2. Model Agensi: Dalam model ini, daerah tidak mempunyai kekuasaan yang
cukup berarti, sehingga daerah hanya sebagai agen (penyalur/pelaksana
saja) dari pemerintah pusat yang bertugas untuk pemerintah pusat
OTONOMI MATERIIL
urusan yang diserahkan menjadi
urusan rumah tangga diperinci
secara tegas, pasti dan diberi batas-
batar (limitative), “zakelijk”
dalam prakteknya penyerahan ini
dilakukan dalam UU pembentukan
Daerah yang bersangkutan
OTONOMI FORMAL
urusan yang diserahkan tidak dibatasi dan
tidak “zakelijk”
Daerah mempunyai kebebasan untuk
mengatur dan mengurus segala sesuatu yang
menurut pandangannya adalah kepentingan
Daerah
Daerah tidak boleh mengatur urusan yang
telah diatur oleh undang-undang atau peraturan
yang lebih tinggi tingkatannya.
OTONOMI RIIL
merupakan kombinasi atau campuran
otonomi materiil dan otonomi formal
Pemerintah Pusat menentukan urusan-
urusan yang dijadikan pangkal untuk
mengatur dan mengurus rumah tangga
Daerah unsur materiil
setiap waktu Daerah dapat meminta
tambahan urusan kepada Pemerintah Pusat untuk
dijadikan urusan rumah tangganya sesuai
dengan kesanggupan dan kemampuan Daerah
unsur formal
9. Kriteria Distribusi kewenangan
yg bersifat konkuren
Berikut adalah kriteria distribusi kewenangan yang bersifat
konkuren:
Eksternalitas: Pembagian urusan pemerintahan harus
memperhatikan dampak penyelenggaraan bagian urusan
pemerintahan secara langsung yang hanya dialami secara lokal
(satu kabupaten/kota)
Akuntabilitas: Pembagian urusan pemerintahan harus
memperhatikan pertanggungjawaban pemerintah pemerintahan
daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota
dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan tertentu kepada
masyarakat
Efisiensi: Pembagian urusan pemerintahan harus
memperhatikan daya guna tertinggi yang dapat diperoleh dari
penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan