Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN
Otonomi Daerah
REFERENSI

• Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan – Ani Sri Rahayu


• Materi Pembelajaran dan Sumber Online Lainnya

https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/g87sRg7S1PKqNuWVKv3yT4KJxh8=/1200x900/smart/
filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2245657/original/027340200_1528668242-2016-05-12-19-30-02-
book.jpg
OTONOMI
DAERAH

Secara etimologi, otonomi daerah Jadi, otonomi daerah adalah


berasal dari kata otonom dan daerah kewenangan untuk mengatur
sendiri atau kewenangan
Otonom : Merujuk dalam bahasa Yunani
sendiri, kata otonom berasal dari kata untuk membuat aturan guna
autos yang berarti sendiri dan namos mengurus rumah tangga
yang berarti aturan/undang-undang sendiri
OTONOMI
Pengertian Otonomi Daerah
berdasarkan UU No. 23 Tahun DAERAH Merujuk dari diberlakukannya
UU No. 22 Tahun 1999,
2014 Jo UU No. 9 Tahun 2015
tentang Pemerintahan Daerah kemudian diganti dengan UU
adalah hak, wewenang dan No.32 Tahun 2004, dan diganti
kewajiban daerah otonom untuk lagi dengan UU No. 23 Tahun
mengatur serta mengurus sendiri
2014 Jo UU No.9 Tahun 2015
urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat Benyamin Hoesein : Otonomi mengandung makna
sesuai dengan peraturan perundang- daerah adalah pemerintahan pemerintah pusat tidak lagi
undangan. oleh dan untuk rakyat di bagian mengurus kepentingan rumah
wilayah nasional suatu negara tangga daerah-daerah.
Daerah Otonom : Kesatuan secara informal berada di luar
masyarakat hukum yang mempunyai
pemerintahan pusat Kewenangan mengatur dan
batas-batas wilayah yang berwenang
mengatur dan mengurus urusan mengurus rumah tangga daerah
pemerintahan dan kepentingan Syarif Saleh : Hak mengatur diserahkan kepada pemerintah
masyarakat setempat menurut dan memerintah daerah sendiri dan masyarakat di daerah.
Prakarsa sendiri berdasarkan di mana hak tersebut Pemerintah pusat hanya
aspirasi masyarakat dalam sistem merupakan hak yang diperoleh sebagai supervisor, pemantau,
Negara Kesatuan Republik
dari pemerintah pusat pengawas, dan pengevaluasi
Indonesia
URGENSI OTONOMI DAERAH

• Desentralisasi dalam UU No. 23 Tahun 2014 Jo UU No.9 Tahun 2015 : Penyerahan


wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
• Penyelenggaraan desentralisasi di Indonesia berpusat pada pembentukan daerah-
daerah otonom dan penyerahan/pelimpahan sebagian kekuasaan dan kewenangan
pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sebagian-
sebagian kekuasaan dan kewenangan pusat.
• Menurut Josep Riwu Kaho (dalam Yoyon Bahtiar Irianto, 1999 : 89) otonomi daerah
urgen untuk dilaksanakan dikarenakan beberapa alasan sebagai berikut :
1. Merujuk dari sudut politik sebagai permainan kekuasaan (game theory),
desentralisasi dimaksudkan untuk mencegah penumpukan kekuasaan pada satu
pihak saja yang pada akhirnya dapat menimbulkan tirani.
2. Merujuk dalam bidang politik, penyelenggaraan
desentralisasi dianggap sebagai tindakan
pendemokrasian, untuk menarik rakyat ikut serta dalam
pemerintahan dan melatih diri dalam menggunakan
hak-hak demokrasi.
3. Merujuk dari sudut organisatoris pemerintahan, alasan
mengadakan pemerintahan daerah (desentralisasi)
adalah semata-mata untuk mencapai suatu pemerintah
yang efisien. Apa yang dianggap lebih utama untuk
diurus oleh pemerintah setempat, pengurusannya
diserahkan kepada daerah.
4. Merujuk dari sudut kultural, desentralisasi perlu
dilakukan supaya perhatian dapat sepenuhnya
ditumpuhkan pada kekhususan suatu daerah, seperti
geografi, keadaan penduduk, kegiatan ekonomi, watak
kebudayaan, dan latar belakang sejarah. https://asset.kompas.com/crops/unibYcaskF6SV4sOyAJ5SD4HJjY=/
0x21:800x554/750x500/data/photo/2022/03/23/623a85156edbc.jpeg

5. Merujuk dari sudut kepentingan pembangunan


ekonomi, desentralisasi diperlukan karena pemerintah
daerah dapat lebih banyak dan secara langsung
membantu pembangunan tersebut.
TUJUAN DAN MANFAAT OTONOMI
DAERAH

• Secara konseptual Indonesia didasarkan pada 3 tujuan utama berikut ini :


1. Tujuan Politik : hal yang diwujudkan melalui tujuan politik dalam pelaksanaan
otonomi daerah adalah upaya untuk mewujudkan demokratisasi politik melalui
partai politik dan Dewan Perwakilan Daerah.
2. Tujuan Administratif : Tujuan administratif perwujudan yang ingin dicapai melalui
pelaksanaan otonomi daerah adalah pembagian urusan antara pemerintah pusat
dan daerah, termasuk sumber daya keuangan, serta pembaharuan manajemen
birokrasi di pemerintah daerah.
3. Tujuan Ekonomi : Tujuan ekonomi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan otonomi
daerah di Indonesia adalah realisasi dari peningkatan indeks pembangunan
manusia sebagai indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Tujuan Otonomi Daerah : Manfaat Otonomi Daerah :
1. Peningkatan pelayanan publik yang semakin baik 1. Pelaksanaan otonomi daerah dapat
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat
2. Pengembangan kehidupan demokrasi
2. Potong birokrasi yang sedikit prosedur yang
3. Peradilan nasional rumit dan sangat terstruktur dari pemerintah
4. Wilayah regional adil pusat
5. Pemeliharaan hubungan harmonis antara pusat 3. Untuk meningkatkan efisiensi pemerintah pusat,
dan daerah, serta antar daerah di integritas pemerintah pusat tidak lagi melakukan tugas-
urutan republik tugas rutin ke daerah-daerah karena bisa
diserahkan kepada pejabat daerah otonom.
6. Mendorong pemberdayaan masyarakat
4. Dapat meningkatkan pengawasan kegiatan atau
7. Foster inisiatif dan kreativitas, peningkatan aktivitas yang dilakukan oleh elite lokal yang
partisipasi masyarakat, mengembangkan peran biasanya tidak simpatik terhadap program
dan fungsi Dewan Perwakilan Daerah pembangunan nasional dan peka terhadap
kebutuhan masyarakat miskin di pedesaan.
5. Dapat meningkatkan pasokan barang dan jasa di
daerah dengan biaya yang terjangkau dan lebih
rendah, itu tidak lagi menjadi beban pemerintah
pusat karena telah diserahkan kepada
pemerintah daerah
BENTUK-BENTUK OTONOMI DAERAH
• Menurut Teguh Yuwono (2001: 29-34) yang mengutip pendapat Rondineli, terdapat 4 bentuk otonomi
daerah :
• Dekosentrasi
• Dekosentrasi merupakan pembagian wewenang dan tanggung jawab administrasi antara
departemen pusat dengan pejabat pusat di lapangan tanpa adanya penyerahan kewenangan
untuk mengambil keputusan secara leluasa.
• Inti dekonsentrasi terletak pada pergeseran volume pekerjaan dari departemen pusat kepada
perwakilan di daerah tanpa adanya penyerahan kewenangan mengambil keputusan secara
leluasa.
• Dalam dekosentrasi terdapat praktik pemberian keleluasaan kepada pejabat di daerah untuk
mengambil keputusan (merencanakan, membuat keputusan, dan menyesuaikan pelaksanaan
kebijakan pusat dengan daerah setempat), namun hal ini dilakukan atas petunjuk dari
pemerintah pusat.
• Dekosentrasi dapat ditempuh melalui 2 cara : 1. Mentransfer kewenangan dan bantuan
keuangan dari pusat ke provinsi, distrik dan unit administrasi lokal. 2. Melalui koordinasi unit
pada level sub-nasional di antara pemerintah pusat dan daerah
• Delegasi
• Delegasi adalah pelimpahan pengambilan keputusan dan kewenangan
pengelolaan untuk melakukan tugas-tugas yang tidak secara langsung dalam
pengawasan pemerintah pusat.
• Delegasi merujuk pada sebuah situasi di mana pemerintah pusat mentransfer
tanggung jawab pengambilan keputusan dan fungsi administrasi publik pada
pemerintah daerah yang sepenuhnya tidak dikendalikan oleh pemerintah
pusat.
• Bentuk desentralisasi semacam ini dapat dicirikan sebagai principal-agent
relationship di mana pemerintah pusat berfungsi sebagai principal dan
pemerintah daerah sebagai agent.
• Bentuk delegasi dilaksanakan di beberapa negara berkembang dengan
memberikan tanggung jawab kepada korporasi publik, serta agen-agen
pembangunan regional.
• Rondineli menyebutkan sejumlah negara berkembang yang mendelegasikan
pengendalian terhadap eksploitasi, proses dan ekspor beberapa sumber alam
yang bernilai tinggi kepada korporasi yang dimiliki publik.
• Misalnya : Indonesia mempunyai Pertamina, Meksiko memiliki Pemex, dan
Aljazair mempunyai Sonatrach.
• Devolusi
• Devolusi adalah pelimpahan wewenang untuk pengambilan keputusan,
keuangan, dan manajemen kepada unit otonom pemerintah daerah.
• Ada 5 bentuk karakteristik devolusi : 1. Unit pemerintah lokal bersifat otonom,
mandiri, dan terpisah dari tingkat-tingkat pemerintah; 2. Unit pemerintahan
lokal mempunyai batas yang jelas dan resmi, serta mempunyai tugas umum
pemerintahan; 3. Unit pemerintahan lokal berstatus sebagai badan hukum
dan berwenang mengelola sumber daya alam secara mandiri; 4. Unit
pemerintahan daerah diakui warganya sebagai Lembaga yang memberikan
pelayanan dengan baik; 5. Terdapat hubungan yang saling menguntungkan
antara pemerintah pusat dan daerah.
• Bentuk devolusi adalah pelimpahan tanggung jawab untuk pelayanan kepada
pemerintahan kota/kabupaten dan DPRD. Pemerintah daerah dapat
meningkatkan pendapatan mereka dan memiliki independensi kewenangan
untuk mengambil keputusan investasi.
• Privatisasi
• Privatisasi adalah suatu tindakan kewenangan dari pemerintah kepada
badan-badan sukarela, swasta, dan swadaya masyarakat.
• Pemerintah memberikan wewenang kepada organisasi nirlaba, misalnya
Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dijadikan 1 membentuk Perseroan
Terbatas (PT).
• Privatisasi juga menempatkan tanggung jawab fungsi-fungsi tertentu kepada
organisasi nirlaba (sosial) dan mereka diizinkan membentuk perusahaan
swasta.
• Dalam masalah tertentu, pemerintah memberikan tanggung jawab tersebut
kepada organisasi pararel, seperti asosiasi dagang dan industry nasional,
kelompok-kelompok professional, organisasi keagamaan, partai politik, dan
koperasi.
• Hal ini berarti pemerintah memberikan peluang kepada organisasi swasta
untuk mendapatkan kesempatan sama dengan organisasi bentukan
pemerintah untuk berpartisipasi dalam membangun bangsa.
LANDASAN HUKUM PERKEMBANGAN
OTONOMI DAERAH
MASA KEMERDEKAAN:

WARISAN KOLONIAL : MASA PENDUDUKAN


• Periode Undang-Undang No.1 Tahun 1945
JEPANG: • Periode Undang-Undang No.22 Tahun
• 1903 : Pemerintah kolonial 1948
mengeluarkan Staatsblad No. • Periode Undang-Undang No.1 Tahun 1957
329 (memberi peluang • Pihak penguasa militer di Jawa • Periode Penetapan Presiden Nomor 6
dibentuknya satuan pemerintahan mengeluarkan undang-undang Tahun 1959
yang mempunyai keuangan (Osamu Seirei) No. 27/1942 • Periode Undang-Undang No.18 Tahun
sendiri) yang mengatur penyelenggaraan 1965
• Staatblad diperkuat dengan pemerintahan daerah. • Periode Undang-Undang No.5 Tahun 1974
Staatblad No.137/1905 dan S. • Periode Undang-Undang No.22 Tahun
181/1905. • Pada masa kependudukan 1999
• 1922 : Pemerintah kolonial Jepang, pemerintah daerah • Periode Undang-Undang No.32 Tahun
mengeluarkan sebuah UU hampir tidak memiliki 2004
S.216/1922 kewenangan • Periode Undang-Undang No.23 Tahun
2014
• Periode Undang-Undang No.9 Tahun 2015
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai