Anda di halaman 1dari 4

Resentralisasi urusan pertambangan

alinea keempat pembukaan UUD RI 45 mengamanatkan;

“...melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia...”
Kutipan diatas merupakan amanat Konstitusi dalam rangka pembentukan pemerintahan republik
Indonesia.

Otonomi Daerah dan Amanat UUD RI 45

Salah satu fungsi pemberlakuan otonomi daerah adalah mendekatkan pemerintah kepada
masyarakat yang dilayaninya, dan sacara langsung kontrol masyarakat terhadap pemerintah
menjadi semakin kuat dan nyata. Menurut Eric Barendt, tujuan dari otonomi daerah yang
merupakan turunan dari asas desentralisasi dan asas dekonsentrasi adalah agar pengambilan
keputusan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal.1

Otonomi daerah disini merupakan perwujudan dari pelaksanaan demokrasi dari bawah yang
outputnya diharapkan rakyat tidak hanya menentukan nasibnya sendiri namun lebih dari pada
itu yaitu memperbaiki nasibnya sendiri.

Desentralisasi sebagai sendi sistem ketatanegaraan RI tidak hanya dihadapkan dengan kenyataan
wilayah RI yang luas dan beragam dan keinginan untuk memelihara dan mengembangkan
pemerintahan asli ke dalam satu kesatuan susunan ketatanegaraan RI melainka didorong pula
oleh pertimbangan untuk membentuk pemerintahan di daerah yang didasarkan pada
permusyawaran dan perwakilan dan sistem pemerintahan negara (UUD 1945, pasal 18)

Pasal 18A ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan, “Hubungan keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang”.
Selanjutnya ketika melihat pasal 4 ayat (2) UU Minerba yang Penguasaan sumber daya alam
oleh pemerintah pusat mencakup fungsi kebijakan, pengaturan, pengurusan, pengelolaan, dan
pengawasan. Pasal tersebut secara langsung menghilangkan rasa “adil dan selaras” antara
pemerintah pusat dan daerah.
1
Sumber daya alam di suatu daerah menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat setempat. Selain
itu, pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah juga akan dimanfaatkan untuk
kesejahteraan masyarakat setempat kembali. Pengurusan, pengelolaan, pengawasan oleh
pemerintah pusat akan menyulitkan masyarakat dalam mengaksesnya. Butuh tambahan biaya,
waktu, tenaga dan lain sebagainya untuk masyarakat dalam mengakses pengurusan. Hal ini juga
akan berpengaruh pada berkurangnya hasil pemasukan daerah yang berarti akan berpengaruh
pada penunjang kesejahteraan masyarakat daerah. Pengelolaan sumber daya nasional harus
berkeadilan yang mencakup juga pengaturan, pembagian dan pemanfaatannya. Penguasaan
pemerintah pusat terkait sumber daya alam tidak boleh semena-mena dan menegasikan
kesejahteraan masyarakat yang sebesar-besarnya.

Penghapusan kewenangan daerah dan implikasinya terhadap penyelenggaraan


Pemerintahan yang baik (Good Governance)

Pemerintah merupakan organ kenegaraan yang terbentuk atas dasar kepercayaan publik (publik
trust) dan keniscayaan (avaliability) negara yang mengurus pekerjaan administrasi negara yang
langsung berhubungan dengan masyarakat. Berbagai instrumen dalam rangka menjaga marwah
pemerintahan sebagai cerminan negara yang menjalankan amanat rakyat sehingga negara
diharapkan mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas, dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan maka menuntut penggunaan konsep good
governance sebagai konsep pemerintahan yang baik, relevan Konsep good governance menjadi
Good governance dalam sistem administrasi Indonesia diterapkan seperti dalam pengertian yang
dikembangkan oleh UNDP.

Good Governance memiliki 8 karakteristik.yaitu partisipatif, konsensus, berorientasi, akuntabel,


transparan, responsif, efektif dan efisien, berkeadilan dan inklusif dan mengikuti aturan hukum.
Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir tindak pidana korupsi, pandangan minoritas
diperhitungkan dan bahwa suara-suara yang paling rentan di masyarakat didengar dalam
pengambilan keputusan dan juga responsif terhadap kondisi masa kini dan masa depan.

Partisipatif

Semua warga negara mempunyai hak suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung
maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka.
Partisipasi tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat,
serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif. Partisipasi bermaksud untuk menjamin
agar setiap kebijakan yang diambil mencerminkan aspirasi masyarakat. Partisipasi masyarakat
ini dijamin dalam pasal.... UUDRI, putusan Mk nomor...

Dengan semakin jauhnya akses masyarakat untuk berpartisipasi menjadikan undang-undang


minerba ini menjadi undang-undang yang tidak partisipatif dan akomodatif dengan melihat
rumusan pasal 4 ayat (2) UU minerba, yang menghilangkan kewenangan pemerintah daerah
dalam urusan pertambangan, Terutama penghilangan peran daerah pada seluruh aspek
penguasaan termasuk dalam kebijakan (beleid), pengurusan (bestuursdaad), pengelolaan
(beheersdaad), dan tindakan pengawasan (toezichthoudensdaad) yang disebutkan dalam Pasal 4
ayat (3) UU Pertambangan Mineral dan Batubara menyebutkan “Penguasaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui fungsi kebijakan, pengaturan, pengurusan,
pengelolaan, dan pengawasan.”

Supremasi Hukum (Rule of Law)

Tata pemerintahan yang baik membutuhkan hukum yang adil dengan kerangka kerja yang
ditegakkan secara tidak memihak. Dituntut juga perlindungan penuh terhadap hak asasi manusia,
khususnya mereka yang minoritas dan penegakan hukum yang independen.

Dengan demikian melihat pasal 4 ayat 2, jelas tidak memihak khususnya bagi masyarakat lokal
yang terkena dampak pertambangan yang mana urusan mereka diatur oleh pusat dengan
demikian kebijakan menjadi bersifat topdown, dimana pemerintah daerah atau masyarakat hanya
menerimah kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah pusat. Dan ini berimplikasi terhadap
akses masyarakat untuk memperjuangkan haknya yang semakin jauh dan memakan biaya yang
mahal.

Transparency

Transparansi merupakan keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil oleh
pemerintah. Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai. Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas.
Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-
pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti
dan dipantau.

Responsiveness

Consensus oriented

Effectiveness and efficiency

Accountability

Dengan melihat penghapusan kewenangan pemerintah daerah dalam hal ini pengurusan terkait
pertambangan jelas membuat terabaikannya sistem pemerintahan yang baik. Sentralisasi urusan
pertambangan merupakan kemunduran bagi tata kelolah pemerintahan kita, yang secara
konstitusi telah diatur dan pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk melaksanakan urusan-
urusan pertambangan.

Sehingga menurut penulis, peningkatan kapasistas daerah merupakan solusi paling tepat dalam
rangka pengurusan urusan pertambangan daerah, agar peruntukan pengelolaan sebesar-besar
untuk kemakmuran rakyat sebagaimana amanat uud 45 bisa tercapai tanpa harus memangkas
kewenangan daerah itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai