(Analisis Putusan Mahkamah Agung No.121 k/Pdt.Sus/2007 Antara Dodo Zakaria Melawan
PT. Telekomuniksi Seluler dan PT. SONY BMG MUSIC)
Skripsi
Oleh:
Siti Nurhadiyanti
NIM: 1113048000058
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2017 M
ABSTRAK
Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Hak Moral
merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah
ciptaannya dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut perundang-undangan
yang berlaku.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berlaku maka dapat disimpulkan:
Putusan Kasasi Mahkamah Agung No. 121 K/Pdt.Sus/2007 dalam sengketa hak
moral atas karya cipta lagu, sudah sesuai dengan Undang-Undang No. 19 Tahun 2002
yang telah diperbaharui menjadi Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta.
Pembimbing: Dra. Hafni Muchtar, S.H., M.H., M.M dan Dewi Sukarti, M.A
v
KATA PENGANTAR
Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, juga kepada keluarga dan para sahabatnya serta semua orang yang
Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta (Analisis Putusan Mahkamah Agung
Seluler dan PT. SONY BMG MUSIC)”. Maka dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yang
Terhormat :
1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
2. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat SH, MH dan Drs. Abu Tamrin, MA., Ketua
Program Studi dan Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Syariah
vi
3. Dra. Hafni Muchtar, S.H, M.H, M.M dan Dewi Sukarti, M.A, dosen
diberikan nikmat sehat dan selalu menjadi suri tauladan bagi kami.
4. Prof. Dr. Abdullah Sulaiman, S.H., M.H dan Dr. Djawahir Hejazziey, S.H.,
M.A., M.H, penguji sidang munaqaah yang telah memberi waktu dan
5. Kedua orang tua papahku E.,Kosasih dan mamahku Yausah yang telah
merawat dan mendidik serta membantu moril maupun materil yang tiada
penulis dalam berkarya “Maaf hanya ini yang bisa Kadian berikan”. Do’akan
selalu ananda agar menjadi anak yang berbakti dan selalu membuat kalian
bangga. Amin dan Keluarga besar KH. Abdillah Muin & Hj. Syawiyah Na’ali
dan Umi Rumita & Apak. serta Kakaku tersayang Ratih Purnamasari dan
adik tersayang Nining Kartika, yang selalu bersama untuk saling mendo’akan
dan mensupport dalam pengerjaan skripsi ini, semoga kalian selalu dalam
6. Bela Awaliyah Agustina, Delila Sandriva, dan Fina Rozana selaku teman-
teman baik yang kenal dari pertama kali masuk kuliah sampe sekarang bisa
lulus bareng. Semoga kita tetep menjadi teman sekaligus sahabat yang
bahagia selalu, dan bisa sukses kedepannya. Love you Prims (Primadona).
Tim KKN Otentic (One Team One Intention Charity) Desa Mekar Kondang
Kabupaten Tangerang yang telah memberi kesan banyak sampe KKN selesai.
vii
DIAZ… yaitu aufa, ayu, alwi, lika, sarah, ipeh, kowi, fajar, ziah yang selalu
you so much.
7. Semua pihak yang mungkin tidak saya sebutkan namanya namun telah
Akhirnya peneliti hanya berharap semua amal baik yang telah diberikan
tersebut mendapat balasan berlipat dari Allah SWT, Amin Ya Rabbal „Alamin.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi konsentrasi Hukum Bisnis Program Studi Ilmu
Hukum Fakultas Syariah dan, serta bagi para pembacanya, untuk terakhir kalinya
penulis berharap mendapatkan kritik dan saran dari para pembaca skripsi ini.
Siti Nurhadiyanti
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................................. v
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
ix
3. Pemegang Hak Cipta.................................................................................... 30
4. Pendaftaran Hak Cipta ................................................................................. 35
5. Jangka Waktu Hak Cipta ...................................................................................... 38
BAB III PERLINDUNGAN HAK MORAL ATAS KARYA CIPTA LAGU PUTUSAN
NO. 24/HAK CIPTA/2007/PN.NIAGA JKT. PST jo. No. 121 K/Pdt.Sus/2007
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 73
B. Saran ................................................................................................................ 75
x
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Surat Mohon Kesediaan Pembimbing Skripsi
2. Surat Permohonan Data Wawancara Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
3. Surat Tanda Terima Telah Melakukan Permohonan Data Salinan Putusan Mahkamah
Agung
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
5. Salinan Putusan Nomor 121 K/Pdt.Sus/2007
xi
BAB I
PENDAHULUAN
kaset CD / DVD, MP3, maupun RBT (Ring Back Tone). Tidak hanya di
dan tempat hiburan lainnya. Jenis musik pun beragam, dari jenis pop, RnB,
dangdut, jazz, rock dan masih banyak lagi lainnya. Berkaitan dengan pemakian
musik atau lagu oleh masyarakat, di Indonesia masih simpang siur pemahaman
tentang sejauh mana hak Pencipta lagu atau pemegang hak terkait khususnya
aransemen dari musik yang sudah ada untuk kepentingan dirinya sendiri.
1
Otto Hasibuan, Hak Cipta Di Indonesia (Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu,
Neighbouring Rights, dan Collecting Society), (Bandung: P.T Alumni, 2008), h. 14.
1
2
Cipta bahwa Hak Cipta sebagaimana dimaksud merupakan hak eksklusif yang
terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Pasal 5 ayat (1) Hak Moral
sebagaimana dimaksud adalah hak yang melekat secara abadi pada diri
Pencipta. Hak Moral meliputi hak pencipta untuk dicantumkan namanya dalam
ciptaan dan hak untuk melarang orang lain mengubah ciptaannya, termasuk
judul atau anak judul ciptaan. Pasal 8 menyatakan bahwa Hak Ekonomi
karya cipta itu merupakan ekspresi dari pribadi pencipta, pengakuan Hak Moral
memang tidak secara eksplisit terdapat dalam rumusan Hak Cipta, tetapi Hak
Moral tidak dapat dihilangkan atau dihapuskan tanpa alasan apapun. Karena
Hak Moral itu tidak bisa dipisahkan dari penciptanya. Hak Moral mencakup 3
hal besar, yaitu hak atribusi, hak integritas, dan asosiasi dengan pencipta.
dicantumkan pada ciptaan, baik itu nama sendiri maupun nama samaran. Hak
dapat mengganggu kehormatan pencipta. Hak terakhir dalam Hak Moral yaitu
3
reputasi pencipta.
musik dan didukung oleh Pemerintah. Adapun tugas dari YKCI adalah
kepada pencipta lagu yang berhak. Royalti harus dibayar karena lagu adalah
pihak lain ingin menggunakannya seharusnya minta izin kepada pemilik Hak
Hak Moral karya cipta lagu menjadi hal yang sangat penting dan tidak bisa
tidak mengatur secara khusus mengenai pengertian hak cipta lagu dan musik
tetapi lagu dan musik merupakan salah satu karya yang dilindungi Undang-
candaan yang mengubah makna lagu aslinya. Salah satu pelanggaran yaitu
dimana RBT (Ring Back Tone) atau NSP (Nada Sambung Pribadi) terjadi
Zakaria, seorang musisi dan pencipta lagu dalam hal ini sebagai Penggugat
melawan Telkomsel dan Sony BMG sebagai Para Tergugat yang dianggap
Sony BMG pada pokoknya adalah memotong lagu “Didadaku Ada Kamu”
ciptaan Dodo Zakaria. Pelanggaran terjadi terhadap lirik dan melodinya yang
dipotong dan digunakan untuk Nada Sambung Pribadi (NSP) atau Ring Back
Tone (RBT). Perkara ini diajukan ke PN. Jakarta Pusat dan dalam putusannya
penciptanya.
dilanggar sebagai Pencipta, karena pihak Telkomsel dan Sony BMG telah
BMG telah melakukan pelanggaran hak moral dan oleh karenanya kedua
5
rugi. Selain itu, kedua perusahaan harus segera menghentikan segala bentuk
Pribadi (NSP).
Pada dasarnya, Hak Cipta dilanggar jika materi muatan Hak Cipta
digunakan tanpa izin dari pencipta yang mempunyai hak eksklusif atas
norma larangan pelanggaran terhadap Hak Moral, dalam hal apa yang sudah
perlindungan hak cipta serta perlindungan Hak Moral atas lagu ciptaan mereka.
tidak mendapat keuntungan yang setara dengan lagu ciptaannya yang laris di
pasaran. Dalam hal ini yang diuntungkan hanyalah produser dan operator
seluler yang mengaplikasikan lagu, tidak sebanding dengan yang pencipta lagu
peroleh.
6
Tahun 2014 Tentang Hak Cipta (Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor
B. Identifikasi Masalah
Pembuatan karya cipta lagu merupakan hal yang kompleks dan rumit.
Oleh karena itu perlu adanya perlindungan terhadap pencipta, perlindungan ini
Hak Moral pencipta atas karya lagu maka hal itu akan berdampak baik bagi
pencipta, dan sebaliknya apabila tindakan seseorang merugikan karya cipta lagu
pencipta, maka hal itu akan berdampak buruk bagi pencipta. Adapun
1. Pembatasan Masalah
Hak Cipta, disertai dengan studi kasus Dodo Zakaria melawan Telkomsel
dan Sony BMG. Fokus penelitian pada perlindungan Hak Moral karya
cipta lagu yang dibuat oleh seorang pencipta, sejauh mana perlindungan
2. Perumusan Masalah
121 K/Pdt.Sus/2007?
2
Bambang Sungguno, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),
h.106-107.
8
1. Tujuan Penelitian
121 K/Pdt.Sus/2007.
K/Pdt.Sus/.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
melakukan review kajian terdahulu yang berkaitan dengan judul yang peneliti
atas karya cipta seni lukis dalam analisis putusan Mahkamah Agung,
mengenai hak moral atas karya cipta lagu, yang ditinjau berdasarkan
membahas apakah hak cipta atas lagu yang digunakan sebagai RBT
diatur oleh UU. No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan bagaimana
lagu. Kesimpulan tesis ini adalah perlindungan hak cipta karya lagu,
perlindungan hak moral yang diterima pencipta atas karya cipta lagu
3. Buku Dr. Henry Soelistyo, S.H., LL.M., “Hak Cipta Tanpa Hak
perlindungan hak moral yang diterima pencipta lagu atas karya cipta
4. Artikel I Gusti Putu Andre Pratista dan Ida Ayu Sukihana dengan
terjadi pada karya lagu, dan bagaimana upaya hukum yang dapat
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
undang dalam suatu penerapan hak moral atas karya cipta lagu
2. Jenis Penelitian
metode atau teknik tertentu. Teknik dari menemukan fakta terdiri dari
3. Sumber Data
yakni:
14
refrensi terkait.
4
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, h. 113.
5
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, h. 114.
6
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h.50-51.
15
buku referensi yang terkait dengan judul yang hendak diangkat oleh
peneliti akan lebih siap dengan pengetahuan yang lebih dalam dan
lengkap.
teori tentang hak moral atas karya cipta lagu ditinjau dari undang-undang
hak cipta. Dengan data-data yang diperoleh penulis dari studi dokumen
7
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986), h. 21
16
pembahasan.
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data.8 Metode analisis data dilakukan setelah data dan
7. Metode Penulisan
8
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, h. 33.
9
Sri Mamudji, Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, 2005), h. 67.
10
Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM) Fakultas Syariah dan Hukum, Pedoman
Penulisan Skripsi, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012).
17
G. Sistematika Penulisan
sistematika penulisan. Dari bab ini dapat diketahui apa yang melatar
juga untuk mengetahui apa metode yang dipakai, teknik penelitian apa
berkaitan dengan judul ini. Dalam review kajian terdahulu kita bisa
tentang bagaimana perlindungan Hak Moral atas karya cipta lagu putusan
Dalam bab ini juga akan dibahas mengenai perlindungan Hak Moral
18
penulisan skripsi ini dan juga saran yang ingin disampaikan. Simpulan
A. HAK MORAL
yang dimaksud Hak Moral yaitu hak yang melekat secara abadi pada diri
dalam ciptaan dan hak pencipta untuk melarang orang lain mengubah
orang berhak untuk mendapat perlindungan moral dan materil atas hasil
ciptaannya. Maka dari itu setiap pencipta berhak dilindungi haknya secara
1
K. Bertens, Etika Edisi Revisi, (Yogyakarta: KANISIUS, 2013), h. 6.
2
Henry Soelistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, h. 47.
19
20
moral maupun ekonomis atas karyanya berupa seni, maupun bentuk karya
lainnya.
hak moral tidak bisa dipisahkan dari penciptanya. Termasuk sebagai hak
perubahaan judul yang diusulkan orang lain. Itulah prinsip hak moral
yang dianut oleh hak cipta.4 Pada akhirnya pencipta tetap berhak untuk
3
Venantia Sri Hadiarianti, Memahami Hukum Atas Karya Intelektual¸ (Jakarta: Universitas
Katolik Indonesia Atma Jaya, 2015), h. 37.
4
H. OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights),
(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 101.
21
yang melekat pada diri Pencipta yang tidak dapat dihilangkan atau
dihapus tanpa alasan apapun. Di antara para Pencipta dan ciptaannya ada
sifat yang tidak terpisahkan atau dapat dikatakan ada hubungan integral di
antara keduanya. Suatu ciptaan ada karena adanya pencipta, dan pencipta
pencipta untuk:
dalam masyarakat.
meninggal dunia.
tertulis.
diantaranya:
circumstances).
penggunaan ciptaannya.
6
Henry Soelistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, h. 109.
25
B. HAK CIPTA
satunya adalah lagu atau musik. Karya lagu atau musik adalah ciptaan
utuh yang terdiri dari unsur lagu atau melodi, syair atau lirik dan
tersebut merupakan unsur kesatuan karya cipta. Pencipta musik atau lagu
dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi, yang dalam istilah lain
Ciptaan berupa musik atau lagu yang dibuat oleh pencipta yang
nada-nada dan notasi menjadi satu kesatuan, yang kemudian lagu tersebut
lain ataupun penyanyi lainnya. Pencipta, pemegang hak cipta atau hak
7
Hendra Tanu Atmadja, Hak Cipta Musik atau Lagu, (Jakarta: Pasca Sarjana Universitas
Indonesia, 2003), h. 55.
26
ciptaannya tersebut.
Teori hukum alam dari John Locke, menurut teori hukum alam,
bahwa pencipta memiliki hak moral dan hak ekonomi untuk menikmati
royalti yang sepadan dengan nilai karyanya, oleh karena itu hak cipta
memberi hak milik eksklusif atau suatu karya pencipta. Hal ini
masyarakat.8
tumbuh dari suatu objek tertentu, dari yang tidak berwujud (intangible)
baik dalam bidang hak cipta, paten, merek, desain industri dan lain
sebagainya.9
Lebih jelas batasan pengertian hak cipta dalam pasal 1 ayat (1)
Cipta menentukan bahwa hak cipta adalah hak eksklusif yang timbul
yang dimaksud dengan ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang
hak tersebut tanpa seizin pemegangnya. Hak ini dimiliki pencipta atau
9
Hendra Tanu Atmadja, Perlindungan Hak Cipta Berdasarkan Undang-Undang No. 19 Tahun
2002 Tentang Hak Cipta, (Jakarta: CV. Pratiwi Jaya Abadi Publishing, 2003), h. iii.
28
pemegang hak cipta yang menerima hak dari pencipta. Hak eksklusif ini
sebagai berikut:11
rekaman video;
10
Gatot Supramono, Hak Cipta dan Aspek-Aspek Hukumnya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010), h. 5.
11
Rooseno Harjowidigdo, Mengenal Hak Cipta Indonesia Beserta Peraturan Pelaksanaannya,
(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1992), h. 31.
29
atau bunyi;
(5) Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat,
diatur dalam;
pencipta dan pihak lain. Apabila pencipta sebagai pemegang Hak Cipta
12
H.OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), h. 111.
31
maka tidak perlu ada proses hukum, artinya pencipta tidak diwajibkan
proses hukum yaitu secara otomatis pencipta itu sebagai pemegang hak
cipta. Sedangkan pihak lain yang menjadi pemegang Hak Cipta harus ada
Dalam hal ini jenis lisensinya yaitu lisensi eksklusif, yang berarti sebuah
Undang Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014 bahwa Pemegang Hak Cipta
adalah pencipta sebagai pemilik Hak Cipta, pihak yang menerima hak
tersebut secara sah dari pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih
lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut secara sah. Jadi, yang
13
Tim Lindsey, d.k.k, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, (Bandung: Asian Law Group
Pty. Ltd & Penerbit P.T. Alumni, 2006), h. 334.
14
Gatot Supramono, Hak Cipta dan Aspek-Aspek Hukumnya, h. 9.
32
Cipta atau orang lain yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau
Pasal 2
Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak
Pasal 4
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) bahwa Hak Cipta tidak
tersebut dapat dialihkan dengan wasiat atau sebab lain sesuai dengan
33
dunia.
Pasal 8
Setiap orang yang tanpa izin Pemegang Hak Cipta dilarang melakukan
Hak ekonomi atas suatu Ciptaan tetap berada di tangan Pemegang Hak
Ciptaan.
Hak ekonomi yang dialihkan Pemegang Hak Cipta untuk seluruh atau
sebagian tidak dapat dialihkan untuk kedua kalinya oleh Pemegang Hak
dunia.
Tahun 2014 dan posisi judul penelitian yaitu terdapat dalam Pasal 4
mengenai Hak Cipta yang terdiri dari hak moral dan hak ekonomi, Pasal 5
Ayat (1) mengenai apa yang dimaksud dengan hak moral, Pasal 5 Ayat
(2) mengenai hak moral tidak dapat dialihkan selama Pencipta masih
mengenai pemegang hak cipta memilik hak ekonomi, dan Pasal 17 Ayat
(1) mengenai hak ekonomi atas suatu ciptaan yang tetap berada di tangan
pemegang hak cipta selama pencipta itu tidak mengalihkan seluruh hak
tersebut.15
apabila terjadi sengketa mengenai hak cipta dan ternyata pihak lain dapat
yang bersangkutan.
karena karya cipta harus memiliki bentuk yang khas, bersifat pribadi dan
15
Syarifuddin, Perjanjian Lisensi dan Pendaftaran Hak Cipta, (Bandung: P.T. ALUMNI, 2013),
h. 164.
36
dapat dilihat, dibaca atau didengar. Karena itu, banyak sekali terjadi
mempunyai data yang lengkap setiap pemohon hak cipta yang telah
mendaftarkan suatu ciptaan asli atau yang pertama kali menciptakan suatu
karya ciptaan.
eksklusif hasil karyanya itu dan jika perlu dengan bantuan negara untuk
kebutuhan masyarakat.
tidak didaftarkan akan lebih sukar dan lebih memakan waktu dalam
pembuktiannya.16
pendaftaran bukanlah syarat untuk sahnya atau diakuinya suatu hak cipta,
waktu terjadi sengketa. Hal yang penting lainnya dari pendaftaran ini
haknya.
umum ciptaan yang dapat dilihat oleh setiap orang. Mengenai cara
diajukan oleh pencipta atau pemegang hak kepada Ditjen HAKI dengan
surat rangkap dua dan ditulis dalam Bahasa Indonesia dan disertai baiaya
16
H. OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), h. 90.
38
meninggal dunia.18
yaitu:19
17
H.OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), h. 94.
18
Yusran Isnaini, Hak Cipta dan Tantangannya di Era Cyber Space, (Bogor: GHALIA
INDONESIA, 2009), h. 13.
39
lainnya;
dan
6) Karya arsitektur.
19
Rooseno Harjowidigdo, Mengenal Hak Cipta Indonesia Beserta Peraturan Pelaksanaannya,
h. 32.
40
3) Peta;
4) Karya sinematografi;
diumumkan, baik ciptaan itu diciptakan oleh orang ataupun oleh orang-
orang maupun diciptakan oleh suatu badan hukum atau instansi resmi.
1) Karya fotografi;
selama 25 tahun dimulai sejak pertama kali ciptaan itu diumumkan, baik
ciptaan itu diciptakan oleh orang atau orang-orang ataupun oleh suatu
maka negara memegang hak cipta atas ciptaan itu, kecuali ada pihak lain
Walaupun hak cipta itu dimiliki oleh seseorang atau suatu badan
hukum, maka hak cipta ini sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945
harus mempunyai fungsi sosial. Untuk itulah maka hak cipta itu
K/Pdt.Sus/2007
1. Para Pihak
S.H. M.H., 2. I Gusti Ayu Santi Pujiati, S.H., M.H., 3. Erry Gunari
Prakasa, S.H., 4. Irvan Sidiki, S.H. M.Hum., 5. Ricky Permana, S.H., dan
Central Cikini Building, Jl. Cikini Raya No. 58 Q Jakarta Pusat 10330,
42
43
Hasibuan, S.H., Indra Nathan Kusnadi, S.H., dan Laila Manja, S.H.
Firm, yang beralamat di Menara Global Lantai 3 Jl. Jend. Gatot Subroto
untuk melakukan perjanjian lisensi atas lagu “Di Dadaku Ada Kamu”,
hal ini diwakili oleh kuasanya, Hotma P.D. Sitompoel, SH., Ria Hetharia,
S.H.M.H., Sheila A. Salomo, SH., Rugun Rohana Tobing S.H., dan Sopar
2. Posisi Kasus
44
Sambung Pribadi (NSP) atau Ring Back Tone (RBT) bagi pengguna
tersebut.
Lagu berjudul “Di Dadaku Ada Kamu”, tanpa mengabaikan Hak Moral
terjadinya perubahan atas materi (komposisi) dari Lagu “Di Dadaku Ada
bersangkutan.
(Rhytm, Melody, Harmony, dan Form) yang terdapat pada lagu yang
bersangkutan. Hal inilah yang tidak diinginkan dan tidak disetujui oleh
Penggugat selaku pencipta lagu, serta dipandang telah merusak nama baik
maupun reputasi Penggugat itu sendiri. Padahal lisensi atau izin yang
46
penggunaan lagu sebagai suatu karya cipta lagu yang bersifat utuh.
milyar Rupiah);
48
seluruhnya;
49
sebagai berikut:
Tergugat II.
hukum.
Pengadilan Niaga.
51
Mengadili
sebagian;
selebihnya.
sebagai berikut:
keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena judex facti tidak
bersangkutan;
Mengadili
SELULER;
Mengadili Sendiri
- Menghukum Termohon
juta rupiah).
Agung pada hari Selasa tanggal 26 Februari 2008 oleh DR. HARIFIN A.
TUMPA, SH., MH., Hakim Agung yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah
Tahun 2002 tentang Hak Cipta, yang kini telah diperbaharui menjadi
Pelanggaran atas hak moral dari Penggugat ini dilakukan oleh Para
hak yang timbul atas ciptaanya, maka seseorang dalam hal ini pencipta harus
Berita Negara Republik Indonesia, maka sejak saat itu pencipta mempunyai hak
eksklusif dan hak-hak lainnya atas karya ciptaannya. Orang lain diwajibkan
orang tersebut melanggar hukum dan dapat dituntut secara perdata dan pidana.
Dengan maksud agar memberi efek jera bagi mereka yang melakukan
1
Otto Hasibuan, Hak Cipta Di Indonesia (Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu, Neighbouring
Rights, dan Collecting Society), (Bandung: P.T. Alumni, 2008), h. 51.
56
pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkiat tidak mengurangi Hak Pencipta
Hak Cipta atau Hak Terkait, Pengadilan Niaga dapat mengeluarkan penetapan
sementara untuk:
lebih besar”.
sebagai lex specialis, karena secara khusus mengatur hak cipta. Namun dalam
penggunaan karya cipta lagu perlindungan hukum mengenai hak moral karya
cipta lagu dalam Undang-Undang Hak Cipta No. 28 Tahun 2014 hanya
alternatif, jumlah pidana dan dendanya jauh lebih tinggi Undang-Undang Hak
Hak Cipta Nomor 28 Tahun 2014, bahwa untuk mengajukan ganti rugi yang
berbunyi:
Pemegang Hak Cipta, atau Pemilik Hak Terkait dapat memohon putusan
Terkait.”
pelanggatan hak cipta yang terjadi. Hal ini didasarkan pada kerugian yang
ditimbulkan oleh tindakan pelanggaran hak cipta, yang tentu aja diderita oleh
pemilik atau pemegang hak cipta atau hak terkait. Selain itu, negara harus
melindungi kepentingan pemilik hak, agar haknya jangan sampai dilanggar oleh
(dua) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah)”.
berbunyi:
“Pengalihan Hak Cipta atas seluruh Ciptaan kepada pihak lain tidak
mengurangi hak Pencipta atau ahli warisnya untuk menggugat setiap orang
yang dengan sengaja dan tanpa hak dan tanpa persetujuan Pencipta yang
melanggar hak moral Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)”.
dilakukan Para Pemohon, dengan alasan bahwa antara Termohon dan Pemohon
59
tersebut bahwa Pemohon akan memiliki hak secara eksklusif tanpa batas untuk
melakukan segala bentuk eksploitasi Hak Cipta terhadap lagu yang berjudul
“Di Dadaku Ada Kamu”, tanpa mengabaikan Hak Moral maupun Hak Ekonomi
yang dimana dalam Perkara Perdata Khusus antara pihak PT Sony BMG Music
tanpa batas, namun Penggugat yaitu Dodo Zakaria mau untuk menandatangani
isi dari perjanjian itu, maka secara langsung Penggugat menyetujui semua isi
perjanjian lisensi termasuk melakukan bentuk eksploitasi Hak Cipta atas lagu
Hal lain yang menjadi masalah dalam kasus ini yaitu, dalam
lagu, tidak ada satupun klausul dalam perjanjian yang memberikan izin kepada
Ada Kamu”.
Termohon Kasasi III yaitu membayar biaya perkara pada tingkat kasasi sebesar
Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah). Hal ini dikarenakan Termohon Kasasi III
berada dipihak yang kalah, maka Termohon III dihukum untuk membayar biaya
Keberadaan hak cipta dalam bidang musik atau lagu dimulai sejak
ciptaan musik atau lagu terwujud dalam bentuk yang nyata. Hak moral pencipta
adalah hak yang dapat mengklaim dirinya sebagai pencipta musik atau lagu
ciptaannya.
atas ciptaan ini dipandang sebagai hal yang harus dianggap serius. Karena
banyaknya kasus pelanggaran hak cipta, terutama hak cipta atas karya lagu dan
yang dapat berakibat pada dirugikannya pencipta lagu berkaitan dengan hak
Sehingga, banyak celah yang digunakan para pelanggar hak cipta untuk
hak moral atas karya cipta lagu. Hal ini dapat dijadikan alasan oleh beberapa
seharusnya diterima pencipta. Bahkan di sisi lain, dapat terjadi tumpang tindih
antara pihak yang melakukan pelanggaran dengan pihak yang merasa dilanggar
hak moralnya.
hak moral pencipta juga akan berakibat pada pelanggaran hak ekonomi
musik.
BAB IV
PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN
No. 121 K/Pdt.Sus/2007
A. Pertimbangan Yuridis
Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 yang telah diubah
menyatakan bahwa “…. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta
ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa
1
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum oleh Hakim (Dalam Perspektif Hukum Progresif), (Jakarta:
Sinar Grafika, 2011), h. 126.
62
63
….”, Pasal 72 ayat (6), Pasal 24 ayat (1) dan (2), Pasal 55, Pasal 56 ayat (1),
Februari 2008.
19 Tahun 2002 dalam Pasal 24 ayat (2) yaitu: “…Suatu ciptaan tidak boleh
diubah walaupun Hak Ciptanya telah diserahkan kepada pihak lain, kecuali
dengan persetujuan Pencipta atau dengan persetujuan ahli warisnya dalam hal
Pencipta telah meninggal dunia…”, Pasal 60 ayat (1) jo Pasal 55, Pasal 55
ayat (1), Pasal 58, Pasal 24 ayat (1), Pasal 72 ayat (6), yang telah diubah
B. Pertimbangan Filosofis
juga berintikan pada kebenaran dan keadilan.2 Oleh karena itu hakim dituntut
2
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum oleh Hakim (Dalam Perspektif Hukum Progresif), h. 126.
64
hukum.3
kepada semua orang, dan Hakim dituntut untuk menegakkan hukum dan
keadilan.
3
Syarif Mappiasse, Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim, (Jakarta: Kencana, 2015), h.
155.
65
secara sama oleh negara dalam segala rupa dan bebas dari tindakan
kezaliman.4
adalah negara tidak boleh membeda-bedakan antara orang satu dengan orang
lainnya, negara juga harus memperlakukan secara sama, baik dalam bidang
keadilan itu sebagai budaya dan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari,
karena apabila kita mengakui bahwa Tuhan Maha Adil, maka kita juga harus
pula keadilan. Keadilan tidak bisa ditegakkan apabila masih terdapat praktik-
4
Anwar Abbas, Bung Hatta dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Kompas, 2010), h. 173-174.
66
dapat dialkukan oleh hakim dalam praktik peradilan, yaitu melalui metode
interpretasi atau penafsiran dan yang kedua yaitu melalui metode konstruksi.5
tertentu.
akan digunakan oleh hakim pada saat hakim itu dihadapkan pada
dalih hukumnya tidak ada atau belum mengaturnya (asas isu curia
novit).
putusan pada kasus Dodo Zakaria ini. Tujuan dari interpretasi hukum ini
5
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim (Dalam Perspektif Hukum Progresif), H. 59.
67
adalah untuk merealisasikan fungsi agar hukum positif itu berlaku dan
bahasa. Metode interpretasi gramatikal merupakan cara dan upaya yang tepat
C. Pertimbangan Sosiologis
terabaikan.6
yang hidup di masyarakat, dan merupakan nilai-nilai yang lahir dan berlaku di
masyarakat.
lebih menekankan pada tujuan dan kegunaan dari hukum itu sendiri, yaitu
untuk mengabdi kepada masyarakat karena pada akhirnya hukum itu ada
untuk masyarakat.
dalam perjanjian itu Dodo Zakaria telah memberikan hak eksklusifnya kepada
Tergugat III, yang berarti Tergugat III memiliki hak secara eksklusif terhadap
kesepakatan. Apabila perjanjian itu dilanggar maka akan merugikan salah satu
pihak, dan masyarakat akan beranggapan bahwa putusan yang ditetapkan oleh
hakim itu tidak sesuai dan tidak dapat diterima oleh masyarakat.
generali dari Undang-Undang yang berlaku, dan dapat merugikan salah satu
pihak apabila pihak tersebut menyetujui begitu saja isi dari perjanjian.
pun akan percaya pada putusan hakim khususnya pada tingkat peradilan, dan
aspek sosiologisnya.
D. Analisis Penulis
tentang perlindungan hak moral seperti yang tertera dalam kasasi Pemohon I
diantaranya yaitu bahwa Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat salah
reputasi dari Pencipta, dan bila tidak ada tentunya tidak dapat dikatakan
harus bertanggung jawab secara tanggung renteng atas segala bentuk kerugian
lagu) yang berjudul “Di Dadaku Ada Kamu” untuk tujuan komersial. Untuk
sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah). Hal ini juga menunjukkan bahwa
Cipta jelas diatur mengenai pengalihan Hak Cipta kepada pihak lain tidak
Meskipun memang tidak secara jelas mengenai perlindungan Hak Moral atas
karya cipta lagu, tetapi itu juga sama halnya dengan perlindungan terhadap
hak moral yang diberikan kepada Pencipta karya lagu ataupun musik.
tentang kasus pelanggaran Hak Moral dimana hakim memutuskan perkara ini
serta Undang-Undang lainnya yang bersangkutan, yang dimana pada kasus ini
Pemohon Kasasi II. Karena Pihak Dodo Zakaria selaku Pemohon Kasasi III
(mutilasi) lagu untuk dijadikan Nada Sambung Pribadi (NSP) atau Ring Back
Tone (RBT), karena perjanjian merupakan lex specialis derogate legi generali,
yang berarti bahwa perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
tidak memberi kejelasan siapakah pihak yang telah melanggar Hak Moralnya
selaku pencipta dalam karya lagu ciptaannya yang berjudul “Di Dadaku Ada
Kamu” yang digunakan sebagai Nada Sambung Pribadi (NSP) atau Ring Back
Tone (RBT), apakah Pemohon Kasasi I atau Pemohon Kasasi II. Oleh karena
putusan Mahkamah Agung sudah tepat dan bijaksana, dan sudah sesuai
PENUTUP
A. Kesimpulan
perlindungan pelanggaran hak moral atas karya cipta lagu, khususnya dalam
kasus antara Dodo Zakaria vs Telekomunikasi Seluler dan PT. SONY BMG
1. Perlindungan Hak Moral Atas Karya Cipta Lagu dalam Putusan No.
moral antara Dodo Zakaria dengan PT. Telekomunikasi Seluler dan PT.
hak moral atas karya cipta lagu, dan dalam penegakannya perlindungan
73
74
hak moral juga akan menimbulkan persoalan lain, yang juga akan
Dodo Zakaria melawan PT. Telekomunikasi Seluler dan PT. Sony BMG
Sehingga akan tercipta suatu putusan yang adil dan bijaksana, baik untuk
B. Saran
perlindungan hukum atas suatu karya cipta lagu yang diciptakan oleh
persidangan.
penghargaan yang layak dan wajar atas Hak Moral Atas Karya Cipta
Lagu. Sikap menghargai dan melindungi hak orang lain merupakan hal
yang patut dilakukan. Disisi lain sikap menghargai dan melindungi hak
yang dapat dilakukan oleh pemilik Hak Moral sekaligus Hak Cipta.
dengan pemberian sanksi yang tegas dan tepat kepada para pelanggar.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abbas, Anwar. Bung Hatta dan Ekonomi Islam, Jakarta: Kompas, 2010.
Hasibuan, Otto. Hak Cipta di Indonesia (Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu,
Neighbouring Rights, dan Collecting Society), Bandung: P.T Alumni, 2008.
Isnaini, Yusran, Hak Cipta dan Tantangannya di Era Cyber Space, Bogor: GHALIA
INDONESIA, 2009.
Lindsey, Tim d.k.k. Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, Bandung: Asian
Law Group Pty. Ltd & Penerbit P.T Alumni, 2006.
Mahmud, Peter Marzuki. Penelitian Hukum (Edisi Revisi), Jakarta: Kencana, 2005.
Mamudji, Sri. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia. 2005.
Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM) Fakultas Syariah dan Hukum,
Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2012.
Rifai, Ahmad. Penemuan Hukum oleh Hakim (Dalam Perspektif Hukum Progresif),
Jakarta: Sinar Grafika, 2011.
76
77
Soekanto, Soerjono dan Mamudji, Sri. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011.
Soelistyo, Henry. Hak Cipta Tanpa Hak Moral. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011.
Sunggono, Bambang. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003.
Supramono, Gatot. Hak Cipta dan Aspek-Aspek Hukumnya, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2010.
Syarifuddin. Perjanjian Lisensi dan Pendaftaran Hak Cipta, Bandung: P.T Alumni,
2013.
Tanu, Hendra Atmadja. Hak Cipta Musik atau Lagu, Jakarta: Universitas Indonesia
Fakultas Hukum Pasca Sarjana, 2003.
Waluyo, Bambang. Penelitian Hukum dalam Praktek. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Peraturan-Peraturan
Putusan
CIPTA/2007/PN.NIAGA.JKT.PST