Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ni Kadek Gita Yuliawati

NIM : 2104551483

Kelas : YY (Reguler Sore)

Mata Kuliah : Tindak Pidana Tertentu Dalam KUHP

TUGAS INDIVIDU PERTEMUAN 13

MENGANALISIS KASUS

I. PASAL-PASAL YANG DAPAT DI TERAPKAN

Dalam KUHP

o Pasal 285 KUHP

Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang


wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam karena
melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

Analisis Unsur

Subjektif : barang siapa

Objektif : dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita


bersetubuh dengan dia di luar perkawinan

o Pasal 286 KUHP

Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan, padahal


diketahui bahwa wanita itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya,
diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Analisis Unsur

Subjektif : barang siapa


Objektif : bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan, padahal
diketahui bahwa wanita itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya

o Pasal 296 KUHP

Barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau memudahkan perbuatan


cabul oleh orang lain dengan orang lain, dan menjadikannya sebagai
pekerjaan atau kebiasaan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu
tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak lima belas ribu rupiah.

Analisis Unsur

Subjektif : barang siapa, dengan sengaja

Objektif : menyebabkan atau memudahkan perbuatan cabul oleh orang lain


dengan orang lain, dan menjadikannya sebagai pekerjaan atau kebiasaan

o Pasal 297 KUHP

Perdagangan wanita dan perdagangan anak laki-laki yang belum dewasa,


diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun.

Analisis Unsur

Subjektif : perbuatan dilakukan oleh seseorang

Objektif : perdagangan wanita dan perdagangan anak laki-laki yang belum


dewasa

Diluar KUHP

o Pasal 4 ayat (1) UU Pornografi

Setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak,


menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor,
menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi
yang secara eksplisit memuat:

a. persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang;


b. kekerasan seksual;
c. masturbasi atau onani;
d. ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan;
e. alat kelamin; atau
f. pornografi anak.
Analisis Unsur

Subjektif : setiap orang

Objektif : memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan,


menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan,
memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi yang secara
eksplisit
o Pasal 7 UU Pornografi

Setiap orang dilarang mendanai atau memfasilitasi perbuatan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 4.

Analisis Unsur

Subjektif : setiap orang

Objektif : mendanai atau memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4.

o Pasal 9 UU Pornografi

Setiap orang dilarang menjadikan orang lain sebagai objek atau model yang
mengandung muatan pornografi.

Analisis Unsur

Subjektif : setiap orang

Objektif : menjadikan orang lain sebagai objek atau model yang mengandung
muatan pornografi.

o Pasal 27 ayat (1) UU ITE


Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau dapat membuat dapat diaksesnya informasi
elektronik dan/atau dokumen elektronik, yang memiliki muatan yang
melanggar kesusilaan

Analisis Unsur

Subjektif : setiap orang, dengan sengaja, tanpa hak

Objektif : mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau dapat


membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik,
yang memiliki muatan yang melanggarkesusilaan

II. PASAL YANG DAPAT DIKENAKAN


a. Berdasarkan analisis saya, pasal yang saya terapkan kepada Anton yang merupakan
pacar anis adalah Pasal 296 KUHP jo. Pasal 4 ayat (1) huruf a jo. Pasal 7 UU No. 44
Tahun 2008
Dalam pasal 296 KUHP tidak hanya melarang dipermudahkannya perbuatan-
perbuatan melanggar kesusilaan yang bersifat umum di tempat-tempat pelacuran
melainkan juga perbuatan mempermudah dilakukannya perbuatan-perbuatan yang
melanggar kesusilaan yang tidak bersifat umum yang dilakukan sebagaimana
pencaharian ataupun kebiasaan. Termasuk dalam pengertian “mempermudah” adalah
juga perbuatan menyewakan kamar-kamar untuk memberikan kesempatan kepada
orang lain untuk melakukan perbuatan-perbuatan melanggar kesusilaan. Sehingga
dalam kasus ini Anton yang merupakan pacar Anis dapat dikenakan pasal 296 KUHP
karena telah mempermudah dilakukannya perbuatan-perbuatan yang melanggar
kesusilaan dengan menyediakan kamar kosnya dan membuat Anis tidak sadarkan diri
yang mana hal tersebut mempermudah dilakukannya perbuatan-perbuatan yang
melanggar kesusilaan. Serta menjadikan hal tersebut sebagai mata pencariannya
dengan menerima uang dari pria yang telah memperkosa Anis. Kemudian pasal 296
KUHP saya junctokan dengan pasal 4 ayat (1) huruf a jo. Pasal 7 UU No. 44 Tahun
2008.
b. Berdasarkan analisis saya, pasal yang saya terapkan kepada Pria yang tidak dikenal
dan telah memperkosa Anis adalah Pasal 286 KUHP jo. Pasal 4 ayat (1) huruf a UU
No. 44 Tahun 2008. Adapun alasannya yaitu :
Dalam pasal 286 KUHP dijelaskan bahwa “bersetubuh dengan seorang wanita
di luar perkawinan, padahal diketahui bahwa wanita itu dalam keadaan pingsan atau
tidak berdaya” terkait dalam kasus ini pria tidak dikenal tersebut telah mengetahui
bahwa Anis dalam keadaan tidak sadar namun tetap melakukan persetubuhan tersebut
tanpa persetujuan anis sehingga dapat dikenakana pasal 286 KUHP. Kemudian pasal
tersebut saya junctokan dengan pasal 4 ayat (1) huruf a UU No. 44 Tahun 2008.
Dalam pasal tersebut yang dimaksud dengan "membuat" adalah tidak termasuk untuk
dirinya sendiri dan kepentingan sendiri. Dalam hal pria dan wanita saling
memberikan persetujuan untuk perekaman video seksual mereka dan pengambilan
gambar pornografi serta video tersebut hanya digunakan untuk kepentingan sendiri
sebagaimana dimaksud dalam pengecualian di atas, maka tindakan pembuatan dan
penyimpanan yang dimaksud tidak termasuk dalam ruang lingkup “membuat”
sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (1) UU Pornografi. Akan tetapi, lain halnya
dengan kasus diatas dalam kasus tersebut pria yang tidak dikenal tersebut melakukan
pengambilan gambar pornografi atau perekaman hubungan seksual bersama anis yang
dilakukan tanpa sepengetahuan atau tanpa persetujuannya Anis yang sedang tidak
sadarkan diri, maka pembuatan video pornografi tersebut melanggar Pasal 4 ayat (1)
UU Pornografi. Persetujuan (consent) merupakan bagian yang sangat vital dalam
menentukan adanya pelanggaran atau tidak. Kemudian untuk pelaku pelanggar Pasal
4 ayat (1) UU Pornografi dapat diancam pidana penjara paling singkat 6 bulan dan
paling lama 12 tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp250 juta dan paling
banyak Rp6 miliar.

Anda mungkin juga menyukai