Þ Asas Sentralisasi
Asas ini memiliki makna yaitu memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil
pejabat atau yang berada/memiliki kekuasaan tertinggi pada suatu struktur organisasi. Asas
sentralisasi banyak digunakan saat pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya
otonomi daerah. Asas ini hanya mengatur penyelenggaraan negara secara terpusat dan
urusan sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintahan pusat.
Þ Asas Desentralisasi
Asas ini memiliki makna adanya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada
daerah-daerah otonomi yang berdasarkan struktur Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Dalam asas ini penyerahan urusan hanya Sebagian diserahkan kepada daerah
untuk mengatur dan mengurus urusan kedaerahan karena tidak semua urusan pemerintahan
dapat diberikan kepada pemerintahan daerah. Pasal 1 ayat (8) UU No. 23 Tahun 2014 à
“Desentralisasi adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada
daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi”.
Þ Asas Dekosentrasi
Asas ini memiliki makna adanya pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada
wilayah provinsi (Gubernur) sebagai indikasinya di tingkat daerah. Pasal 1 ayat (9) UU
No. 23 Tahun 2014 à “Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan
bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan umum.” Ada beberapa
keuntungan dari asas dekonsentrasi, yaitu:
1. Mampu mengurangi keluhan dari undang-undang maupun peraturan lain yang
dikeluarkan oleh pemerintah
2. Dapat membantu apparat pemerintahan yang sedang melaksanakan informasi atau
sedang memegang amanat dari pemerintahan daerah yang kemudian diteruskan kepada
pemerintahan pusat.
3. Memudahkan rakyat dalam berkomunikasi langsung kepada pemerintahan daerah.