Anda di halaman 1dari 13

RESUME HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA

A. PENGERTIAN DAN SUMBER HUKUM

Menurut Prof. Van Apeldoorn definisi hukum adalah sangat sulit untuk dibuat,
karena tidak mungkin untuk mengadakannya yang sesuai dengan kenyataan. Akan
tetapi, meskipun demikian banyak para ilmuan hukum yang berusaha memberikan
sebuah definisi
definisi hukum sesuai pendapat mereka. Sehingga dapat
dapat disimpulkan hukum
adalah sekumpulan peraturan tingkah laku manusia untuk mengatur pola hubungan
interaksi manusia
manusia yang dibuat oleh penguasa dengan bersifat mengatur
mengatur dan memaksa
memaksa
yang apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas.
Sumber hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang
yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau
dilanggar akan mendapatkan sanksi yang tegas dan nyata. Adapun macam-macam
sumber hukum dapat ditinjau dari segi material dan formal:
1. Sumber ±sumber hukum material, yaitu sebuah keputusan yang dapat ditinjau dari
  berbagai sudut, misalnya dari sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat dan
sebagainya.
2. Sumber-sumber hukum formal, antara lain:
y Undang-undang (statue)

Adalah suatu peraturan Negara yang mempunyai kekuatan hukum yang


mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa Negara. Syarat-syaratnya
adalah harus sosiologis, filosofis dan yuridis.
y K ebiasaan
ebiasaan (costum)
Adalah perbuatan manusia yang dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama
dan perbuatan tersebut ditaati oleh semua masyarakat sehingga menjadi hukum
kebiasaan.
y K eputusan-keputusan
eputusan-keputusan hakim (jurespudentie)
Adalah keputusan-keputusan hakim terdahulu yang sering diikuti dan dijadikan
dasar keputusan oleh hakim kemudian mengenai masalah yang sama.
y Traktat (treaty)

Adalah suatu perjanjian atau kata sepakat yang dilakukan oleh suatu negara
dengan Negara lain.
y Pendapat sarjana hukum (doktrin)
B. GUGATAN DAN PERMOHONAN

Dalam perdata terdapat dua macam perkara, yaitu:

1
a) Perkara contentios (gugatan), yaitu tuntutan hak yang mengandung sengketa dan
diajukan ke pengadilan untuk mendapatkan putusan. Misalnya sengketa hak milik,
warisan, poligami dan lain-lain.
 b) Perkara permohonan (voluntair), yaitu tuntutan hak yang didalamnya tidak terdapat
sengketa atau perselisihan tapi hanya semata-mata untuk kepentingan pemohon dan
  bersifat sepihak (ex-parte). Disebut juga gugatan permohonan. Contoh meminta
  penetapan bagian masing-masing warisan, mengubah nama, pengangkatan anak,
wali, pengampu, perbaikan akta catatan sipil dan lain-la in.

Perbedaan antara contentiosa dan voluntair:

1) Ciri-cirinya dalam contentiosa mengandung sengketa, ada lawan dan bukan


kepentingan sepihak. Dalam voluntair tidak mengandung sengketa, tidak ada lawan
dan merupakan kepentingan sepihak.
2) Dilihat dari segi pihak-pihaknya:
y Contentiosa menggunkan istilah penggugat dan tergugat. Penggugat mungkin
sendiri dan mungkin gabungan dari bebrapa orang, sehingga ada istilah
Penggugat 1, Penggugat 2, Penggugat 3 dan seterusnya. Juga mungkin
memakai K uasa Penggugat, K uasa Penggugat 1, K uasa Penggugat 2, K uasa

Penggugat 3 dan seterusnya. Begitu pun dengan tergugat, mungkin sendiri dan
mungkin merupakan gabungan dari beberapa tergugat. Gabungan penggugat
atau tergugat tersebut disebut ³kumulasi subjektif´.
y Voluntair menggunakan istilah pemohon dan termohon. Pemohon adalah orang
yang meminta ditetapkan atau mohon ditegaskan sesuatu hak bagi dirinya atau
tentang sesuatu situasi hukum tertentu, baginya sama sekali tidak ada lawan.
Termohon dalam arti asli bukanlah sebagai pihak tetapi hanay perlu dihadirkan
di depan sidanga untuk didengar keterangannya untuk kepentingan
 pemeriksaan, karena termohon mempunyai hubungna hukum langsung dengan
 pemohon.
Dalam Perdata Islam terdapat istilah gugat cerai dan permohonan cerai. Dalam

  perkara gugat cerai, istri sebagai pihak penggugat dan suami sebagai pihak 
tergugat. Sedangkan dalam permohonan cerai, suami sebagai pemohon dan istri
sebagai termohon.
3) Aktifitas hakim dalam memeriksa perkara :
 Contentiosa, terbatas yang dikemukakan dan diminta oleh piha k-pihak.

2
 Voluntair, hakim dapat melebihi apa yang dimohonkan karena tugas hakim
 bercorak administratif.
4) K ebebasan hakim
 Contentiosa, hakim hanya memperhatikan dan menerapkan apa yang telah
ditentukan undang-undang.
 Voluntair, hakim memiliki kebebasan menggunakan kebijaksanaannya.
5) K ekuatan mengikat putusan hakim
 Contentiosa, hanya mengikat pihak-pihak yang bersengketa serta orang-orang
yang telah didengar sebagai saksi.
 Voluntaria, mengikat terhadap semua pih ak.
6) Hasil akhir perkara
 Hasil suatu gugatan (Contentiosa) adalah berupa putusan (vonis).
 Hasil suatu permohonan (voluntaria) adalah p enetapan (beschikking).

Syarat-syarat membuat surat gugatan dan surat p ermohonan:

a) Identitas para pihak harus jelas, memuat nama berikut gelar atau alais atau julukan,
  bin, bintinya, umur, agama, pekerjaan, tempat tinggal terakhir dan statusnya
sebagai penggugat atau tergugat. K alimat yang memisahakan antara penggugat dan
tergugat adalah terdapat kata-kata ³ Berlawanan dengan´.
Identitas harus lengkap karena berisis dengan kompetensi absolute dan kompetensi
relative. K ompetensi absolute adalah kewenangan mengadili antar badan peradilan
yang tidak sejenis, seperti antara Peradilan Militer dengan Peradilan Agama.
K ompetensi relative adalah kewenangan mengadili antara badan peradilan yang
sejenis, seperti Peradilan Agama dengan eradilan Agama.
 b) Fundamentum petendi atau Posita, adalah masalah yang menjadi dasar-dasar 
 perkaranya.
c) Petitum, adalah isi tuntutan dalam surat gugatan. Tuntutan disini boleh satu atau
merupakan gabuangan dari beberapa tuntutan yang dikenal dengan ³kumulasi
objektif´.
Perbedaan dengan surat permohonan adalah identitasnya hanya identitas pemohon
saja, bagian positanya adalah tentang situasi hukum yang dijadikan dasar terhadap
apa yang dimohonkan oleh pemohon dalam bagian p etita.
Cara-cara mengajukan gugatan:
 Gugatan harus diajukan secara tertulis dan ditandatangani oleh penggugat atau
kuasanya. Hal ini diatur dalam pasal 118 HIR.

3
Bagi yang buta huruf, bisa mengajukannya secara lisan. Hal ini diatur dalam
 pasal 120 HIR.
 Gugatan harus daijukan ditempat tinggal tergugat dengan dasar hukumnya pasal
118 HIR. Hail ini sesuai dengan azas ³ Aqtor Sequitor Forum Rei´ artinya gugatan
harus diajukan di tempat tinggal tergugat. Disini ada pengecualian, dalam perkara
gugat cerai, gugatan diajukan di tempat tinggal penggugat (istri), begitu pun
dalam cerai talak, pengajuan permohonan dilakukan di tempat termohon (istri).
Apabila tergugatnya banyak, maka gugatan diajukan di tempat salah satu
tergugat.

Dalam hukum acara perdata ada istilah gugatan tidak dapat diterima dan
gugatan ditolak.

y Gugatan tidak  diterima adalah gugatan yang tidak bersandarkan hukum yaitu
apabila peristiwa-peristiwa sebagai dasar tuntutan tidak membenarkan tuntutan.
Putusan tidak diterima ini bermaksud menolak gugatan diluar pokok perkara.
Dalam hal ini penggugat masih dapat mengajukan kembali gugatannya atau
 banding. Lebih kepada tidak memenuhi s yarat formil.
y Gugatan ditolak  adalah gugatan tidak beralasan hukum yaitu apabila tidak 
diajukan peristiwa-peristiwa yang membenarkan tuntutan. Putusan hakim dengan
melakukan penolakan bermaksud menolah setelah mempertimbangkan pokok 
 perkara. Dalam hal ini penggugat tidak ada kesempatan mengajukan kembali tapi
haknya adalah banding. Lebih kepada tidak memenuhi syarat materil
(pembuktian).

Pencabutan gugatan dapat terjadi:

1. Sebelum pemeriksaan perkara oleh hakim dalam hal ini adalah tergugat belum
memberikan jawaban.
2. Dilakukan dalam proses pemeriksaan perkara dalam hal ini apabila tergugat
sudah memberikan jawaban maka harus dengan syarat disetujui oleh pihak 
tergugat.

Jika gugatan dicabut sebelum tergugat memberikan jawaban maka penggugat


masih boleh mengajukan gugatannya kembali dan jika tergugat sudah memberikan
  jawaban penggugat tidak boleh lagi mengajukan gugatan karena penggugat sudah
dianggap melepaskan haknya.

4
Pasal 118 HIR/142 RBg mengatur juga pengecualiannya yaitu :

1. Diajukan di tempat kediaman tergugat yang terakhir yang sebenarnya apabila


tidak diketahui tempat tinggaln ya.
2. Apabila tergugat lebih dari satu orang diajukan di tempat tinggal salah satunya
sesuai pilihan penggugat.
3. Satu tergugat sebagai yang berhutang dan satu lagi penjamin diajukan di tempat
tinggal yang berhutang, apabila tempat tinggal tergugat (berhutang) dan tempat
turut tergugat (penjamin) berbeda maka diajukan dimana tempat tinggal tergu gat.
4. Jika tidak dikenal tempat tinggal dan kediaman tergugat diajukan kepada ketua
 pengadilan negeri di tempat tinggal p enggugat atau salah seorang penggugat.
5. Jika objeknya benda tetap diaj ukan di tempat benda tetap itu berada.
6. Jika ditentukan dalam perjanjian (akta) ada tempat tinggal yang dipilih (domisili
hukum) mka gugatan diajukan di tempat tinggal yang dipilih tersebut (pilihan
domisili hukum), namun jika penggugat mau memilih berdasarkan tempat tinggal
tergugat, maka gugatan juga dapat diajukan di tempat tinggal tergugat.

Perwakilan dalam Perkara Perdata:

Dalam sistim HIR/RBg beracara di muka pengadilan dapat diwakilkan kepada


kuasa hukum dengan syarat dengan surat kuasa. Menurut UU No 18 Tahun 2003
tentang advokat , kuasa hukum it u diberikan kepada advokat.

Advokat adalah orang yang mewakili kliennya u ntuk melakukan tindakan


hukum berdasarkan surat kuasa yang diberikan untuk pembelaan atau p enuntutan
 pada acara persidangan di pengadilan atau b eracara di pengadilan.

C. PROSES PERSIDANGAN

Proses sebelum persidangan:


1. Setelah perkara terdaftar di kepaniteraan, Panitera melakukan penelitian terhadap
kelengkapan bekas perkara. (Penelitian terhadap bentuk dan isi surat gugatan atau
  permohonan sudah dilakukan sebelum perkara didaftarkan dan ia merupakan
 prasyarat untuk bolehnya perkara didaftarkan).
Penelitian panitera itu disertai dengan membuat resume tentang kelengkapan
 berkas perkara, lalu berkas tersebut disampaikan kepada K etua Pengadilan sebagai
dasar membentuk Penetapan Persetujuan Majlis Hakim (PMH) oleh K etua

Pengadilan.

5
2. K etua majlis hakim yang terpilih akan membuat PHS (Penetapan Hari Sidang)
yang menetapkan kaapn hari/tanggal/jam sidang pertama dimulai.
3. PHS akan diberikan ke jurusita untuk melakukan panggilan terhadap kedua pihak 
yang bersangkutan. Apabila jurusita berhalangan maka akan digantikan oleh
 jurusita pengganti atau pejabat lain yang ditunjuk oleh K etua Pengadilan Agama.
Tahap-tahap persidangan:
1. Tahap sidang pertama
Sidang peertama bagi pengadilan mempunyai arti yang sanagt penting dan
menetukan dalam beberapa hal, misalnya sebagai berikut:
a) Jika tergugat atau termohon (dalam perkara contentiosa) sudah dipanggil
dengan patut, ia atau kuasa sahnya tidak datang menghadap pada sidang
 pertama, ia akan diputus versetek. (125 HIR)
 b) Jika penggugat atau pemohon sudah dipanggil dengan patut, ia atau kuasa
sahnya tidak datang menghadap pada sidang pertama, maka ia akan
diputus dengan digugurkan perkaranya. (124 HIR)
c) Sanggahan (eksepsi) relatif hanya boleh diajukan pada sidang pertama.
K alau diajukan setelah waktu itu, tidak akan diperhatikan lagi.
d) Gugat balik (reconventie) hanya boleh diajukan pada sidang p ertama.

Eksepsi adalah tangkisan, maksudnya bantahan atau tangkisan dari tergugat


yang diajukanke pengadilan karena tergugat digugat oleh penggugat, yang
tujuannya supaya pengguat tidak menerima perkara yang diajukan penggugat
karena adnya alasan tertentu. Eksepsi ini berhubungan dengan wilayah hukum
tempat diajukannya sebuah perkara. Ini berhubungan dengan kompetensei absolut
dan kompetensi relatif.

Pada tahap ini terdiri dari: (1) hakim membuka sidang. (2) hakim menya
identitas pihak-pihak. (3) pembacaan surat gugatan atau permohonan. (4) anjuran
damai.

Menurut HIR, anjuran damai dari hakim sudah dilakukan (dalam sidang
 pertama)sebelum pembacaan surat gugatan, anjuran damai pada sidang pertama ini
  bersifat mutlak. Dalam pasal 130 HIR dinyatakan setiap kali persidangan hakim
harus mendamaikan para pihak. Apabila perdaamian tidak dilakukan maka putusan
dinyatakan batal. Perdamaian akan sangat pentinmg karena perdamaian
mengakomodir rasa keadilan dan bernilai eksekusi dan mengikat.

6
Apabila terjjadi perdamaain maka dibuatkan akta perdamaian di muka
 pengadilan dan kekuatannya sama dengan p utusan. Akta perdamaaian tidak berlaku
  banding sebab akta perdamaain bukan keputusan pengadilan. Bila tidak etrjadi
  perdamaian hal itu harus dicantumkan dalam Berita Acara Sidang, sidang akan
dilanjutkan.

Dalam sidang perdata hakim harus menyatakan persidangan untuk umum.

2. Tahap Jawab-Berjawab (Replik-Duplik)

Surat gugatan dibacakan oleh penggugat, disini ketika dibacakan penggugat


akan diberikan hak untuk menambah dan mengurangi gugatan.

Sesudah pembacaaan surat gugatan atau permohonan dan anjuran damai tidak 
 berhasilmaka K etua Majlis akan bertanya kepada kepada tergugat atau termohon
apakah ia akan menjawab secara lisan atau tertulis, apakah sudah siap atau belum
siap, kapan tergugat atau termohon siapnya. Sejak saat itu masuklah proses
kedalam tahap jawab-berjawab, baik antara pihak dengan pihak maupun antara
hakim dengan pihak. Penggugat mempunyai hak hak bi cara terakhir.

3. Tahap pembuktian
Pembuktian adalah meyakinkan hakim terntang dalil-dalil yang diajukan.
Hukum pembuktian adalah ³Barangsiapa yang mendalilkan sesuatu maka dia harus
membuktikan´. Dalam hukum perdata minimal harus ada 2 alat p embuktian.
Adapun alat-alat pembuktian yang daitur dalam pasal 164 HIR adalah sebagai
 berikut:

a. Surat
Surat ada 3 macam: (1) Biasa, yaitu surat yang tidak sengaja dibuat untuk 
membuktikan sesuatu. (2) Akta otentik, yaitu surat yang dibaut oleh dan atau
dihadapan pejabat yang berwenang. Pada dasarnya surat ini dibuat untuk 
membuktikan sesuatu. (3) Akta di bawah tangan, yaitu surat dibuat tidak 
dihadapan berwenang. Pada dasarnya surat ini sengaja dibuat untuk 
membuktika sesuatu.
Perbedaanya:
- Akta otentik menjadi bukti paling kuat, artinya apa yang tertuang dalam
isinya harus dianggap benar kecuali ada perlawanan.

7
- Akta di bawah tangan baru diakui sebagai alat bukti apabila isi dan tanda
tangannya diakui oleh lawan.
- Akta otentik memiliki 3 kekuatan pembuktian, yaitu  formil, maksudnya
  para pihak telah setuju atas isi surat tersebut. Materil, maksudnya
  peristiwanya benar-benar terjadi.  Mengikat, maksudnya akat tersebut
 benar-benar telah dibuat dihadapan pejabat yang b erwenang.
 b. Saksi
Harus memenuhi dua syarat:
- Formil, artinya saksi harus cakap (145 HIR), keterangannya disampaikan
dalam sidang (144 HIR), diperiksa satu persatu (144 HIR) dan harus
disumpah.
- Materil, artinya minimal dua orang saksi dan saksi ahrus berdasarkan
alasan dan pengetahuannya.

K alau saksi hanya satu, maka harus dilengkapi dengan alat pembuktian yang
lain. Azas mengatakan ³ulus testis nulus testis´ artinya satu saksi bukan
saksi. Azas mengatakan ³testimonium de auditoru´ artinya saksi yang
mendengar dari keterangan orang l ain.

Menurut pasal 145 HIR atau 172 RBg saksi yang tidak akn diterima antara
lain:

y K eluarga saudara
y Istri, suami ataupun salah satu pihak walaupun sudah bercerai.
y Anak-anak yang diketahui umurn ya.
y Orang yang ingatannya kurang.

Pengecualian dalam perceraian, kelurga boleh menjadi skasi dalam


 pengadilan apabila perselisihan terjadi terus-menerus. Hal ini sesuai dengan
PP No.9/1975 pasal 22.

c. Persangkaan
Persangkaan ada dau macam, yaitu:
a. Undang-undang, yaitu perbuatan yang oleh undang-undang telah
ditentukan.

8
 b. Hakim, yaitu segaal peristiwa keadaan dalam sidang, bahan-bahan yang
didapat dalam sidang semua itu bisa menyusun pertimbangan dalam
  persangkaan hakim.
d. Pengakuan
Ada 3 macam:
a. Pengakuan murni, artinya tergugat mengakui seluruh dalil-dali gugatan.
Disini penggugat tidak usah menghadirkan saksi kecuali dalam
  persidangan gugat-cerai, harus menghadirkan keterangan pihak keluarga
atau teman dekat apabila masalahnya karena perselisihan etrus menerus.
 b. Pengakuan berkualifikasi, artinya tergugat mengakui isi gugatan, akan
tetapi terguagat menyertakan imbuhan keterangan yang berkualifikasi.
Pada pengakuan ini tergugat harus membuktikan atas imbuhan
keterangannya. Tergugaat mengakui gugatan tetapi keterangannya
membantah sebagian gugatan.
c. Pengakuan klausula, ini hamper sama dengan pengakuan berkualifikasi,
akan tetapi keterangannya bersifat membantah keseluruhan gugatan.
e. Sumpah
Pada dasarnya digunakan karena tidak ada lagi alat pembuktian. Pembagian
sumpah:
- Suplitoir, adalah sumpah yang dimintakan salah satu pihak untuk 
melengkapi satu bukti yang telah diaj ukan oleh pihak yang berperkara.
- Penaksir, hanya dapat diperintahkan karena jabatannya hakim atau
 pengadilan kepada penggugat.
- Decisair, adalah sumpah yang dimintakan salah satu pihak karena pada
 perkaranya tidak ada bukti sama sekali.

Perbedaan antara suplitoir dan penaksir:

Jika suplitoir dibebankan kepada salah satu pihak, maka penaksir dibebankan
kepada penggugat saja.

4. Tahap K esimpulan

Penggugat dan tergugat menyimpulkan kesimpulan baik secar tertulis maupun


secara lisan setelah selesainya tahap pembuktian. Setelah kesimpulan disampaikan
maka hakim bermusyawarah untuk menetapkan putusan.

9
D. UPAYA-UPAYA HUKUM

U  paya hukum terbagi dua macam yaitu upaya hukum biasa dan upaya hukum
luar biasa. Yang termasuk upaya hukum biasa adalah verzet, banding dan kasasi.
Sedangkan yang termasuk upaya hukum luarbiasa adalah PK  (Peninjauan K embali).
a) VERZET
Verzet artinya perlawanan terhadap putusan versetek yang telah dijatuhkan
oleh pengadilan tingkat pertama (pengadilan Agama), diajukan oleh tergugat yang
diputus versetek tersebut dalam waktu tertentudan diajukan ke pengadilan Agama
yang memutus itu juga.
Bagi yang diputus versetek belum bisa menggunakan upaya hukum banding
sebelum ia menggunakan upaya hukum verzet.
 b) BANDING
Banding yang disebut juga appel aialah permohonan pemeriksaan kembali
terhadap putusan atau penetapan pengadilan tingkat pertam (Pengadilan Agama)
karena merasa tidak puas atas putusan atau penetapan tersebut, diajukan ke
  pengadilan tingkat banding (Pengadilan Tinggi Agama) yang mewilayahi
  pengadilan tingkat pertama yang bersangkutan, melalui pengadilan tingkat
  pertama yang memutus tersebut dalam tengganag waktu tertentu dan dengan
syarta-syarta tertentu.
Pemohon banding disebut pembanding dan lawannya disebut terbanding.
Mungkin saja pihak-pihak sama-sama terbanding dan ketika itu hanya ada
 pembanding, tidak ada terbanding.
Yang akan diperiksa di tingkat banding adalah:
 Apakah pemeriksaan perkara sudah tepat dan benar? (mulai dari PMH, PHS
sampai pada tahap persidangannya)
 Apakah putusan hakim pada pengadilan tingkat pertama sudah tepat dan
 benar? Disini, Pengadilan Tingkat Banding bias menguatkan putusan
Pengadilan Tingkat Pertama atau membuat keputusan sendiri.

Tatacara mengajukan banding:

1. Diajukan dalam tenggang waktu selama 14 hari (apabila penggugat dan t ergugat
hadir bisa setelah 1 hari putusan dijatuhkan juga boleh apabila sudah terhitung
setelah 3 hari diterimanya surat pemberitahuan).
2. Memohon surat Akta Permohonan Banding.

10
3. Membayar panjar atau biaya banding.
4. Pemberitahuan banding kepada terbanding (sinonim tergugat).
5. Memori banding (semacam surat gugatan) diajukan pembanding (sinonim
 penggugat).
6. Pemberitahuan kepada terbanding bahwa adanya memori banding.
7. Contra memori banding oleh terbanding.
8. Pemberitahuan adanya contra memori banding.
9. Adanya inzage atau pemeriksaan berkas yang akan diajukan ke Pengadilan
Banding.
10.Berkas baru kemudian dikirim ke Pengadilan tingkat Banding.
c) K ASASI

K asasi artinya mohon pembatalan terhadap putusan atau penetapan pengadilan


tingkat pertama (Pengadilan Agama) atau terhadap putusan pengadilan tingkat
  banding ( Pengadilan
Tinggi Agama) ke Mahkamah Agung di Jakarta,

melalui pengadilan tingkat pertama (Pengadilan Agama) yang dahulunya memutus,


karena ada alas an tertentu, dalam waktu tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu.
Pemohon kasasi lawannya termohon kasasi. Dalam hal kedua belah pihak 
sama-sama memohon kasasi, berarti hanya ada pemohon kasasi, tidak ada
termohon kasasi.
U  paya hukum kasasi baru bias digunakan apabila sudah mempergunakan
upaya hukum banding.

Permohonan kasasi diajukan selama tenggang waktu 14 hari.

d) PENINJAUAN K EMBALI
Peninjauan kembali yang dimaksudkan adalah terhadap putusan atau
 penetapan pengadilan tingkat pertama (Pengadilan Agama) yang telah memperoleh
kekuatan hukum yang tetap, atau terhadap putusan pengadilan tingkat banding
(Pengadilan Tingkat Agama) yang telah memperoleh kekuatan hukum yang
tetap,atau terhadap putusan Mahkamah Agung, karenanya sering disebut
dipanjangkan menjadi ³ Peninjauan kembali terhadap putusan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap).
Peninjauan kembali dimaksudkan, diajukan ke Mahkamah Agung melalui
Pengadilan tingkat pertama (Pengadilan Agama) yang dahulunya memutus, dengan
alasan dan syarat tertentu tetapi tidak t erikat pada waktu tertentu.

11
Tenggang waktu untuk mengajukan PK  adalah selama 6 bulan atau 180 hari
sejak memperoleh putusan hukum teta. Syarat di PK  adalah harus adanya  N ovum
atau bukti baru yang ditemukan.
Catatan:
 Perbedaan banding dan kasasi adalah:
- Memori banding bukan suatu keharusan
- Memori kasasi adalah wajib atau keharusan diajukan pemohon.
 Perkara contentisa (gugatan) adanya di banding, kasasi kemudian PK .
 Perkara voluntair (permohonan) tidak ada banding, akan tetapi langsung ke
kasasi.

E. SITA

Sita secara etimologi artinya perampasan. Sedangkan menurtu terminologi, sita


adalah tata cara perampasan harta atau benda atau barang oleh pengadilan atas
  permohonan penggugat konvensi atau rekonvensi dengan tujuan agar gugatannya
tidak hampa pada waktu putusan dijatuhkan.
Macam-macam sita:
a) Sita Jaminan (Conservatoir Beslag)
Adalah sita yang diajukan penggugat supaya barang yang ada di pihak 
lawan (tergugat) tidak dipindah tangankan dengan tujuan agar putusan hakim
tidak bersifat hampa atau ilusioner.
Permohonan penggugat biasanya diajukan sekaligus ketika ia mengajukan
gugatan teapi dapat juga sebelum perkara diputus bahkan dapat juga sebelum
  putusan memperoleh kekuatan hukum tetap, artinya boleh diajuakn ketika
 banding dan kasasi.
Permohonan sita jaminan harus berdasarkan adanya dugaan beralasan, oleh
karena itu hakim harus mempertimbangkan dahulu sebelum memutuskan
dikabulkan atau tidaknya. Putusan hakim tersebut berupa putusan sela. Perintah
  pelaksanaan sita akan dikeluarkan oleh ketua Pengadilan Bukan K etua Majlis
hakim.
Setelah putusan tersebut memperoleh kekuatan hukum yang tetap,
  pernyataan yang sah dan berharga tersebut berubah menjadi sita eksekutorial,
kecuali kalau tergugat memenuhinya dengan sukarela. Dengan sendirinya, jika
 penggugat ternyata kalah, maka sita harus dicabut ( diangkat). Hal ini diatur dalam
HIR Pasal 227, RBg, Pasal 261.

12
Putusan sela adalah putusan hakim terhadap suatu perkara yang bukan pokok 
 perkara akan tetapi masih ada relevansinya ddengan pokok perkara.
 b) Sita Eksekusi (Eksekutorial Beslag)
Adalah sita yang dilakukan setelah perkara mempunyai kekuatan hukum
tetap atas barang-barang yang belum diletakkan sita jaminan, karena terhadap
 barang yang telah diletakkan sita jaminan otomatis menjadi sita eksekusi.
c) Sita Revindikasi ( Revindicatoir Beslag)
Adalah siat yang dilakukan pengadilan terhadap benda bergerak milik 
sendiri yang berada di tangan orang lain, atau terhadap milik sendiri yang telah
dijual tetapi belum dibayar harganya oleh p embeli.
Permohonan kepada pengadilan untuk dilakukan sita revindicatoir tidak 
memerlukan adanya dugaan beraslasan terlebih dahulu bahwa si tersita akan
menggelapkan atau akan melenyapkan barang yang dimohonkan sita.
d) Sita Matrial atau Matrimonial
Sita matrial tidak didapat di dalam HIR dan RBg, melainkan terdapat pada
BW (Burgerlijke Wetboek) dan Rsv (Reglement op de Burgelijke
Rechtsvordering).
Sita matrial adalah sita yang diajukan istri ke pengadilan agar selama masa
sengketa perceraian yang sekaligus harta bersama di pengadilan, agar si suami
tidak mentransfer atau menujual harta bersama tersebut (gono-gini). Sita ini
diaukan istr karena menurut BW si istri tidak mampu bertindak hukum kecuali
atas bantuan suaminya, sehingga yang mungkinmenjual atau mentransfer harta
adalah suami.

13

Anda mungkin juga menyukai