HAK-HAK INDIVIDU
HAK ATAS ATAS TANAH HAK JAMINAN
TANAH ATAS TANAH
HAK ATAS
HAK ATAS TANAH HAK
TANAH
YANG SEKUNDER TANGGUNGAN
YANG PRIMER
1. HGB
1. HAK MILIK 2. HAK PAKAI
2. HGU 3. HUBH
3. HGB 4. HAK SEWA
4. HAK PAKAI 5. HAK GADAI
6. HAK MENUMPANG
HAK-HAK ATAS TANAH MENURUT UUPA
1. HGB
1. HAK MILIK 2. HAK PAKAI
2. HGU 3. HUBH
3. HGB 4. HAK SEWA
4. HAK PAKAI 5. HAK GADAI
6. HAK MENUMPANG
MACAM-MACAM HAK ATAS TANAH, PENGERTIAN
DAN PERUNTUKANNYA
I. HAK MILIK :Hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai
orang atas tanah dengan mengingat fungsi sosial.(Pasal 20 UUPA).
Peruntukannya untuk Pertanian atau Non Pertanian.
II. HGU: Hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara,
tanah Hak Pengelolaan atau Tanah Ulayat dalam jangka waktu tertentu, guna
perusahaan pertanian, perikanan atau peternakan. (Pasal 28 ayat (1)
UUPA jo Pasal 21 PP No. 18 Tahun 2021).
III. HGB: Hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah
yang bukan miliknya sendiri (Tanah Negara, Tanah Pengelolaan atau tanah
hak Milik pihak lain), dalam jangka waktu tertentu. (Pasal 35 ayat (1) UUPA
IV. HAK PAKAI: Hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah
yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain, yang
memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan
pemberian haknya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam
perjanjian dengan pemilik tanya yang bukan perjanjian sewa menyewa atau
perjanjian pengolahan tanah, segalla sesuatu asal tidak bertentangan dengan
jiwa dan ketentuan-ketentuan UUPA. (Pasal 41 ayat (1) UUPA)
KEWAJIBAN PEMEGANG HAK ATAS TANAH
• Hak Ulayat Kesatuan Masyarakat Hukum Adat atau yang serupa itu
adalah hak Kesatuan Masyarakat Hukum Adat yang bersifat komunal
untuk menguasai, mengelola dan/atau memanfaatkan, serta melestarikan
wilayah adatnya sesuai dengan tata nilai dan hukum adat yang berlaku.
a. kepentingan umum;
b kepentingan sosial;
c. kepentingan pembangunan; dan/atau
d. kepentingan ekonomi
(2) Penentuan tarif dan/atau uang wajib tahunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dituangkan dalam Perjanjian Pemanfaatan Tanah antara pemegang
Hak Pengelolaan dengan pihak lain dan tidak boleh mengandung unsur-
unsur yang rnerugikan para pihak.
(3) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada. ayat (1) dan ayat (2),
penentuan tarif dan/atau uang wajib tahunan didasarkan pada karakteristik
peruntukan dan kemanfaatan tertentu secara wajar.
(4) Rumusan tarif dan f atau uang wajib tahunan yang dikenakan oleh pemegang
Hak Pengelolaan ditetapkan oleh Menteri.
TERJADINYA HAK PENGELOLAAN
Pasal 10 PP No. 18 Tahun 2021
(1) Tanah reklamasi dapat diberikan Hak Pengelolaan dan/atau Hak Atas Tanah
dengan syarat telah memperoleh izin reklamasi.
(2) Dalam hal izin reklamasi diberikan kepada instansi Pemerintah Pusat,
BUMN/BUMD, badan hukum milik negara/badan hukum milik daerah, Badan
Bank Tanah, atau badan hukum yang ditunjuk oleh Pemerintah Pusat, Tanah
reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan Hak Pengelolaan
atau Hak Atas Tanah dengan mempertimbangkan syarat sebagai subjek
hak.
(3) Dalam hal izin reklamasi diberikan kepada badan hukum atau perorangan,
Tanah reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan Hak Atas
Tanah dan/atau Hak Pengelolaan dengan ketentuan:
a. untuk pemegang izin reklamasi, diberikan Hak Atas Tanah dan/atau Hak Atas
Tanah di atas Hak Pengelolaan; dan
b. untuk Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang memberikan izin
reklamasi, diberikan Hak Pengelolaan, berdasarkan perjanjian antara pihak
yang mendapat izin reklamasi dengan Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah serta mempertimbangkan ketentuan tata ruang.
(4) Dalam hal kegiatan reklamasi dilakukan tanpa izin reklamasi maka pejabat yang
berwenang memberikan izin reklamasi melakukan penelitian secara teknis maupun
tata ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
(5) Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (4):
a. telah memenuhi syarat, Tanah hasil reklamasi menjadi Tanah yang Dikuasai
Langsung oleh Negara dan penggunaan, pemanfaatan, dan pemilikan
selanjutnya menjadi kewenangan Menteri; atau
b. tidak memenuhi syarat, Tanah hasil reklarnasi dapat dikembalikan seperti
keadaan semula oleh pihak yang melakukan reklamasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undanganmengenai izin reklamasi.
1. Pengaturannya
Pasal 20 – 27 UUPA
2. Pengertiannya
Pasal 20 UUPA menyatakan bahwa hak milik adalah
hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang
dapat dipunyai orang atas tanah dengan mengingat
fungsi sosial.
Hak Milik dapat digunakan untuk Pertanian atau
Non Pertanian
SUBYEK HAK MILIK
“Orang atau badan hukum yang mempunyai HGU atau memperoleh HGU dan tidak
lagi/tidak memenuhi syarat-syarat sebagai subyek HGU dalam jangka waktu 1 tahun wajib
melepaskan atau mengalihkan hak itu kepada pihak lain yang memenuhi syarat.
Jika ia tidak memenuhi syarat-syarat tersebut. Jika hak gunabangunan yang bersangkutan
tidak dilepaskan atau dialihkan dalam jangka waktu tersebut, maka hak itu hapus karena
hukum, dengan ketentuan, bahwa hak-hak pihak lain akan diindahkan, menurut ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.”
Berdasarkan ketentuan tersebut maka apabila
pemegang HGU tidak lagi/tidak memenuhi syarat
atau jika HGU beralih kepada pihak lain yang
tidak memenuhi syarat sebagai pemegang HGU
maka dalam jangka waktu 1 (satu) tahun tanah
HGU tersebut wajib dialihkan kepada pihak lain
yang memenuhi syarat.
Pasal 36 ayat (2) UUPA jo Pasal 35 ayat 1 dan ayat 2 PP No. 18 Tahun 2021)
menentukan:
“Orang atau badan hukum yang mempunyai HGB dan tidak lagi memenuhi syarat-syarat
yang tersebut dalam ayat (1) pasal ini dalam jangka waktu 1 tahun wajib melepaskan atau
mengalihkan hak itu kepada pihak lain yang memenuhi syarat. Ketentuan ini berlaku juga
terhadap pihak yang memperoleh hak guna-bangunan, jika ia tidak memenuhi syarat-syarat
tersebut. Jika hak gunabangunan yang bersangkutan tidak dilepaskan atau dialihkan dalam
jangka waktu tersebut, maka hak itu hapus karena hukum, dengan ketentuan, bahwa hak-
hak pihak lain akan diindahkan, menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.”
Berdasarkan ketentuan tersebut maka apabila
pemegang HGB tidak lagi memenuhi syarat atau
jika HGB beralih kepada pihak lain yang tidak
memenuhi syarat sebagai pemegang HGB maka
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun tanah HGB
tersebut wajib dialihkan kepada pihak lain yang
memenuhi syarat.
(1) Dalam hal terdapat bidang tanah yang sudah tidak dapat diidentifikasi
lagi karena sudah berubah dari bentuk asalnya karena peristiwa alam
sehingga tidak dapat difungsikan, digunakan, dan dimanfaatkan
sebagaimana mestinya, dinyatakan sebagai Tanah Musnah dan Hak
Pengelolaan dan/atau Hak Atas Tanah dinvatakan hapus.
(2) Penetapan Tanah Musnah sebagaimana dirnaksud pada ayar (1)
dilakukan dengan tahapan identifikasi, inventarisasi, dan pengkajian.
(3) Sebelum ditetapkan sebagai Tanah Musnah, pemegang Hak
Pengelolaan dan/atau Hak Atas Tanah diberikan prioritas untuk
melakukan rekonstruksi atau reklamasi atas pemanfaatan Tanah.
(4) Dalam hal rekonstruksi atau reklamasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, atau
pihak lain maka pemegang Hak Pengelolaan dan atau Hak Atas Tanah
diberikan bantuan dana kerohiman.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan Tanah Musnah diatur
dengan Peraturan Menteri.
TERIMA KASIH
ALWESIUS, S.H., M.Kn
Hp. 0813410438333
Email : dastepui2020@yahoo.com