Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Keterbukaan dan Keadilan

Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata dasar terbuka dan transparan, yang secara harfiah
berarti jernih, tembus cahaya, nyata, jelas, mudah dipahami, tidak keliru, tidak sangsi atau tidak ada
keraguan. Dengan demikian Keterbukaan atau transparansi adalah tindakan yang memungkinkan suatu
persoalan menjadi jelas mudah dipahami dan tidak disangsikan lagi kebenarannya. Kaitannya dengan
penyelenggaraan pemerintahan dewasa ini merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari. Keterbukaan
atau transparansi berarti kesediaan pemerintah untuk senantiasa memberikan informasi faktual
mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan proses penyelenggaraan pemerintahan.

Sebagai contoh adalah keterbukaan arus informasi di bidang hukum. Keterbukaan arus informasi di
bidang hukum penting agar setiap warga negara mendapatkan suatu jaminan keadilan.

Sikap keterbukaan juga menuntut komitmen masyarakat dan mentalitas aparat dalam melaksanakan
peraturan tersebut. Kesiapan infrastruktur fisik dan mental aparat sangat menentukan jalannya “jaminan
keadilan”.

Keadilan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berasal darai kata adil yang berarti kejujuran,
kelurusan dan keikhlasan dan tidak berat sebelah, tidak memihak, tidak sewenang-wenang.

Menurut Ensiklopedi Indonesia kata Adil berarti :

· Tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalah satu pihak.

· Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya.

· Mengetahui hak dan kewajiban, mana yang benar dan yang salah, jujur, tepat menurut aturan yang
berlaku.

· Tidak pilih kasih dan pandang siapapun, setiap orang diperlakukan sesuai hak dan kewajibannya.

Sesungguhnya keadilan bermula dari adanya pertentangan antara kepentingan individu dan kepentingan
kelompok. Pertentangan kepentingan akan menyebabkan pertikaian, bahkan peperangan antara sesama
manusia. Oleh sebab itu, keberadaan keadilan adalah untuk mempertimbangkan pertentangan secara
teliti melalui perangkat peraturan-peraturan (hukum) untuk mewujudkan suatu perdamaian. Dengan
kata lain, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara masalah keadilan menjadi masalah
penting dalam rangka memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam konteks berbangsa dan bernegara, keadilan merupakan hak mutlak bagi setiap warga negara.
Pemerintah harus mampu menegakkan keadilan bagi setiap warga negaranya. Keadilan tersebut harus
menyangkut semua aspek kehidupan, baik keadilan hukum, politik, maupun kesejahteraan ekonomi

Dalam mewujudkan suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang demokratis maka hal yang paling
utama yang harus diwujudkan oleh pemerintah adalah transparansi (keterbukaan). Adapun indikasi dari
suatu pemerintahan atau kepemerintahan yang transparan (terbuka) adalah apabila di dalam
penyelenggaraan pemerintahannya terdapat kebebasan aliran informasi dalam berbagai proses
kelembagaan. Berbagai informasi harus disediakan secara memadai dan mudah dimengerti sehingga
dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi. Kepemerintahan yang tidak transparan, cepat
atau lambat cenderung akan menuju ke pemerintahan yang korup, otoriter, atau diktator.

2. Ciri dan Sikap terbuka dalam kehidupan berbangsa dan bernergara

Keterbukaan merupakan sikap yang dibutuhkan dalam harmonisasi kehidupan bermasyarakat,


berbangsa, dan bernegara. Berdasarkan panjelasan tersebut, maka ciri-ciri keterbukaan adalah :

1. Terbuka dalam proses maupun kebijakan public.

2. Menjadi dasar atau pedoman dalam dialog dan berkomunikasi.

3. Berterus terang dan tidak menutup-nutupi kesalahan dirinya maupun yang dilakukan orang lain.

4. Tidak merahasiakan sesuatu yang berdampak pada kecurigaan orang lain.

5. Bersikap hati-hati dan selektif dalam menerima dan mengolah informasi dari mana punsumbernya.

6. Toleransi dan tenggang rasa terhadap orang lain.

7. Mau mengakui kelemahan atau kekurangan dirinya atas segala yang dilakukan.

8. Sangat menyadari keberagaman dalam berbagai bidang kehidupan.

9. Mau berkerja sama dan menghargai orang lain.

10. Mau dan mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi.

Di dalam iklim demokrasi saat ini, sikap terbuka penting untuk dilaksanakan. Sikap terbuka ini akan
mendukung proses demokratisasi di Indonesia. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sikap
terbuka harus dilaksanakan oleh setiap warga negara, termasuk oleh pemerintah. Hal ini penting agar
keterbukaan tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat tetapi lebih jauh lagi keterbukaan harus juga
berjalan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Setiap penyelenggaraan pemerintahan harus dilakukan
secara terbuka dan dapat dipantau oleh warga negara. Dengan dilakukannya hal ini maka kemungkinan
terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam penyelenggaraan negara dapat diperkecil.

Sikap terbuka adalah sikap untuk bersdia memberitahukan dan sikap untuk bersedia menerima
pengetahuan atau informasi dari pihak lain. Sikap terbuka ini dapat ditunjukkan dengan dukungan
pemerintah terhadap kebebasan pers. Dengan adanya kebebasan pers diharapkan akses informasi warga
negara terhadap penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai contoh setiap pengambilan keputusan yang
diambil oleh pemerintah dapat dipantau terus oleh warga negara. Pers sendiri diharapkan dapat
memberikan informasi yang aktual dan tepat kepada warga negara. Selain itu, sikap netral harus terus
dipertahankan oleh pers. Pers diharapkan tidak menjadi alat bagi pemerintah untuk mempertahankan
kekuasaannya.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sikap terbuka diperlukan terutama dalam hal
menjagakeutuhan bangsa, mempererat hubungan toleransi, serta untuk menghindari konflik.

Maka untuk mewujudkan sikap terbuka dibutuhkan kondisi sebagai berikut:

1. Terwujudnya nilai agama dan nilai budaya bangsa.

2. Terwujudnya sila persatuan Indonesia yang merupakan sila ketiga sebagai landasan untuk
mempersatukan Indonesia.

3. Terwujudnya penyelenggara Negara yang mampu memahami dan mengelola kemajemukan bangsa
secara baik dan adil.

4. Terwujudnya demokrasi yang menjamin hak dan kewajiban masyarakat.

5. Pulihnya kepercayaan masyarakan kepada pemerintah.

3. Sikap adil dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Ketidakadilan dapat menciptakan kecemburuan, pertentangan, kesenjangan dan disintegrasi bangsa.


Dalam kehidupan berbangsa, ketidakadilan dapat menimbulkan perilaku anarkis dan pertikaian antar
golongan, bahkan dalam pertikaian antar suku bangsa dapat menyebabkan perpecahan wilayah.
Sedangkan dalam kehidupan bernegara, perbuatan tidak adil dapat menyebebkan negara mengalami
hambatan dalam menjalankan roda pemerintahan sehingga mengalami keterpurukan dan berdampak
pada penderitaan rakyat. Dengan demikian keadilan adalah persyaratan bagi terwujudnya persatuan dan
kesatuan bangsa serta keutuhan negara kita.

4. Jaminan Keadilan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Sebagai warga negara, kita harus ikut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan.
Jaminan keadilan bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah. Partisipasi warga negara juga
mutlak diperlukan. Partisipasi secara dua arah diperlukan agar jaminan keadilan dapat berjalan dengan
efektif. Partisipasi warga negara dalam upaya peningkatan jaminan keadilan dapat dilakukan dengan
melakukan cara-cara berikut ini.

– Menaati setiap peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia.

– Menghormati setiap keputusan hukum yang dibuat oleh lembaga peradilan.

– Memberikan pengawasan terhadap jalannya proses-proses hukum yang sedang berlangsung.

– Memberi dukungan terhadap pemerintah dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan.

– Memahami dan menghormati hak dan kewajiban setiap warga negara.


Dengan partisipasi pemerintah dan warga negara dalam meningkatkan jaminan keadilan diharapkan rasa
keadilan dapat benar-benar dirasakan oleh warga negara. Selain itu, terwujudnya rasa keadilan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara diharapkan dapat mendorong terjadinya pemerataan kesejahteraan
di Indonesia. Hal ini sangatlah penting mengingat masih banyak terjadi kesenjangan ekonomi yang cukup
mencolok dalam masyarakat. Tujuan pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial
harus terwujud.

Dalam rangka jaminan keadilan suatu Negara diperlukan pertauran yang disebut undang-ndang atau
hukum. Hukum merupakan sistem norma yang mengatur kehidupan dalam masyarakat. Oleh karena itu,
apabila seseorang mendapatkan ketidakadilan, ia berhak mengajukan tuntutan.

Dalam hukum, tuntutan keadilan memiliki dua arti :

1. Dalam arti formal, bahwa keadilan menuntut agar hokum berlaku secara umum.

2. Dalam arti material, bahwa hokum harus adil.

Pelaksanaan jaminan keadilan di tuntut oleh pemyelenggara Negara yang baik yang di dasarkan kepada
beberapa asas umum, diantaranya :

1. Asas kepastian hukum (principle of legal security = Rechts zekerheid beginsed) . Asas yang
menghendaki agar sikap dan keputuusan pejabat administrasi Negara yang mana pun tidak boleh
menimbulkan keguncangan hukum atau status hukum.

2. Asas keseimbangan. Asas ini menyatakan bahwa tindakan disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat
administrasi Negara harus seimbang dengan kesalahan yang dibuatnya.

3. Asas kesamaan. Dalam asas ini dinyatakan bahwa pejabat administrasi Negara menjatuhkan
keputusan tanpa pandang bulu.

4. Asas larangan kesewenang-wenangan. Keputusan sewenang-wenang adalah keputusan yang tidak


mempertimbangkan semua faktor yang relevan secara lengkap dan wajar sehingga secara akal kurang
sesuai.

5. Asas larangan penyalahgunaan wewenang (detoumement de pouvoir). Asas ini menyatakan bahwa
penyalahgunaan wewenang terjadi bilamana suatu wewenang oleh pejabat yang bersangkutan
dipergunakan untuk tujuan yang bertentangan atau menyimpang dari apa yang telah ditetapkan semula
oleh undang-undang.

6. Asas bertindak cermat. Jika pejabat administrasi Negara telah mengambil keputusan dengan kurang
hati-hati sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat, maka keputusan tersebut secara otomatis
menjadi berat.

7. Asas perlakuan yang jujur. Asas ini menghendaki adanya pemberian kebebasan yang seluas-luasnya
kepada warga masyarakat untuk kebenaran.
8. Asas meniadakan akibat suatu keputusan yang batal. Dengan maksud keputusan bahwa centrale raad
van beroep, yang membuat asas ini memperoleh pengaturanya dalam pasal 9 ayat 1 undang-undang
nomor 14 tahun 1970, yang berbunyi “ seorang yang ditangkap, ditahan, dituntut, ataupun diadili tanpa
alas an yang berdasarkan undang-undang, atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang
diterapkan, berhak menuntut ganti kerugian dan rehabilitas “.

9. Asas penyelenggaraan kepentingan umum. Merupakan tindakan aktif dan positif pejabat administrasi
Negara adalah penyelenggara kepentingan umum.

5. Dampak Penyelenggaraan yang tidak terbuka

Akibat yang secara langsung dari penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan adalah
terjadinya korupsi politik yaitu penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan pribadi atau kelompok.
Di mas orde baru koruosi politik hampir disemua tingkatan pemerinah, dari pemerintahan desa sampai
tingkat pusat. Negara kita saat itu termasuk salah satu negara terkorup di dunia. Korupsi politik itu
membawa akibat lanjutan yang luar biasa yaitu krisis multi deminsional di berbagai bidang kehidupan
politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan keamanan, krisis kepercayaan rakyat kepada
pemerintah, krisis moral dipemerintahan.

Di bidang politik, lembaga politik baik eksekutif, legislatif dan yudikatif tak berfungsi optimal. Mereka
sangat sedikit menghasilkan kebijakan yang berpihak untuk kepentingan umum. Sering kali kebijakan itu
sebagai proyek untuk memperkaya diri. Yudikatif sering memutuskan yang bertentangan rasa keadilan,
sebab hukum bisa dibeli.

Di bidang Ekonomi, semua kegiatan ekonomi yang bersinggungan dengan birokrasi pemerintahan di
warnai uang pelicin asehingga kegiatan ekonmi berbelit-belit dan mahal. Invesrtor menjadi enggan
berinvestasi karena banyak perizinan sehingga perekonomian tidak tumbuh maksimal.

Di bidang sosial, budaya dan agama, terjadi pendewaan materi dan konsumtif. Hidup diarahkan semarta
untuk memperoleh kekayaan dan kenikmatan hidup tanpamemperdulikan moral dan etika agama seperti
korupsi.

bidang pertahanan dan keagamaan, terjadi ketertinggalan profesinalitas aparatyaitu tidak sesuai dengan
tuntutan zaman sehingga aparat keamanan tidak mampu mencegah secara dini gejolak sosial dan
gangguan keamanan. Bentuk sikap yang mencerminkan keterbukaan dan keadilan :

1. Apresiatif terhadap keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu upaya untuk
memahami, menilai, dan menghargai keterbukaan dalamkehidupan berbangsa dan bernegara, seperti :

a. berusaha mengetahui dan memahami hal yang mendasar atau elementer tentrang keterbukaan dan
keadilan.

b. Aktif mencermati kebijakan dalam kehidupan bangsa dan negara.


c. Berusaha menilai perkembangan keterbukaan dan keadilan.

d. Menghargai tindakan pemerintah atau pihak lain yang konsisten dengan prinsip keterbukaan

e. Mengajukan keritik terhadap tindakan yang bertentangan dengan prinsip keterbukaan

f. Menumbuhkan danmempromosikan budaya keterbukaan dan transparansi mulai dari keluarga,


masyarakat dan lingkungan kerja.

2. Berpartisipasi dalam upaya peningkatan jaminan keadilan dari lembaga yang bertugas untuk
menjamin keadilan dan prilaku positif masyarakat dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan, seperti :

a. Mengetahui hal-hal yangnmendasar tentang keadilan

b. Mencermati fakta ketidakadilan dalam masyarakat dan kebijakan yang berkaitan dengan keadilan

c. Memantau kinerja lembaga yang bertugas memberikan keadilan

d. Menghargai tindakan berbagai pihak yang memperkuat jaminan keadilan

e. Mengajukan kritik terhadap tindakan yang tidak adil dan mencari solusi jaminan keadilan

f. Membiasakan diri bertindak adil dari keluarga, masyarakat dan lingkungan kerja.

Makna Keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara :

Dalam teori demokrasi pemerintahan yang terbuka adalah suatu hal yang esensial atau penting terutama
akses bebas setiap warga negara terhadap berbagai sumber informasi, supaya tidak terjadi saling curiga
antar individu, masyarakat dengan pemerintah. Keterbukaan dalam penyelenggaraan yaitu setiap
kebijakan haruslah jelas , tidak dilakukan secara sembunyi, rahasia tetapi perencanaan, pelaksanaan,
pertanggungjawabannya bisa diketahui publik dan rakayat berhak atas informasi faktual mengenai
berbagai hal yang menyangkut pembuatan dan penerapan kebijakan.

Ada 3 alasan pentingnya keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan :

1) Kekuasaan pada dasarnya cenderung diselewengkan. Semakin besar kekuasaan semakin besar pula
kemungkinan terjadi penyelewengan.

2) Dasar penyelenggaraan pemerintahanh itu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, agar
penyelenggaraan pememrintahan itu tetap dijalur yang benar untuk kesejahteraan rakyat.

3) Dengan keterbukaan memungkinkan adanya akses bebas bebas warganegara terhadap informasi yang
pada gilirannya akan memiliki pemahaman yang jernih sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam
menciptakan pemerintahan yang konstruktif dan rasional.

Anda mungkin juga menyukai