih oleh DPRD untuk 4  Kepala daerah dipilih
tahun. secara demokratis oleh
 tingkatan daerah dibagi rakyat.
menjadi tiga tingkatan, yaitu;
daerah tingkat I dipimpin oleh
gubernur, daerah tingkat II
dipimpin oleh bupati atau
walikota dan daerah tingkat III
dipimpin oleh camat.
Bentuk Daerah atau Pemda  Daerah dapat dibagi menjadi 2  Pemerintah Daerah
macam, yaitu Daerah adalah kepala daerah
Swatantra dan Daerah sebagai unsur
Istimewa (Pasal 1 ayat 1). penyelenggara
 Sistem otonomi yang dianut Pemerintahan Daerah
adalah sistem otonomi riil. yang memimpin
 Urusan rumah tangga daerah pelaksanaan urusan
yang bersifat umum namun pemerintahan yang
cukup menjamin adanya menjadi kewenangan
kesempatan bagi daerah untuk daerah otonom.
menunaikan tugasnya dengan  Penyelenggara
baik sesuai dengan bakat dan Pemerintah Daerah
kemampuannya agar dapat Provinsi dan
berkembang secara luas. Kabupaten/Kota terdiri
 Pemerintah daerah terdiri atas atas kepala daerah dan
DPRD dan DPD. DPRD dibantu oleh
 Anggota DPD dipilih oleh dan Perangkat Daerah.
dari anggota-anggota DPRD  Pemerintah berpedoman
atas dasar perwakilan pada asas
berimbang menurut ketentuan penyelenggaraan
PP, sedang jumlahnya pemerintahan negara
ditetapkan dalam UU yang terdiri atas:
Pembentukan Daerah. 1. Kepastian hukum
 Ketua dan wakil ketua DPRD 2. Tertib
tidak boleh menjadi anggota penyelenggaran
DPD, sedang seseorang yang negara
berhenti sebagai anggota 3. Kepentingan umum
DPRD dengan sendirinya 4. Keterbukaan
berhenti menjadi anggota DPD 5. Proporsionalitas
(Pasal 19 dan 20 ayat 3). 6. Profesionalitas
 Pengelolaan keuangan daerah 7. Akuntabilitas
DPRD memegang semua 8. Efisiensi
kekuasaan mengenai 9. Efektivitas
pengelolaan umum keuangan 10. Keadilan
daerah, yang tidak dengan  Pengelolaan Keuangan
peraturan perundang- Daerah
undangan diserahkan kepada Pengelolaan keuangan
penguasa lain daerah merupaakan
bagian bagian yang tidak
terpisahkan dari
penyelenggaran urusan
pemerintahan yang
menjadi kewenangan
daerah sebagai akibat
dari penyerahan urusan
pemerintahan.
Demokrasi Lokal  Hasil kerja dari DPR Pemilu  Konteks sistem rumah
1955, didalam UU ini tangga daerah yang
menjanjikan demokratisasi dianut oleh Undang-
pemerintahan daerah dengan Undang Nomor 23 Tahun
otonomi seluas-luasnya. 2014 tentang
Pemerintah pusat tidak Pemerintahan Daerah
memiliki kewenangan untuk adalah sistem otonomi
menjalankan kekuasaannya yang luas. Yang artinya
didaerah. UU ini memberikan wewenang
menganjurkan negara kepada daerah untuk
kesatuan tapi dipihak lain menyelenggarakan
membentuk negara federasi, pemerintahan bidang
bentuk negara campuran. tertentu saja yaitu urusan
 Kepala daerah adalah orang pemerintahan konkuren
yang dikenal baik oleh yang diatur secara jelas
rakyat di daerahnya, oleh dan rinci yang
karena itu harus dipilih berpedoman pada norma,
langsung oleh rakyat. Atas standar, prosedur dan
dasar itu, dibandingkan kriteria yang ditetapkan
dengan UU terdahulu dan oleh pemerintah pusat.
bahkan setelahnya, nuansa
demokrasi dalam arti
membuka akses rakyat
berpartisipasi sangat tampak
dalam pilkada yang diatur
UU No.1 tahun 1957. Dalam
undang - undang ini, sistem
pemerintahan kepala daerah
langsung telah dijabarkan
namun dalam prosesnya.
Berdasarkan keterangan itu,
sistem pilkada langsung
dalam UU nomor 1/1957
benar - benar merupakan
introduksi dalam pentas
politik karena secara empirik
belum dapat dilaksanakan.
 Pemilihan umum legislatif
daerah di Indonesia 1957–
1958, disingkat
dengan pemilu legislatif di
Indonesia 1957–1958, atau
secara umum dikenal
dengan pemilu daerah 1957–
1958, pemilu lokal 1957–
1958 atau pemilu regional 19
57–1958 adalah pemilu yang
digelar secara serentak di
beberapa daerah di Indonesia
untuk memilih DPRD
Provinsi (DPRP) dan DPRD
Kabupaten/Kota (DPRK)
Pada saat itu, UU Pemilihan
Kepala Daerah masih dalam
proses penyusunan, untuk
sementara waktu kepala
daerah dipilih oleh DPRD
Lembaga Legislasi  Jumlah Anggota DPRD  Sebagaimana disebut
Pasal 7 dalam Pasal 1 ayat 4 UU
23/2014. Dengan
(1) Bagi tiap-tiap Daerah jumlah demikian, DPRD tidak
anggota Dewan Perwakilan lagi diposisikan sebagai
Rakyat Daerah ditetapkan dalam lembaga legislatif daerah
Undang-undang pembentukannya, tetapi ditempatkan
dengan dasar perhitungan jumlah sebagai lembaga atau
penduduk yang harus mempunyai unsur dari pemerintahan
seorang anggota bagi masing- daerah. Kendati menjadi
masing Daerah sebagai berikut: bagian atau unsur dari
pemerintahan daerah,
a. bagi Daerah-daerah tingkat I kepada DPRD diberikan
tiap-tiap 200,000 orang penduduk 3 (tiga) fungsi utama,
mempunyai seorang wakil dengan yaitu fungsi legislasi,
minimum 30 dan maksimum 75; fungsi anggaran dan
fungsi pengawasan.
b. bagi Daerah-daerah tingkat II
tiap-tiap 10.000 orang penduduk
 Berdasarkan UU
mempunyai seorang wakil dengan
minimum 15 orang dan 23/2014, DPRD
maksimum 35;
direposisi dari Badan
c. bagi Daerah-daerah tingkat III Legislatif Daerah
tiap-tiap 2000 orang penduduk
menjadi unsur
mempunyai seorang wakil dengan
minimum 10 dan maksimum 20. penyelenggara
 DPRD dapar menetapkan
pemerintahan daerah. Hal
hukuman kurungan selama-
lamanya enam bulan atau ini ditegaskan dalam
denda sebanyak-banyaknya Pasal 40 bahwa DPRD
Rp5.000,- (lima ribu rupiah)
merupakan lembaga
terhadap pelanggaran
peraturan-peraturannya, perwakilan rakyat daerah
dengan atau tidak dengan
dan berkedudukan
merampas barang-barang
tertentu, kecuali jikalau sebagai unsur
dengan undang-undang atau
penyelenggaraan
Peraturan Pemerintah
ditentukan lain. pemerintahan daerah.
Pergeseran kedudukan
DPRD dari Badan
Legislatif Daerah
menjadi unsur
penyelenggara
pemerintahan daerah
tentu didasarkan atas
perspektif dominan yang
dianut para perumus UU
23/2014. Pertama,
menurut para perumus
UU 23/2014, dalam
sistem negara kesatuan
(unitarian state) tidak
dikenal badan legislatif di
tingkat daerah; dan badan
legsilatif hanya berada di
tingkat nasional (pusat).
Oleh karena itu, dalam
skema logika UU
23/2014, DPRD bukan
lembaga legislatif daerah.
Kedua, karena DPRD
bukan lembaga legislatif
daerah, DPRD harus
didudukkan sebagai salah
satu unsur penyelenggara
pemerintahan daerah
bersama-sama
pemerintah daerah.

 (1) Anggota DPRD provinsi


berjumlah paling sedikit 35
(tiga puluh lima) orang dan
paling banyak 100 (seratus)
orang.(Pasal 102)

Anda mungkin juga menyukai