PEMDA
Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah
Pemerintahan daerah :penyelenggaraan pemerintahan daerah otonomi oleh pemerintah daerah dan DPRD
Pemerintahan pusat : seluruh penyelenggaraan pemerintahan yang tidak diselenggarakan daerah otonomi
Otonomi penuh : semua urusan dan fungsi pemerintahan yang menyangkut baik
menyangkut isi substansi maupun tata cara penyelenggaraannya (dalam bahasa sehari-hari
disebut otonomi)
Otonomi tidak penuh : daerah hanya menguasai tata cara penyelenggaraan,tetapi tidak
Pemerintahan
administrasi negara
Pemerintahan dalam arti agak luas : penyelenggaraan kekuasaan eksekutif dan
Pemerintahan dalam arti luas : mencakup semua lingkungan jabatan negara dibidang
Pemerintah pusat : perangkat negara kesatuan RI yang terdiri dari Presiden dan
menteri-menteri
Pemerintah daerah : kepala daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain
Hubungan pusat dengan daerah dalam sistem otonomi pada dasarnya
Hubungan pusat dan daerah serta susunan organisasi pemerintahandi daerah.
Otonomi Daerah
A u t o s : s e n d i r i
N o m o s : a t u r a n
Van Der Pot : otonomi berarti peraturan dan pemerintahan dari urusan sendiri
(rumah tanggasendiri)
Logemann : kebebasan bergerak yang diberikan kepada daerah otonom berarti
Ateng Sjafruddin :mempunyai maknakebebasan atas kemandirian (zelfstandig ) tetapi bukan
kemerdekaan (onafhankelijkheid )
Kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentinganmasyarakat setempat
undangan
Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mangatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
Desentraliasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sisten NegaraKesatuan
Republik Indonesia
Kesimpulan
Perbedaan kecenderungan atau perjalanan arah antara otonomi dan federal,
negarafederal
Sepanjang otonomi dapat dijalankan secara wajar dan luas, maka perbeadaan
antara negara kesatuan yang berotonomi dengan negara federal menjadi suatu perbedaan
gradual b elaka
Makin banyak dan itensif pengawasan makin sempit kemandirian otonomi
untukmenjaga bandul antara kecenderungan desentralisasi dan sentraliasi yang dapat berayun berlebihan.
Hubungan keuangan pusat dan daerah dipandang sangat menentukan kemandiriandaerah
Inti hubungan keuangan pusat dan daerah adalah perimbangan keuangan
Perimbangan keuangan : memperbesar pendapatan asli daerah sehingga lumbung keuangan
Dana perimbangan : penerimaan negara yang dibagi antara pusat dan daerah (subsidi dari p usat kepada
daerah)
Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintahkepada daerah dan/atau desa
Cara penentuan ini akanmen cerminkan suatu bentuk otonomi terbatas atau otonomi luas
otonom kehilangan kemandirian untuk menentukan secara bebas cara-cara mengatur dan
Sistem hubungan keuangan antara pusat dan daerah yang menimbulkan hal-hal seperti
keterbatasan kemamuan keuangan asli daerah yang akan membatasi ruang gerak
bertolak pada prinsip : ³semua urusan pemerintahan pada dasarnya menjadiurusan rumah
Urusan pemerintahan sangat luas dan meluas sejalan dengan meluasnya tugas negara dan
Ada negara-negara federal yang sejak semula menentukan secara katagorisurusan
Terjadi proses sentralisasi pada negara federal yang semula menetapkan segala sendi
Pembagian kekuasaan negara bertujuan supaya kekuasaan tidak bertumpuk pada satu
tangan /satu badan .
- Legislatif
- Eksekutif / yudikatif
- Federal
- Legislatif
- Eksekutif
- Yudikatif
Membagi kekuasaan menurut fungsi – fungsi dari lembaga negara yang disebut dengan
trikotomi (Leg, eks, yud)
2. Vertikal
Membagi kekuasaan dalam negara menurut hukum pemerintahan yang terbagi atas :
- Negara kesatuan :
a. Sentralisasi
b. Desentralisasi
- Negara federal, terbagi atas :
a. Pemerintah federal
b. Pemerintah negara bagian
a. Sentralisasi
b. Desentralisasi
limpahan kewenangan itu disebut otonomi daerah sedangkan daerah yang menerima
disebut daerah otonom.
2. Otonomi Formil
Tolak ukurnya tergantung pada daya guna dari urusan yang dilimpahkan sehingga
pelimpahan wewenang tersebut tidak ditetapkan secara rinci dalam UU walaupun
diserahkan secara formal.
3. Otonomi Riil
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Sesungguhnya didalam penyelenggaraan pemerintahan lazimnya dinegara – negara dianut
2 prinsip :
1. Prinsip Keahlian
2. Prinsip Kedaerahan
Sebab munculnya asas kedaerahan adalah begitu luasnya kepentingan pemerintah pusat
dalam mengetahui rakyat sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka dipakailah asas
kedaerahan ini.
Dengan adanya asas ini munculnya desentralisasi.
Secara keilmuan yang sering muncul pada masalah kedaerahan ini timbul desentralisasi.
Adalah pendelegasian /penyerahan yang dilakukan oleh pemerintah kepada badan umum
yang berbadan pemerintahan sendiri untuk membina keputusan dan pertumbuhan
keseluruhan keputusan penduduk yang terbatas suatu wadah tertentu yang mereka gali
2. Desentralisasi fungsional
menurut Montesqiu
50 tahun kemudian Montesqiu merubahnya. Menurut Montesqiu Yudikatif harus dipisah dari
Eksekutif, sehingga ada 3 pembagian kekuasaan :
Legislatif
Eksekutif
Yudikatif
Sistem pemerintahan di Prancis berbentuk Absolut, dimana LEY berada pada satu
tangan. Maka pada masa pemerintahan Louis XVI ada semboyan :
E’stat
‘Negara adalah saya
Negara Serikat
Pemerintah federal dengan segala kewenangannya dimana kewenangan itu berasal dari
negara-negara merdeka yang bergabung tersebut. Setelah bergabung baru negara tersebut
menjadi negara bagian. Dan masing-masing negara bagian punya UU sendiri.
1. Otonomi Materil
Bahwa pelimpahan kewenangan kepada daerah itu didasarkan kepada isi dari urusan
tersebut ditetapkan secara kwalitatif satu persatu dari kewenangan pemerintahan tersebut.
System ini mulai dianut di Indonesia oleh UU No. 22 tahun 1998.
2. Otonomi Formil
Tolak ukurnya tergantung pada daya guna dari urusan yang dilimpahkan sehingga
pelimpahan wewenang tersebut tidak ditetapkan secara rinci dalam UU walaupun
diserahkan secara formal.
3. Otonomi Riil
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Pengertian Pemerintahan
1. Secara luas
Mencakup semua aspek bidang kekuasaan negara.
2. Secara sempit
Hanya eksekutif saja (Pemerintah)
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, lazimnya dianut 2 prinsip yaitu :
1. Prinsip Keahlian
Terlihat pada susunan pemerintahan di pusat maupun di daerah yang dikelola/diolah
oleh para ahli/kementrian menurut kompetensinya masing-masing.
Menurut Plato
a. Bentuk pemerintahan yang baik adalah Aristokrasi yaitu negara yang dipimpin oleh kaum
bangsawan.
b. Suatu negara harus mempunyai ……. yaitu buku/hukum yang didalamnya memuat aturan
dan sistem.
2. Prinsip Kedaerahan
Perlunya asas kedaerahan :
Karena semakin banyak dan luasnya kepentingan warga masyarakat yang harus diurus,
diselenggarakan oleh negara
Ada 2 asas dalam prinsip kedaerahan yaitu :
a. Desentralisasi
1) Menurut Irawan Sujito
Membagi desentralisasi atas 3 macam yaitu :
a) Desentralisasi Teritorial
(1) Menyerahkan kewenangan pada teritori tertentu propinsi, kota/ kabupaten.
(2) Wujud dari desentralisasi
b) Desentralisasi Fungsional
(1) Menyerahkan kewenangan menurut fungsi yang dibutuhkan oleh daerah maka diserahkan
kepada daerah itu.
Ex : Subak (Bali)
c) Desentralisasi Administratif
(1) Hanya aspek administratif saja yang dilimpahkan, sedangkan masalah keuangan berada di
pusat.
(2) Dekonsentrasi
2) Menurut Prof. Amrah Muslimin
Dalam bukunya Aspek-Aspek Hukum Pemda, membagi desentralisasi atas 3 yaitu :
a) Desentralisasi Politik
Pendelegasian kewenangan yang diserahkan ke daerah.
= Desentralisasi Teritorial
b) Desentralisasi Fungsional
Menyerahkan kewenangan menurut fungsi yang dibutuhkan oleh daerah maka diserahkan
kepada daerah.
c) Desentralisasi Kebudayaan
(1) Seni dan budaya yang berbeda aspek lokal.
(2) Untuk memberdayakan masyarakat lokal
(3) Ide pokok dari UU No. 32/2004
Alasan perlunya dianut asas Desentralisasi oleh Pemda.
Menurut The Siang Sie
Pertumbuhan pemerintahan di Indonesia, ada 5 alasan dianut asas desentralisasi :
1) Dari Sudut Politik
Untuk mencegah penumpukan kekuasaan pada 1 tangan/1 pihak/1 badan yaitu seperti di
pemerintah pusat. Jika terjadi penumpukan kekuasaan pada 1 tangan akan terjadi
penyalahgunaan kekuasaan.
2) Dari Bidang Politik
Desentralisasi adalah tindakan aktis demokratisasi
3) Teknis Organisasi Pemerintahan
Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pemerintahan
4) Alasan Cultural/Budaya
(1) Dapat memperhatikan potensi nyata/kekhususan dari masing-masing daerah.
(2) Budaya lokal/daerah merupakan dasar untuk terciptanya budaya nasional.
5) Alasan pembangunan
Dapat membantu dan memperlancar pembangunan.
Keuntungan Desentralisasi yaitu :
1) Mengurangi penumpukan pekerjaan pada Pemerintah Pusat.
Ex : Bidang Pendidikan
- SD Daerah
- SMP, SMA/K Pusat
Setelah UU tentang pendidikan, maka SMP, SMA/K diserahkan ke daerah.
2) Menghadapi masalah yang mendesak, daerah tak perlu menunggu instruksi Pemerintah
Pusat.
3) Mengurangi birokrasi yang buru, karena keputusan/kebijaksanaan dapat segera diambil.
Hakikat birokrasi Pendelegasian wewenang.
4) Dapat diadakan pembedaan dan pengkhususan bagi bagian tertentu.
5) Daerah otonom yang menerima tadi bisa dijadikan daerah ketenangan
Bentuk desentralisasi
a) Otoda
b) Daerah otonom
Daerah yang punya kewenangan untuk mengurus daerah/rumah tangganya sendiri.
6) Mengurangi dominasi/kewenangan Pemerintah Pusat.
7) Memberikan kepuasan kepada daerah.
Landasan Pokok Otoda
Agar dapat tercapainya kesejahteraan masyarakat.
Kelemahan Desentralisasi yaitu :
1) Struktur pemerintahan memang menjadi tambah kompleks, tapi sulit berkoordinasi.
2) Keseimbangan, keserasian antar daerah dapat terganggu.
3) Dapat menimbulkan “Daerahlisme”
4) Keputusan lazimnya membutuhkan waktu yang lama
5) Butuh biaya yang banyak
Sebab dengan kebijakan pemerintah yang baik tadi kalau ada kasus yang salah akan
menyebabkan pemerintahan yang salah
2. Asas keseimbangan / proporsional
Untuk mengatur sesuatu perlu adanya keseimbangan hak – hak dan kewajiban
3. Asas kesamaan mengambil keputusan / equality
Asas ini untuk masalah yang sama, kasus yang sama didaerah yang berbeda
4. Asas kecermatan/carefulness
Yaitu jeli melihat kekurangan yang mungkin menimbulkan resiko
5. Motivasi/motivation
Yaitu motivasi untuk mengambil keputusan itu harus benar – benar jelas dan cukup
Artinya jika tidak berwenang membuat suatu aturan jangan membuatnya
Disini menggunakan asas good government yang memakai asas keterbukaan
8. Kewajaran/reasinable/keadilan
9. Meminimalisasi akibat
UU No. 6/1959
Dalam UU ini dikenal :
a. Kepala Daerah
b. Badan Pemerintah Harian (BPH) yang terdiri dari :
1) Pemuka Masyarakat
2) Pemuka Adat
Sasaran UU No. 18/65 adalah menciptakan pemerintah yang stabil.
UU No. 5/1974
a. UU Pokok Pemerintahan di Daerah
b. Pada Masa Orba
1) Tema pokok dalam Orba adalah Uniformalitas
2) Keseragaman dalam Pemda.
c. Label yang digunakan oleh UU No 5/74
Otonomi Reel/Nyata dan bertanggung jawab, maksudnya adalah otonomi daerah itu bukan
hak tapi wujud dari pertanggungjawaban.
d. Pada prinsipnya UU No. 5/74
1) Asas desentralisasi dan dekonsentrasi dijalankan secara seimbang. Di dalam prakteknya
yang paling dominan adalah dekonsentrasi.
2) Sejalan dengan otoda dan tujuannya dalam memperlancar daerah.
Sehingga dalam pemerintah dikenal
1) Daerah otonomi
2) Wilayah administrasi
e. Menurut UU No. 5/74 Pemda adalah
1) Kepala daerah
2) DPRD
f. Dalam UU No. 5/74 dianut otonomi bertingkat yaitu pemberian otonomi itu tidak langsung
pada tingkat yang di bawah, tapi otonomi diserahkan kepada propinsi dan propinsi akan
menyerahkannya pada kabupaten dan kota.
Prinsip pokok penyelenggaraan otonomi daerah harus ditekankan kepada 4 prinsip yaitu :
1. Prinsip demokrasi
2. Peran serta masyarakat
3. Prinsip pemerataan dan keadilan
4. Potensi keseragaman daerah
Apa betul otoda diserahkan kepada daerah tadi sesuai UU No. 22 tahun 1999 ?
Karena DPRD adalah lembaga yang berwenang memilih kepala daerah, maka kepala
daerah bertanggungjawab kepada DPRD dan harus memberikan laporan
pertanggungjawaban setiap tahun kepada DPRD dan apabila DPRD menemukan kesalahan
– kesalahan yang diakibatkan karena laporan tahunan oleh pemerintah daerah maka dapat
mengajukan / melaporkan kepada menteri dalam negeri untuk ditindak sehingga posisi
DPRD sangat penting disini.
Namun prinsip UU No. 23 tahun 2004 menganut prinsip sama dengan UU No. 5 tahun 1974,
sama mempunyai otonomi daerah.
Lembaga teknis daerah adalah mengerjakan pekerjaan tertentu yang tidak merupakan inti
dari otonomi daerah :
Ex. : Pol PP dan DLLAJ
Akibat terlalu banyaknya retribusi dikota/kab maka timbul : Daya ekonomi yang tinggi
Dana Perimbangan
Sumbernya dari APBN yang dialokasikan ke daerah untuk membiayai daerah.
1. Melaksanakan pembangunan
2. Menerapkan tercapainya kesejahteraan masyarakat/caranya melalui peningkatan
pelayanan / service dalam semua bidang
1. Luas
2. Nyata
3. Bertanggungjawab
Isi otonomi UU No. 32 tahun 2004 mengenai persamaan antara otonomi di TK I dan TK II
yang isinya meliputi 16 macam perencanaan :
Namun isi otonomi dati II sama dengan dati I dan hal ini merupakan 16 urusan yang wajib.
Namun disamping yang wajib tersebut ada 6 urusan pilihan yaitu :
Urusan pilihan ini dikaitkan dengan label yang nyata, dan urusan yang secara nyata ada dan
potensial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibidang :
1. Pertambangan
2. Pertanian
3. Perkebunan
4. Perikanan
5. Kehutanan
6. Pariwisata
Dari hal urusan wajib yang 16 hampir sama dengan urusan pilihan tadi namun
perbedaannya dalam hal skala.
Pemerintahan daerah itu punya hubungan dengan pemerintah dan pemerintah daerah
lainnya. Menyangkut hubungan ini maka dikenal 4 macam hubungan PEMDA dengan
PEMDA lainnya yaitu :
Dan kedua lembaga ini harus sejalan dalam menyelenggarakan pemerintah daerah.
Ad.4. Hubungan yang menyangkut pemanfaatan SDM dan SDA dan yang lainnya:
Hubungan antara pempus dengand aerah yaitu :
Bentuknya yaitu :
1. Menyangkut kewenangan, tanggungjawab, pemanfaatan, pemeliharaan dampak,
budidaya,serta pelestarian
2. Bagi hasil
3. Penyerasian lingkungan dalam hal pemanfaatan SDA dan SDM
Namun menurut UU No. 32 tahun 2004 pemerintahan daerah itu terdiri atas :
Kedua lembaga ini berada pada posisi yang sejajar dan sebagai mitra.
Dalam UU No. 32 tahun 2004 ini menyebutkan bahwa hak DPRD untuk menuyusun
anggaran belanja sendiri (UU No. 22/99) dihapuskan karena anggaran belanja daerah itu
berasal dari dana APBN maka pada UU no. 32 tahun 2004 anggaran belanja DPRD
dimasukkan kepada anggaran belanja daerah.
Sehingga kedudukan fartikuler DPRD itu diatur dengan PP, agar adanya batasan – batasan
yang mengatur hal anggaran DPRD.
Adanya hak dan kewajiban ini karena adanya unsur subjektive berasal dari hubungan
hukum.
a. Melindungi masyarakat
b. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
c. Mengembangkan kehidupan demokrasi menyeluruh
d. Mewujudkan keadilan, pemerataan dalam kehidupan
e. Peningkatan pelayanan pendidikan
f. Menyediakan fasilitas kesehatan (wajib)/sosial
g. Mengembangkan sistem jaminan sosial
h. Mengembangkan sumber daya produktif
i. Melestarikan lilngkungan hidup
j. Melestarikan nilai – nilai sosial budaya
k. Membentuk peraturan per – UU an sesuai wewenang