Anda di halaman 1dari 5

Assalamu’alaikum Wr.

Wb, Mohon izin menanggapi diskusi; 

1.Apa arti desentralisasi dan bagaimana penerapannya dalam sistem federal dan dalam sistem
unitary?

Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah dari pusat kepada daerah. Pelimpahan
wewenang kepada Pemerintahan Daerah, semata- mata untuk mencapai suatu pemerintahan yang
efisien. Pelimpahan wewenang tersebut menghasilkan otonomi. Otonomi itu sendiri adalah
kebebasan masyarakat yang tinggal di daerahnya itu sendiri untuk mengatur dan mengurus
kepentingannya sendiri. (Menurut UU Nomor 5 Tahun 1974)

Desentralisasi merupakan sebuah alat untuk mencapai salah satu tujuan bernegara, yaitu terutama
memberikan pelayanan publik yang lebih baik dan menciptakan proses pengambilan keputusan
publik yang lebih demokratis. Dengan desentralisasi akan diwujudkan dalam pelimpahan
kewenangan kepada tingkat pemerintahan untuk melakukan pembelanjaan, kewenangan untuk
memungut pajak (taxing power), terbentuknya Dewan yang dipilih oleh rakyat, Kepala Daerah
yang dipilih oleh Rakyat Daerah, dan adanya bantuan dalam bentuk transfer dari Pemerintah
Pusat.

 Adapun penerapan desentralisasi dalam system federal adalah negara bagian atau
provinsi sudah ada terlebih dahulu dari negara federalnya sehingga sumber kekuasaann justru
berada di negara bagian atau provinsi ,penyerahan kekuasaan secara utuh kepada daerah tersebut
dimana kewenangan diberikan secara menyeluruh, Pemerintah federal tidak boleh mencampuri
urusan negara bagian atau provinsi kecuali yang telah ditetapkan dalam konstitusi negara federal.

 Sedangkan penerapan desentralisasi dalam system unitary adalah pemerintah pusat


dibentuk terlebih dahulu, kemudian pemerintah pusat membagi sebagian kekuasaannya kepada
organisasi pemerintah subnasional, organisasi semi-otonom maupun organisasi non pemerintah
untuk mengelola sebagian fungsi – fungsi publik, jadi sumber kewenangannya ditransfer kepada
daerah oleh pemerintah pusat, tidak memiliki kedaulatan,  dan masih bersifat subordinatif dalam
pengertian bahwa pemerintah daerah adalah bentukan dan bawahan dari pemerintah pusat.
2.Apa yang dimaksud dengan desentralisasi dengan teknik ultra vires doctrine dan teknik general
competence?

Desentralisasi dengan teknik ultra vires doctrine adalah pemerintah pusat menyerahkan
wewenang pemerintahan kepada daerah otonom dengan cara merinci satu persatu. daerah
otonom hanya boleh menyelenggarakan wewenang yang diserahkan tersebut, sisa wewenang
tetap menjadi wewenang pusat.

b. Desentralisasi dengan teknik general competence yaitu daerah otonom boleh


menyelenggarakan semua urusan di luar yang dimiliki oleh pusat. Penyelenggaraan kewenangan
oleh daerah berdasarkan kebutuhan dan inisiatifnya sendiri di luar kewenangan yang dimiliki
oleh pusat.

3.Apa perbedaan antara desentalisasi dengan otonomi daerah?

Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah


otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia sedangkan Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

4.Apa perbedaan dekonsentrasi dengan tugas pembantuan?

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur


sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu dan Tugas
pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah
provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa
untuk melaksanakan tugas tertentu.

5.Mengapa perlu ada DPRD di daerah otonom?


Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan bagian dari pemerintah daerah, karena di
dalam negara kesatuan tidak ada legislatif daerah, oleh karenaitu DPRD dimasukkan ke dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah, namun demikian kewenangan DPRD tidak seperti Kepala
Daerah yang mempunyai kewenangan penuh dalam menjalankan pemerintahan, kewenangan
DPRD dibatasi hanya menjalankan fungsinya sesuai dengan Undang-Undang, diatur dalam Pasal
41 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, yang menyatakan bahwa:”DPRDmemiliki fungsi
legislasi, anggaran, dan pengawasan”. Mengenai fungsi pengawasan tentu akan terjadi
kontroversi dalam menjalankan fungsinya karena di satu sisi DPRD adalah bagian dari
Pemerintah Daerah tetapi di sisi lain DPRD harus mengawasi jalannya pemerintahan daerah.

Dalam menjalankan pemerintahan, kewenangan DPRD tidak seperti kewenangan Kepala Daerah
yang memiliki kewenangan begitu besar, sehingga dominasi kewenangan dalam menjalankan
pemerintahan daerah berada padaKepala Daerah, hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya
peranan DPRD hanyalahsebagai pelengkap saja dalam menjalankan pemerintahan di daerah,
walaupun DPRD mempunyai fungsi pengawasan tetapi pada implementasinya apakah sudah
dijalankan secara efektif, mengingat bahwa DPRD juga merupakan bagian dari pemerintah
daerah, tentu saja akan sulit menjalankan tugas ini, karena DPRD tidak bisa berlaku independen
seperti DPR Republik Indonesia.

Demikian, salam hormat

Daftar Pustaka :

Eka Prasojo,dkk, “Pemerintahan Daerah”, Penerbit Universitas Terbuka;

Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

https://cerdika.com/sentralisasi-desentralisasi-dekonsentrasi/

https://media.neliti.com/media/publications/84884-ID-peran-dewan-perwakilan-rakyat-daerah-
dal.pdf
https://www.slideshare.net/OswarMungkasa/desentralisasi-dan-otonomi-daerah-di-indonesia-
draft-final-upload-x-061112

https://www.researchgate.net/publication/306094990_PERBANDINGAN_SISTEM_PEMBAGI
AN_URUSAN_PEMERINTAHAN_ANTARA_PEMERINTAH_PUSAT_DAN_DAERAH_OT
ONOM

https://kgsc.wordpress.com/2012/01/27/analisis-mewujudkan-desentralisasi-dan-otonomi-daerah/
Menghadapi Industri 4.0Tren perubahan teknologi ke arah digital mendorong perubahan
perilaku dan kemampuan manusia dalam dunia pasar kerja. Menghadapi era industri 4.0,
Ditjen Belmawa telah melakukan transformasi sistem pembelajaran dalam rangka
menyiapkan SDM relevan dengan tuntutan pasar kerja yaitu melalui implementasi system
pembelajaran daring (SPADA) didukung oleh joint curriculum dan transfer kredit. Seluruh
program pendukung mengalami peningkatan di atas 100%. Program pembelajaran jarak
jauh (PJJ) mengalami peningkatan diukur oleh 498 mata kuliah (2017) meningkat menjadi
814 mata kuliah (2018). Program studi menerapkan joint curriculum meningkat dari 127
prodi (2017) menjadi 525 prodi (2018), serta terjadi peningkatan jumlah mahasiswa yang
mengikuti program transfer kredit dari 384 mahasiswa (2017) menjadi 1.551 mahasiswa
(2018).Layanan Unggulan Ditjen Belmawa

Anda mungkin juga menyukai