Anda di halaman 1dari 3

NAMA : LAODE MUHLIS MUHAIMIN

NIM : 21909148

KELAS : ILMU HUKUM III B

PASAL 330

Tindak pidana dalam ketentuan Pasal ini merupakan tindak pidana terhadap penyelenggaraan
peradilan (contempt of court).

Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap 21 tahun dan tidak terlebi
dahulu kawin. Apabila perkawinan dibubarkan sebelum umur mereka 21 tahun maka mereka
tidak kembali lagi dalam belum dewasa. Mereka yang belum dewasa tidak berada di bawah
kekuasaan orang tua.

PASAL 331

Tindak pidana dalam ketentuan Pasal ini merupakan tindak pidana terhadap penyelengggaraan
peradilan (contempt of court). Yang dimaksud dengan “pemeriksaan jenazah untuk kepentingan
pengadilan” di dalam ketentuan pasal ini ialah pemeriksaan yang dilakukan seorang ahli guna
mengetahui sebab kematian untuk kepentingan pemeriksaan sidang pengadilan.

PASAL 332

Tindak pidana dalam ketentuan Pasal ini merupakan tindak pidana terhadap penyelenggaraan
peradilan (contempt of court). Yang dimaksud dengan “pejabat yang berwenang” adalah polisi,
jaksa, atau hakim sesuai dengan tingkat pemeriksaan perkara yang bersangkutan.

PASAL 333

Tindak pidana dalam ketentuan dalam Pasal ini merupakan tindak pidana terhadap
penyelenggaraan peradilan (contempt of court). Yang dimaksud dengan “saksi, ahli, atau juru
bahasa” adalah sesuai dengan ketentuan dalam hukum acara yang berlaku.
PASAL 334

Semua perbuatan melawan hukum terhadap barang yang disita sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku harus dianggap sebagai usaha menggagalkan
pencarian keadilan. Oleh karena itu, tindak pidana dalam ketentuan pasal ini merupakan tindak
pidana terhadap penyelenggaraan peradilan (contempt of court).

PASAL 335

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) mengatur tentang perbuatan memaksa orang
lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dengan ancaman kekerasan atau kekerasan,
yang berbunyi:
 

1. Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling banyak empat
ribu lima ratus rupiah:
1. barang siapa secara melawan hukum memaksa orang lain supaya melakukan,
tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, dengan memakai kekerasan, sesuatu
perbuatan lain maupun perlakuan yang tak menyenangkan, atau dengan memakai
ancaman kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan yang tak
menyenangkan, baik terhadap orang itu sendiri maupun orang lain;
2. barang siapa memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau
membiarkan sesuatu dengan ancaman pencemaran atau pencemaran tertulis.
2. Dalam hal sebagaimana dirumuskan dalam butir 2, kejahatan hanya dituntut atas
pengaduan orang yang terkena.

 
Perlu kami luruskan bahwa frasa “perbuatan tidak menyenangkan” dalam Pasal 335 ayat (1)
butir 1 KUHP telah dihapuskan oleh Mahkamah Konstitusi (“MK”) melalui Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 1/PUU-XI/2013. MK menyatakan bahwa frasa, “sesuatu perbuatan lain
maupun perlakuan yang tak menyenangkan” dalam pasal tersebut bertentangan dengan Undang-
Undang Dasar 1945 (“UUD 1945”) dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.
 
Sehingga, Pasal 335 ayat (1) butir 1 KUHP selengkapnya berbunyi:
 
Barang siapa secara melawan hukum memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan
atau membiarkan sesuatu, dengan memakai kekerasan, atau dengan memakai ancaman
kekerasan, baik terhadap orang itu sendiri maupun orang lain.
 
Dalam artikel MK Cabut Aturan Delik Perbuatan Tidak Menyenangkan, Mahkamah menilai
frasa “sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan yang tak menyenangkan” dalam Pasal 335 ayat
(1) butir 1 KUHP telah menimbulkan ketidakpastian hukum dan ketidakadilan. Sebab,
implementasi ketentuan itu memberi peluang terjadinya kesewenang-wenangan penyidik dan
penuntut umum terutama bagi pihak yang dilaporkan.
 
Selanjutnya tentang kekerasan dan ancaman kekerasan dari rumusan Pasal 335 ayat (1) KUHP
harus dipenuhi untuk pembuktian. R. Soesilo dalam buku Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal (hal. 238), mengatakan bahwa
yang harus dibuktikan dalam pasal ini adalah:

a. Bahwa ada orang yang dengan melawan hak dipaksa untuk melakukan sesuatu, tidak
melakukan sesuatu atau membiarkan sesuatu;
b. Paksaan itu dilakukan dengan memakai kekerasan, suatu perbuatan lain atau suatu
perbuatan yang tidak menyenangkan, ataupun ancaman kekerasan, ancaman perbuatan
lain, atau ancaman perbuatan yang tidak menyenangkan, baik terhadap orang itu, maupun
terhadap orang lain.

 Jadi berdasarkan hal tersebut, pembuktian delik ini cukup dengan terpenuhinya salah satu dari
dua unsur tersebut (ancaman kekerasan atau kekerasan)

PASAL 336

Tindak pidana ini termuat dalam titel XVII Buku II KUHP tentang Kejahatan terhadap
Kemerdekaan Orang. Sebenarnya yang kini terganggu bukanlah kemerdekaan orang untuk
bergerak, melainkan ketentraman orang karena dengan ancaman ini orang yang diancam akan
takut akan terjadinya berbagai tindak pidana tersebut. Jadi, kemerdekaan bergerak dari orang
hanya mungkin akan terganggu. Maka, orang yang diancam itu tidak perlu mengetahui adanya
ancaman tersebut. Jadi, kalau ancaman tersebut diucapkan di luar kehadiran orang yang diancam,
maka tindak pidana pengancaman ini baru selesai apabila ancaman itu telah disampaikan
kepadanya.

Anda mungkin juga menyukai