TESIS
Oleh :
DANY REZKI
NIM : 1920123063
Pembimbing :
1. Dr. ZefrizalNurdin,SH.,MH
Segala puji dan syukur penulis berikan kepada Tuhan Yang Maha Esa
menyelesaikan tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi penulis
dan istri tercinta dr. Gina Winahyu, karena atas segala cinta, kasih, pengorbanan
serta dukungan yang tiada henti-hentinya serta luar biasa besar kepada penulis
langsung ataupun secara tidak langsung dari berbagai pihak. Hal yang diberikan
kepada penulis tersebut sangatlah berarti dan berharga bagi penulis untuk
kedepannya dan tanpa bantuan yang diterima oleh penulis maka penulis tidak
akan bisa menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu pada
kepadaBapak Dr. Zefrizal Nurdin, SH., MH, selaku Pembimbing I dan Bapak Dr.
ii
Hengki Andora, SH., LLM, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu
1. Bapak Prof. Dr. Yuliandri, S.H., M.H., selaku Rektor Universitas Andalas
Padang.
2. Bapak Prof. Dr.Busyra Azheri, S.H., M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum
4. Bapak Dr. Rembrandt S.H., M.H., selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum
5. Bapak Lerri Patra, S.H., M.H, selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum
6. Bapak Dr. Azmi Fendri, S.H., MKn selaku ketua Prodi Ketua Prodi
7. Ibu Dr. Yussy Adelina Mannas, S.H., M.H, selaku Sekretaris Prodi
Universitas Andalas.
8. Bapak Prof. Dr. Kurnia Warman, SH., M.Hum selaku Tim Penguji.
iii
10. Seluruh Staf dan Karyawan dan karyawati Fakultas Hukum Universitas
Andalas.
angkatan 2019.
Dalam penyusunan tesis ini, penulis menyadari bahwa masih jauh dari
mengharapkan masukan baik berupa kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dimasa yang akan datang. Terakhir penulis sampaikan semoga tesis ini
DANY REZKI, SH
1920123063
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
BAB I PENDAHULUAN
iv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 38
e. Wanprestasi .................................................................... 56
Verstek............. ...................................................................... 86
sebagai Dasar Balik Nama Dalam Peralihan Hak Atas Tanah .... 89
v
a. Putusan perdata dengan nomor
perkara146/Pdt.G/2018/PN.Pbr ................................. 94
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan
1 Surat balasan penelitian dari kantor BPN kota Pekanbaru
2 Scan arsip putusan pengadilan No.146/Pdt.G/2018/PN Pbr yang
dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Kelas I A Pekanbaru
3 Scan arsip akta jual beli No. 179/2020
4 Scan sertipikat hak milik dari An. A. Tjin alias Kusmadi ke Han Kie
Berdasarkan Akta Jual Beli
5 Scan arsip putusan pengadilan No. 94/Pdt.G/2019/PnPbr yang
dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Kelas 1 A Pekanbaru
6 Scan Arsip Buku Tanah Sertipikat Hak Milik dari Rosmah Nas ke Anik
S Mulyani Berdasarkan putusan pengadilan
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
The results of the study show that; 1. Pekanbaru City BPN Makes
Verstek's Decision as the Basis for Transferring Names in the Transfer of Land
Rights because to avoid the involvement of the Pekanbaru city BPN office head
in the future, if there is a problem or lawsuit that goes to the Pekanbaru District
Court, Pekanbaru City BPN has the authority to process the transfer of rights
through sale and purchase or transfer of names with court decisions or court
decisions, based on the provisions of Article 55 of Government Regulation
Number 24 of 1997 concerning Land Registration. 2. The process of changing the
name of the certificate of ownership based on the Verstek decision at the
Pekanbaru City Land Office is in principle the same as the transfer of the name of
the certificate in general,
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia yang dikuasai oleh Negara. Penguasaan hak tanah oleh negara ini
sebagai dasar kebijakan terhadap legalitas tanah yang miliki kepastian hukum
terhadap lahannya, baik lahan untuk permukiman maupun lahan untuk usaha.
Masyarakat bisa lebih produktif jika lahan yang dimilikinya telah memiliki
masyarakat ataupun penegak hukum itu sendiri. Untuk itu diperlukan adanya
kehidupan masyarakat.
1
Kepastian hukum terkait kepemilikan hak tertuang dalam
tanah atau status hak dan pemegang haknya jelas. Misalnya, tanah Hak Milik
jelas bukan tanah Negara dan berbeda kriterianya dengan tanah-tanah Hak Guna
Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Pakai. Begitupun siapa-siapa saja yang boleh
mempunyai kriteria-kriteria yang berbeda. Tanah hak milik ataupun tanah hak-
(BPN). Bukti bahwa tanah tersebut telah terdaftar adalah sertifikat tanah yang
tersebut.2
1
F.X. Sumarja, Hukum Pendaftaran Tanah Edisi Revisi, Universitas Lampung,
Bandar Lampung, 2015, Hal.17.
2
2 Ibid., Hal. 18.
2
Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria dimana
pemegang hak atas suatu bidang tanah, suatu rumah susun dan hak-hak lain
3
F.X. Sumarja, Problematika Kepemilikan Tanah Bagi Orang Asing, Indepth
Publising, Bandar Lampung, 2012, Hal. 9.
3
pemegang hak yang bersangkutan. 4
pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar,
pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada
haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang
membebaninya.
Kepemilikan hak atas tanah yang sudah memiliki alas hak berupa Hak
Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Pakai, bukan jaminan
hukum yang diberikan undang-undang kepada pemilik hak atas tanah adalah
atau sengketa yang timbul kedepannya. Dalam hal peselisilahan atau sengketa
dan mufakat (mediasi) yang mana mencari penyelesaian terbaik untuk kedua
(perdamaian) diantara para pihak yang bersengketa dengan adanya pihak ketiga
4
Ali Achmad Chomzah, Hukum Agraria Pertanahan Indonesia, Jilid 2, Prestasi
Pustaka, Jakarta, 2004, Hal. 23.
4
netral sebagai mediator yang dipercaya mereka. Sebaliknya apabila tidak
tercapainya kata perdamaian secara non litigasi, dapat ditempuh dengan cara
litigasi (Pengadilan), untuk mencari keadilan bagi para pihak harus melalui
tanah dan bangunan dapat diselesaikan secara litigasi dan non litigasi. Kasus
sengketa kepemilikan hak atas tanah dan bangunan sangat jarang selesai secara
putusan verstek salah satu pihak tidak hadir dalam persidangan perihal sengketa
dalil gugatan serta pembuktian dari penggugat dimana tergugat tidak hadir
putusan verstek.
Putusan Verstek adalah putusan yang diambil dalam hal tergugat tidak
pernah hadir dalam persidangan meskipun telah dipanggil secara resmi dan
5
patut serta tidak memberikan kuasa untuk kepentinganya. Putusan verstek ini
yang adanya kerugian materiil yang mana adanya pihak kedua (tergugat),
namun tidak pernah hadir dipersidangan. Pada prinsipnya, lembaga verstek itu
dikarenakan salah satu pihak tidak hadir. Hakim secara ex officio sebelum
Terkait dengan hal tersebut diatas pasal 24 ayat (1) UUD Negara RI
b. Penuntutan;
c. Pelaksanaan putusan;
hukum sehingga rasa keadilan pada masyarakat dapat tercapai. Senada dengan
Dasar hukum lembaga verstek adalah pasal 125 HIR/149 R.Bg yang
R.Bg dan pasal 127 HIR/151 R.Bg yang menjelaskan tentang toleransi
pemanggilan untuk kedua kali dalam putusan verstek, serta pasal 128 HIR/152
Ahmad Mujahidin menjabarkan pasal 125 HIR/149 R.Bg, keseluruhan isi pasal
5
Pasal 1 ayat (8) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana.
6
Jonaedi Efendi, Rekonstruksi Dasar Pertimbangan Hukum Hakim, Prenadamedia
Group, Depok, 2018, Hal . 9.
7
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum oleh Hakim dalam Persfektif Hukum Progresif, Sinar
Grafika, Jakarta, 2010, Hal. 3.
7
ini adalah sebagai berikut:
beralasan.
8
diberitahukannya tentang hal itu, baik dengan surat maupun dengan
lisan.8
Lebih lanjut lagi mengenai ayat pertama pada pasal 125 HIR, apabila
pada hari sidang pertama gugatan tersebut tergugat tidak hadir atau tidak
menunda sidang pada hari lain dan memerintahkan untuk memanggil tergugat,
pemberitahuan tersebut bagi pihak yang datang sama dengan panggilan, apabila
tergugat tidak hadir kembali, maka dapat dijatuhkan putusan verstek. Putusan
verstek yang diharapakan dalam peralihan Hak atas Tanah yang dimohonkan
perlindungan hukum terkait kepemilikan Hak atas tanah dan adanya Kepastian
Pasal 55;
bidang tanah yang sudah didaftar atau satuan rumah susun untuk
8
Ahmad Mujahidin, Pembaharuan Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan
Mahkamah Syariah di Indonesia (Jakarta: Ikatan Hakim Indonesia IKAHI, 2008), Hal 205.
9
2. Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
Pertanahan.
3. Pencatatan hapusnya hak atas tanah, hak pengelolaan dan hak milik
berupa balik nama sertipikat kepemilikan hak atas tanah kurum tahun 2020 yang
Nama
10
2. Kasus perdata dengan nomor 94/Pdt.G/2019/PN.Pbr. Atas Nama ANIK
Kedua kasus ini, sudah berkekuatan hukum tetap dan sudah didaftarkan
mengenai peralihan hak dengan putusan verstek dengan adanya pengikatan jual
beli dimana belum diketahuinya adanya pelunasan dan atau belum adanya
dalam poses balik nama sertipikat. Sehingga Badan Pertanahan Nasional Kota
hukum tetap (inkracht) dimana diserahkan oleh Panitera kepada Kepala Kantor
dasar bagi para pihak yang dirugikan untuk mencari kepastian hukum terhadap
Kasus pada poin kedua terkait akta jual beli dibawah tangan yang sudah
terjadi peralihan haknya secara dibawah tangan berupa kwitansi, dimana dalam
hal ini sah dan mengikat. Seharusnya BPN kota Pekanbaru dapat memperoses
memperoses balik nama, tetapi dalam pelaksanaanya Kepala Kantor BPN Kota
11
Dengan adanya petimbangan hukumnya, dimana putusan hakim
untuk melakukan peralihan hak. Padahal sesuai dengan ketentuan pasal 37 ayat
Pasal ini tidak merujuk pada putusan pengadilan, kalau merujuk pada
putusan pengadilan jelas dan terang sesuai dengan ketentuan pasal 55 Peraturan
tanah yang sudah didaftar atau satuan rumah susun untuk dicatat pada
12
salinan penetapan Ketua Pengadilan yang bersangkutan yang diserahkan
3. Pencatatan hapusnya hak atas tanah, hak pengelolaan dan hak milik atas
Pertanahan Kota Pekanbaru untuk memproses balik nama sertipikat hak atas
tanah tanpa harus adanya Akta Jual Beli melalui Pejabat Pembuat Akta Tanah
tentang pendaftaran tanah disebutkan bahwa jual beli tanah harus dibuktikan
dengan sebuah akta yang dibuat dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah
Pemerintah
2) Selain menurut cara sebagai yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
b. Ketentuan Undang-Undang.
13
Dari uraian diatas ada dua permasalahan hukum yang mana perlu
dilakukan peralihan hak berdasarkan alas hak yang meyakinkan walaupun tidak
peralihan haknya.
Bertitik tolak dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti
PEKANBARU”
B. Rumusan Masalah :
C. Tujuan Penelitian
14
dikemukakan diatas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
Verstek Sebagai Dasar Balik Nama dalam Peraihan Hak atas Tanah.
D.Manfaat Penelitian
1.Secara Teoritis
Kota Pekanbaru.
2.Secara Praktis
E. Keaslian Penelitian
15
peralihan hak milik atas tanah berdasarkan putusan Verstek di Kantor
judul
Padang?
Atas Tanah?
16
b) Bagaimana Proses Peralihan Hak Atas Tanah Berdasarkan Akta
di Pekanbau?
Dunia di Pekanbau?
1.Kerangka Teoritis
9
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta: 1984, Hal.6.
17
ataupun konsep baru sebagai persepsi dalam menyelesaikan masalah
Adapun teori yang digunakan dalam penelitian tesis ini adalah dapat
a.Teori Perjanjian
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
suatu hal atau untuk tidak melakukan suatu hal, sedang pihak lain
kekayaan, di mana pihak yang satu (kreditur) berhak atas prestasi dan
13
Salim HS, Hukum Kontrak, Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta:
2003, Hal. 27.
14
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata tentang Persetujuan Tertentu, Sumur Bandung,
Bandung: 2000, Hal. 203.
15
Herlian Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian, Intermasa, Bandung: 2006, Hal. 3.
16
Ridwan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas Hukum Perdata, Rajawali Pers, Jakarta: 2008,
Hal. 203.
19
dinyatakan cukup untuk itu. Persetujuan-persetujuan harus
dilaksanakan dengan itikad baik.”
atau secara sah (Pasal 1320 KUH Perdata) adalah mengikat sebagai
kepastian hukum.17
perjanjian itu sendiri (isi perjanjian) atau yang biasa disebut sebagai
hukum. Pada dasarnya, setiap orang yang sudah dewasa atau akilbaliq
dan sehat pikirannya, adalah cakap menurut hukum. Dalam Pasal 1330
17
Ibid.
18
Ahmadi Miru, Hukum Perikatan, PT. Rajarafindo Persada, Jakarta: 2008, Hal. 67.
19
Suwari Akhmaddhian, “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen dalam Transaksi
Jual Beli Secara Elektronik di Indonesia”, Jurnal Ilmu Hukum, Fakultas Hukum
Universitas Kuningan, Volume 3, No. 2, Juli 2016, Hal. 44.
20
membuat suatu perjanjian:
jelas. Jadi suatu perjanjian tidak bisa dilakukan tanpa objek yang
dengan harga seribu rupiah misalnya karena kata sesuatu itu tidak
perihal perjanjian yang telah disepakati, hal ini tentu saja akan
sesuatu yang dapat dituntut, jadi dalam suatu perjanjian pihak kreditur
22
Dhaniswara K. Harjono, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Pusat Pengembangan Hukum dan
Bisnis Indonesia, Jakarta: 2009, Hal. 17.
22
diketahui lagi oleh Penggugat.
b.Teori Formalitas
bahwa;
23
Abintoro Prakoso, Penemuan Hukum Sistem, Metode, Aliran, dan Prosedur dalam
Menemukan Hukum, LaksBang Pressindo, Yogyakarta: 2016, Hal. 48-49.
23
Dalam suatu negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaats),
24
Sudikno Mertokusuko, Penemuan Hukum, Liberty, Yogyakarta:2001, Hal 3.
25
Jonaedi Efendi, Rekonstruksi Dasar Pertimbangan Hukum Hakim, Prenadamedia
Group, Depok, 2018, Hal 38-39.
24
tugasnya, hakim dituntut untuk bekerja secara profesional, bersif, arif,
terkait putusan Verstek sebagai alas hak milik atas tanah untuk poses
bagi setiap peristiwa konkret dan tidak boleh ada penyimpangan (flat
akan runtuh).26
26
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Persfektif Hukum Progresif, Sinar
Grafika, Jakarta, 2014, Hal. 131.
25
a. Soal dapat ditentukannya (bepaalbaarheid) hukum dalam halhal
Algra et. al, aspek penting dari kepastian hukum ialah bahwa putusan
berpendapat bahwa:
Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam penegakan hukum yaitu
27
Donald Albert Rumokoy dan Frans Maramis, Pengantar Ilmu Hukum, Rajawali Pers,
Jakarta, 2014, Hal. 141.
28
H. Salim Hs, Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta,
2010, Hal. 160.
29
Mariotedja, Teori Kepastian Dalam Perspektif Hukum, Marotedja.blogspot.com, diakses
pada tanggal 8 Desember 2020, Pukul 20.12 WIB
26
hukum harus dijalankan dengan baik atau tepat. Selain itu kepastian
Tom Tyler merumuskan 4 (empat) aspek yang harus ada agar tercipta
keadilan, yaitu:
Huijbers adalah:31
30
Husni, Hak Tanggungan Dan Eksekusi Hak Tanggungan Sebagai Perlindungan Hukum Bagi
Kreditur, Tesis, Fakultas Hukum, Universitas Wijaya Putra, Surabaya, 2012, Hal.42
31
Theo Huijbers, Filsafat Hukum dalam lintasan Sejarah, Kanisius, Jakarta, 1982, Hal. 163
27
besar, sehingga tata hukum itu tampak tidak adil pada saat itu
tata hukum itu boleh dilepaskan.”
hakim antara putusan hakim yang satu dengan putusan hakim lainnya
32
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta, 1998,
Hal.58
33
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Pranada Media Group,
Jakarta, 2008, Hal 137
28
pihak yang dirugikan terkait peralihan hak milik atas tanah berdasar
2.Kerangka Konseptual
fakta tersebut. 35
Propinsi Riau. 37
4. Hak atas tanah adalah hak atas permukaan bumi, yang berdimensi
37
Pasal 1 Ayat 22, Peraturan Menteri Negara Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Percepatan Pelaksanaan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
38
Pasal 1 Ayat 3, Peraturan Menteri Negara Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Percepatan Pelaksanaan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
30
untuk prose balik nama.
G.Metode Penelitian
prinsip umum.39
1.Tipe Penelitian
http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli/,
diakses tanggal 20 Desember 2020.Suteki dan Galang Taufani, , Metode Penelitian Hukum
(Filsafat, Teori, dan Praktik), Rajawali Pers,2018 Hal.126.
40
Badher Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, CV. Mandar Maju,
Bandung: 2008, Hal. 10.
31
mempertimbangkan bahwa titik tolak penelitian ini analisis terhadap
32
masyarakat.41
2.Sifat penelitian
makna norma hukum yang berkaitan dengan Peralihan Hak Milik Atas
Pekanbaru.
3. Teknik Sampling.
Pekanbaru.
41
H. Zainuddin Ali, M.A, Metode Penelitian Hukum, Sianar Grafika, Jakarta: 2014,
Cet. 5, Hal. 10.
33
Sampel adalah sebagian dari totalitas subjek penelitian atau
yang digunakan berdasarkan dua kasus, dari dua kasus atas Peralihan
topik penelitian ini. Secara umum jenis data yang digunakan dalam
42
Ismiyanto, Metode Penelitian, Jakarta : P2U Unnes, 2003, Hal. 5.
34
telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan
Pendaftaran Tanah.
Kehakiman.
permasalahan
yang diteliti.
35
5. Teknik Pengumpulan Data
36
data yang telah diperoleh, terutama dari kelengkapan jawaban,
dengan data yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan proses
penelitian.
37
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.Pengertian Perjanjian
adalah “persetujuan tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak
orang yang satu dengan seorang atau beberapan orang lainnya, baik untuk
adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seseorang lain atau
dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksankan sesuatu hal. 44
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang lain atau lebih.45 Menurut Setiawan rumusan Pasal 1313
43
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Ikthasar Indonesia Edisi Ketiga,
Balai Pustaka, Jakarta: 2005, Hal. 458.
44
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2005, Hal.1.
45
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Buku III,
tentang Perikatan-Perikatan Yang Dilahirkan Dari Kontrak Atau perjanjian, Pradnya
Paramita, Jakarta, 2006, Hal. 338.
38
KUHPerdata selain tidak lengkap juga sangat luas. Tidak lengkap karena
seperti :
46
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian (Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak
Komersial), Kencana, Jakarta, 2010, Hal. 16.
47
R. Soeroso, Perjanjian Di Bawah Tangan, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, Hal. 3.
48
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata Tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu, Sumur,
Bandung, 2003, Hal. 12.
39
R. Subekti mengemukakan perjanjian adalah;
Suatu persetujuan antara dua orang atau lebih saling mengikatkan diri
untuk melaksanakan suatu hal dalam harta lapangan kekayaan. 50
dengan pihak lainnya yang terletak pada lapangan harta kekayaan. Menurut
Hubungan antara subjek yang satu dengan subjek yang lain dalam bidang
harta kekayaan, di mana subjek hukum yang satu berhak atas prestasi dan
begitu juga subjek hukum yang lain berkewajiban untuk melaksanakan
prestasinya sesuai dengan yang telah disepakatinya. 51
49
Subekti, Op.Cit., Hal. 1
50
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung: 1982, Hal. 70.
51
Salim HS, Hukum Kontrak, Teori, dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta:
2008, Hal. 27.
52
J. Satrio, Op.cit., Hal. 5.
40
1. Adanya hubungan hukum, Hubungan hukum merupakan hubungan yang
juga badan hukum atau recht person, misalnya yayasan, koperasi, dan
perseroan terbatas.
3. Adanya prestasi, Prestasi menurut Pasal 1234 KUH Perdata terdiri atas
untuk memberi sesuatu, untuk berbuat sesuatu, dan untuk tidak berbuat
sesuatu.
antara dua atau lebih pelaku bisnis dituangkan dalam suatu bentuk tertulis
dan kemudian ditanda tangani oleh para pihak. Dokumen tersebut disebut
53
Sukarmi, Cyber Law: Kontrak Elektronik dalam Bayang-Bayang Pelaku Usaha, Pustaka
Sutra, Bandung: 2008, Hal. 120.
41
kesepakatan kehendak baru terjadi setelah adanya penawaran (offer) dari
oleh pihak lain dalam kontrak tersebut. Teori ini diakui secara umum di
menuliskan surat;
terjadi pada saat kehendak yang dinyatakan itu dikirim oleh pihak yang
menerima tawaran;
Dalam buku Salim H.S, selain teori-teori yang telah disebutkan di atas
Jadi, dilihat dari pihak yang menerima, yaitu pada saat baru menjatuhkan
54
Mariam Darus, Kompilasi Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung: 2001, hlm.
69.
42
ballpoint untuk menyatakan menerima, kesepakatan sudah terjadi.
Menurut teori penerimaan bahwa kesepakatan terjadi pada saat pihak yang
Teori ini diungkapkan oleh Pitlo, yang menentukan bahwa pada saat si
bagi mereka yang membuatnya agar perjanjian itu mengikat bagi yang
55 60
Salim HS, Op.cit., Hal. 40-41.
Hal. 10.
43
1)Syarat Subjektif
tidak sah.58
penyalahgunaan keadaan.
59
Hal. 11.
45
diperbolehkan atau dilarang.
diwakili oleh orang tua atau walinya. Atau, orang yang belum
pengampunya.
persetujuan suami.
46
Direksi tidak boleh mewakili perbuatan hukum PT, kecuali ada
pemberian kuasa.60
2)Syarat Objektif
Prestasi adalah apa yang menjadi kewajiban debitur dan apa yang
harus jelas dan berupa barang maupun jasa, namun dapat juga
i. Memberikan sesuatu;
61
Ibid, Hal. 15.
61
Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1986, Hal. 10.
62 69
Ibid, Hal. 30.
, Hal. 72.
47
i. Barang yang merupakan obyek perjanjian haruslah
KUHPerdata).
KUHPerdata).
iv. Barang tersebut dapat juga barang yang baru akan ada
KUHPerdata, hal yang wajib dilakukan oleh salah satu pihak dalam
63
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan Yang Lahir dari Perjanjian, PT Raja Grafindo
Persada, jakarta, 2010, Hal. 156.
48
dengan undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban umum. Sebab
“suatu perjanjian tanpa sebab, atau yang telah dibuat karena suatu
kekuatan.”
yang berbunyi: “pada umumnya tak seorang dapat mengikatkan diri atas
64
Bhim Prakoso, Materi II Kuliah Hukum Kontrak, Pasca Serjana Program Studi Ilmu Hukum
Universitas Jember, 2010, Hal. 3.
65
Rusli Effendy, Dkk, Teori Hukum, Hasanuddin University Press, Ujung Pandang, 1992, Hal. 28.
49
nama sendiri atau meminta ditetapkannya suatu janji dari pada untuk
1) Asas Konsensualisme
berlaku.67
baik lisan maupun tertulis dan mengikat para pihak dengan segala
akibat hukumnya.69
69
Suharnoko, Hukum Perjanjian (Teori dan Analisis Kasus), Kencana, Jakarta, 2012, Hal. 3.
70
Dadang Sukandar, Membuat Surat Perjanjian, CV Andi Offset, Yogyakarta, 2011, Hal. 11
51
undang-undang yang menyatakan cukup untuk itu.71
c.Unsur-unsur Perjanjian
berikut:
1) Unsur Esensialia.
2) Unsur Naturalia.
tersembunyi.
3) Unsur Aksidentalia
d.Berakhirnya Perjanjian
a. Pembayaran;
74
R. Soeroso, Perjanjian Di Bawah Tangan, Sinar Grafika, jakarta, 2010, Hal. 16
53
i. Karena berlakunya suatu syarat batal karena lewatnya waktu.
a. Pembayaran
“pembayaran”.
b. Subrogasi
54
d. Pembaharuan Hutang
perusahaan tersebut.
g. Percampuran Hutang
h. Pembebasan Hutang
55
untuk membebaskan debitur dari perikatan dan pernyataan
demi hukum.
e.Wanprestasi
aktif dan sisi pasif. Sisi aktif menimbulkan hak bagi kreditor untuk
normal antara prestasi dan kontra prestasi akan saling bertukar, namun
75
Mariam Darus, Op.cit., Hal. 116.
56
mestinya sehingga muncul peristiwa yang disebut wanprestasi
sebagaimana diatur dalam Pasal 1236 KUH Perdata dan Pasal 1239KUH
Perdata.76
dijanjikan;
dilakukannya.77
76
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian: Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial,
Kencana, Jakarta: 2010, Hal. 261.
77
Adul R. Saliman, Op.cit., Hal. 48.
57
harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan.”78
somasi, yaitu:
1. Surat perintah;
2. Akta sejenis;
termijin);
78
Maryati Bachtiar, Op.cit., Hal. 36.
79
Ibid.
80
Ibid.
58
2. Prestasi dalam perjanjian berupa tidak berbuat sesuatu, karena
wanprestasi.81
melawan hukum, lalai atau secara sengaja tidak melaksanakan sesuai bunyi
yang telah disepakati dalam kontrak, jika terbukti, maka debitor harus
bahwa tidak terlaksananya apa yang dijanjikan itu disebabkan oleh halhal
yang sama sekali tidak dapat diduga, dan di mana ia tidak dapat berbuat
apa-apa terhadap keadaan atau peristiwa yang timbul di luar dugaan tadi.
KUH Perdata, soal keadaan memaksa itu diatur dalam Pasal 1244 dan
Pasal 1245. Dua pasal ini terdapat dalam bagian yang mengatur tentang
81
Ibid.
82
Abdul R. Saliman, Loc.cit,
59
ganti rugi. Dulu para sarjana berpendapat, bahwa keadaan memaksa itu
secara mutlak, dalam arti sama sekali sudah tidak mungkin lagi bagi si
perjanjian.83
Dalam setiap perjanjian timbal balik, dianggap ada suatu asas bahwa
yang dituduh lalai, yang jika ternyata benar dapat membebaskan debitur
dari pembayaran ganti rugi ini, tidak disebutkan dalam sesuatu pasal
1951 No. 767/1950 G dalam perkara perdata antara PT. Pacific Oil
83
Maryati Bachtiar, Op.cit., Hal. 43.
84
Ibid, Hal. 46.
60
c.Kreditur telah melepaskan haknya untuk menuntut ganti rugi
(Rechtsverwerking)
haknya. Dengan ini dimaksudkan bahwa kreditur itu sudah tidak akan
(essentialia) perjanjian jual beli adalah barang dan harga. Sesuai asas
perjanjian jual beli itu sudah dilahirkan pada saat detik tercapainya
“sepakat” mengenai barang dan harga, dengan kata lain begitu kedua
belah pihak sudah setuju tentang barang dam harga, maka lahirlah
perjanjian jual beli yang sah. Sifat konsensual dari jual beli tersebut di
tanah dianggap sudah terjadi diantara kedua belah pihak bilamana pada
85
Ibid, Hal. 47.
61
saat mereka sepakat mengenai hak atas tanah yang diperjualbelikan
secara penuh.86 Syarat jual beli tanah ada 2, yaitu syarat materil dan
syarat formil. :
Jual Beli (AJB). Akta Jual Beli (AJB) tersebut sebagai syarat
Pertanahan.87
1)Syarat Materiil
penerima hak harus memenuhi syarat untuk memiliki tanah yang akan
86
Effendi Paranginan, Hukum Agraria Jilid I tentang Transaksi Jual Beli Hak Atas Tanah,
Rajwali, Jakarta, 1987, Hal 114
87
Adrian Sutedi, Op.Cit, Hal. 77
62
dibelinya.95
memperoleh hak atas tanah yang dibelinya tergantung pada hak apa
yang ada pada tanah tersebut, apakah hak milik, hak guna bangunan,
hukum dan tanah jatuh pada negara. Kedua, penjual berhak menjual
tanah tertentu saja si pemegang yang sah dari hak atas tanah tersebut
berhak untuk menjual sendiri tanah itu. Akan tetapi, bila pemilik tanah
adalah dua orang maka yang berhak menjual tanah itu ialah kedua
sebagai penjual.
dan tidak sedang dalam sengketa. Mengenai tanah-tanah hak apa yang
Agraria yaitu hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak
63
pakai. Jika salah satu syarat materiil ini tidak dipenuhi, dalam arti
dijualnya.
tanah tersebut tidak sah. Jual beli tanah yang dilakukan oleh yang tidak
2)Syarat Formil
Syarat formal dalam jual beli hak atas tanah tidak mutlak harus
64
keadaan tertentu sebagaimana yang ditentukan oleh menteri, kepala
yang dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT, tetapi yang
bersangkutan”.
warga negara Indonesia yang dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh
Keharusan akta jual beli dibuat oleh PPAT tidak hanya pada
hak atas tanah yang telah terdaftar (telah bersertifikat) atau hak milik
atas satuan rumah susun, namun juga pada hak atas tanah yang belum
tangan (bukan oleh PPAT). Dalam praktiknya, jual beli hak atas tanah
ini dibuat dengan akta dibawah tangan oleh para pihak yang
65
kertas meterainya secukupnya.
Dengan telah dibuatnya akta jual beli ini,maka pada saat itu
pihak lain sebagai pembeli. Jual beli tanah yang belum terdaftar atau
1997 tanggal 8 Oktober 1997, jual beli hak atas tanah yang belum
dilakukan jual beli ulang oleh penjual dan pembeli yang dibuat dengan
akta PPAT.
tanah tersebut belum bersertifikat, surat -surat tanah yang ada yang
66
selesai dilakukan jual beli. Setelah akta dibuat, selambat-lambatnya 7
pemindahan haknya.
menentukan bahwa akta PPAT hanyalah suatu alat bukti dan tidak
menyebut bahwa akta itu adalah syarat mutlak tentang sah tidaknya
PPAT tidak akan dapat memperoleh sertifikat, biarpun jual belinya sah
sahnya atau menentukan saat berpindahnya hak atas tanah dalam jual
beli. Menurut Pasal 26 UUPA, peralihan hak milik melalui jual beli
67
nasional akan mengubah hak milik menjadi hak pakai. Perjanjian jual
perbuatan.
tidak disertai dengan sanksi, sehingga akta PPAT itu tidak dapat
Camat juga dapat ditunjuk sebagai PPAT sementara oleh kepala BPN.
Hal ini perlu mendapat perhatian secara serius, dalam rangka melayani
68
dilaksanakan di seluruh wilayah negara. Oleh karena itu, di wilayah
yang belum cukup terdapat PPAT, camat perlu ditujuk sebagai PPAT
lain sehingga tidak lagi menjabat Kepala Desa, Camat, Kepala kantor
69
akta PPAT sejak tanggal keputusan peralihan atau penggantian jabatan
yang bersangkutan.
Akta jual beli tanah merupakan suatu hal yang sangat penting
yang berfungsi untuk terjadinya pemindahan hak milik atas tanah dan
dipedesaan terpencil, jika jual beli diharuskan dengan akta PPAT yang
belum ditunjuk PPAT oleh Kepala BPN, maka masyarakat desa akan
yaitu kedudukan atau status penjual adalah pihak yang berhak menjual
tanah. Bila dalam hak milik atas tanah terdapat lebih dari 1 pemilik,
maka yang berhak menjal tanah adalah mereka yang memiliki tanah
atau hibah. Jual beli tanah yang dilakukan hanya oleh satu orang
70
menguasai tanah itu, sewaktu-waktu orang yang berhak atas tanah itu
walaupun ia yang berhak atas tanah itu. Jual beli terlaksana kalau
yang bertindak adalah ayah dari anak itu sebagai orang yang
tidak semua pembeli dapat membeli tanah dengan status hak milik,
71
atau memilikinya, juga warga negara asing (WNA). Pembatasan
wewenang lainnya adalah akta jual beli tanah tidak boleh dilakukan
mengenai luas tanah yang dibelinya. Sering kali jual beli tanah
dilakukan dengan saksi dan surat jual beli dibuat oleh Kepala desa.
Luas yang digunakan berupa angka yang mungkin sekali berasal dari
petuk atau surat keterangan lain yang tidak didasari pengukuran dan
perhitungan kadastal.
Kesepakatan letak batas itu yang diukur oleh BPN dan dibuktikan
Dalam suatu transaksi jual beli, tidak sedikit kasus yang muncul,
atas pemindahan hak atas tanah tersebut yang telah dibalik nama ke
72
1) Mengenai kebenaran kejadian yang termuat dalam akta, misalnya
lain sebagainya.
yuridisnya.
merupakan hak waris juga bagi yang lainnya. Sebut saja harta gono-
haknya apakah disebabkan jual beli, hibah, atau warisan. Jadi, di sini
harus dilihat perpindahan haknya. Untuk jual beli harus ada perjanjian
peralihan dalam bentuk akta jual beli yang dituangkan di notaris PPAT
73
2.Syarat-syarat Terjadinya Jual Beli
bahwa jual beli adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu
lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.Peralihan hak atas tanah
yaitu PPAT dan disaksikan oleh dua orang saksi. Syarat tunai berarti
hak dari si penjual kepada si pembeli dan pembayaran harga baik sebagian
beli tanah tidak dapat dibatalkan, karena jual beli tanah bukan merupakan
yuridis atas tanahnya yang terjadi secara langsung dan real. Apabila baru
74
perbuatan hukum jual beli tanah.
Kantor Pertanahan untuk dicatatkan pada buku tanah dan sertifikat yang
Dari penjabaran diatas dalam hal peralihan Hak atas Tanah dan
khususnya proses Balik Nama Sertipikat Hak Milik dan atau Hak Guna
Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun
melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam
perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali
pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika
dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
jelas dan tegas dimana untuk proses Peralihan Hak dikarenakan jual beli
hanya dapat didaftarkan dengan akta yang dibuat melalui Pejabat Pembuat
timbal balik dalam mana pihak yang satu (si penjual) berjanji untuk
75
menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedangkan pihak lainnya (si
pembeli) berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang
bahwa jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang dan
Pada pengertian di atas jual beli ini tidak terlepas dengan adanya
jual beli ini juga tidak memiliki perbedaan dengan perjanjian pada
yang lahir akibat adanya sifat terbuka dari Buku III KUHPerdata yang
kesusilaan.
88
Handri Raharjo, Transaksi Jual Beli dan Sewa Menyewa, Yogyakarta, Pusataka Yustisia, Hal.
17
89
Harun Al Rasyid, Sekilas Tentang Jual Beli Tanah, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1987, Hal. 50
76
bentuknya bebas.90 Artinya sebagai perjanjian yang lahir karena kebutuhan
untuk dapat dilakukan jual beli antara lain adalah sertipikat belum ada
Persyaratan perjanjian pengikatan jual beli ini ada yang lahir dari
kesepakatan para pihak yang akan melakukan jual beli hak atas tanah.
Perjanjian pengikatan jual beli yang lahir pada umumnya karena akibat
ditentukan oleh undang-undang yang berkaitan dengan jual beli hak atas
tanah seperti : adanya hambatan dalam penyelesaian transaksi jual beli hak
atas tanah atau sertifikat sedang dalam proses pengurusan dan lain
undang-undang misalnya transaksi jual beli antara para pihak telah lunas
maka baru dapat dibuatkan akta jual beli (AJB) yang ditandatangani oleh
pihak penjual dan pihak pembeli dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT).
90
Herlien Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata dibidang Kenotariatan, Cetakan Ketiga,
PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2012, Hal. 270.
77
Akta Jual Beli (AJB) adalah bukti otentik telah dilakukannya
perbuatan hukum jual beli hak atas tanah oleh para pihak. Akta Jual Beli
belah pihak, isi serta hal-hal yang dituangkan didalam akta jual beli
tersebut merupakan hal yang benar bukan direkayasa. Akta Jual Beli
(AJB) merupakan suatu hal yang sangat penting yang berfungsi untuk
sehingga apa yang ingin dibuktikan itu diketahui dengan mudah dari akta
jual beli yang dibuat.92 Akta jual beli yang ditandatangani oleh para pihak
tunai dan menunjukan bahwa secara nyata atau riil perbuatan hukum jual
91
Harun Al Rasyid, Op.Cit, Hal. 64
92
Adrian Sutedi, Op.Cit, Hal. 85
78
3.Jual Beli Barang Tidak Bergerak
dan benda tidak bergerak. Mengenai benda tidak bergerak, diatur dalam
Pasal 506 – Pasal 508 KUHPer. Sedangkan untuk benda bergerak, diatur
dalam Pasal 509 – Pasal 518 KUHPer. Suatu benda dapat tergolong dalam
bahwa adapun benda yang tidak bergerak karena sifatnya ialah tanah,
termasuk segala sesuatu yang secara langsung atau tidak langsung, karena
terdapat di dalam tanah itu dan segala apa yang dibangun di situ secara
tanah atau bangunan itu untuk waktu yang agak lama, yaitu misalnya
93
Prof. Subekti, S.H. Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, 2003, Hal. 6162,
79
ditentukan oleh undang-undang, segala hak atau penagihan yang
mengenai suatu benda yang tidak bergerak. Pada sisi lain masih menurut
yang bergerak karena sifatnya ialah benda yang tidak tergabung dengan
misalnya tanah dan segala sesuatu yang melekat atau didirikan di atasnya,
barang-barang tambang.
94
A. P. Parlindungan, Pendaftaran Tanah di Indonesia, Cetakan II, Mandar Maju,
Bandung, 1990, Hal. 77
80
dengan kepemilikan tanah seperti rabuk, madu di pohon dan ikan dalam
kolam, dan sebagainya; serta bahan bangunan yang berasal dari reruntuhan
gedung yang akan dipakai lagi untuk membangun gedung tersebut, dan
lain-lain.
hasil, dan hak pakai atas kebendaan tidak bergerak, hak pengabdian tanah,
hak numpang karang, hak usaha, dan lain-lain (Pasal 508 KUHPer). Di
bergerak.
kursi, dan lain-lain (Pasal 509 KUHPer). Termasuk juga sebagai benda
KUHPer).
misalnya:
95
Ibid, Hal. 44-45,
81
b. Hak atas bunga-bunga yang diperjanjikan;
lain.
Bezit atas benda bergerak berlaku sebagai titel yang sempurna(Pasal 1977
2. Penyerahan (levering)
3. Pembebanan (bezwaring)
96
Ibid, Hal. 45-46,
82
harus dilakukan dengan gadai, sedangkan pembebanan terhadap benda
hipotik.
4. Daluwarsa (verjaring)
1977 ayat (1) KUHPer, bezit atas benda bergerak adalah sama dengan
pada saat itu atau detik itu juga ia dianggap sebagai pemiliknya.
Pendaftaran tanah melalui proses balik nama, merupakan barang tidak bergerak
dimana penyerahannya melalui akta jual beli dengan terregister di BPN Kota
83
yang berada di dalam pengadilan diatur oleh Peraturan Mahkamah Agung
salah satu ruang pengadilan tingkat pertama tidak dikenakan biaya. Proses
mediasi pada dasarnya tidak terbuka untuk umum, kecuali para pihak
menghendaki lain.
oleh penggugat atau kuasanya yang sah dan ditujukan kepada Ketua
kemudian akan diberi nomor dan didaftarkan dalam buku Register setelah
tidak mampu membayar biaya perkara, hal mana harus di buktikan dengan
84
perkara perdata, baik Gugatan Sederhana berdasarkan Peraturan
tidak pernah hadir dengan pemanggilan resmi pada sidang pertama dan
yang mana salah satu pihak tidak pernah hadir.Berbeda dengan ketentuan,
apabila tergugat tidak hadir pada hari sidang pertama atau tidak mengirim
dengan verstek.
Putusan verstek yang dimaksud oleh Pasal 149 ayat (1) RBg/ Pasal
125 ayat (1) HIR harus ditafsirkan bukanlah putusan akhir (and vonnis),
dengan tanpa hadirnya tergugat, dan hal itu dicatat secara lengkap dalam
berita acara sidang. Oleh sebab itu, kalimat “maka gugatan dikabulkan
tanpa hadirnya (verstek)” (Pasal 125 ayat (1) HIR) harus diartikan bahwa
sidang pertama dan kedua, tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut,
tetapi tidak hadir tanpa alasan sah, kemudian majelis hakim sepakat
85
berikutnya tergugat masih harus dipanggil lagi? Apabila dalam
lagi. Hal ini sesuai dengan asas equality before the law, majelis hakim
hakhal atas tanah. Hak-hak atas tanah yang langsung bersumber pada Hak
hak sesuai dengan kegiatan yang dilakukan di atas tanah tersebut yakni
Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Pakai, Hak Sewa
untuk Bangunan, dan Hak Membuka Tanah dan Memungut Hasil Hutan.
setoran pajak yang telah dibayar oleh pemiliknya. Bukti setoran pajak
itulah yang disebut Girik, Petok, Petuk, Pipil, Kikitir, atau Letter C oleh
menguasai tanah yang sudah mereka bayar tersebut. Dan bukti atas
pembayaran pajak yang sudah mereka bayar juga dianggap bisa menjadi
86
bukti bahwa mereka sudah mengikuti kewajibannya sebagai rakyat untuk
tanah kepada pemegang hak atas tanah sebagai bukti kepemilikan atas
87
Kedudukan putusan verstek yang memiliki kekuatan hukum tetap
peralihan hak atas tanah yang kedudukannya sama penting dengan akta
PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah). Untuk proses balik nama atau
88
BAB III
sadar hukum atau sering disebut taat hukum. Kuantitas peralihan hak ini
hanya sebagai pelengkap dalam peralihan hak atas tanah seperti halnya
89
perkara perdata biasa yang amar putusannya berupa putusan bukan
mengenai peralihan hak berdasarkan balik nama atas alas hak sertipikat
berdasarkan PPJB dan Akta Jual Beli bawah tangan yang mana salah satu
untuk poses balik nama dengan PPAT dan atau tanpa PPAT. Putusan
untuk peralihan hak milik atas tanah. Penulis mewawancarai kepala kantor
97
Wawancara dengan Plt. Bapak Doni Syafria, S.SiT.,M.Si , Kepala Kantor BPN Kota
Pekanbaru, Hari Senin, Tanggal 2 Agustus 202021, Bertempat di Kantor BPN Kota Pekanabru
91
Peralihan Hak Atas Tanah Terpenuhi sesuai adanya akta PPAT.
untuk membuat akta Jual Beli untuk proses Peralihan Haknya atau Balik
dasar sebagai pengganti Akta Jual Beli yang dibuat Pejabat Pembuat Akta
Tanah (PPAT) untuk proses Peralihan Hak atau Balik Nama di Kantor
sertipikat hak atas tanah tanpa harus adanya putusan pengadilan. Tetapi
yang sudah diputus pengadilan yang berkekuatan hukum tetap tidak ada
banyak waktu.100
menerima permohonan AJB dibawah tangan tanpa PPAT akan tetapi harus
mentri argaria dan tata ruang dan atau keputusan mentri bersama yang ada
100
Wawancara dengan Memby Untung Pratama,S.H., M.AP.,M.MG. Kepala Kantor BPN Kota
Pekanbaru, Hari Senin, Tanggal 14 Agustus 202021, Bertempat di Kantor BPN Kota Pekanbaru
Propinsi Riau.
101
Wawancara dengan Memby Untung Pratama,S.H., M.AP.,M.MG. Kepala Kantor BPN Kota
Pekanbaru, Hari Senin, Tanggal 14 Agustus 202021, Bertempat di Kantor BPN Kota Pekanbaru
Propinsi Riau.
93
Putusan pengadilan pegangan mutlak kepala kantor BPN Kota
Pekanbaru
Ada dua perkara yang menjadi penelitian dari penulis, mengenai gugatan
melalui akta Pengikatan Jual Beli (PPJB) yang dibuat oleh Notaris.
a)Duduk Perkara
perikatan jual beli satu unit rumah toko (ruko) 2 (dua) berikut
102
Wawancara dengan Memby Untung Pratama,S.H., M.AP.,M.MG. Kepala Kantor BPN Kota
Pekanbaru, Hari Senin,14-08-2021, Bertempat di Kantor BPN Kota Pekanbaru Propinsi
Riau.
94
tanah sebgaian dari sebidang tanah sertipikat hak milik nomor
uang tertanggal 13 November 2013, maka satu unit ruko yang akan
95
2012 dengan luas 1.000 Meter persegi terdaftar atas nama
Mei 2012 dengan luas 1.000 Meter persegi terdaftar atas nama
96
di jalan hangtuah RT.03, RW 22 yang terletak di Kelurahan
dari Tegugat dengan nilai yang sama dengan jumlah dan nilai uang
menjamin akan mengadakan proses jual beli atas ruko dan tanah
97
melakukan inkar janji (wanprestasi) yang telah merugikan
Penggugat.
agar diproses jual beli satu unit ruko di jalan hangtuah RT.03, RW
berwenang.
b)Putusan/Mengadili
hadir.
98
- Menyatakan perbuatan Tergugat inkar janji dengan tidak
99
diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru tertanggal
beriktikad baik.
kepada HAN KIE (Penggugat) atas satu unit ruko satu unit ruko di
100
Sertipikat hak milik nomor 5527 Kelurahan Rejosari yang
Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah
susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan
dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak
lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya
dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat
oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
dalam Akta Jual Beli yang dibuat dihadapan PPAT sesuai petitum
dari Penggugat. Sehingga putusan ini sangat tidak tepat, dan akan
putusan.
102
wanprestasi, melalui akta dibawah tangan.
a)Duduk Perkara
Tergugat);
103
sebesar Rp. 80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) pada tanggal
mengurusnya;
104
tinggal ditempat tersebut serta tidak memberi kabar kepada
saat ini dimana, dan karena untuk membuat akta jual beli
kepada Tergugat.
b) Putusan/Mengadili
105
- Mengatakan Tergugat telah dipanggil dengan sah dan patut tetapi
tidak hadir;
NAS;
beli tersebut;
alamatnya;
perkara ini yang hingga saat ini ditaksir sejumlah Rp. 306.000,-
106
Bahwasanya dalam amar putusan tersebut diatas tidak
membuat akta Jual Beli untuk proses Peralihan Haknya atau Balik
107
Ketua Pengadilan yang bersangkutan yang diserahkan olehnya
(1).
Pengadilan ini menjadi dasar sebagai pengganti Akta Jual Beli yang dibuat
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) untuk proses Peralihan Hak atau Balik
tanpa kepastian hukum orang tidak tahu apa yang harus diperbuatnya
dan akhirnya timbul keresahan. Tetapi terlalu menitik beratkan kepada
kepastian hukum, terlalu ketat menaati peraturan hukum akibatnya kaku
dan akan menimbulkan rasa tidak adil. Apapun yang terjadi
peraturannya adalah demikian dan harus ditaati atau dilaksanakan.
103
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta, 1998,
Hal.58
108
Undang-undang itu sering terasa kejam apabila dilaksanakan secara
ketat “lex dura, sel tamen scripta”.
Seperti halnya akta jual beli dibawah tangan dan wanprestasi, kepala kantor
berupa peralihan sertipikasi hak milik atas tanah dengan akta jual beli dibawah
Kota Pekanbaru.
Proses balik nama atau peralihan hak atas tanah dimana salah satu
pihak tidak diketahui keberadaanya dimana sering terjadi Penjual yang tidak
hokum.
109
Kepastian hukum menginginkan hukum harus dilaksanakan dan
ditegakkan secara tegas bagi setiap peristiwa konkret dan tidak boleh ada
104
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Persfektif Hukum Progresif, Sinar
Grafika, Jakarta, 2014, Hal. 131.
105
Theo Huijbers, Filsafat Hukum dalam lintasan Sejarah, Kanisius, Jakarta, 1982, Hal. 163
110
antara putusan hakim yang satu dengan putusan hakim lainnya untuk kasus
verstek tidak lepas kaitannya dengan ketentuan Pasal 124 HIR (Pasal 77
Rv) dan Pasal 125 ayat (1) HIR (Pasal 73 Rv). Jadi, pengertian teknis
111
hakim untuk memeriksa dan memutus perkara tanpa hadirnya tergugat.
sanggahan dari pihak yang tidak hadir. Apabila pada sidang pertama
yang telah ditentukan ternyata tergugat tidak hadir tanpa alasan yang
dapat dibenarkan dan tidak pula menyuruh wakilnya untuk hadir, sedang
beralasan (Pasal 149 RBg/ Pasal 125 HIR). Akan tetapi, ketidak hadiran
tergugat atau para tergugat pada sidang pertama itu tidak mesti harus
diputuskan dengan putusan verstek, sebab menurut Pasal 150 RBg/ Pasal
126 HIR hakim dapat mengambil tindak lain, yaitu memerintahkan juru
sita untuk memanggil sekali lagi tergugat tersebut supaya hadir pada
sidang berikutnya.
Putusan verstek yang dimaksud oleh Pasal 149 ayat (1) RBg/
Pasal 125 ayat (1) HIR harus ditafsirkan bukanlah putusan akhir (and
112
vonnis), tetapi putusan sela yang menyatakan bahwa perkara tersebut
diperiksa dengan tanpa hadirnya tergugat, dan hal itu dicatat secara
lengkap dalam berita acara sidang. Oleh sebab itu, kalimat “maka
gugatan dikabulkan tanpa hadirnya (verstek)” (Pasal 125 ayat (1) HIR)
dipanggil secara resmi dan patut, tetapi tidak hadir tanpa alasan sah,
tergugat tidak dipanggil lagi. Hal ini sesuai dengan asas equality before
persidangan.
Dasar hukum verstek diatur dalam Pasal 149 RBg/ 125 HIR,
113
pengadilan negeri itu, bahwa gugatannya tidak mempunyai
pokok perkara.108
dipanggil dengan patut maka gugatan itu diterima dengan putusan tak
dengan syarat:
without reason).
108
Ibid, Hal. 218-219.
114
2) Dalam hal seperti itu, hakim menjatuhkan putusan verstek
Pasal 126 HIR ditentukan bahwa: “di dalam hal tersebut pada
buat kedua kalinya datang menghadap pada hari persidangan lain, yang
Pasal 127 HIR ditentukan bahwa: “ jika seorang atau lebih dari
tidak datang disuruh panggil oleh ketua sekali lagi menghadap hari
diputuskan bagi sekalian pihak dalam satu keputusan atas mana tidak di
109
Sarwono, Hukum Acara Perdata, cet. I Jakarta: Sinar Grafika, 2011, Hal. 217 118Ibid,
110
Ibid,
115
3.Proses Peralihan Hak Dalam Putusan verstek
atau orang yang dikuasakan olehnya dengan surat kuasa tertulis sesuai
penjual harus dengan akta notaris, sedangkan surat kuasa bagi pembeli
pembuatan akta jual beli ini adalah fotokopi kartu tanda penduduk
pembeli kepada PPAT dalam pembuatan akta jual beli ini adalah
nikah.
116
kepada para pihak yang bersangkutan (penjual dan pembeli) dan
lembar asli, satu lembar disimpan di kantor PPAT dan satu lembar
pemindahan hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun ke
kuasanya,
111
Sahat HMT Sinaga, Jual beli Tanah Dan Pencatatan Peralihan Hak, Pustaka Sutra, Bekasi,
2007, Hal.36.
117
c) Akta jual beli oleh PPAT yang pada waktu pembuatan akta
Pekanbaru, yang mana salah satu pihak tidak pernah hadir atau
atau tidak.
haknya.
118
b)Penyerahan Sertifikat Peralihan Hak atas Jual Beli
dari pemegang hak yang lama sebagai penjual menjadi pemegang hak
Tanda bukti hak itu disebut sertifikat hak tanah yang terdiri atas
salinan buku tanah dan surat ukur yang dijilid menjadi satu dalam satu
sampul.
119
yang benar, selama dan sepanjang tidak ada alat pembuktian yang lain
sertifikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat
pembuktian yang kuat, dalam arti bahwa selama tidak dapat dibuktikan
harus diterima sebagai data yang benar, sepanjang data fisik dan data
yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku
persiapan pembuatan akta jual beli hak atas tanah, terlebih dahulu
120
selambat-lambatnya tujuh hari kerja. Keempat, penyerahan sertifikat.
Pekanbaru.
berupa putusan Verstek sebagai pengganti Akta Jual Beli yang dibuat
dihadapan PPAT.
diatas;
121
Sehingga perlunya akta Pejabat yang berwenang dalam hal ini
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) sesuai dengan amar putusan dan
Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah
susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan
dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak
lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat
didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh
PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
akta PPAT. Proses peralihan haknya hampir sama dengan Jual Beli
122
membuat akta Jual Beli untuk proses Peralihan Haknya atau Balik
123
3. Pencatatan hapusnya hak atas tanah, hak pengelolaan
Pengadilan ini menjadi dasar sebagai pengganti Akta Jual Beli yang
peralihan haknya tidak adanya akta PPAT secara tertulis baik pembeli
124
Pendaftaran Tanah.
125
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
mana putusan verstek sebagai dasar peralihan hak atas tanah dan bangunan
atau balik nama sertipikat, karena apabila hanya berupa akta dibawah
baik secara pidana, perdata atau upaya hukum lainnya. Khusus gugatan
(Peninjauan Kembali).
126
putusannya langsung menggunakan putusan pengadilan sebagai pengganti
B.Saran
Serta adanya arahan dari hakim memeriksa Perkara agar gugatan dan atau
memproses Balik nama Sertipikat tanpa harus adanya Akta PPAT, BPN
melalui jual beli atau balik nama dengan putusan pengadilan atau
Peraturan Mentri Agraria dan Tata Ruang, tidak satu pasal yang
127
Sehingga perlu adanya Revisi Perundang-undangan maupun Peraturan
128
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Abintoro Prakoso, 2016, Penemuan Hukum Sistem, Metode, Aliran, dan Prosedur
dalam Menemukan Hukum, LaksBang Pressindo, Yogyakarta.
Ahmad Rifai, 2014, Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Persfektif Hukum
Progresif, Sinar Grafika, Jakarta.
Badher Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, CV. Mandar
Maju, Bandung.
Donald Albert Rumokoy dan Frans Maramis, 2014 Pengantar Ilmu Hukum,
Rajawali Pers, Jakarta.
H. Salim Hs, 2010, Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
129
H. Zainuddin Ali, M.A, 2014, Metode Penelitian Hukum, Sianar Grafika,
Jakarta.
Hadari Nawawi, 2003, Metode Penelitian Bidang Sosial, Unversitas Gajah Mada
Press,Yogyakarta.
J. Satrio, 2001, Hukum Perikatan, Perikatan yang Lahir Dari Perjanjian (Buku I),
PT. Citra Aditya, Bandung.
Salim HS, 2003, Hukum Kontrak, Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar
Grafika, Jakarta.
130
Sudikno Mertokusumo, 1998, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty,
Yogyakarta.
Suteki dan Galang Taufan, 2018 Metode Penelitian Hukum (Filsafat, Teori, dan
Praktik), Rajawali Pers.
Ridwan Syahrani, 2008, Seluk Beluk dan Asas Hukum Perdata, Rajawali Pers,
Jakarta.
Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum dalam lintasan Sejarah, Kanisius, Jakarta.
B. Peraturan Perundang-undangan
UUD 1945
Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) nomor 9 tahun 1964 yang mengatur
tentang beberapa tafsiran mengenai verstek
131
C.Jurnal Ilmiah
D. Website
132
LAMPIRAN
133
2. Scan arsip putusan pengadilan No.146/Pdt.G/2018/PN Pbr yang
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
3. Scan arsip akta jual beli No. 179/2020
149
150
151
152
153
154
4. Scan sertipikat hak milik dari An. A. Tjin alias Kusmadi ke Han Kie
155
156
157
158
159
160
161
162
5. Scan arsip putusan pengadilan No. 94/Pdt.G/2019/PnPbr yang
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
6. Scan Arsip Buku Tanah Sertipikat Hak Milik dari Rosmah Nas ke Anik
175
176
177
178