Oleh :
Arie Al Maulana
NIM : 11140430000077
i
PERLINDUNGAN MEREK DAGANG DALAM PERSPEKTIF
HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA
(TINJAUAN ATAS SENGKETA HAK MEREK AYAM GEPREK BENSU
DENGAN I’M GEPREK BENSU SEDEP BENEEER)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi salah satu
persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh
Arie Al Maulana
NIM.11140430000077
Pembimbing:
NIP.195811281994031001
ii
ABSTRAK
Arie Al Maulana, “PERLINDUNGAN MEREK DAGANG
PERFEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA
(TINJAUAN ATAS SENGKETA HAK MEREK AYAM GEPREK BENSU
DENGAN I’M GEPREK BENSU SEDEEP BENEER. Skripsi, Program
Studi Perbandingan Mazhab Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1442 H/2021 M.
Skripsi ini bertujuan untuk membandingkan bentuk perlindungan hukum
terhadap merek pada sengketa AYAM GEPREK BENSU dengan I‟M GEPREP
BENSU SEDEEP BENEEER. Dalam perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif
di Indonesia. Selanjutnya juga untuk mendeskripsikan dasar pertimbangan hakim
terhadap persamaan merek “BENSU” pada putusan Pengadilan Niaga Jakarta
Pusat Hingga Mahkamah Agung.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Yurudis normative dengan
menggunakan metode pendekatan Perundang-Undanagan (Statute Approach),
pendekatan kasus (Case Approach) dan pendekatan konseptual (Conseptual
Aproach), pendekatan Perundang-Undangan mengacu pada Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografi. Sedangkan
pendekatan kasus adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara menelaah suatu
kasus yang telah menjadi putusan pengadilan yang berkekuatan tetap, dan
pendekatan konseptual beranjak dari pandangan – pandangan dan doktrin-doktrin
yang berkembang di dalam ilmu hukum.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Majelis Hakim dalam memutuskan
sengketa sudah tepat. karena terjadi ketidaksesuaian dengan fakta hukum dan
alasan-alasan hukum yang ditemukan pada pemohon kasasi dengan kenyataan.
Dalam hal ini Majelis Hakim melihat fakta dalam persidangan yang dimuat dalam
putusan, sudah cukup mendasar karena sesuai dengan kenyataanya bahwa, merek
I‟M GEPREK BENSU SEDEEP BENEEER sudah terlebih dahulu terdaftar,
sehingga Majelis Hakim meyatakan pemohon kasasi telah melakukan I‟tikad tidak
baik.
Kata Kunci: Perlindungan Hukum Merek Dagang, Hukum Positif, Hukum Islam,
Sengketa Hak Mere.
Pembimbing: Dr. H. Supriyadi Ahmad. M.A.
Daftar Pusaka: Tahun 1968 s/d Tahun 2018.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang telah memberikan kesehatan, kesempatan, semangat sehingga dapat
menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Perlindungan merek dagang perfektif
Hukum Islam dan Hukum positif di Indonesia(Tinjauan atas sengketa merek
Ayam Geprek Bensu dengan I‟M Geprek Bensu Sedeep Beneeer)”. Shalawat
beriring salam dipanjatkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang
syafa‟atnya selalu dinantikan hingga akhir zaman.
1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, SH., M.H., M.A., Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Siti Hanna, Lc., M.A., Ketua Program Studi Perbandingan Madzhab.
Bapak Hidayatullah, S.H., M.H., Sekretaris Program Studi Perbandingan
Madzhab.
vi
9. Teman-teman organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Prodi
Perbandingan Madzhab, seperti Alm.Nur Rahman, Abdul Haris Fadilah,
S.H., Ahmad Zaelani, S.H., Fadhli Warman, Lc., S.H., Murtadi Achmad
Ningrat, S.H., Reno Tri Ramadhan, S.H., Deni Alamsyah, S.H., Mereka
teman penulis yang terus mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
viii
B. Hukum Islam Yang Membahas Mengenai Merek
1. Pandangan Islam Tentang Hak Merek Dagang……………...24
2. Kedudukan dan Dasar Hukum Merek dalam Islam ......... 24
3. Kepemilikan Hak Merek Dalam Islam .............................. 27
4. Factor – Faktor Yang Menjadi Dasar Perlindungan Hak
Merek Dalam Islam .......................................................... 29
5. Dasar Hukum Perlindungan Hak Merek Dagang dalam
Islam ................................................................................. 35
Penutup
A. Kesimpulan .............................................................................. 70
B. Rekomendasi .......................................................................... 71
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
barang dan/atau jasa yang dihasilkan. Inilah yang menjadikan merek sebagai suatu
keunggulan kompetitif (compotitve advantage) dan keunggulan kepemilikan
(owner advantages) untuk bersaing di pasar global.3. Merek adalah asset ekonomi
bagi pemiliknya, baik perorangan maupun perusahaan (badan hukum) yang dapat
menghasilkan keuntungan besar, tentunya bila didayagunakan dengan
memeperhatikan aspek bisnis dan proses manajemen proses yang baik. Demikian
pentingnya peranan merek ini, maka terhadapnya dilekatkan perlindungan hukum,
yakni sebagai obyek terhadapnya terkait hak-hak perorangan ataupun badan
hukum4. Di dalam dunia perdagangan baik produk barang atau jasa, merek
merupakan suatu hal yang penting untuk menarik perhatian konsumen selain
dalam pengemasan dan pelayanan suatu badan usaha, karena merek merupakan
apa yang ada dalam pikiran konsumen. Merek membentuk pola pikir masyarakat
kepada berbagai jenis produk barang atau jasa, dengan merek konsumen akan
langsung mengenali ciri dan kualitas dari berbagai jenis produk barang atau jasa
tersebut, maka dengan demikian merek dapat dikatakan sebagai identitas suatu
produk dan dianggap penting dalam pengenalan ciri, kualitas, keunggulan hingga
pemasaran suatu produk barang atau jasa.
Sementara itu Islam telah memberikan hak dan kekuasaan kepada individu
atas apa yang dimilikinya, yang memungkinkanya untuk memanfaatkanya sesuai
dengan ketentuan Syari‟at. Islam juga mewajibkan negara agar memberikan
perlindungan atas kepemilikan individu dan menjatuhkan sanksi bagi setiap orang
yang melanggar kepemilikan orang lain. Negara wajib menjaga hak individu
tersebut sehingga memungkinkan baginya untuk mengelola dan mencegah orang
lain hak-haknya. Seperti merek dagang pasalnya merek dagang dalam islam
mememiliki nilai material, karena keadaanya sebagai salah satu bentuk perniagaan
yang diperbolehkan secara syar‟i. merek dagang adalah label produk yang dibuat
oleh pedagang atau industriawan bagi produk-produknya untuk membedakan
3
Rahmi Jened, Hukum Merek (trademark law) Dalam Era Global & Integritas Ekonomi,
(Jakarta: kencana ,2015), hal 3-4.
4
Perlindungan Merek di Indonesia. Direktorat Jendral Industri Dan Dagang Kecil
Menengah (Jakara,Departemen Perindustrian Dan Perdagangan, 2003). Hal 2.
3
a) Hak Allah SWT, yaitu seluruh bentuk yang bisa mendekatkan diri kepada
Allah SWT, mengagungkanya dan menyebarluaskan syiar agamanya.
b) Hak Manusia, yang pada hakekatnya untuk memelihara kemaslahatan
pribadi manusia.
c) Hak berserikat (gabungan) antara hak Allah SWT dan Manusia.
5
Abdul Rasyid Salim. Hukum bisnis untuk Perusahaan. Teori dan contoh Kasus, (Jakarta
Kencana Renda Media Group2008) hal.177.
6
Ghazali Abdul Rahman, Ghufran ihsan,Saipudin Sidiq. Fiqh Muamalat.( Jakarta :
kencana Peranda Media Group, 2010).hal 65.
7
Mustafa Ahmad Al-Zarqa, Darul fikri bairut .tt juz 3. Hal3.
4
Di Indonesia hukum merek telah diatur dalam hukum resmi yang di tetapkan
dalam Undang-undang No 20 Tahun 2016 tentang hak merek dan indikasi
geografi,Merek dagang, kemasan logo, dan slogan adalah asset perusahaan yang
harus dilindungi bukan saja karena semuanya itu dihasilkan lewat proses kreatif,
melainkan karena semua itu merupakan ciri yang dipakai konsumen untuk
mengenali suatu produk pasti mendapatkan perlindungan10. Akan tetapi dalam
prakteknya masih banyak pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha demi
meraup keuntungan sebesar-besarnya. Tindakan semacam ini dapat merugikan
produsen atau pemilik merek, citra kualitas produk barang atau jasa dapat
tercemar. Selain produsen tindakan tersebut juga dapat merugikan konsumen,
dimana konsumen dapat tertipu oleh produk barang/jasa palsu yang beredar.
8
Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid II,(Jakarta: PT. ichtiar Van Hoeve 1990), hal.486.
9
Muhammad Dzumhana, perkembangan Doktrin dan Teori perlindungan hak kekayaan
intelektual, (Bandung. PT. Citra Aditya Bakti,2006).hal 9.
10
Muhammad Jumhana Perkembangan Doktrin Dan teori perlindungan Hak Kekayaan
Intelektual.(Bandung,PT.citra Aditya Bakti,Bandung 2003).hal.73.
5
Merek dagang dan merek jasa, dalam Undang-Undang merek baru diatur juga
perlindungan terhadap indikasi-geografis, yaitu tanda yang menunjukan daerah
asal suatu barang karena faktor lingkungan grafis, termasuk faktor alam atau
faktor manusia atau kombinasi dari faktor tersebut¸memberikan ciri dan kualitas
tertentu pada hasil barang yang dihasilkan juga diatur mengenai indikasi asal11.
Fungsi pendaftaran merek merupakan salah satu bukti bahwa seseorang atau suatu
badan hukum adalah pemilik sah dari merek tersebut , juga sebagai dasar hukum
untuk menolak permohonan pendaftaran merek dengan menggunakan merek yang
sama. Di Indonesia system pendaftaran hak kekayaan intelektual adalah “first to
file” atau bisa disebut juga “first to registed” dimana dan siapa saja yang lebih
dahulu mendaftarkan mereknya ialah pemilik yamg berhak menggunakan merek
yang disebut juga “hak ekslusif” yakni hak yang diberikan oleh negara kepada
pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu
tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin
kepada pihak lain unruk menggunakanya12. Pelaku usaha dapat menuntut haknya
dengan mengajukan gugatan sebagaimana terdapat dalam pasal 76:
11
Ahmad Miru, Hukum Merek, cara mudah mempelajari undang- undang
.(Jakarta,PT.raja Grafindo persada.2005).hal 3.
12
Gatot suparmono, Menyelesaikan Sengkjeta Merek Menurut Hukum Indonesia.
(Jakarta, Bhineka Cipta, 2008), hal12.
6
pasal 76 dapat diajukan oleh penerima Lisensi Merek terdaftar baik secara
sendiri maupun bersama-sama.13
Salah satu contoh yaitu sengketa anatara merek “AYAM GEPREK BENSU
milik Ruben Onsu Samuel dengan merek I‟M GEPREK BENSU SEDEP
BENEEER milik Yangcent, dan Pemerintah Republik Indonesia Cq.Kementrian
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Cq. Direktorat Jendaral Hak
Kekayaan Intelektual.”BENSU”.Pada kelas yang sama dengam merek miliknya
yang tentunya sangat bertentangan dengan pasal 21 ayat (1) huruf a Undang-
Undang nomor 20 tahun 2016 tentang merek dan indikasi Geografi, yang
berbunyi “Mempunyai persamaan pada pokokinya atau keseluruhanya dengan
merek pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang atau jasa yang
sejenis.” Merek penggugat merupakan merek terkenal yang sudah mempunyai
cabang di berbagai daerah di Indonesia, yang mana penggugat telah memiliki
ketenaran sebagai publik figur artis yang terkenal di Indonesia. Namun merek I‟M
GEPREK BENSU SEDEP BENEEER juga telah terdaftar sejak tanggal 17 april
20017, tergugat yang telah mendaftarkan mereknya “I‟M GEPREK BENSU
SEDEP BENEER, Merupakan tindakan untuk menjaga agar hak merek miliknya
bisa dipertahankan dan di lindungi oleh hukum, untuk menghindari perbuatan
yang mengandung itikad tidak baik yang juga membonceng, meniru serta
menjiplak ketenaran merek demi kepentingan usaha yang mengakibatkan
kerugian atau menimbulkan kondisi persaingan curang, mengecoh atau
menyesatkan pelanggan/konsumen.
13
Pasal 76 Undang-Undang republik Indonesia No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek.
7
B. Pembatasan Masalah
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah bentuk perlindungan HKI tentang merek dagang dalam
perspektif perbandingan antara hukum Islam dan hukum positif di
Indonesia?
2. Bagaimanakah pertimbangan hakim terhadap persamaan merek AYAM
GEPREK BENSU dengan I‟M GEPREK BENSU SEDEP BENEEER
pada putusan MA Nomor 575 K/PDT.Sus-HKI/2020 ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Secara teoristis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan
penerapan perlindungan hukum bagi first to file atas suatu hak
merek di Indonesia menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2016
Tentang Merek Dan Idikasi Geografis. Berguna bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi masyarakat atau
pemegang hak atas suatu merek, dan penelitian ini dapat
bermanfaat bagi para pemegang hak atas suatu merek sebagai
pendaftar pertama dalam mempertahankan haknya.
9
14
SURAEDA SALEH, “PARAMETER DITINJAU DARI UNDANG-UNDANGF NOMOR 15
TAHUN 2001 TTENTANG MEREK “ skripsi fakultas syariah dan hukum Universitas Islanm negri
Sunan Kali Jaga, (Yogyakarta , 2004.)
10
pembedaan hak yang dilakukan oleh dirjen HKI. Sedangkan permasalahan yang
dibahas penulis adalah tentang perbandingan antara hak merek dagang menurut
hukum Islam dan hukum positif di Indonesia.
Adapun yang menjadi pembeda antara skripsi penulis dengan skripsi yaitu
lebih memfokuskan tentang hukum pendaftaran lisensi merek yang sesuai dengan
muamalah hukum islam. Sedangkan permasalah yang dibahasa penulis adalah
tentang perlindungan hak merek dagang tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif
di Indonesia.
Adapun yang menjadi pembeda antara skripsi penulis dengan buku karya
casavara yaitu membahas tentang sengketa sengkete merek di Indonesia dan
proses penyelesaian sengketa. Sedangkan skripsi penulis membahas perlindungan
HKI hak merek dagang dalam Hukum Islam dam Hukum Positif
11
Adapun yang menjadi pembeda anatara skripsi penulis dengan skripsi Melia
Elsa yaitu lebih memfokuskan perlindungan hak merek dalam Hukum Positif.
Sedangkan penulis membahas perlindungan hak merek dalam Hukum Positif dan
Hukum Islam.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
15
Soerjono Soekanto dan sri mahmudji, peranan dan penggunaan kepustakaan didalam
penelitian hukum, (Jakarta, pusat Dokumentasi UI, 1997).hal 18.
12
16
Jaenal aripin. Metode dan Teknik Pengumpulan data, (30.oktober.2009) hal.1
17
Fahmi Muhammad Ahmadi, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D.
(Bandung: alfabeta,2008) cet, ke 1, hal. 225.
18
Fahmi Muhammad Ahmadi,Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D.
(Bandung: alfabeta,2008) cet, ke 1, hal. 225
19
Peter Marzuki, Penelitian, Hukum, ( Jakarta ; Kencana Prenada Media ,2008),Hal141.
13
2. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan ini skripsi ini mengacu pada buku
“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negri Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017.
G. Sistematika Penulisan
15
16
23
Suryatin „Hukum Dagang 1dan 2. (jakarta : pradya paramita ,1980) hal 84.
24
Asian Law Group Pty Ltd. Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar cet.5 (bandung,
alumni 2005 ), hal 132.
17
3. Jenis merek
4. Pendaftaran Merek
25
Ok Saidi, Kekayaan Hak Intelekuler (intellectual property Righ), (jakarta Raja
Grafindo Persada. 2004) hal364 - 367
26
Ok saidin Aspek Kekayaan Intelektual. (intelektual property right), (Jakarta Raja
Grafindo Persada.2004), hall 362
19
27
Rahmadi Usman. Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektualperlindungan dan nimensi
Hukumnya di Indonesia h 331
28
Ok saidin, Aspek Kekayaan Intelektual,(inteletual property right,), (Jakarta PT. Raja
Grafindo 2004) hal 362
29
http//www.dgip.go.id.pendaftaran merek.
20
30
OK Saidin.Aspek Kekayaan Intelektual.(intelctual property right, ( Jakarta, PT. Raja
Grafindo2004), hal 369-370.
31
Ahmadi Miru. Hukum Merek Cara Mudah Mempelajari Undang-undang
Merek.(Jakarta PT Raja Grafindo Persada Jakarta 2005) hal.32.
21
lagi. Untuk pencoretan pendaftaran suatu merek dari daftar umum merek
akan diumumkan dalam berita resmi Merek. Dengan demikian pembatalan
dan pencoretan pendaftaran merek mengakibatkan berakhirnya
perlindungan hukum atas merek yang bersangkutan.32
6. Lisensi Merek
32
Ok . Saidin. Aspek Hukum Intelektual PT. Raja Grafindo persada.2004.( Intelektual
Property Right.) hal 396
33
Ahmad M Ramli. Buku Hak Kekyaan Intelektual. ( Bandung, PT. Alumni Institusi
Pandaya Astagina 2018), hal 29.
34
Gunawan Widjaja. Seri Hukum Bisnis Lisensi, ( Jakarta. PT. Raja Grafindo Perasada
,2003), hal 3.
24
Dengan demikian, secara umum, hak atas karya seseorang, baik yang
berupa hak cipta,hak paten maupun hak atas merek dagang merupakan hak
milik yang sangat dihargai keadaanya oleh Syariat Islam, karena
merupakan kekayaan yang dapat menghasilkan pemasukan secara materil
(financial) bagi pemilikny. Dalam masa sekarang ini hak diakui sebagai
jenis dari suatu kekayaan atau komoditas, dimana si pemiliknya berhak
untuk memenej sesuai keinginanya.
35
Fatwa majlis ulama Indonesia Nomor: I/ mUNAS VII/MUI/5/2005 Tentangb
Perlindungan Kekayaan Intelektul (HKI).
26
2016 tentang merek dan indikasi geografis yang disertai dengan ancaman
hukuman pidana yang tidak ringan bagi yang melanggarnya. Namun
demikian akomodasi hukuman tentang hak merek ini tidak dapat
menjangkau atau mengantisipasi seluruh kemungkinan pelanggaran atas
kasus pelanggaran atas merek jika pemerintah tidak melakukan kerja sama
dengan masyarakat. Dalam hal ini baik peraturan perundangan maupun
hukum syariat sangat keras memberikan sanksi terhadap siap saja yang
melakukan pelanggaran terhadap Hak Kekayaan Intelek tual Hak Merek
Dagang penggunaan atau penjiplakan dengan cara apapun pada hakikatnya
sama saja dengan melakukan pencurian yang akan mengakibatkan
kerugian pada orang lain. Disinilah arti penting perlindungan hukum yang
merupakan antisipasi agar pelanggaran itu tidak terjadi36
Para ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa landasan hak merek dalam
fiqh Islam adalah Urf (dalam suatu kebiasaan yang berlaku umum dalam
36
Majelis Ulama Indonesia. Himpunan fatwa MUI Bidang Sosial dan Budaya. (Erlangga.
2015), hal 240.
37
Rasyid Sulaiman, Fiqh Islam, Edisi Revisi Cetakan Ke-5 (Jakarta:Attahiriyah 2010 ) hal
42
27
Menurut jumhur ulama terdapat empat ciri harta, yaitu (1) harus
memiliki Nilai, (2) harus merupakan barang yang boleh dimanfaatkan (3)
harus dimiliki, dan (4) bisa disimpan. Hal yang bebas dipakai, seperti
38
Husain Hamid Hasan, Nazhariyah Al-Masglahah Fi Al-Fiqh Al-Fiqh Al-Islami (Mesir :
Dar An-Nadhah Al-Arabiyah 1971) hal 70
39
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa adilatuhu Jilid 4 (jakarta : Gema Insani 2011)
hal.892
28
cahaya dan udara tidak dapat dipandang sebagai harta. Menurut Mujallah,
harta atau mall adalah sesuatu yang diinginkan oleh watak manusia dan
yang dapat disimpan sebagai persediaan. Jadi jasa tidak termasuk kriteria
ini, akan tetapi Imam Syafi‟i dan Imam Hanbal menganggapnya sebagai
harta karena “setiap hal yang memiliki nilai ekonomis sehingga dapat
diperjual belikan dan bila dirusak oleh orang lain , maka wajib ia
membayar nilainya walaupun nominalnya kecil,atau sesuatu yang
bermanfaat atau di manfaatkan baik berupa benda atau kegunaan benda..40
dengan demikia, pengakuan dan penghargaan masyarakat internasional
terhadap kekayaan intelektual seseorang, termasuk kepemilikan suatu ha
katas merek dagang tidak bertentangan dengan Syari‟at Islam. Karena
pengakuan ini mendatangkan banyak kemaslahatan bagi umat manusia.
Dengan demikian sebutan harta kekayaan menurut para ulama mencakup
kekayaan intelektual yakni termasuk kedalam merek dagang, karena merek
dagang merupakan kekayaan intelektual yang mendatangkan banyak
manfaat, dan memiliki nilai ekonomis yang dapat dikategorikan sebagai
harta, baik yang real misalnya merek dagang ,barang dagangan dan produk
industry maupun materi abstrak seperti teori-teori ilmiah, ide-ide
kreatif,suatu rencana yang tersimpan didalam otak para pakar.jika
kepemilikan tersebut berupa merek dagang, maka seseorang boleh
memilikinya,dan diberikan perlindungan kepadanya agar orang lain tidak
melanggar hak-hak miliknya, namunjika kepemilikan materi ia boleh
menjual dan/atau mengajarkanya kepada orang lain. Hadis Rasulullah
SAW yang menunjukan bahwa manfaat/jasa itu secara umum mempunyai
nilai harta (maliyatul manfaah). Maka dari itu, pelanggaran hak (al I‟tida)
terhadap merek dengan melakukan pemalsuan/peniruan (imitation/taqlid)
adalah haram hukumnya karena termasuk kecurangan / penipuan (Al-
Ghisy) yang telah diharamkan Islam. Kita tidak boleh melanggar hak
40
Faturrahman Djamil, Hukum Ekonomi Islam Sejarah, Teori dan Konsep,(Jakarta,Sinar
Grafka,2013).hal175.
29
orang lain tanpa izin termasuk dalam masalah merek. Dalam kaedah fikih
disebutkan.
Diantara dalil, kaedah tersebut adalah hadis berikut, dimana Nabi SAW
bersabda,
ُّ ُِّم ْن ه
ُِّ الَ نَ ْفسُّ بِ ِط
ُّيب إِ ُّالا ْام ِرئُّ َمالُّ يَ ِحل
41
Kubuddin, Kajian fiqih Kontemporer, (Yogyakarta: kalimedia, 2017),hal 213-214.
30
yaitu memperoleh harta dengan jalan yang halal dan diSyar‟ikan serta
mengembangkan dengan jalan yang halal pula. Islam sangat
mengharamkan pemilik harta menggunakanya dengan membuat kerusakan
dimuka bumi dan membahayakan manusia. Karena Islam mengajarkan
sesuatu keselamatan di dunia dan di akhirat dan tidak membahayakan diri
sendiri dan juga tidak membahayakan orang lain (Laa dharara wala
dhirara). Islam juga melarang umatnya menginvestasikan uang kepada
sector yang menyebabkan kerusakan moral. Dan islam juga melarang
segala jenis penjualan yang merusak kesehatan manusia,baik kesehatan,
akal, agama, juga etika.
“hak adalah kewenangan atas sesuatu atau sesuatu yang wajib atas
seseorang atas orang lain”42
a. Dari segi pemilik hak dari segi ini terbagi menjadi tiga macam.
42
Mustafa Ahmad ALzarqa. Al- mukhal fiqh al-amin Darul fiqri Bairut,11 juz 3.
(Damaskus, Darl al-fikri 1968) .hal.9.
31
43
Ensiklopedi Hukum Islam, jilid II, (Jakarta. PT. Ichtiar Van Hoeve,2006), hal 486.
32
a. Ihzarul AL-Mubahat
44
Hasbi Ash-Shidqieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, (Jakarta, PT. Bulan Bintang,2010 ),
hal19.
45
Ensiklopedi Hukum Islam, jilid v, (Jakarta. PT. Ichtiar Van Hoeve),hal 1177.
46
Mustafa Ahmad Al-zarqa, Al-madkhal Al-fiqh Al-Amm, Darul fikri Bairut, juz 3. hal244
47
Ensiklopedi Hukum Islam, jilid v, (Jakarta. PT. Ichtiar Van Hoeve), hal 1177.
33
alami atau melalui suatu usaha pemiliknya48 dalam hal ini berlaku
kaidah
c. Al-Khalafiyah
48
Hasbi Ashidqieqy, , Pengantar Fiqh Muamalah, (Jakarta, PT. Bulan Bintang,2010 ).
hal20
49
Mustafa Ahmad Al-zarqa, Al-madkhal Al-fiqh Al-Amm hal252
50
Ghufran A Mas‟adi.Fiqh Muamalah Konstektual.(Jakarta.PT Raja Grafindo,2002).hal
61.
51
Ghufran A Mas‟adi.Fiqh Muamalah Konstektual.(Jakarta.PT Raja Grafindo,2002). Hal
62
52
Hasbi ashidieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, (Jakarta, PT. Bulan Bintang,2010 ),
34
hal 21.
53
Ghufran A Mas‟adi.Fiqh Muamalah Konstektual.(Jakarta.PT Raja Grafindo,2002). hal
62
54
Afzaalul Rahman, Doktrin Ekonomi Islam. Jilid I. (Yogyakarta, PT. Dana Bhakti
Wakaf, 1995), hal 112.
35
55
Ghufran A Mas’adi.Fiqh Muamalah Konstektual.(Jakarta.PT Raja Grafindo,200). hal 64.
56
Ghufran A Mas’adi.Fiqh Muamalah Konstektual.Jakarta.PT Raja Grafindo,2002. hall 65.
57
Ghufran A Mas’adi.Fiqh Muamalah Konstektual.Jakarta.PT Raja Grafindo,2002 hal 66
36
disini juga termasuk kedalam harta, jadi bisa dikatakan bahwa mengambil
atau menggunakan merek orang lain tanpa seizin pemiliknya maka tidak
diperbolehkan dan hal tersebut haram. Jadi kita sebbagai umat musliim
seharusnya taat akan hukum islam yang ada. Tidak hanya taat kepada
hukum Islam saja tetapi juga taat akan peraturan Undang-undang yang
dibuat oleh pemerintah. berikut hadis yang menjelaskan bahwa kita harus
taat kepada peraturan pemerintah selama peraturan tersebut tidak
menyelisihkan aturan yang bertentangan dengan hukum Islam.58
Hadis yang artinya: “dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW, Bersabda:
“Bagi setiap muslim, wajib taat dan mendengar kepada pemimpin
(penguasa) kaum muslim dalam hal yang disukai maupun hal yang
tidak disukai (dibenci) kecuali jika diperintahkan dalam maksiat. Jika
diperintahkan dalam hal maksiat, maka tidak boleh menerima perintah
tersebut dan tidak boleh taat”. Muttaqin alaihi (HR,Bukhari no. 7144
dan muslim no.1839)
58
https://rumaysho.com/10343-hukum menjual produk imitasi-kw.
38
59
Kutbuddin Aibak, kajian fiqh kontemporer. (Yogyakarta : kalimedia, 2017), H. 213-
214.
BAB III
PERLINDUNGAN MEREK TERKENAL DALAM UNDANG – UNDANG
DI INDONESIA
Di atas merek biasa terdapat merek terkenal yakni merek yang memiliki
reputasi tinggi. Merek yang demikian itu memilki memiliki kekuatan
pancaran yang membuka dan menarik, sehingga jenis barang apa saja yang
berada di bawah merek itu langsung menimbulkan sentuhan keakraban dan
ikatan mitos kepada segala lapisan konsumen61. Tingkat derajat merek yang
tertinggi adalah merek yang termasyur, sedemikian rupa masyurnya ndi
seluruh dunia, mengakibatkan reputasinya digolongkan memnjadi “ merek
aristokrat dunia”62 dalam kenyataanya sangatlah sulit antara merek terkenal
dan merek termashyiur, kesulitan dalam penafsiran, mengakibatkan kesulitan
menentukan batas dan ukuran diantar keduanya, jika mereka termashyur
60
M. Yahya Harahap, tinjauannmerek secara Umum DAN Hukum Merek di Indonesia
berdasarkan Merek terkenal Berdasarkan Undang- Undang nomor 19 tahun1992,( bandung citra
Aditya bakti,1996), hal, 80-81.
61
M. Yahya Harahap, tinjauan merek secara Umum DAN Hukum Merek (Bandung, Citra
Aditya 1992), hal 82-83
62
M. Yahya Harahap, tinjauan merek secara Umum DAN Hukum Merek, (Bandung, Citra
Aditya 1992), hal 85.
37
38
mutanis mutandis juga untuk merek atas jasa. Untuk menentukan apakah
suatu merek adalah merek terkenal, harus dipertimbangkan pengetahuan
masyarakat terhadap merek tersebut dalam lingkungan yang relevan
termasuk pengetahuan di dalam negara anggota itu yyang diperoleh
sebagai hasil dari promosi atas merek yang bersangkutan63 Merek terkenal,
dalam pasal 16 ayat (3) diatur dapat diberlakukan juga terhadap jasa atau
jasa yang tidak yang tidak sama dengan barang yang mereknya didaftar
dengan ketentuan bahwa penggunaan merek dagang dalam kaitan dengan
barang atau jasa tersebut menunjukan hubungan antar barang atau jasa
tersebut dengan barang yanmg merek dagangnya terdaftar dan dengan
ketentuan pula bahwa kepentingan pemilik merek terdaftar terganggu oleh
64
penggunaan itu . Disini terlihat bahwa pengaturan mengenai
perlindungan ats merek terkenal dalam TRIP‟s Agrement memperluas
pengaturan dalam paris Convention yaitu dengan memasukan barang-
barang tidak sejenis dengan syarat-syarat tertentu.65
63
Sudarma Gautama dan Rizawanto Winata, Pembaruan hukum Merek Indonesia (daam
rangka WTO, TRIPS). Cetakan ke 1 ( Bandung PT. Citra Aditya Bakti, 1997), hal 45-46.
64
Ahmad Zein Umar “hak kekayaan intelektual Pasca TRIP’S, Cet 1, (Bandung. PT.
Alumni.2005), hal 73.
65
Sudargo Gautama dan Rizawanto Winata, Pembaruan hukum Merek Indonesia.
(Bandung, Citra Aditiya, 1997) Hal 46.
40
1. Pandanganmasyarakat
2. Reputasi merek yang diperoleh melalui promosi
3. Kriteria merek terkenal menurut konvensi Paris.
C. Perlindungan Hukum Terhadap Hak Merek Dagang
peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya.
Berkaitan dengan konsumen disini, berati hukum memberikan
perlindunganterhadap hak-hak pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan
tidak terpenuhinya hak-hak tersebut67 Berikut beberapa pendapat menurut
para ahli mengenai perlindungan hukum di indonesia, yaitu:
67
Philipus M.Hadjon, PRLINDUNGAN HUKUM BAGI RAKYAT INDONESIA, (Surabaya PT.
Bina Ilmu.1987), hal 35
68
Setiono. RULE OF LAW (SUPERMASI HUKUM), (Surakarta: Magister Ilmu hukum
Pascasarjana Univesrsitas Sebelas Maret, 2004). Hal.3.
44
b. Lisensi
Lisensi merupakan instutisi yang disediakan hukum dalam
rangka kemudahan bagi seseorang untuk mengeksploitasi secara
ekonomis suatu hak milik atas benda-benda tidak berwujud
(intangible property ) tanpa yang bersangkutan harus kehilangan
control ekslusif atas kepemilikan bendanya.72 Dalam hak atas
merek terdapat dua jenis hak ekslusif yang dapat digunakan atau di
eksploitasi oleh si pemilik hak atas merek, yaitu menggunakan
sendiri mereknya untuk perdagangan atau memberikan izin kepada
pihak lain untuk menggunakanya dalam kegiatan perdagangan
9pasal 3 jo. Pasal 43 ayat (1) Undang-undang Nomor 15 tahun
2001). Cara yang terakhir disebut dengan lisensi.
69
Ok Saidin. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Hal 362
70
Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual Perlindungan dan Dimensi
Hukumnya di Indonesia ,(bandung-alumni 2013), hal 331
71
Ok Saidin. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Hal 363
72
Titon Slamet Kurnia SH,MH, Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terkenal Di
Indonesia Pasca Perjanjian TRIP’S, (Bandung . PT. Alumni,2011) hal 169.
45
73
Titon Slamet Kurnia SH,MH, Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terkenal Di
Indonesia Pasca Perjanjian TRIP’S, (Bandung . PT. Alumni,2011) hal 169
74
Titon Slamet Kurnia SH,MH, Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terkenal Di
Indonesia Pasca Perjanjian TRIP’S, (Bandung . PT. Alumni,2011) hal 171
46
75
Jisia Mamahit, Perlindungan Hukum Atas Merek Dalam Perdaganan Barang atau Jasa
Lex Privatum,1,3 .2013 hal 98
76
Muhammad Djumhadan R. Djubaidilah, Hak Milik Intelektual, Bandung . PT.Citra
Aditya Bakti, 2014), hal 270
77
Muhammad Djumhadan R. Djubaidilah, Hak Milik Intelektual, ( Bandung . PT. Citra
Aditya Bakti, 2014), hal 272
47
D. Kronologis Perkara
Melawan
78
Muhammad Djumhadan R.Djubaidilah, Hak Milik Intelektual, ( Bandung . PT.Citra
Aditya Bakti, 2014), hal. 276
48
Para Advokat pada kantor hukum Eddie Kusuma dan Associates, berkantor di
jalan Ir. H. Juanda III, nomor 30 A, Kelurahan kebon kelapa, kecamatan
gambir, kota administrasi jakarta pusat, berdasarkan surat kuasa khusus
tanggal 19 Februari 2020. Dan PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
cq. KEMENTRIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA cq,
DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL cq.
DIREKTORAT MEREK DAN INDIKASI GEOGRAFIS, berkedudukan di
jalan H.R. Rasuna said, Kav. 8-9, karet kuningan, setia budi , kota Jakarta
Selatan, 12940.
sama persis dengan nama merek “IM GEPREK BENSU SEDEP BENEER
milik PT. Yangcent.
51
BAB IV
A. Pertimbangan Hakim
03 07 03 Ruben
P1
Hak atas Merek sejak tanggal 09 February 2019 kepada Ruben Samuel Onsu
sehingga penggugat adalah pemegang hak atas Merek BENSU yang di
daftarkan Yessy Handalim, oleh karena itu penggugat merasa keberatan
karena merek Tergugat I terdaftar dengan menggunakan kata BENSU yang
mana merek tersebut memiliki pesamaan pada pokonya yang dimiliki oleh
penggugat.
“Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar
,logo,nama,kata,huruf,angka,susunan warna,dalam bentuk 2(dua) dimensi
dan atau 3(tiga) dimensi, sura , hologram, atau kombinasi dari 2(dua) atau
lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang
diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan
barang dan/atau jasa.
Dalam Rekonvensi
I AM
GEPREK
08 Agustus RUBEN
BENSU
2017 SAMUEL
SEDEP IDM000643596 45 24 Mei 2019
ONSU
BENEERR
I AM
GEPREK
03 Mei 2017 PT.I AM
BENSU
GEPREK
SEDEP IDM000643531 45 24 Mei
BENSU
BENEERR
2019
SEDEP
BENEERR
B. Amar Putusan
C. Analisa Putusan
GEPREK milik Benny Sudjono yang merupakan kata singkatan dari kedua
belah pihak maupun logo yang diklaim milik penggugat oleh penggugat
sudah terdaftar dalam nomor IDM0006224 pada tanggal 07 juni 2018 dan
mendapatkan perlindungan sampai dengan tanggal 03 september 2025,
akan tetapi hal ini haruslah di pertimbangkan bahwa penggunaan kata dan
logo tersebut mempunyai persamaan dengan pokonya dengan Merek
AYAM GEPREK BENSU miliki PT.Benny Sudjono yang telah lebih
dahulu mendaftarkan Mereknya dengan Nomor IDM000643531 pada
Tanggal 03 Mei 2017.
Menurut penulis pertimbangan hakim mengenai kata dan logo yang
digunakan oleh Merek AYAM GEPREK Ruben Samuel Onsu tepat,
dengan alasan memiliki itikad tidak baik, (bad faith) karena kata BENSU
merupakan singkatan dari BENNY SUDJONO yang mana nama tersebut
diambil darai nama ayah Yangcent Untuk memberi penghargaan atas jasa
yang telah diberikan yang sudah terdaftar lebih dulu (first to file) sehinnga
merek penggugat tidak dapat didaftarkan.hal ini sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2016 Pasal 21 ayat (3) Tentang Merek dan
Indikasi Geografi yang dimaksud permohonan tidak baik adalah
permohonan yang patut diduga dalam mendaftarkan mereknya memiliki
niat untuk meniru,menjiplak, atau mengikuti merek pihak lain untuk demi
keuntungan usahanya menimbulkan kondisi persaingan yang tidak sehat ,
mengecoh , atau menyesatkan konsumen, dan pada Pada pasal 21 Undang-
undang Nomor 20 tahun 2016 permononan haruslah ditolak jika merek
tersebut mempunyai persamaan pada pokonya atau keseluruhanya dengan
merek terdafatar pihak lain atau dimohonkan lebih dahulu oleh pihak lain
untuk barang dan/ atau jasa sejenis,maka dari penjelasan Pasal 21 Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2016 tersebut penggugat memiliki itikad tidak
baik
2. Tentang Persamaan Merek AYAM GEPREK BENSU
57
I AM
GEPREK
08 Agustus RUBEN
BENSU
2017 SAMUEL
SEDEP IDM000643596 45 24 Mei 2019
ONSU
BENEERR
I AM
GEPREK
03 Mei 2017 PT.I AM
BENSU
GEPREK
SEDEP IDM000643531 45 24 Mei
BENSU
BENEERR 2019
SEDEP
BENEERR
Samuel Onsu harus di tolak atau di batalkan sesua dengan pasal 72 (7)
Undang-Undang nomor 20 tahun 2016.
GERPER BENSU ini, majelis hakim sangat teliti terhadap kasus putusan
merek AYAM GEPREK ini dikarenakan tergugat Rekonvensi hanya
sebagai duta Ambasador bukan sebagai kepemilikan atas Merek AYAM
GEPREK BENSU, yang mana gugatan terhadap merek I‟AM GEPREK
BENSU SEDEP BENEERRR milik PT,AYAM GEPREK BENNY
SUJONO tidak dapat diteriama selain itu merek AYAM GEPREK
BENSU ini merupakan merek terkenal dan terdapat persamaan pada
pkoknya atau keseluruhanya antara merek ayam geprek milik Ruben
Samuel Onsu denga AYAM GEPREK BENSU milik PT.AYAM
GEPREK BENNY SUJONO baik dari persamaan bunyi, persamaan huruf,
dan persamaan logo, yang mana Merek I‟M GEPREK BENSU SEDEP
BENEERRRR milik PT.AYAM GEPREK BENNY SUJONO telah
melakukakan promosi besar-besaran. Maka dari alasan-alasan diatas
PT.AYAM GEPREK BENNY SUJONO lah yang berhak atas memilik
merek I‟m geprek bensu serta menikmati keuntungan yamg dihasilkan
oleh keintelektualnya.
D. Analisis Hukum Islam Terhadap Perlindungan Hak Merek I‟M GEPREK
BENSU SEDEP BENEEER PT. AYAM GEPREK BENNY SUJONO.
masalah yang belum atau tidak ditunjukkan oleh Al-Qur‟an maupun As-Sunnah
itu diserahkan kepada pemerintah, ulama, cendekiawan muslim, dan orang-orang
yang mempunyai keahlian dalam menganalisa dan memecahkan masalah untuk
melakukan pengkajian atau ijtihad guna menetapkan hukumnya, yang sesuai
dengan kemaslahatan masyarakat dan perkembangan kemajuannya.
79
Hendrie Anto, Pengantar Ekonomi Mikro Islam, (Yogyakarta: CV Ekoisia. 2003) hal 9.
80
Neni Sri Imaniyati, Hukum Ekonomi dan Ekonomi Islam Dalam Perkembangan.
(Bandung: penerbit Mandar Maju . 2002), hal 12.
62
Hak merek merupakan salah satu bagian dari Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI). Dalam Al-Qur‟an memang tidak ditemukan ayat khusus yang
mengatur tentang HAKI, karena hal tersebut merupakan masalah baru dan tidak
ditemukan pada masa rasulullah. Namun perlindungan hak intelektual tetap
ditemukan dalam sistem hukum Islam. Karena konsep hak itu sendiri yang dalam
perspektif hukum Islam tidak baku dan bisa berkembang secara fleksibel.
Fleksibilitas penerapan dengan sasaran yang jelas itulah termasuk salah satu ciri
hukum Islam. Oleh karena tidak adanya ketentuan eksplisit mengenai rahasia
dagang, kita dapat menggunakan sumber hukum maslahah mursalah
(kemaslahatan umum). Yaitu setiap sesuatu atau tindakan yang sesuai dengan
tujuan syari‟at Islam, dan mempunyai nilai mendatangkan dan menghilangkan
kerusakan, namun tidak mempunyai dalil eksplisit, hukumnya harus dijalankan
dan ditegakkan.
Praktek peniruan merek dan sejenisnya penulis anggap perlu untuk dikaji
dan dicari pemecahanya. Mengingat praktek ini telah menjalar kesemua lapisan
sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Seperti yang terjadi pada kasus pelanggaran
81
Depag RI, Al-Hikmah, AL-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung : CV Diponegoro 2006.)
hall 354.
63
hak merek I‟M GEPREK BENSU SEDEP BENEEER merek tersebut sudah
terkenal di kalangan masyarakat dan mempunyai banyak cabang sehingga
masyarakat dengan mudah dapat menemukan outlet makanan tersebut, pada
merek ini terdapat dua merek yang mempunyai kesamaan yaitu merek AYAM
GEPRE BENSU milik PT. AYAM GEPREK BENNY SUJONO yang mana
BENSU disini singkatan dari Benny SUJONO dengan AYAM GEPREK BENSU
milik Ruben Samuel Onsu, BENSU disni adalah singkatan dari Ruben Onsu yang
keduanya telah memiliki perlindungan hukum. Namun pada faktanya PT. AYAM
GEPREK BENNY SUJONO telah lebih dahulu mendaftarkan mereknya dengan
nomor IDM000643531 tanggal 3 mei tahun 2017 sedangkan Merek AYAM
GEPREK BENSU milik Ruben Samuel Onsu dengan nomor IDM000643596
tanggal 8 agustus 2017,
Dalam hukum Islam hak merek masuk dalam hak kepemilikan (al-
milkiyyah). Hak Milik (al-milkiyyah) dalam hukum Islam merupakan suatu hak
yang memberikan kepada pihak yang memilikinya atau kewenangan atas sesuatu
64
Seperti yang telah penulis ungkapkan, bahwa belum ditemukan dalil dari
Al Qur'an dan Sunnah yang mengkaji tentang hak merek. Oleh karena itu, fiqh
bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam
permasalahan sengketa hak merek, Setidaknya fiqh dapat memberikan hukum
yang pasti bagi umat Islam agar dalam masalah perdagangan tidak terjadi usaha
yang haram dalam tidak menimbulkan pemikiran bahwa fiqh merupakan sebuah
kitab tua yang tidak mampu menjawab tantangan hukum modern serta tidak
mampu menyelesaikan permasalahan hukum khususnya muamalah yang semakin
komplek. Untuk itu para cendekiawan muslim, ilmuwan serta ulama‟ dituntut
untuk mengeluarkan fatwa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam
bidang hukum.
Secara umum menurut sang penulis hak atas merek merupakan hak milik
individu atau hak milik pribadi. Islam menghargai dan menghormati hak milik
pribadi. Karenanya Islam memberikan sanksi hukum yang cukup berat terhadap
siapa saja yang berani melanggar hak milik pribadi atau menyerobot hak milik
orang lain. Sebagai konsekuensi dari diakuinya hak milik pribadi tersebut, maka si
pemilik berhak sepenuhnya menggunakan dan memanfaatkan harta bendanya.
Islam menganjurkan agar pemilik hak berlapang hati dan bermurah hati dalam
menuntut pemenuhan haknya. Oleh karena itu kita tidak diperbolehkan
82
Ghufran A Mas‟adi. Fiqh Muamalat Konstektual,PT. Raja Grafindo Persada (jakarta
.2002). hal 49
65
menggunakan hak orang lain tanpa ijin dari pemilik hak tersebut. Seperti dalam
firman Allah Swt tentang larangan memakan harta orang lain secara batil (tanpa
hak) dan larangan merugikan
dan tentang larangan berbuat zalim dalam hadis qudsi, Allah Swt berfirman
ُُّّوَالُّي ْسلِمه ِ ِ ِ
َ الْم ْسلمُّأَخوُّالْم ْسل ِم َُّالُّيَظْلمه
83
Depag RI, Al-Hikmah, AL-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung : CV Diponegoro 2006) hal
29
66
Islam tidak menganjurkan cara mencari kekayaan dengan mengabaikan segi moral
dan mengesampingkan kepentingan orang lain, karena pada dasarnya manusia
merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Maka berlaku pula teori
kepentingan publik dengan kenyataan bahwa hak-hak absolut dalam HAKI harus
pula diimbangi dengan keberpihakan pada kepentingan publik.
84
Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). No.I/MUNAS VII/MUI/5/2005
Tentang Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual HKI.
67
dan disalurkan menurut cara-cara yang dibenarkan oleh hukum syara‟. Berbagai
jalan dapat ditempuh tanpa harus melanggar batas norma. Karena itu Islam tidak
membatasi usaha-usaha untuk meraih kemajuan material. Islam mendorong setiap
individu untuk melakukan semua upaya untuk memperoleh pemilikan materi dan
menjamin pemilikan tersebut. Namun islam menuntut adanya keseimbangan
antara material dan spiritual, Spiritual (Islam) tidak menuntut seorang pengusaha
untuk mengabaikan ambisi-ambisinya dan berhenti untuk mendapatkan sesuatu
yang sederhana tetapi sebaliknya ia justru mendorong dengan mengajak untuk
mendirikan perusahaan sebagai sarana melayani umat manusia. Dengan demikian
upaya untuk mendapatkan kemajuan ekonomi bukan kejahatan pandangan Islam.
Bahkan, sebenarnya ia menjadi satu kebaikan bila ia bisa diseimbangkan untuk
mendapatkan kebaikan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan
Indikasi Geografis disimpulkan bahwa bagi yang melakukan pelanggaran
atau menjiplak merek yang sudah terdaftar dapat dikenakan sanksi
pembatalan merek, dan denda, karena merek merupakan suatu asset yang
dilindungi. Sedangkan dalam hukum Islam, menjelaskan bahwa
pemalsuan atau meniru merek merupakan perbuatan yang dilarang dan
hukumnya haram, dikarenakan merek adalah hak milik (Al-Milkiyyah),
dalam hukum Islam hak milik merupakan suatu hak yang memberikan
kewenangan atas sesuatu sehingga ia mempunyai hak mutlak untuk
menggunakan dan mengambil manfaat.
2. Analisa atas putusan Hakim (putusan MA Nomor 575 K/PDT.Sus-
HKI/2020). Dalam perimbangan kasus ini, Hakim menemukan ketidak
sesuaian dengan fakta hukum dan alasan-alasan hukum yang ditemukan
pada pemohon kasasi dengan kenyataanya. Pada putusan ini hakim
menggunakan Prinsip first to file yaitu pendaftar pertama yang
mendaftarkan mereknya menjadikan dasar kepemilikan merek
sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016
tentang Merek dan Geografis,
71
B. Rekomendasi
Berdasarkan yang telah diuraikan dalam pembahasan yang telah dibahas
dan telah di simpulkan, saran yang diberika oleh peneliti diantaranya, sebagai
berikut :
1. sebagaimana pada umumnya, sebuah produk hukum yang dikeluarkan
oleh pemerintah telah memberikan perlindungan yang mengena. Namun
dalam prakteknya masih mendatangkan kesulitan sehingga menimbulkan
kesan seakan hukum itu sendiri tidak memiliki kekuatan. Seperti dalam
pengawasan merek dagang, tidak ada lembaga atau badan khusus yang
mengawasi, sehingga perlindungan kepada merek hanya dibebankan
pada pemilik merek itu sendiri. Maka sebaiknya pemerintah dalam
mengeluarkan sebuah produk hukum tidak setengah hati,. Artinya harus
disertai dengan perangkat yang lain agar Undangundang tersebut dapat
ditegakkan secara baik dan semestinya. Oleh karena itu alangkah baiknya
jika pemerintah memberikan sanksi yang lebih berat pada para pembajak
merek serta menarik peredaran barang-barang yang diproduksi oleh para
pembajak.
2. Perlu adanya peningkatan kualitas pada kinerja Direktorat Jendral
kekayaan intelektual (DJKI) khususnya aparat pemeriksa permohonan
pendaftaran merek agar lebih teliti dan profesional dalam melakukan
pemeriksaan substantif pada setiap permohonan pendaftaran merek,
mengingat masih banyak kasus pendaftaran merek yang tidak sesuai
dengan ketentuan Hukum Hak Kekayaan Inttelektual khususnya Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis.
72
DAFTAR PUSTAKA
Buku – Buku
Abdul Rasyid Salim . Hukum Bisnis Perusahaan. Jakarta. Kencana Renda Media
Group 2018.
Jaenal Aripin. Metode dan Teknik Pengumpulan Data. Jakarta .PT Grafindo
Persada Group. 2009.
Asian Law Group Pty Ltd. Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar cet.5
(bandung : alumni 2005 )
Majelis Ulama Indonesia. Himpunan fatwa MUI Bidang Sosial dan Budaya.
Erlangga. 2015.
Ensiklopedi Hukum Islam, jilid II, Jakarta. PT. Ichtiar Van Hoeve,2006.
Mustafa Ahmad ALzarqa. Al- mukhal fiqh al-amin Darul fiqri Bairut,11 juz 3.
.Darl al-fikri 1968.
Afzaalul Rahman, Doktrin Ekonomi Islam. Jilid I. Yogyakarta .PT. Dana Bhakti
Wakaf, 1995.
Ahmad Zein Umar “ hak kekayaan intelektual Pasca TRIP‟S, Cet 1, Bandung.
PT.Alumni.2005
Jisia Mamahit, Perlindungan Hukum Atas Merek Dalam Perdaganan Barang atau
Jasa Lex Privatum,1,3 .2013.
Neni Sri Imaniyati, Hukum Ekonomi dan Ekonomi Islam Dalam Perkembangan.
Bandung: penerbit Mandar Maju . 2002
Lampiran.
KONSULTAN
GAMBAR
GAMABAR