PENDAHULUAN
Sistem negara kesatuan dapat dibagi menjadi dua bentuk: (1) Negara kesatuan dengan
sistem sentralisasi. (2) Satu negara dengan sistem desentralisasi. Dalam sistem terpusat,
pemerintah pusat atau federal memiliki kendali penuh atas seluruh wilayah negara. Sedangkan
dalam negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, negara kesatuan masih memiliki
pemerintah pusat yang kuat, tetapi beberapa kekuasaannya didelegasikan kepada pemerintah
daerah atau lokal tertentu. Daerah-daerah ini memiliki otonomi dalam hal-hal seperti
pendidikan, budaya, atau bahasa. Namun, pemerintah pusat masih merupakan otoritas tertinggi
dan dapat melakukan intervensi jika diperlukan.
1) Bidang politik, memiliki beberapa tujuan yang berfokus pada pengembangan sistem
politik yang lebih inklusif, terbuka, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.;
2) Bidang ekonomis, tujuannya berkaitan dengan pembangunan ekonomi yang lebih adil,
efisien, dan inklusif.
Sesuai dengan judul penelitian dan topik yang dibahas serta untuk memperoleh hasil
yang bermanfaat, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
hukum normatif. Metode penelitian hukum normatif merupakan salah satu pendekatan yang
digunakan dalam penelitian hukum untuk menganalisis dan menginterpretasikan peraturan-
peraturan hukum dan dokumen-dokumen hukum lainnya. Metode ini bertujuan untuk
memahami dan menjelaskan norma-norma hukum yang berlaku dalam suatu sistem hukum.
Hans Kelsen memperkenalkan sebuah teori yang dikenal dengan teori hukum murni,
atau Kelsen memperkenalkan sebuah teori yang dikenal dengan Pure Legal Theory, yaitu teori
hukum positif. Hans Kelsen menjelaskan teori hukum positif ini sebagai hukum yang
membentuk suatu susunan hirarkis norma-norma hukum positif yang didasarkan pada norma
yang kedudukannya paling tinggi secara hirarkis, atau norma dasar (grundnorm), yang menjadi
dasar untuk menentukan norma-norma yang lebih rendah. Semua norma berhubungan secara
hierarkis-vertikal, ada yang lebih tinggi yang menjadi dasar berlakunya norma yang lebih
rendah, dan ada yang lebih rendah yang keberlakuannya tergantung pada norma yang lebih
tinggi di atasnya. norma hukum yang lebih rendah (di bawahnya) disajikan sebagai teori hukum
statis atau disebut juga dengan teori hukum dinamis statis (static dynamic theory), teori yang
dikemukakan oleh Hans Kelsen.
METODE
Artikel ini ditulis dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif, yaitu
"penelitian terhadap bahan pustaka sebagai bahan sekunder". Bahan hukum yang
digunakan dalam penulisan ini adalah bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang
dikumpulkan dengan metode pengumpulan melalui studi kepustakaan kemudian
dianalisis secara konseptual dengan instrumen teori hukum yang hasilnya disajikan dalam
bentuk deskriptif kualitatif.
PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan good governance di pemerintah pusat dan daerah, pemerintah
harus berpedoman pada asas-asas atau prinsip-prinsip umum pemerintahan, karena
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat luas dan penduduknya yang
beraneka ragam, maka good governance diterapkan secara seragam. Di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Asas-asas pemerintahan daerah meliputi:
1. Kepastian hukum adalah salah satu prinsip dasar dalam sistem hukum yang
menuntut agar hukum harus jelas, dapat diprediksi, dan konsisten. Kepastian hukum
sebagai asas berarti bahwa aturan hukum tidak boleh mengesampingkan asas
legalitas, walaupun sebenarnya berbeda dengan yang sudah ada, tidak boleh
bertentangan dengan hukum yang sudah ada.
3. Kesejahteraan umum adalah asas yang secara aspiratif, adaptif, dan selektif
mengutamakan kesejahteraan umum, yang dalam segala hal didasarkan pada
kepentingan bangsa dan negara, bukan pada kepentingan pribadi atau golongan.
4. Kekeluargaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif dari penyelenggara
negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan,
dan rahasia negara serta hak asasi manusia.
6. Akuntabilitas, yaitu asas yang menyatakan bahwa setiap tindakan dan hasil akhir
dari penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
8. Efisiensi, adalah asas yang berorientasi pada tujuan yang efektif dan efisien.
Dalam pelaksanaannya, pemerintah daerah yang dalam hal ini dipimpin oleh
seorang direktur wilayah dibantu oleh seorang wakil direktur wilayah. Wakil direktur
wilayah untuk wilayah provinsi disebut gubernur, wakil direktur wilayah untuk wilayah
kabupaten disebut bupati, dan wakil direktur wilayah untuk wilayah kota disebut walikota.
Sebelum memangku jabatannya, kepala daerah dan wakil kepala daerah dilantik dengan
sumpah, yang dimaksudkan sebagai janji dan kewajiban untuk memenuhi tugas negara
dengan sebaik-baiknya. Tugas penyelenggara daerah merupakan tugas atau pekerjaan
yang bertujuan, dalam hal penyelenggaraan pemerintahan provinsi yang baik,
penyelenggara daerah memiliki tugas.
Tugas kepala daerah adalah sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk
dilakukan, dalam hal penyelenggaraan pemerintah daerah yang baik kepala daerah
mempunyai tugas.
5. Mewakili daerahnya di dałam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum
untukmewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
6. Melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah menjalani
masa tahanan atau berhalangan sementara; dan
Disamping itu, wakil kepala daerah menjalankan tugas dan kewajiban pemerintahan
lainnya yang diberikan oleh kepala daerah yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
Wakil kepala daerah menandatangani pakta integritas dan bertanggung jawab kepada kepala
daerah. Wakil kepala daerah berkewajiban melaksanakan tugas bersama kepala daerah
sampai dengan berakhir masa jabatannya. Lubis menguraikan pengertian kewenangan
dengan membedakannya dengan tugas (functie), yaitu satuan urusan pemerintahan yang
dibebankan kepada organ tertentu untuk dilaksanakan dan wewenang adalah teknik
pelaksanaan urusan dimaksud.
Wewenang diartikan sebagai hak untuk bertindak, hak untuk mengambil keputusan,
mengatur dan memikul tanggung jawab terhadap orang lain/masyarakat. Ateng Syafruddin
memperkenalkan pengertian kewenangan dengan membedakan antara pengertian
kekuasaan (authority, gezag) dan kewenangan (competence, bevoegheid). Wewenang
adalah apa yang disebut dengan kekuasaan formal, yaitu kekuasaan yang bersumber pada
kekuasaan yang diberikan oleh undang-undang, sedangkan kewenangan adalah kekuasaan
yang berlaku hanya dari kekuasaan "onderdeel" (bagian) tertentu. Wewenang (rechtsbe
voegdheden) berada dalam ruang lingkup kewenangannya. Wewenang adalah ruang lingkup
perundang-undangan publik, ruang lingkup kekuasaan negara tidak hanya meliputi hak
untuk membuat keputusan negara (dewan), tetapi juga meliputi kekuasaan yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas dan pemberian serta pembagian kekuasaan. kapasitas ditentukan
terutama oleh peraturan perundang-undangan.
Dalam hal ini, dewan dikatakan independen, tetapi kurang antusias terhadap unit-
unit bangunan. Menurut Tocqueville, unit-unit pemerintahan yang otonom tidak dapat
menunjukkan semangat demokrasi. Dengan demikian, unit-unit pemerintahan yang otonom
adalah perwujudan dari esensi demokrasi.
Istilah otonomi atau otonomi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu
autos yang berarti sendiri dan nama yang berarti hukum atau peraturan. Menurut
Encyclopedia of Social Science, definisi asli dari otonomi adalah kemandirian hukum dari
suatu badan sosial, kemandirian yang sebenarnya. Oleh karena itu, otonomi memiliki dua
karakteristik penting, yaitu kemandirian hukum dan kemandirian de facto. Dalam literatur
Belanda, otonomi berarti kemandirian (zelfregrelling ), yang oleh van Vollenhoven dibagi
menjadi zelfwetgeving (membuat hukum sendiri), zelfvuvioering (pemenuhan diri sendiri),
zelfrechtspraak (penentuan nasib sendiri), dan zelfpolitie (tindakan sendiri).
Dapat juga dijelaskan bahwa kebebasan dan kemandirian dalam otonomi bukanlah
kebebasan (onahankelijkheid, kemerdekaan). Kebebasan dan kemandirian adalah
kebebasan dan kemandirian dalam ikatan kesatuan yang lebih besar. Dilihat dari hukum tata
negara, khususnya teori bentuk negara, otonomi merupakan sistem negara kesatuan (first
state, single state), otonomi merupakan fenomena dari negara kesatuan, arti dan isi otonomi
terletak sepenuhnya pada tujuan dan isi negara kesatuan. Negara kesatuan adalah dasar dari
makna dan isi otonomi.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ateng Syafruddin. 2000. Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan
Bertanggung Jawab, Jurnal ProJustisia Edisi IV. Bandung: Universitas Parahyangan.
Bagir Manan. 2001. Menyongsong Fajar Otonomi Daerah. Yogyakarta: Pusat Studi Hukum UII. Haw
Widjaja. 2017. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Depok: Rajawali Pers.
Jimly Asshiddiqie. 2020. Teori Hierarki Norma Hukum. Jakarta: Konstitusi Press.
Lincoln Arsyad. 2016. Pengantar Perancanaan Pembangunan Ekonomi Daerah, Cet.3,
Yogyakarta: BPFE.
Lukman Hakim. 2012. Filosofi Kewenangan Organ Lembaga Daerah. Malang: Setara Press.
M. Solly Lubis. 2008. Hukum Tata Negara. Bandung: CV. Bandar Maju.
Makmun. 2004. Potret Perekonomian Daerah Sebelum dan Era Desentralisasi Fiskal, Bunga
Rampai Hasil Penelitian.
UU N0. 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah.Undang-Undang 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang No. 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.
23Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
Salleh Syariff. 1953. Otonomi dan Daerah Otonom. Jakarta: Endang.
Sjafrizal. 2017. Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Era Otonomi. Depok:
Rajawali Pers.SLS Danuredjo. 1967. Otonomi di Indonesia dalam Rangka Kedaulatan.
Jakarta: Alras.
Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji. 2003. Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Tjahya Supriatna. 1996. Sistem Administrasi Pemerintahan di Daerah. Jakarta: Bumi Aksara