DI INDONESIA
Norcahyono
Universitas Muhammadiyah Palangkarya
e-mail: arribangi@gmail.com
Abstract: The application of Islamic law in Indonesia has experienced obstacles since the entry of Western law
into Indonesia. So that legal theories were born in response to friction between Western law with
Islamic law. Receptie theory emerged as a Dutch strategy for corner and reduce Islamic law in
Indonesia. Then, the coming of the theory of Receptie Exit law and Receptio a Contrario legal theory
as symbols of resistance to prove that Islamic law still exists in Indonesia. There are two social
problems which has a big influence on the application of Islamic law in Indonesia; First: the entry of
Western law into Indonesia which intersects with Customary law. Second: Political and cultural
influences of the community. In sociological reviews, Islamic law is difficult to be applied in Indonesia,
because Islamic law is existed in the area of Religion to territory of the country.
yang Maha Esa” mengandung Norma beragama, hal ini tercantum dalam alenia
Hukum yang diatur dalam pasal 29 ayat keempat pada Pembukaan UUD 1945
(1) UUD 1945 bahwa Negara Republik yang menyatakan “Ketuhanan yang Maha
Indonesia berdasarkan atas Ketuhan Esa”.
Yang Maha Esa. Hal itu hanya dapat Pada kalimat “Ketuhanan yang Maha
ditafsirkan antara lain: “Pemeluk Agama Esa” mengandung prinsip pengakuan
Islam wajib menjalankan ajaran syariat terhadap keagamaan. Sehingga dapat
Islam, sama halnya Agama-agama lainnya dibenarkan jika Islam sebagai salahsatu
wajib menjalankan agamanya”. Tafsir Agama yang diakui di Indonesia, juga
lainnya adalah “Ajaran Agama tidak diakui eksistensinya sebagai Agama yang
memerlukan bantuan kekuasaan Negara resmi dan Hukum Islam sebagai Hukum
untuk menjalankannya sebab menjadi yang berlaku bagi pemeluknya di
kewajiban pribadi terhadap Agamanya Indonesia (Tahir, 2007: 66).
masing-masing”(Zainuddin, 2006: 85). Dari gambaran di atas diperoleh
Berdasarkan problematika sosial penjelasan bahwa Hukum Islam sudah
berlakunya Hukum Islam di Indonesia dikenal dan dijalankan sejak Islam masuk
sebagaimana tergambar di atas, pada ke Indonesia, namun setelah merdeka
akhirnya Hukum Islam dan kekuatannya keberadaannya untuk menjadi sebuah
di akomodasi oleh Pancasila dan UUD hukum resmi sebuah Negara terdapat
1945. Di antaranya berlakunya undang- berbagai kendala serta gangguan. Pada
undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang tulisan ini penulis membahas tentang
hukum perkawinan Islam. Selain itu lahir “Problematika Sosial Penerapan Hukum
Kompilasi Hukum Islam yang berfungsi Islam di Indonesia”.
sebagai pedoman bagi Hakim di Adapun bahasan tulisan ini adalah:
Peradilan Agama. (1) Apa saja yang menjadi problem sosial
Indonesia sebagai Negara yang penerapan Hukum Islam di Indonesia?
memiliki Agama majemuk juga (2) Bagaimana tinjauan Sosiologi
merupakan Negara Hukum, (Arifin, terhadap penerapan Hukum Islam di
2009: 52) sehingga untuk menguatkan Indonesia?
tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara memerlukan aturan hukum
(Rule of Law) (Arinanto, 2009: 206). Dalam METODE PENELITIAN
rangka menguatkan tatanan hukum 1. Jenis Penelitian
maka diperlukan suatu sitem yang Jenis Penelitian adalah penelitian
mengatur hukum tersebut (Achmad, kepustakaan (library reseach). Dalam
2009: 204). penelitian ini membahas dan mengkaji
Mix Law merupakan sistem hukum tentang Problematika Sosial Penerapan
yang digunakan di Indonesia, yaitu Hukum Islam di Indonesia melalui
berlakunya hukum campuran. Sistem berbagai sumber literatur.
hukum ini selain berlakunya hukum 2. Sifat penelitian
perundang-undangan, juga berlaku Penelitian bersifat deskriptif-analitik,
hukum lain yang diakui dalam UUD 1945 yaitu mendeskripsikan problematika
sebagai Konstitusi Negara Indonesia dan tinjauan sosial tentang penerapan
yang telah mengatur kehidupan hukum Islam di Indonesia.
berbangsa dan bernegara (Tahir, 2007: 3. Pendekatan Penelitian
150). Selain itu, Kontitusi Negara Pendekatan yang digunakan ialah
Indonesia juga mengatur kehidupan pendekatan Sosiologis Historis, Pendekatan
Mustahiq Zakat Fitrah dan Relevansinya dengan Kewajiban Menunaikannya Bagi Setiap Muslim (Telaah Pendapat Imam Malik W. 178 H) ║25
pihak pria diharuskan kawin dengan dirinya dengan Negara. Dalam rangka
wanita it, jika disetujui oleh pihak menghindari kecemburuan sosial dari
wanita”, pasal ini mendapat keritik Agama lain, Negara harus bersikap
karena mengandung persepsi bahwa netral, tidak berpihak kepada salah satu
tunangan menjadi syarat bolehnya agama.
hubungan seksual antara pihak yang Berdasarkan tinjauan sosiologi di
belum melaksanakan akad nikah. (Jaih atas, terjadilah tarik menarik antara
Mubarak, 2015:39). prinsip agama dengan prinsip Negara.
Fenomena di atas menunjukkan Solusi dari tarik menarik ini wilayah
perbedaan pandangan kultur fiqih Publik menjadi tanggungjawab Negara,
yang melemahkan keberadaan Hukum sedangkan wilayah individu diberikan
Islam di Indonesia. Bukti lainnya kepada Agama.
diantaranya adalah masih maraknya Kedua; Masyarakat Indonesia
terjadi perkawinan dibawah tangan memiliki Agama Plural, jika Negara
dan banyaknya juga praktek poligami mengkhususkan salahsatu agama dari yang lain
yang tidak tercatat secara resmi di akan menimbulkan kecemburuan dan
Pengadilan Agama. keterasingan dari agama lain. Dalam rangka
menjaga komitmen pluralitas agama,
Negara berkewajiban mereduksi Hukum
TINJAUAN SOSIOLOGI TERHADAP Islam tujuannya agar meminimalisir
PENERAPAN HUKUM ISLAM DI
kecemburuan dari agama yang lainnya.
INDONESIA
Berdasarkan pluralitas agama,
Menerapkan Hukum Islam dalam penerapan Hukum Islam di Indonesia
konteks Negara Kesatuan Republik menjadi ancaman bagi agama lain
Indonesia, pada awal kemerdekaan dan sehingga kembali kepada UU 45 dan
sampai saat ini memang terdapat pancasila adalah solusi sosiologis dalam
beberapa kendala sosial yang cukup memberikan payung hukum terhadap
berarti. Setidaknya ada dua persoalan keragaman Agama tersebut.
yaitu; Dalam tinjauan Sosiologi, penerapan
Pertama; Hukum Islam menjadi Hukum Islam di Indonesia seharusnya
penengah antara Paradigma Agama menawarkan materi hukum yang
dengan Paradigma Negara. Paradigma mengakomodasi masalah-masalah yang
Agama memandang penerapan Hukum disengketakan. Dalam hal ini Hazairin
Islam menjadi bagian terpenting dalam sebagai Ahli Hukum Adat dan Hukum
melaksanakan totalitas keagamaan, sebab Islam menawarkan konsep tersebut,
keberadaannya diyakini sebagai Wahyu diantaranya tentang konsep mawali yang
yang wajib untuk dilaksanakan. Pada sisi terdapat pada Q.S An-Nisa [3] ayat 33.
lain, penerapan Hukum Islam menjadi Menurur Hazairin, perkataan ahli
bagian dari paradigma Negara yang waris pengganti itu tidak ada sangkut
mempunyai sistemnya sendiri, yaitu pautnya dengan ganti-mengganti ahli
sebagai bagian dari Pluralitas Agama di waris. Ia hanya menunjukkan siapa yang
Indonesia. Akibatnya untuk mempertahankan menjadi ahli waris kalau penghubungnya
pluralitas itu, Negara terpaksa mereduksi telah meninggal dunia lebih dulu dari
tidak hanya Hukum Islam, tetapi juga pewaris. Istilah itu terdapat dalam
berbagai perangkat keIslaman lainnya. Hukum Adat masyarakat muslim
Hal ini dilakukan, untuk membuat Indonesia. Hazairin mengangkatnya
kelompok non-Islam tetap mengidentifikasikan untuk mengisi kekosongan hukum yang
Mustahiq Zakat Fitrah dan Relevansinya dengan Kewajiban Menunaikannya Bagi Setiap Muslim (Telaah Pendapat Imam Malik W. 178 H) ║31
telah terdapat dalam sistem hukum Solusi dari tarik menarik ini Wilayah
kewarisan Islam yang telah dianggap Publik menjadi tanggungjawab Negara,
mapan mulai Islam masuk ke Indonesia sedangkan Wilayah individu diberikan
sampai tahun 1960an. Kekosongan itu kepada Agama. Demikian juga karena
adalah mengenai kedudukan cucu pluralitas Agama, maka terkait
melalui anak perempuan dalam hukum pemberlakuan Hukum Islam di
kewarisan Islam (Hazairin, 1960: 29). Indonesia menjadi ancaman bagi agama
Hukum kewarisan Islam mengenai lain sehingga kembali kepada UU 45 dan
kedudukan cucu sebagai ahli waris pancasila adalah solusi sosiologis dalam
pengganti atau mawali seperti yang memberikan payung hukum terhadap
ditawarkan Hazairin, ketentuannya keragaman Agama di Indonesia.
digali dari ijtihad atau hasil pemikiran Di tinjau aspek sosiologi, Produk
yang mendalam dari para ahli hukum materi Hukum Islam di Indonesia harus
Islam, sehingga mungkin saja terdapat mampu mengakomodasi permasalahan-
perbedaan pada suatu tempat dengan permasalahan yang disengketakan dan
tempat lainnya. Sebab hasil pemikiran bagaimana penyeselaiannya pada masyarakat
itu, dipengaruhi oleh budaya hukum sederhana dan masyarakat modern.
(legal culture) yang berlaku disuatu
tempat atau Negara. Sebagai contoh
mengenai kedudukan ahli waris DAFTAR KEPUSTAKAAN
pengganti (mawali) di Indonesia berbeda Achmad, A. (2009). Menguak Teori Hukum
dengan kedudukan mawali di Negara- dan Teori Peradilan Termasuk
negara lainnya seperti Mesir, Suriah, Interpretasi Undang-undang. t.tp:
Maroko, Tunisia, dan Pakistan Kencana.
(Zainuddin, 2006: 98).
Arifin, H. Z. (2009). Judicial Review di
Mahkamah Agung: Tiga Dekade
KESIMPULAN Pengujian Peraturan Perundang-
Terdapat dua problematika yang undangan. t.tp: Rajawali Pers.
berpengaruh besar terhadap penerapan Arinanto, S. (2009). Negara Hukum dalam
Hukum Islam di Indonesia. Pertama: Perspektif Pancasila, Proceeding
Sebab masuknya hukum Barat dan sebab Kongres Pancasila: Pancasila dalam
bersinggungan dengan Hukum Adat. berbagai Perspektif. t.tp: Setjen dan
Kedua: Sebab pengaruh politik dan kultur Kepanitraan MK.
masyarakat.
Hazairin. (1960). Hendak Kemana Hukum
Dalam tinjauan Sosiologis, Hukum
Islam. Jakarta: Tintamas.
Islam sulit diterapkan secara sempurna,
sebab Hukum Islam berada pada wilayah Hazairin. (1974). Tujuh Serangkai Tentang
agama sekaligus di wilayah Negara. Hukum. Jakarta: Tintamas Indonesia.
Problem sosial tersebut menyebabkan Hazairin. (1982). Hukum Kekeluargaan
tarik menarik antara prinsip-prinsip Nasional (Cet. Ke 3). Jakarta:
agama dengan prinsip-prinsip Negara. Tintamas Indonesia.
32 ║ Jurnal Ilmiah Syari‘ah, Volume 18, Nomor 1, Januari-Juni 2019
Hooker. (1978). Adat Law in Modern Usman, S. (2001). Hukum Islam, Asas-asas
Indonesia. Oxford: Oxford University dan Pengantar Studi Hukum Islam
Press. dalam Tata Hukum di Indonesia.
Jakarta: Gaya Media Pratama.
Hossein, D. (1961). Sejarah Perkembangan
Islam di Indonesia. t.tp: Pustaka Wahid, M. dan A. (2013). Hukum Islam
antarkota. Kontemporer. t.tp: Sinar Grafika.
Jaih Mubarok, (2015). Pembaharuan Zainuddin, A. (1998). Islam Tekstual dan
Hukum Perkawinan di Indonesia. Kontekstual Suatu Kajian Aqidah,
Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Syariah dan Akhlak. Makasar: Yayasan
al-Ahkam.
J.A, D. (1990). Legeslasi Hukum Islam dan
Integrasi Nasional. Jakarta: P3M. Zainuddin, A. (2006). Hukum Islam
Pengantar Ilmu Hukum Islam di
Jimly, A.-S. (1990). Hukum Islam di
Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Indonesia; Delima legeslasi Hukum
Agama dan Negara Pancasila. Jakarta: Zainuddin, A. (2016). Sosiologi Hukum.
P3M. Jakarta: Sinar Grafika.
Tahir, A. M. (2007). Negara Hukum Suatu
Segi Tentang Prinsip-prinsip Dilihat
dari Segi Hukum Islam,
Implementasinya Pada Negara Madinah
dan Masa Kini. t.tp: Kencana.