Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DAN DESENTRALISASI

PEMERINTAHAN DALAMPERSPEKTIF UNDANG-UNDANG 23


TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

PENDAHULUAN

Sistem negara kesatuan dapat dibagi menjadi dua bentuk: (1) Negara kesatuan dengan
sistem sentralisasi. (2) Satu negara dengan sistem desentralisasi. Dalam sistem terpusat,
pemerintah pusat atau federal memiliki kendali penuh atas seluruh wilayah negara. Sedangkan
dalam negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, negara kesatuan masih memiliki
pemerintah pusat yang kuat, tetapi beberapa kekuasaannya didelegasikan kepada pemerintah
daerah atau lokal tertentu. Daerah-daerah ini memiliki otonomi dalam hal-hal seperti
pendidikan, budaya, atau bahasa. Namun, pemerintah pusat masih merupakan otoritas tertinggi
dan dapat melakukan intervensi jika diperlukan.

Desentralisasi adalah istilah dalam organisasi pemerintahan yang mengacu pada


pembagian atau pendelegasian kekuasaan, wewenang, dan tanggung jawab dari pemerintah
pusat atau pemerintah atas ke tingkat pemerintahan yang lebih rendah seperti daerah,
kabupaten, kota, atau daerah otonom. Tujuan desentralisasi adalah untuk mendekatkan
pengambilan keputusan kepada masyarakat lokal, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik.

Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, urusan


pemerintahan sepenuhnya berada di bawah pemerintah pusat, yang dikenal sebagai urusan
pemerintahan absolut dan urusan pemerintahan paralel. Urusan pemerintahan paralel terdiri
atas urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan yang dibagi antara
pemerintah pusat, daerah provinsi, dan daerah kabupaten/kota. Urusan wajib dibagi menjadi
urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan wajib yang tidak termasuk
dalam pelayanan dasar. Dalam urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan
dasar ditetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menjamin hak-hak konstitusional
warga negara.

Penyerahan urusan pemerintahan secara serentak antara daerah dengan provinsi


dan kabupaten/kota, meskipun urusan pemerintahannya sama, namun terdapat perbedaan
skala atau ruang lingkup urusan pemerintahan. Meskipun provinsi dan kabupaten/kota
memiliki urusan pemerintahan sendiri-sendiri yang tidak bersifat hirarkis, namun dalam
pelaksanaannya tetap ada hubungan antara pemerintah pusat, kabupaten, dan
kabupaten/kota yang mengacu pada NSPK yang disusun oleh pemerintah pusat.

Selain urusan pemerintahan absolut dan urusan pemerintahan konkuren, UU No.


23/2014 tentang Pemerintahan Daerah juga mengenal adanya urusan pemerintahan umum.
Urusan administrasi publik berada di bawah kewenangan presiden sebagai kepala
pemerintahan, yang terkait dengan penegasan ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia (1945), Bhinneka Tunggal Ika, yang menjamin hubungan yang
harmonis antar suku, agama, ras, dan golongan seperti kolom kehidupan berbangsa dan
bernegara dan memfasilitasi kehidupan demokrasi. Berikut yang merupakan tujuan utama
desentralisasi diantaranya:

1) Bidang politik, memiliki beberapa tujuan yang berfokus pada pengembangan sistem
politik yang lebih inklusif, terbuka, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.;

2) Bidang ekonomis, tujuannya berkaitan dengan pembangunan ekonomi yang lebih adil,
efisien, dan inklusif.

Transisi dari sistem desentralisasi ke sistem desentralisasi disebut otonomi


pemerintah daerah. Otonomi memberikan kemampuan kepada entitas untuk mengatur,
mengambil keputusan, dan mengelola urusannya sendiri sesuai dengan tingkat
kewenangan yang diberikan, tanpa campur tangan yang berlebihan dari entitas atau
otoritas yang lebih tinggi. Tujuan dari otonomi adalah untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas pelayanan publik. Tujuan yang ingin dicapai melalui penyerahan tersebut
adalah pertumbuhan dan perkembangan daerah di berbagai bidang, peningkatan
pelayanan masyarakat, mendorong kemandirian daerah, dan peningkatan daya saing
daerah dalam proses pertumbuhan. Jika isu tersebut menjadi kebutuhan daerah, maka akan
ditangani dengan cara debewind atau tugas pembantuan. Proses desentralisasi pada
dasarnya tidak hanya desentralisasi pemerintahan, tetapi juga desentralisasi bidang
ekonomi dan sosial budaya.

Dengan demikian, dampak pemberian otonomi tidak hanya termanifestasi pada


organisasi/lembaga pemerintah daerah, tetapi juga berdampak pada lembaga atau institusi
masyarakat (publik) dan swasta di berbagai bidang. Otonomi ini juga membuka peluang
bagi pemerintah daerah untuk bermitra secara langsung dengan aktor-aktor daerah yang
relevan, baik publik maupun swasta, dalam berbagai bidang.

Sesuai dengan judul penelitian dan topik yang dibahas serta untuk memperoleh hasil
yang bermanfaat, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
hukum normatif. Metode penelitian hukum normatif merupakan salah satu pendekatan yang
digunakan dalam penelitian hukum untuk menganalisis dan menginterpretasikan peraturan-
peraturan hukum dan dokumen-dokumen hukum lainnya. Metode ini bertujuan untuk
memahami dan menjelaskan norma-norma hukum yang berlaku dalam suatu sistem hukum.

Hans Kelsen memperkenalkan sebuah teori yang dikenal dengan teori hukum murni,
atau Kelsen memperkenalkan sebuah teori yang dikenal dengan Pure Legal Theory, yaitu teori
hukum positif. Hans Kelsen menjelaskan teori hukum positif ini sebagai hukum yang
membentuk suatu susunan hirarkis norma-norma hukum positif yang didasarkan pada norma
yang kedudukannya paling tinggi secara hirarkis, atau norma dasar (grundnorm), yang menjadi
dasar untuk menentukan norma-norma yang lebih rendah. Semua norma berhubungan secara
hierarkis-vertikal, ada yang lebih tinggi yang menjadi dasar berlakunya norma yang lebih
rendah, dan ada yang lebih rendah yang keberlakuannya tergantung pada norma yang lebih
tinggi di atasnya. norma hukum yang lebih rendah (di bawahnya) disajikan sebagai teori hukum
statis atau disebut juga dengan teori hukum dinamis statis (static dynamic theory), teori yang
dikemukakan oleh Hans Kelsen.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diidentifikasi permasalahan yang ada, antara


lain bagaimana pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi dalam proses administrasi
sesuai dengan prosedur yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan
bagaimana pelaksanaan desentralisasi dan otonomi bersinergi antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.

METODE

Artikel ini ditulis dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif, yaitu
"penelitian terhadap bahan pustaka sebagai bahan sekunder". Bahan hukum yang
digunakan dalam penulisan ini adalah bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang
dikumpulkan dengan metode pengumpulan melalui studi kepustakaan kemudian
dianalisis secara konseptual dengan instrumen teori hukum yang hasilnya disajikan dalam
bentuk deskriptif kualitatif.

PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan good governance di pemerintah pusat dan daerah, pemerintah
harus berpedoman pada asas-asas atau prinsip-prinsip umum pemerintahan, karena
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat luas dan penduduknya yang
beraneka ragam, maka good governance diterapkan secara seragam. Di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Asas-asas pemerintahan daerah meliputi:

1. Kepastian hukum adalah salah satu prinsip dasar dalam sistem hukum yang
menuntut agar hukum harus jelas, dapat diprediksi, dan konsisten. Kepastian hukum
sebagai asas berarti bahwa aturan hukum tidak boleh mengesampingkan asas
legalitas, walaupun sebenarnya berbeda dengan yang sudah ada, tidak boleh
bertentangan dengan hukum yang sudah ada.

2. Tertib penyelenggaraan negara adalah asas yang menjadi dasar keteraturan,


kesatuan, dan keseimbangan pengawasan penyelenggaraan negara.

3. Kesejahteraan umum adalah asas yang secara aspiratif, adaptif, dan selektif
mengutamakan kesejahteraan umum, yang dalam segala hal didasarkan pada
kepentingan bangsa dan negara, bukan pada kepentingan pribadi atau golongan.

4. Kekeluargaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif dari penyelenggara
negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan,
dan rahasia negara serta hak asasi manusia.

5. Profesionalisme adalah menekankan tanggung jawab, etika, dan keahlian tingkat


tinggi yang diharapkan dari para profesional.

6. Akuntabilitas, yaitu asas yang menyatakan bahwa setiap tindakan dan hasil akhir
dari penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

7. Efisiensi, adalah asas yang bertujuan untuk meminimalkan penggunaan sumber


daya pemerintah untuk mencapai kinerja yang terbaik.

8. Efisiensi, adalah asas yang berorientasi pada tujuan yang efektif dan efisien.

9. Keadilan, adalah asas yang berarti bahwa setiap kegiatan penyelenggaraan


pemerintahan harus mencerminkan keadilan yang relatif bagi setiap warga negara.

Struktur manajemen regional terdiri dari administrator regional dan wakil


administrator regional yang membentuk sebuah unit dalam sistem provinsi. Direktur
regional adalah kepala administrasi regional masing-masing wilayah. Kepala daerah
provinsi disebut gubernur, kepala daerah kabupaten disebut bupati, kepala daerah
kecamatan disebut walikota, dan kepala daerah kota disebut walikota. Masa jabatannya
adalah 5 (lima) tahun sejak tanggal pelantikan, dan sesudahnya dapat dipilih kembali
dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. Dalam struktur
kepengurusan, sangat penting untuk merencanakan visi dan misi yang tepat agar tujuan
yang diinginkan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam pelaksanaannya, pemerintah daerah yang dalam hal ini dipimpin oleh
seorang direktur wilayah dibantu oleh seorang wakil direktur wilayah. Wakil direktur
wilayah untuk wilayah provinsi disebut gubernur, wakil direktur wilayah untuk wilayah
kabupaten disebut bupati, dan wakil direktur wilayah untuk wilayah kota disebut walikota.
Sebelum memangku jabatannya, kepala daerah dan wakil kepala daerah dilantik dengan
sumpah, yang dimaksudkan sebagai janji dan kewajiban untuk memenuhi tugas negara
dengan sebaik-baiknya. Tugas penyelenggara daerah merupakan tugas atau pekerjaan
yang bertujuan, dalam hal penyelenggaraan pemerintahan provinsi yang baik,
penyelenggara daerah memiliki tugas.

Tugas kepala daerah adalah sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk
dilakukan, dalam hal penyelenggaraan pemerintah daerah yang baik kepala daerah
mempunyai tugas.

1. Memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah


berdasarkanketentuan peraturan perundangundangan dan kebijakan yang ditetapkan
bersama DPRD;

2. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;

3. Menyusun dan mengajukan rancangan perda tentang Rencana Pembangunan Jangka


PanjangDaerah (RPJPD) dan rancangan perda tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) kepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD, serta
menyusun dan menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD);

4. Menyusun dan mengajukan rancangan perda tentangAPBD, rancangan perda tentang


perubahan APBD, dan rancangan perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD kepada DPRD untuk dibahas

5. Mewakili daerahnya di dałam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum
untukmewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

6. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Wakil kepala daerah mempunyai tugas membantu kepala daerah dałam:

1. Memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah;

2. Mengoordinasikan kegiatan perangkat daerah dan menindaklanjuti laporan dan/atau


temuan hasil pengawasan aparat pengawasan.

3. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang


dilaksanakan olehperangkat daerah provinsi bagi wakil gubernur; dan

4. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan Yang dilaksanakan oleh


perangkat daerah kabupaten/kota, kelurahan, dan/atau desa bagi wakil
bupati/walikota;

5. Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dałam pelaksanaan


pemerintahandaerah;

6. Melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah menjalani
masa tahanan atau berhalangan sementara; dan

7. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Disamping itu, wakil kepala daerah menjalankan tugas dan kewajiban pemerintahan
lainnya yang diberikan oleh kepala daerah yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
Wakil kepala daerah menandatangani pakta integritas dan bertanggung jawab kepada kepala
daerah. Wakil kepala daerah berkewajiban melaksanakan tugas bersama kepala daerah
sampai dengan berakhir masa jabatannya. Lubis menguraikan pengertian kewenangan
dengan membedakannya dengan tugas (functie), yaitu satuan urusan pemerintahan yang
dibebankan kepada organ tertentu untuk dilaksanakan dan wewenang adalah teknik
pelaksanaan urusan dimaksud.

Wewenang diartikan sebagai hak untuk bertindak, hak untuk mengambil keputusan,
mengatur dan memikul tanggung jawab terhadap orang lain/masyarakat. Ateng Syafruddin
memperkenalkan pengertian kewenangan dengan membedakan antara pengertian
kekuasaan (authority, gezag) dan kewenangan (competence, bevoegheid). Wewenang
adalah apa yang disebut dengan kekuasaan formal, yaitu kekuasaan yang bersumber pada
kekuasaan yang diberikan oleh undang-undang, sedangkan kewenangan adalah kekuasaan
yang berlaku hanya dari kekuasaan "onderdeel" (bagian) tertentu. Wewenang (rechtsbe
voegdheden) berada dalam ruang lingkup kewenangannya. Wewenang adalah ruang lingkup
perundang-undangan publik, ruang lingkup kekuasaan negara tidak hanya meliputi hak
untuk membuat keputusan negara (dewan), tetapi juga meliputi kekuasaan yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas dan pemberian serta pembagian kekuasaan. kapasitas ditentukan
terutama oleh peraturan perundang-undangan.

Dalam hal ini, dewan dikatakan independen, tetapi kurang antusias terhadap unit-
unit bangunan. Menurut Tocqueville, unit-unit pemerintahan yang otonom tidak dapat
menunjukkan semangat demokrasi. Dengan demikian, unit-unit pemerintahan yang otonom
adalah perwujudan dari esensi demokrasi.

OTONOMI DAN DESENTRALISASI YANG BERSINERGI ANTARA PEMERINTAH


PUSAT DAN DAERAH

Istilah otonomi atau otonomi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu
autos yang berarti sendiri dan nama yang berarti hukum atau peraturan. Menurut
Encyclopedia of Social Science, definisi asli dari otonomi adalah kemandirian hukum dari
suatu badan sosial, kemandirian yang sebenarnya. Oleh karena itu, otonomi memiliki dua
karakteristik penting, yaitu kemandirian hukum dan kemandirian de facto. Dalam literatur
Belanda, otonomi berarti kemandirian (zelfregrelling ), yang oleh van Vollenhoven dibagi
menjadi zelfwetgeving (membuat hukum sendiri), zelfvuvioering (pemenuhan diri sendiri),
zelfrechtspraak (penentuan nasib sendiri), dan zelfpolitie (tindakan sendiri).

Dalam kaitannya dengan politik atau pemerintahan, otonomi berarti pemerintahan


sendiri atau keadaan hidup di bawah hukum sendiri. Dengan demikian, otonomi daerah
adalah suatu daerah yang secara hukum memiliki pemerintahan sendiri, yang diatur dan
dikelola oleh hukum. S.L.S. Danuredjo mendefinisikan otonomi sebagai zelfwetgeving atau
memanggil sendiri, sedangkan Saleh Syariff berarti pengaturan atau pengendalian sendiri.
Pada dasarnya otonomi tidak hanya berarti pemerataan penyelenggaraan pemerintahan
untuk mencapai efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, tetapi otonomi
dimaknai sebagai tatanan ketatanegaraan (staatsrechttelijk), bukan sekedar tatanan
administrasi negara (administratiefrechttelijk). Sebagai tatanan ketatanegaraan, otonomi
mengacu pada dasar negara dan struktur organisasi negara.
Selain itu, otonomi juga diartikan sebagai kebebasan dan kemandirian satuan
pemerintahan yang lebih rendah (vrijheid dan zelfigendheid) dalam pengaturan dan
pengurusan urusan pemerintahan tertentu. Urusan pemerintahan umum yang diatur dan
direncanakan secara bebas dan mandiri menjadi atau menjadi urusan rumah tangga satuan
pemerintahan yang lebih rendah. Kebebasan dan kemandirian adalah inti dari otonomi.

Dapat juga dijelaskan bahwa kebebasan dan kemandirian dalam otonomi bukanlah
kebebasan (onahankelijkheid, kemerdekaan). Kebebasan dan kemandirian adalah
kebebasan dan kemandirian dalam ikatan kesatuan yang lebih besar. Dilihat dari hukum tata
negara, khususnya teori bentuk negara, otonomi merupakan sistem negara kesatuan (first
state, single state), otonomi merupakan fenomena dari negara kesatuan, arti dan isi otonomi
terletak sepenuhnya pada tujuan dan isi negara kesatuan. Negara kesatuan adalah dasar dari
makna dan isi otonomi.

Pemberian otonomi daerah pada hakekatnya merupakan upaya untuk


memberdayakan daerah dalam mengendalikan pembangunan daerahnya. Setiap daerah
diharapkan memiliki kreativitas, inovasi dan kemandirian sehingga dapat mengurangi
ketergantungan terhadap pemerintah pusat. Dan yang lebih penting lagi, dengan adanya
otonomi daerah, kualitas pelayanan yang diberikan oleh negara kepada masyarakat semakin
meningkat, baik secara langsung kepada masyarakat maupun secara tidak langsung, seperti
pembuatan dan pengembangan ruang publik dan ruang sosial lainnya. Dengan kata lain,
penyediaan barang publik dan pelayanan publik dapat lebih terjamin. Otonomi daerah
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas sektor publik di
Indonesia. Dengan otonomi, daerah harus mencari sumber-sumber alternatif pembiayaan
pembangunan, tanpa mengurangi harapan bahwa pemerintah pusat akan tetap menerima dan
menyalurkan bantuan serta menggunakan dana publik sesuai dengan prioritas dan keinginan
masyarakat. Investasi swasta dan perusahaan daerah sangat diharapkan. Daerah juga
diharapkan dapat menarik investor untuk mendorong pertumbuhan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses desentralisasi dan


otonomi penyelenggaraan pemerintahan daerah memerlukan visi dan misi serta arah
pembangunan daerah jangka panjang yang lebih logis dan realistis dengan kebijakan umum.
kondisi daerah, pentingnya regulasi yang melengkapi sinergitas pemerintah pusat dan
daerah, maka perlu dilaksanakan desentralisasi struktur daerah, sebagaimana tercantum
dalam pasal 31 tentang struktur daerah, UU No. 32 Tahun 2014. Muatan kebijakan umum
daerah pada hakikatnya mencakup tujuan dan prioritas kebijakan pembangunan yang akan
dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam rencana dan prioritas pembangunan daerah
yang ditetapkan berdasarkan visi dan misi kepala daerah. Arah kebijakan ini kemudian harus
sejalan dengan tujuan pembangunan. Oleh karena itu, harus ada sinergi antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Ateng Syafruddin. 2000. Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan
Bertanggung Jawab, Jurnal ProJustisia Edisi IV. Bandung: Universitas Parahyangan.
Bagir Manan. 2001. Menyongsong Fajar Otonomi Daerah. Yogyakarta: Pusat Studi Hukum UII. Haw
Widjaja. 2017. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Depok: Rajawali Pers.
Jimly Asshiddiqie. 2020. Teori Hierarki Norma Hukum. Jakarta: Konstitusi Press.
Lincoln Arsyad. 2016. Pengantar Perancanaan Pembangunan Ekonomi Daerah, Cet.3,
Yogyakarta: BPFE.
Lukman Hakim. 2012. Filosofi Kewenangan Organ Lembaga Daerah. Malang: Setara Press.
M. Solly Lubis. 2008. Hukum Tata Negara. Bandung: CV. Bandar Maju.
Makmun. 2004. Potret Perekonomian Daerah Sebelum dan Era Desentralisasi Fiskal, Bunga
Rampai Hasil Penelitian.
UU N0. 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah.Undang-Undang 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang No. 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.
23Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
Salleh Syariff. 1953. Otonomi dan Daerah Otonom. Jakarta: Endang.
Sjafrizal. 2017. Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Era Otonomi. Depok:
Rajawali Pers.SLS Danuredjo. 1967. Otonomi di Indonesia dalam Rangka Kedaulatan.
Jakarta: Alras.
Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji. 2003. Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Tjahya Supriatna. 1996. Sistem Administrasi Pemerintahan di Daerah. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai