Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “ASPEK TEKNOLOGI DALAM AGROBISNIS” dan
“KELEMBAGAAN PENDUKUNG AGROBISNIS”. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran Agama Islam yang sempurna dan
menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
Agrobisnis dan Industri dengan judul “ASPEK TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN
PENDUKUNG DALAM AGROBISNIS”. Disamping itu, penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua sumber yang telah membantu penulis selama pembuatan makalah
ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca, walaupun dalam penulisan makalah ini sudah semaksimal mungkin, akan tetapi
penulis menyadari masih banyak kekurangan. Penulis mengharapkan arahan dan kritikan dari
pihak pembaca agar makalah ini bisa di sempurnakan lagi kedepannya.
Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut KBBI agrobisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang
mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Agrobisnis ini adalah usaha pertanian
yang bertujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan.
Teknologi dalam agrobisnis merupakan sarana utama untuk mencapai tujuan efektifitas,
efisiensi, serta produktifitas yang tinggi dari usaha agribisnis. Kelembagaan pendukung
dalam agrobisnis merupakan semua jenis kegiatan yang berfungsi mendukung dan melayani
serta mengembangkan kegiatan dari subsistem agrobisnis yang lain.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dari makalah
ini, yaitu:
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat ditentukan tujuan masalah dari makalah
ini, adalah:
Teknologi sangat berperan penting dalam Agribisnis. Banyak sekali manfaat teknologi
dalam sektor agribisnis, baik itu agribisnis peternakan maupun agribisnis pertanian. Berikut
ini adalah pemanfaatan teknologi dalam Agribisnis baik peternakan maupun pertanian :
Produk olahan susu yang umumnya dikenal adalah susu bubuk, keju, yoghurt dan tahu susu.
Di dalam suatu peternakan beberapa kali diperoleh susu berkualitas rendah yang berasal dari
sapi yang sakit, baru saja beranak, atau sedang birahi. Ada beberapa teknik pengolahan susu
berkualitas rendah menjadi produk yang bernilai jual. Yaitu mengubahnya menjadi makanan
kerupuk susu dan dodol susu yang menyamarkan aroma susu murni sehingga meningkatkan
selera masyarakat
Limbah adalah hasil buangan dari suatu kegiatan yang tidak diperlukan lagi sedangkan
limbah ternak adalah hasil buangan dari kegiatan usaha peternakan yang meliputi limbah
padat dan cair. Seperti feses, urine, embrio, sisa makanan, lemak, darah, kulit telur, tulang,
dan lain-lain. Sebaliknya limbah ternak yang diolah dapat bermanfaat diantaranya adalah
kompos yang dapat menambah unsur hara tanah, biogas yang dapat dijadikan alternatif LPG
dalam rumah tangga. Dan karya seni dari kulit telur yang bernilai jual tinggi. Oleh karena itu
setiap kegiatan yang menghasilkan limbah harus ada penanganan yang tepat. Pembuatan
pupuk organik dapat di proses melalui pabrik dan teknologi tinggi
Tentunya teknologi tersebut dapat membantu para petani dan peternak dalam mengolah
ladang mereka.Teknologi tersebut memiliki manfaat namun juga dapat merugikan.Manfaat
teknologi sudah jelas seperti yang diatas yaitu dapat membantu petani atau peternak dalam
mengelola ladang mereka. Namun, kerugian akibat dampak teknologi adalah sebagai berikut:
1. Rusaknya tanah pertanian akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
dan terus menerus
2. Pekerjaan manusia digantikan oleh teknologi. Jadi, semakin banyak
pengangguran
3. Tekanan terhadap tanah yang dihasilkan oleh traktor dan perlengkapannya
dapat menyebabkan pemadatan yang signifikan terhadap lapisan tanah dan
juga menghambat pertumbuhan tanaman.
Proses yang melibatkan kelembagaan, baik dalam bentuk lembaga organisasi maupun
kelembagaan norma dan tata pengaturan, pada umumnya masih terpusat pada proses
pengumpulan dan pemasaran dalam skala tertentu. Bagi sebagian besar wilayah eksistensi
kelembagaan pertanian dan petani belum terlihat perannya. Padahal fungsi kelembagaan
pertanian sangat beragam, antara lain adalah:
• sebagai penggerak
• penghimpun
• penyalur sarana produksi
• pembangkit minat dan sikap
• dan lain-lain.
Elemen kelembagaan yang berperan adalah kelembagaan dalam bentuk lembaga
organisasi dan kelembagaan norma. Salah satu penampilan (manifestasi) kelembagaan
pertanian lokal yang mampu menjangkau petani kecil di wilayah pedesaan Indonesia adalah
lembaga penyalur sarana produksi informal dalam bentuk penjaja kredit keliling. Lembaga ini
merupakan lembaga non-organisasi dan dioperasikan oleh individuindividu yang mampu
menjalin kepercayaan pengambil kredit dengan berbagi norma dan perilaku yang diterima
secara sosial. Kondisi saling mempercayai ini merupakan jaminan akan kelancaran
penyaluran kredit, pembayaran kembali, penjualan hasil pertanian dan proses alih informasi
dan teknologi. Elemen kelembagaan sebagai salah satu elemen penting dalam upaya
peningkatan keterampilan dan perbaikan kemampuan produksi petani sering terlupakan
karena peran nyatanya dalam proses produksi sering berada dalam posisi marginal. Sejauh ini
upaya peningkatan produksi pertanian senantiasa dikaitkan dengan penerapan dan jenis
teknologi yang dinilai sesuai dengan tujuan produksi, padahal peran kelembagaan dan
lembaga pertanian dalam proses penyebaran dan adopsi-inovasi teknologi pertanian masih
sangat kuat. Lebih jauh lagi pada hierarki sosial tertentu, proses penyaluran informasi dan
teknologi tidak dapat dilepaskan dari eksistensi dan peran kelembagaan dan situasi sosial
tertentu. Dengan demikian upaya penelitian dan pengamatan elemen kelembagaan dan
perannya dalam proses pengembangan dan perkembangan produksi pertanian diharapkan
mampu meningkatkan input untuk penyusunan program dan kebijakan regional dan nasional.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA