Anda di halaman 1dari 12

KETERBUKAAN DAN KEADILAN

Pada hakikatnya
keterbukaan berkaitan
erat dengan jaminan
keadilan.
Keterbukaan merupakan
sikap jujur, rendah diri
dan adil serta menerima
pandapat orang lain.

Sedangkan keadilan merupakan pengakuan dan


perlakuan yang seimbang antara hak dan
kewajiban.
PENGERTIAN KETERBUKAAN
DAN KEADILAN
 keterbukaan adalah suatu sikap dan
perilaku terbuka dari individu dalam
beraktivitas.
 keadilan mengandung pengertian
sebagai suatu hal yang tidak berat
sebelah atau tidak memihak dan tidak
sewenang-wenang.
KEADILAN MENURUT ARISTOTELES
1. Keadilan Komutatif
Keadilan komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang dengan
tidak melihat jasa-jasa yang telah diberikannya.
2. Keadilan Ditributif
Keadilan distributif adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai
dengan jasa-jasa yang telah diberikannya.
3. Keadilan Kodrat Alam
Keadilan kodrat alam adalah memberi sesuatu sesuai dengan yang
diberikan oleh orang lain kepada kita.
4. Keadilan Konvensional
Keadilan konvensional adalah jika seorang warga negara telah
menaati segala peraturan perundang-undangan yang telah
dikeluarkan.
5. Keadilan Perbaikan
Perbuatan adil menurut perbaikan adalah jika seseorang telah
berusaha memulihkan nama baik orang lain yang telah tercermar.
KETERBUKAAN DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA
Keterbukaan diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan nasional
agar pembangunan nasional benar-benar dapat meningkatkan
kesejahteraan bersama warga negara, bukan kesejahteraan
sekelompok orang.
Pelaksanaan pembangunan nasional harus dilandasi oleh nilai-nilai
yang tercermin dalam Sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia. Sedangkan asas yang melandasi pelaksaan pembangunan
nasional di Indonesia adalah sebagai berikut:
Asas Adil dan Merata.
Pembangunan nasional yang diselenggarakan pada dasarnya
merupakan usaha bersama yang harus merata disemua lapisan
masyarakat Indonesia dan di seluruh tanah air.
Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam peri
kehidupan.
Pembangunan nasional harus ada keseimbangan antara berbagai
kepentingan. Kepentingan tersebut adalah kepentingan dunia
dan akhirat, materiil dan spiritual.
CIRI-CIRI KETERBUKAAN

Transparan dalam semua kebijakan publik.


Tidak menutup-nutupi kesalahan yang
dilakukan orang lain.
Tidak merahasiakan sesuatu yang berdampak
pada kecurigaan orang lain.
Bersikap hati-hati dalam menerima informasi.
Toleransi dan tenggang rasa dalam segala
hal.
JAMINAN KEADILAN
Dalam Hukum, tuntutan keadilan memiliki dua arti yaitu:
1. Arti formal
Dalam arti formal, keadilan menuntut agar hukum
berlaku secara umum. Semua orang dalam situasi yang
sama diperlakukan secara sama. Dengan kata lain
hukum tidak mengenal pengecualian.
2. Arti Material
Dalam arti material isi hukum harus adil. Adil di sini
adalah adil yang dianggap oleh masyarakat. Jadi
bukan sekedar secara formal saja seperti apa yang
tertulis itu adil. Itulah sebabnya perlu adanya
penyesuaian antara keputusan sidang dan penilaian
masyarakat,
Pelaksanaan jaminan keadilan sangat dituntut oleh
penyelenggaraan pemerintah yang baik, bersih dan
transparan.
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik tersebut
didasarkan pada beberapa asas umum, diantaranya:
Asas Kepastian Hukum, Asas ini menghendaki agar sikap
dan keputusan pejabat administrasi negara tidak boleh
menimbulkan keguncangan hukum atau status hukum.
Asas Keseimbangan, asas ini menyatakan bahwa
tindakan disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat
administrasi negara harus seimbang dengan kesalahan
yang dibuatnya.
Asas Kesamaan, dalam asas ini dinyatakan bahwa
pejabat administrasi negara dalam menjatuhkan
keputusan tanpa pandang bulu. Sebelum keputusan
diambil, harus dipikirkan dulu secara masak-masak agar
untuk kasus yang sama dapat diambil keputusan yang
sama pula.
Asas Larangan Kesewenang-wenangan,
Keputusan sewenang-wenangan adalah keputusan yang tidak mempertimbangkan
semua faktor yang relevan secara lengkap dan wajar sehingga secara akal kurang
sesuai.
Asas larangan Penyalahgunaan Wewenang
Penyalahgunaan wewenang adalah bilamana suatu wewenang oleh pejabat yang
bersangkutan dipergunakan untuk tujuan yang bertentangan atau menyimpang dari
apa yang telah ditetapkan semula oleh undang-undang.
Asas Bertindak Cermat. Jika pejabat administrrasi negara telah mengambil
keputusan dengan kurang hati-hati sehingga menimbulkan kerugian bagi
masyarakat maka yang bersangkutan wajib memperbaiki keputusannya dengan
menerbitkan keputusan baru.
Asas Perlakukan yang Jujur. Asas ini menghendaki adanya pemberian kebebasan
yang seluas-luasanya kepada warga masyarakat untuk kebenaran. Asas ini
memberikan penghargaan yang lebih pada masyarakat dalam mencari kebenaran
melalui banding.
Asas Meniadakan Akibat Suatu Keputusan Yang Batal,
Di Indonesia, asas ini telah memperoleh pengaturannya dalam UU No. 4 Tahun
2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, yang berbunyi; “Seorang yang ditangkap,
ditahan, dituntut, ataupun diadili tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang,
atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan,” berhak
menuntut ganti kerugian dan rehabilitas”.
Asas Penyelenggaraan Kepentingan Umum.
Berdasarkan asas ini, kepentingan umum harus lebih didahulukan daripada
kepentingan individu, yaitu memberikan hak mutlak pada hak-hak pribadi.
Faktor Penyebab Terjadinya Penyelenggaraan
Pemerintah Yang Tidak Transparan
Nilai-niai agama dan nilai-nilai budaya bangsa tidak dijadikan sumber
etika dalam berbangsa dan bernegara
Pancasila sebagai ideologi negara ditafsirkan secara sepihak oleh
penguasa
Konflik sosial budaya telah terjadi karena kemajemukan suku,
kebudayaan, dan agama yang tidak dikelola dengan baik dan adil oleh
pemerintah serta masyarakat.
Hukum telah menjadi alat kekuasaan dan pelaksanaannya telah
diselewengkan
Perilaku ekonomi yang berlangsung dengan praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme, serta berpihak pada sekelompok pengusaha besar.
Sistem politik yang otoriter tidak dapat melahirkan pemimpin yang
mampu menyerap aspirasi dan memperjuangkan kepentingan
masyarakat.
Peralihan kekuasaan yang sering menimbulkan konflik, pertumpahan
darah, dan dendam antara kelompok di masyarakat.
Penyelahgunaan kekuasaan sebagai akibat dari lemahnya fungsi
pengawasan oleh internal pemerintah dan lembaga perwakilan rakyat,
serta terbatasnya pengawasan oleh masyarakat dan media massa.
AKIBAT DARI PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN YANG TIDAK TRANSPARAN
Rendahnya atau bahkan tidak adanya kepercayaan
warga negara terhadap pemerintah.
Rendahnya partisipasi warga negara terhadap
kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah.
Sikap Apatis warga negara dalam mengambil inisiatif
dan peran yang berkaitan dengan kebijakan publik.
Jika warga negara apatis, di tunjang dengan rejim yang
berkuasa sangat kuat dan lemahnya fungsi legislatif,
maka KKN merajalela dan menjadi budaya yang
mendarah daging (nilai dominan).
Krisis moral dan akhlak yang berdampak pada
ketidakadilan, pelanggaran hukum dan hak asasi
manusia.
UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYELENGGARAAN
PEMERINTAH YANG TIDAK TRANSPARAN
Pengawasan ketat oleh pengambil kebijakan tertinggi negara, DPR dan
masyarakat luas.
Pemberian sanksi hukum yang tegas bagi aparatur pemerintah yang
melakukan penyimpangan dan pelanggaran.
Efektivitas fungsi kepolisian, kejaksaan, kehakiman, komisi Pemberantasan
Korupsi.
Pelibatan NGO (Non Government Organization) dalam mengawasi setiap
kebijakan publik yang dibuat pemerintah, seperti ICW, GOWA
Penanaman nilai agama dan budaya seluruh aparatur pemerintahan.
Meningkatkan kerukunan sosial antara pemeluk agama, suku dan kelompok-
kelompok masyarakat lainnya melalui dialog dan kerja sama dengan prinsip
kebersamaan, kesetaraandan toleransi
Menengakkan supremasi hukum dan perundang-undangan secara konsisten
serta menjamin dan menghormati hak asasi manusia.
Memberdayakan masyarakat melalui perbaikan sistem politik yang
demokratis
Mengatur peralihan kekuasaan secara tertib, damai, dan demokratis sesuai
dengan hukum dan perundang-undangan.
Meningkatkan integritas, profesionalisme, dan tanggung jawab dalam
penyelenggaraan negara serta memberdayakan masyarakat untuk melakukan
kontrol sosial secara konstruktif dan efektif.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA
PENINGKATAN JAMINAN KEADILAN

Pengawasan Terhadap Aparatur Negara


untuk mencegah sedini mungkin terjadinya
penyimpangan, pemborosan,
penyelewengan, hambatan, kesalahan dan
kegagalan dalam pencapaian tujuan.
Peran masyarakat dalam upaya
memberantas korupsi
Guna meminimalisir terjadinya korupsi
dibutuhkan peran aktif masyarakat, di
antaranya dengan melaporkan atau
mengimformasikan pelaku korupsi kepada
lembaga berwenang.
Pembentukan Lembaga Anti Korupsi
Pembentukan lembaga anti korupsi, seperti
KPK di maksudkan agar korupsi yang telah
“membudaya” di Indonesia dapat di tekan
atau di minimalisir disamping dalam rangka
“clean government”.

Anda mungkin juga menyukai