Anda di halaman 1dari 3

NAMA : NUR IQMAL RAMADANI LAGMI

NIM : 202130075
KELAS : KIP
MATKUL : HUKUM ADMINISTRASI

1.) Asas-asas penyelenggaraan pemerintahan daerah umumnya mencakup:


1. Otonomi Daerah: Memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan prinsip demokrasi dan hukum.
2. Desentralisasi: Pendelegasian sebagian wewenang pemerintahan pusat kepada
pemerintahan daerah untuk memberikan pelayanan yang lebih efektif dan efisien
kepada masyarakat setempat.
3. Partisipasi Masyarakat: Melibatkan aktif masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan dan pembangunan di tingkat lokal.
4. Keterpaduan: Mengintegrasikan berbagai kebijakan dan program pembangunan
antara pemerintah pusat dan daerah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
5. Akuntabilitas: Memastikan transparansi dan pertanggungjawaban dalam
pengelolaan dan penggunaan sumber daya publik di tingkat daerah.
Keberadaan dan penerapan asas-asas ini dapat memperkuat pemerintahan daerah
dalam menjalankan tugasnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
2. )1. Eksekutif: Merupakan cabang pemerintahan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
kebijakan publik dan administrasi pemerintahan. Di tingkat daerah, eksekutif dipimpin oleh
kepala daerah (gubernur, bupati, atau walikota) yang bersama dengan jajaran eksekutifnya
bertanggung jawab atas pengelolaan dan pelaksanaan kebijakan.
2. Legislatif: Merupakan cabang pemerintahan yang membuat undang-undang atau
peraturan daerah dan bertugas mengawasi jalannya pemerintahan eksekutif. Di tingkat
daerah, legislatif biasanya diwakili oleh dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD)
yang dipilih oleh rakyat dalam pemilihan umum dan memiliki wewenang untuk
membuat peraturan-peraturan yang berkaitan dengan kepentingan daerah.
3.) Sentralisasi adalah proses pengumpulan kekuasaan, otoritas, atau kontrol ke dalam satu
entitas pusat atau lembaga. Keuntungan sentralisasi termasuk koordinasi yang lebih baik,
pengambilan keputusan yang cepat, dan standarisasi operasional. Namun, kelemahannya
adalah kurangnya fleksibilitas, birokrasi yang meningkat, dan kurangnya responsifitas
terhadap kebutuhan lokal.
4.) Dekonsentrasi adalah proses pengalihan wewenang dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah yang lebih rendah, seperti kabupaten/kota, untuk melaksanakan tugas
tertentu. Pengaturan dekonsentrasi dalam undang-undang pemerintahan daerah biasanya
mencakup pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab antara pemerintah pusat dan
daerah, serta prosedur pelaksanaannya.
5.) Desentralisasi adalah konsep di mana kekuasaan dan kewenangan dipindahkan dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah atau unit-unit yang lebih kecil. Kelemahan
desentralisasi termasuk risiko ketidakmerataan pembangunan antar daerah, potensi terjadinya
konflik kepentingan antara pemerintah daerah, serta kurangnya koordinasi dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan.
Kelebihan desentralisasi adalah meningkatkan efisiensi dalam pelayanan publik, memberikan
kesempatan partisipasi yang lebih luas dari masyarakat dalam pengambilan keputusan, serta
memungkinkan adaptasi kebijakan yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan lokal.
Pengaturan desentralisasi dalam undang-undang pemerintahan daerah membantu memastikan
bahwa proses desentralisasi berjalan dengan teratur, menjaga keseimbangan antara otonomi
daerah dan kesatuan negara, serta memberikan panduan bagi pemerintah daerah dalam
melaksanakan kewenangannya.
6.) Tugas pembantuan adalah tugas yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintah pusat. Pengaturan tugas pembantuan dalam undang-undang pemerintahan daerah
biasanya mencakup prosedur, mekanisme, dan ketentuan terkait pelaksanaan tugas tersebut,
serta hubungan antara pemerintah pusat dan daerah dalam konteks pelaksanaannya.
7.) Penyerahan wewenang pemerintah dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dapat
dilakukan melalui dua cara utama:

1. Dekonsentrasi: Ini adalah proses di mana pemerintah pusat mentransfer sebagian


wewenang administratif kepada instansi atau lembaga yang berada di bawah otoritas
pemerintah pusat. Dalam konteks ini, pemerintah pusat tetap bertanggung jawab
penuh atas kebijakan dan pengawasan, sementara pemerintah daerah hanya bertindak
sebagai pelaksana.

2. Desentralisasi: Ini adalah proses di mana pemerintah pusat mentransfer sebagian


wewenang politik, administratif, dan keuangan kepada pemerintah daerah. Dalam hal
ini, pemerintah daerah memiliki otonomi yang lebih besar dalam mengambil
keputusan terkait dengan kepentingan lokal mereka. Pemerintah daerah biasanya
memiliki tanggung jawab penuh atas pelaksanaan kebijakan di tingkat lokal,
meskipun pemerintah pusat masih memiliki peran dalam pengawasan dan pembinaan.

8.) Dalam perundang-undangan pemerintahan daerah di Indonesia, pengaturan kewenangan


atau urusan pemerintahan diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Di sana, terdapat tiga jenis kewenangan, yaitu kewenangan eksklusif,
kewenangan konkuren, dan kewenangan pembantuan. Kewenangan eksklusif adalah
kewenangan yang hanya dimiliki oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah tanpa campur
tangan pihak lain. Kewenangan konkuren adalah kewenangan yang dimiliki bersama oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sedangkan kewenangan pembantuan adalah
kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
menjalankan tugas tertentu dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
9.) Tentu, pendelegasian kewenangan adalah proses di mana suatu otoritas memberikan
bagian dari kewenangan atau tanggung jawabnya kepada pihak lain.

1. Atribusi: Merupakan pemberian kewenangan yang bersifat asli dan tetap, biasanya oleh
konstitusi atau hukum. Contohnya, pemerintah pusat memberikan kewenangan tertentu
kepada pemerintah daerah sesuai dengan konstitusi.

2. Delegasi: Merupakan pemberian kewenangan secara sukarela oleh pihak yang memiliki
kewenangan kepada pihak lain, biasanya karena keterbatasan sumber daya atau keahlian.
Misalnya, sebuah perusahaan bisa mendelekasikan manajemen proyek kepada konsultan
eksternal.

3. Mandat: Merupakan pemberian kewenangan kepada seseorang atau kelompok untuk


bertindak atas nama pemberi mandat, dengan panduan atau arahan tertentu. Contoh
umum adalah saat pemilih memberikan suara kepada seorang wakil atau perwakilan
untuk mewakili mereka di parlemen.
10.) Undang-undang nomor 33 tahun 2004 mengatur hubungan kewenangan antara pusat dan
daerah dalam konteks perimbangan keuangan. Secara umum, undang-undang ini menetapkan
bahwa pemerintah pusat memiliki kewenangan untuk mengatur kebijakan dan anggaran
nasional, sedangkan pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk mengatur urusan lokal
dan menggunakan anggaran sesuai kebutuhan daerahnya. Selain itu, undang-undang ini juga
mengatur pembagian sumber daya keuangan antara pusat dan daerah agar adil dan seimbang.

Anda mungkin juga menyukai