Good Governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu negara. Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab, sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi, baik secara politik maupun secara administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha. Makna yang terkandung dalam kata good,istilah yang digunakan pada tata kelola pemerintahan yang baik ( Good Governance),yakni: 1.Nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan ( nasional) kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilaan sosial. 2.Aspek fungsional dari pemerintah yang efektif dan Efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapaiTujuan. (Sedarmayanti,2012) Istilah Good Governance pertama kali dipopulerkan oleh Bank Dunia (World Bank) dalam laporan-laporannya mengenai pembangunan di negara-negara Afrika,berkenaan dengan pemberian bantuan-bantuan kepada negara-negara berkembang pada umumnya. Good Governance kemudian menjadi kebutuhan bagi setiap negara terkait dengan menguatnya tuntutan masyarakat untuk menciptakanpemerintahan yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme(KKN). B. Prinsip-prinsip good governance Good governance adalah suatu hubungan yang sinergis dan konstruktif antara swasta dan masyarakat. Peraturan Pemerintahan No 101 tahun 2000 menyatakan bahwa pemerintah yang baik adalah pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparasi, pelayanan prima, demokrasi efisiensi, efektifitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat 1. Partisipasi Masyarakat Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan,baik secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif. 2. Tegaknya Supremasi Hukum Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk di dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia. 3. Transparansi Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan,dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau. 4.Peduli pada Stakeholder Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan. 5. Berorientasi pada Konsensus Tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan- kebijakan dan prosedur-prosedur. 6. Kesetaraan Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka. 7. Efektifitas dan Efisiensi Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin. 8. Akuntabilitas Para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan organisasi-organisasi masyarakat bertanggungjawab kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggungjawaban tersebut berbeda satu dengan lainnya tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan. 9. Visi Strategis Para pemimpin dan masyarakat mnemiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu, mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut. C.Ciri-Ciri Good Governance Good Governance memiliki ciri atau karakteristik sebagai berikut: 1. Terbentuknya kesetaraan dan keadilan dalam masyarakat. 2.Adanya keharusan untuk selalu menyediakan informasi secara transparan, dan memiliki daya tanggap yang tinggi dalam melayani maupun menerima masukan dan keluhan masyarakat ataupun pihak lainnya. 3. Sumber daya dimanfaatkan secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 4.Pemerintah yang menerapkan good governance umumnya memiliki visi yang strategis dan sudut pandang luas terhadap tata pemerintahan yang baik. 5. Memberikan perhatian terhadap kepentingan masyarakat yang dinilai paling lemah dan tidak berkecukupan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan alokasi sumber daya pembangunan. D.Manfaat Good Governance Berikut manfaat penerapan Good Governance: 1. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah akan lebih dipercaya dan diterapkan. 2.Tercapainya kesinambungan dalam pengelolaan dan kebijakan yang dibuat berdasarkan prinsip transparansi,independence,kesetaraan,akuntabilitas, dan konsep responsibilitas. 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk ikut serta mengambil kebijakan publik. 4. Meningkatnya moral dan rasa tanggung jawab sosial di antara masyarakat yang kedepannya akan memberikan dampak yang baik. 5.Timbulnya rasa kepercayaan di antara pemerintah dengan warga negara maupun masyarakat global.Hal ini tentu akan memberikan pengaruh terhadap sistem investasi di dunia internasional yang lebih sehat. 6. Terciptanya sistem pemerintahan yang lebih kondusif karena tata pelaksanaanya bersih, tranparan,efisien, efektif,dan akuntabel. 7.Sistem keuangan yang lebih baik, kuat, dan transparan, termasuk terkait audit internal dan eksternal. 8. Kebijakan sosial, ekonomi, politik, dan kebijakan lain sebagainya dapat dijalankan lebih maksimal karena berorientasi dengan prinsip-prinsip yang ada. 9. Administrasi yang lebih kompeten. 10. Terhapusnya atau hilangnya peraturan dan tindakan yang sekiranya bersifat diskriminatif terhadap seseorang warga negara, golongan masyarakat,dan kelompok tertentu. 11. Kebijakan hukum yang lebih terjamin konsistensi dan kepastiannya baik pada tingkat daerah maupun pusat. A. PENGERTIAN PEMERINTAHAN DAERAH Pengertian pemerintahan daerah menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 juncto (jo.) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sesuai dengan Pasal 18 ayat (7) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, susunan dan tata cara penyeleng-garaan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang,bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui ketentuan umum Pasal 1 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 juncto (jo.) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, dinyatakan dalam ayat (2): Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Adapun ayat (3), Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi ke-wenangan daerah otonom. Merujuk dari pengertian tersebut, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi. Daerah provinsi itu dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur sendiri urusan pemerintahannya. Adapun dalam UUD 1945 hasil amandemen pada Bab VI Pasal 18 ayat (3) dikatakan, bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten,dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. Selanjutnya tentang pemerintahan daerah provinsi,kabupaten, dan kota dikatakan pula, bahwa Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota. Melalui pemahaman tersebut, dapat dikatakan bahwa pemerintahan daerah adalah perangkat pemerintah daerah beserta DPR Daerah.Maka,pemerintahan daerah provinsi adalah Gubernur beserta DPRD Provinsi. Adapun pemerintahan daerah kabupaten/kota adalah bupati/walikota beserta DPRD Kabupaten/Kota. Secara etimologi (harfiah),otonomi daerah berasal dari kata “otonom”dan “daerah”. Merujuk dalam bahasa Yunani sendiri, kata otonom berasal dari kata autos yang berarti sendiri dan kata namos yang berarti aturan/undang-undang. Jadi otonomi daerah adalah kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri. Pengertian otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 juncto (jo.) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang pemerintahan daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur serta mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Sehubungan dengan itu,pengertian dari daerah otonom adalah daerah tertentu pada suatu negarayang memiliki kebebasan dari pemerintah pusat di luar daerah tersebut. Berikut adalah beberapa pengertian otonomi daerah menurut para ahli. Benyamien Hoesein “Otonomi daerah adalah pemerintahan oleh dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional suatu negara secara informal berada di luar pemerintahan pusat.” Ateng Syarifuddin “Otonomi mempunyai makna kebebasan atau kemandirian tetapi bukan kemerdekaan melainkan kebebasan yang terbatas atau ke-mandirian itu terwujud atas pemberian kesempatan yang harus dapat dipertanggungjawabkan.” Syarif Saleh “Hak mengatur dan memerintah daerah sendiri di mana hak ter-sebut merupakan hak yang diperoleh dari pemerintah pusat.” Sugeng Istianto “Hak dan wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah” Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya,kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. Pemerintah daerah berhak menempatkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang. Pemerintah daerah adalah unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang terdiri dari Gubernur,Bupati,atau Walikota, dan perangkat daerah.Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang- undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang. B.FUNGSI DAN ASAS PEMERINTAHAN DAERAH 1. Fungsi Pemerintah Daerah Memperhatikan UUD 1945 Bab VI Pasal 18 tentang Pemerintah Daerah,secara eksplisit dijelaskan dengan umum bagaimana pemerintah daerah berfungsi dalam pembangunan dan pemerintahan negara sebagai berikul. Pasal 18 ayat(2)UUD 1945,pemerintah daerah provinsi,kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Pasal 18 ayat (5) UUD 1945, pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintahan pusat. Pasal 18 ayat (6) UUD 1945, pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Pembangunan negara dilakukan berkesinambungan antara peme-rintah pusat dan pemerintah daerah dengan mengikuti pedoman-pedoman seperti yang tertulis di atas. Maka antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah haruslah ada komunikasi dan hubungan dalam menjalankan urusan pemerintahannya agar tidak menjadi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan. Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dijelaskan pada UUD 1945 Bab VI Pasal 18Asebagai berikut. Pasal 18A ayat (1) UUD 1945: hubungan wewenang antara pe-merintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten,dan kota, atau provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. Pasal 18A ayat (2) UUD 1945: hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan dilak-sanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang. Setelah adanya pembagian kewenangan ini dalam melakukan pembangunan, negara melalui Pasal 18B ayat (1) UUD 1945 mengakui pemerintahan daerah. Sesuai undang-undang, negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat istimewa atau khusus yang diatur dengan undang-undang. Pada ayat (2) negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan hukum adat beserta hak- haktradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang. Undang-undang juga mengatur bahwa negara mengakui pemerintahan daerah yang bersifat adat dan tradisional semisal kesultanan dan kerajaan adat dan masyarakat tradisional yang memiliki pemerintahan sendiri. Namun, urusan yang bersifat kenegaraan dan resmi tidak dilimpahkan kepada pemerintah daerah adat ini. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 juncto(jo.) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, fungsi pemerintah daerah dapat dibagi menjadi fungsi pemerintahan absolut, fungsi pemerintahan wajib, fungsi pemerintahan pilihan,dan fungsi pemerintahan umum. Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi pemerintahan daerah dalam pembangunan tersebut. a. Fungsi Pemerintahan Absolut Fungsi yang termasuk dalam fungsi pemerintahan absolut memiliki kewenangan pada pemerintah pusat (asas sentralisasi). Namun demi-kian ada kalanya pemerintah pusat dapat memberikan kewenangan ini pada pemerintah daerah baik kepada kepala daerah maupun instansi perangkat daerah.Contoh dari fungsi pemerintahan absolut adalah: pertahanan, keamanan, politik luar negeri, yustisi, kebijakan moneter, fiskal nasional,dan agama. b. Fungsi Pemerintahan Wajib Fungsi pemerintahan yang termasuk dalam fungsi pemerintahan wajib dibagi kewenangannya pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah (asas desentralisasi atau dekonsentrasi). Pemerintah daerah wajib me-laksanakan fungsi pemerintahan ini apabila urusan pemerintahan ini menyangkut kehidupan masyarakat yang ada di dalam wilayahnya agar tidak menjadi penyebab terciptanya masyarakat majemuk dan multikultural. Pada umumnya urusan pemerintahan wajib merupakan pelayanan dasar bagi masyarakat. Contoh dari fungsi pemerintahan wajib adalah: kesehatan, pendidikan, sosial, pekerjaan umum, perencanaan ruang, pemukiman, tenaga kerja, pangan, perlanahan, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, lingkungan hidup, administrasi pencatatan sipil, pengendalian penduduk, komunikasi dan informasi, perhubungan, investasi, koperasi dan UMKM, kebudayaan,dan olahraga. c. Fungsi Pemerintahan Pilihan Fungsi pemerintahan pilihan juga dibagi kewenangannya antara peme-rintah pusat dan pemerintah daerah (asas desentralisasi atau dekonsentrasi). Fungsi pemerintahan ini berkaitan dengan letak geografis, sumber daya alam, globalisasi dan sumber daya manusia yang khas berada di suatu daerah. Contoh fungsi pemerintahan pilihan adalah: pariwisata, kelautan dan perikanan, kehutanan, pertanian, perdagangan, energi dan sumber daya mineral, perindustrian,dan transmigrasi. d. Fungsi Pemerintahan Umum Fungsi pemerintahan umum memiliki tugas,fungsi dan wewenang presiden dan wakil presiden, namun pelaksanaannya di daerah dilakukan oleh kepala daerah baik gubernur, bupati,maupun walikota.Mengenai pelaksanaan ini, gubernur bertanggung jawab kepada presiden melalui mentri yang bersangkutan. Bupati dan walikota pun memiliki tanggung jawab yang sama namun penyampaiannya dilakukan melalui gubernur. Instansi dan perangkat daerah ditunjuk untuk membantu pelaksanaan urusan pemerintahan umum ini. Contoh dari fungsi pemerintahan umum adalah sebagai berikut. Penanganan konflik sosial yang diatur dalam undang-undang. Koodinasi antara pemerintah pusat dengan daerah provinsi dan kabupaten/kota untuk memecahkan suatu masalah. Penyelesaian masalah ini harus dilakukan dengan mengingat asas demokrasi, undang-undang,dan keistimewaan suatu daerah. Pembinaan persatuan dan kesatuan seluruh elemen masyarakat dalam berbangsa. Pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan negara Indonesia secara nasional. Pengamalan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika pada seluruh kehidupan berbangsa. Pembinaan kerukunan antar warga tanpa memandang suku,ras, agama, dan golongan demi kestabilan nasional. Pengaplikasian kehidupan yang berdemokrasi. Urusan-urusan tersebut dilaksanakan oleh kepala daerah beserta perangkat DPRD. Urusan yang telah dilaksankan atau direncanakan selanjutnya dapat dibuat dalam suatu peraturan daerah. Peraturan daerah ini wajib untuk disebarluaskan sehingga masyarakat umum mendapatkan informasi yang tepat. Melalui pembiayaan urusan tersebut,pemerintah daerah berhak untuk menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ataupun melalui pinjaman yang berasal dari pemerintah pusal, pemerintah daerah lain,ataupun pemerintah negara lain secara government to government. Selain itu,pembiayaan dapat berasal dari lembaga keuangan dan masya-rakat karena pemerintah daerah dapat menerbitkan obligasi. 2. Asas Pemerintahan Daerah Pemerintah daerah boleh dikatakan adalah perpanjangan tangan peme-rintah pusat yang menjangkau lebih detail warga masyarakat sehingga berkenaan langsung dengan permasalahan warga. Berjalan atau tidaknya program pemerintah pusat terhadap masyarakat tentu saja sedikit banyaknya bergantung pada kinerja dari pemerintah daerah yang akan memengaruhi kinerja pemerintah pusat. Pada akhirnya pemerintah daerah akan akan berdampak pada pembangunan. Jadi dengan demikian,dapat kita lihat bahwa demi pembangunan vang terus melaju, pemerintah pusat dan daerah harus berkoordinasi dan menyelenggarakan urusan-urusannya sesuai dengan pembagian yang telah disepakati dalam undang-undang. Namun yang terpenting adalah pemerintah daerah harus mendukung pemerintahan pusat dan dapat menjadi penengah untuk menyampaikan hak dan kewajiban warga negara antara masyarakat dan pemerintah pusat demi terciptanya saluran komunikasi yang mendukung pembangunan itu sendiri. Pemerintahan daerah dalam pelaksanaan fungsi dan urusannya, memiliki beberapa asas. Asas pemerintah daeralı secara spesifik diatur dalam undang-undang. Ada empat asas utama pemerintah daerah yang berkaitan dengan kewenangan otonomi daerah sebagai berikut. a. Asas sentralisasi, asas yang menyatakan bahwa kewenangan berada di pemerintah pusat. b. Asas desentralisasi, asas yang menyatakan bahwa kewenangan pe-merintah pusat dilimpahkan kepada daerah otonom. c. Asas dekonsentrasi, asas yang menyatakan bahwa kewenangan peme-rintah pusat dilimpahkan kepada pemerintah daerah dan instansi serta perangkat daerah yang membantu kerja pemerintah daerah. d. Asas tugas pembantuan, asas yang menyatakan bahwa pemerintah daerah memberi kewenangan penugasan terhadap tingkatan di bawahnya. Contohnya adalah penugasan dari gubernur kepada bupati alau walikola atau dari bupati atau walikota kepada perangkat camat atau desa. C. PEMERINTAH DAERAH=OTONOMI DAERAH Secara etimologi (harfiah),otonomi daerah berasal dari kata “otonom”dan “daerah”. Merujuk dalam bahasa Yunani sendiri, kata otonom berasal dari kata autos yang berarti sendiri dan kata namos yang berarti aturan/undang-undang. Jadi otonomi daerah adalah kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri. Pengertian otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 juncto (jo.) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang pemerintahan daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah oto-nom untuk mengatur serta mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Sehubungan dengan itu,pengertian dari daerah otonom adalah daerah tertentu pada suatu negarayang memiliki kebebasan dari pemerintah pusat di luar daerah tersebut. Berikut adalah beberapa pengertian otonomi daerah menurut para ahli. Benyamien Hoesein “Otonomi daerah adalah pemerintahan oleh dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional suatu negara secara informal berada di luar pemerintahan pusat.” Ateng Syarifuddin “Otonomi mempunyai makna kebebasan atau kemandirian tetapi bukan kemerdekaan melainkan kebebasan yang terbatas atau ke-mandirian itu terwujud atas pemberian kesempatan yang harus dapat dipertanggungjawabkan.” Syarif Saleh “Hak mengatur dan memerintah daerah sendiri di mana hak ter-sebut merupakan hak yang diperoleh dari pemerintah pusat.” F. Sugeng Istianto “Hak dan wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah”
Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien