Anda di halaman 1dari 3

TUGAS HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH

Nama : Wendelyn Winona Widyadari


NPM : 6052001244
Kelas :B

ASAS-ASAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Þ Asas Sentralisasi
Asas ini memiliki makna yaitu memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil
pejabat atau yang berada/memiliki kekuasaan tertinggi pada suatu struktur organisasi. Asas
sentralisasi banyak digunakan saat pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya
otonomi daerah. Asas ini hanya mengatur penyelenggaraan negara secara terpusat dan
urusan sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintahan pusat.

Þ Asas Desentralisasi
Asas ini memiliki makna adanya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada
daerah-daerah otonomi yang berdasarkan struktur Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Dalam asas ini penyerahan urusan hanya Sebagian diserahkan kepada daerah
untuk mengatur dan mengurus urusan kedaerahan karena tidak semua urusan pemerintahan
dapat diberikan kepada pemerintahan daerah. Pasal 1 ayat (8) UU No. 23 Tahun 2014 à
“Desentralisasi adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada
daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi”.

Þ Asas Dekosentrasi
Asas ini memiliki makna adanya pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada
wilayah provinsi (Gubernur) sebagai indikasinya di tingkat daerah. Pasal 1 ayat (9) UU
No. 23 Tahun 2014 à “Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan
bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan umum.” Ada beberapa
keuntungan dari asas dekonsentrasi, yaitu:
1. Mampu mengurangi keluhan dari undang-undang maupun peraturan lain yang
dikeluarkan oleh pemerintah
2. Dapat membantu apparat pemerintahan yang sedang melaksanakan informasi atau
sedang memegang amanat dari pemerintahan daerah yang kemudian diteruskan kepada
pemerintahan pusat.
3. Memudahkan rakyat dalam berkomunikasi langsung kepada pemerintahan daerah.

Þ Asas Tugas Pembantuan (medebewind)


Asas ini memiliki makna adanya sebuah penegasan yang dilakukan oleh pemerintahan
pusat kepada daerah otonomi dan oleh kepala daerah kepada kepala desa dalam rangka
melaksanakan tugas tertentu yang disertai adanya ketentuan tentang pembiayaan, saran,
dan prasarana, serta sumber daya manusia, dan juga kepentingan lainnya. pemerintahan
daerah sebaiknya ikut serta dalam mengurus urusan yang selanjutkan akan dipertanggung
jawabkan kepada pemerintahan pusat. Asas ini merupakan upaya pemerintah pusat daam
pembantuan dan efektivitas pelayanan umum dengan merata. Pasal 1 ayat (11) UU No. 23
Tahun 2014 à “Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada
daerah otonom untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah
kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah provinsi.”

PRINSIP OTONOMI DAERAH


• Prinsip otonomi seluas-luasnya à daerah memilki kewenangan dalam mengatur dan juga
mengurus urusan daerah tersebut sendiri berikut juga pemerintahannya, kecuali jika adanya
wewenang yang menurut peraturan perundang-undangan memang menajdi kewenangan
dari pemerintahan pusat serta dapat membuat kebijakan daerah untuk mensejahterakan
rakyatnya.
• Prinsip otonomi rakyat à suatu daerah diberi kewenangan untuk menangani urusan
pemerintah yang didasarkan atas tugas, wewenang, dan kewajiban yang secara nyata sudah
serta mempunyai potensi untuk dapat terus ditumbuhkan, dikembangkan, sekaligus
memperluas kehidupan daerah tersebut sesuai potensi.
• Prinsip otonomi bertanggung jawab à suatu penyelenggaraan pemerintahan, harus
disesuaikan dan diperhatikan tentang adanya tujuan dan juga maksud dari pemberian
otonomi. Tujuan pemberian otonomi daerah menurut prinsip ini yaitu pemberdayaan
masing-masing daerahnya dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK


1. Asas Kepastian Hukum
Asas ini mengutamakan landasan peraturan, kepatuhan dan juga keadilan dalam setiap
kebijakan penyelenggaraan negara.
2. Asas Tertib Penyelenggaraan
Asas ini memiliki landasan keteraturan, keserasian, dan juga keseimbangan dalam
pengendalian penyelenggara negara.
3. Asas Kepentingan Hukum
Asas ini mengutamakan kesejahteraan umum secara aspiratif, akomodatif, dan juga
selektif.
4. Asas Keterbukaan
Asas ini membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,
jujur, dan tidak diskriminatif, dan juga memperhatikan perlindungan atas hak asasi
individu, golongan, serta negara.
5. Asas Proposionalitas
Asas ini mengutamakan keahlian berlandaskan kode etik dan peraturan perundang-
undangan.
6. Asas Akuntabilitas
Dalam asas ini hasil akhir dari kegiatan penyelenggaran negara dapat dipertanggung
jawabkan kepada rakyat sebagai pemegang dalam kedaulatan tertinggi sesuai peraturan
perundang-undangan/
7. Asas Efisiensi
Dalam asas ini setiap penyelenggaraan harus berdaya guna agar setiap penyelenggaraan
terjadi dengan cermat dan juga tepat.
8. Asas Efektivitas
Dalam asas ini setiap penyelenggaraan harus tepat guna agar setiap penyelenggaraan terjadi
dengan efektif sesuai dengan yang harus dicapai.

Anda mungkin juga menyukai