Anda di halaman 1dari 2

Tugas

Pendidikan Kewarganegaraan

Intoleransi adalah suatu kondisi dimana suatu kelompok seperti masyarakat, kelompok
agama, atau kelompok non-agama yang secara spesifik menolak untuk menoleransi praktik-
praktik, para penganut, atau kepercayaan yang berlandaskan agama. Namun, jika pernyataan
bahwa kepercayaan atau praktik agamanya adalah benar sementara agama atau kepercayaan
lain adalah salah maka ini bukanlah termasuk intoleransi beragama, namun inilah yang
disebut intoleransi ideologi.

Ada empat pemicu yang membuat seseorang melakukan aksi intoleransi, yaitu :

1. Pertama, perbedaan dalam memahami ajaran agama secara tekstual. Pemahaman ini
menghasilkan pengalaman yang berbeda bagi sesama penganut satu agama.
2. Kedua, aksi pemaksaan hak asasi yang dilakukan oleh kaum mayoritas kepada pihak
minoritas. Aksi lainya adalah pemakaian atribut keagaaman secara berlebihan dan
menyombongkan diri dengan segala atribut yang dipakainya.
3. Ketiga, perbedaan adat istiadat juga dapat menjadi pemicu terjadinya kasus intoleransi,
faktor adat istiadat ini menyebabkan konflik yang dilator belakangi fanatisme/ fanatic
kesukuan.
4. Keempat adalah ketidak adilan dari pihak aparatur negara ataupun pemerintah dalam
menangani berbagai masalah atau konflik yang terjadi, mereka cenderung memihak pada
salah satu kubu dengan alasan yang bermacam macam seperti uang, agama, golongan,
bahkan kasta.

Dalam konteks masyarakat Indonesia yang puralistik, baik agama, ras etnis, tradisi, budaya,
dll adalah sangat rentan terhadap timbulnya perpecahan konflik sosial. Dengan kata lain
agama dalam masyarakat majemuk dapat menjadi sebuah pemersatu dapat juga sebagai
pemecah.

Intoleransi beragama merupakan sikap tidak tenggang rasa atau tidak toleran terhadap agama
yang dianut oleh umat beragama lain. Intoleransi beragama merupakan salah satu
pelanggaran HAM karena dalam Pasal 22 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia menyebutkan setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu. Dalam Pasal 29 ayat 2 UUD 1945
menjadi landasan hukum yang memungkin setiap warga Negara Indonesia berhak dan bebas
menjalankan agama yang dianutnya.

Adapun faktor yang menyebabkan adanya intoleransi beragama yaitu fanatisme agama,
ketidakpercayaan terhadap agama dan etnis lain, sekularisme, perasaan terancam dan media
sosial. Penyebab terbesar intoleransi ialah karena mereka yang bersikap intoleran itu memang
tidak paham arti toleransi sesungguhnya. Menurut mereka, hanya karena membiarkan hidup
orang yang berbeda, mereka merasa sudah toleran. Mereka tidak merasa perlu menghormati
orang lain menjalankan keyakinan yang berbeda dengan mereka. Justru mereka merasa
orang-orang yang berbeda itulah yang harus menuruti keinginan mereka

Gagasan saya untuk mengatasi intoleransi adalah menanamkan, ditumbuhkembangkan dan


dipelihara sejak dini sikap menghargai perbedaan toleransi beragama kepada anak-anaknya
melalui cara-cara sederhana. Anak-anak mesti dibiasakan dan dilatih dalam kepekaan
terhadap situasi sosial di sekitar melalui pengalaman riil sehari-hari. Keluarga bertanggung
jawab membantu seorang anak untuk belajar dan berlatih untuk hidup bertoleransi
menghargai perbedaan dan belajar hidup serta bekerja sama dengan orang lain.

Sumber:
https://osf.io/h4zsw/download#:~:text=Intoleransi%20adalah%20suatu%20kondisi%20dimana,atau
%20kepercayaan%20yang%20berlandaskan%20agama
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/02/09532801/menangani-perilaku-intoleransi-
beragama#:~:text=Pasal%2029%20ayat%202%20UUD,bebas%20menjalankan%20agama%20yang
%20dianutinya.

Anda mungkin juga menyukai